23
Gejala awal berupa batuk-batuk ringan pada siang hari. Makin hari makin berat disertai batuk paroksismal selama dua hingga enam minggu. Batuk tersebut
dikenal sebagai whooing cough, yaitu batuk terus tak berhenti-henti yang diakhiri dengan tarikan napas panjang berbunyi suara melengking khas. Gejala lain adalah
anak menjadi gelisah, muka merah karena menahan batuk, pilek, serak, anoreksia tidak mau makan, dan gejala lain yang mirip influenza. Pencegahan penyakit ini
dengan melakukan imuniasi DPT diteri, pertusis, dan tetanus Depkes RI, 2005.
4. Tetanus
Penyakit tetanus adalah penyakit menular yang tidak menular dari manusia ke manusia secara langsung. Penyebabnya sejenis kuman yang dinamakan Clostridium
tetani. Binatang seperti kuda dan kerbau bertindak sebagai harbour persinggahan sementara. Gejala umum penyakit tetannus pada awalnya dapat dikatakan tidak khas
bahkan gejala ini terselimuti oleh rasa sakit yang berhubungan dengan luka yang diderita. Dalam waktu 48 jam penyakit ini dapat menjadi buruk. Penderita akan
mengalami kesulitan membuka mulut, tengkuk terasa kaku, dinding otot perut kaku dan terjadi rhisus sardonikus, yaitu suatu keadaan berupa kekejangan atau spasme
otot wajah dengan alis tertarik ke atas, sudut mulut tertarik ke luar dan ke bawah, bibir tertekan kuat pada gigi Depkes RI, 2005.
Ada tiga tipe gejala tetanus, yaitu : a.
Tipe pertama penderita hanya mengalami kontraksi otot-otot lokal, jadi tidak mengalami rhisus sardonikus.
b. Tipe generalized, yakni spasme otot khususnya otot dagu, wajah dan otot
seluruh badan.
Universitas Sumatera Utara
24
c. Tipe cephalic tipe susunan saraf pusat, tipe ini jarang terjadi. Gejalanya
timbul kekejangan pada otot-otot yang langsung mendapat sambungan saraf pusat.
Masa inkubasi biasanya 3-21 hari, walaupun rentang waktu bisa satu hari sampai beberapa bulan. Hal ini tergantung pada ciri, letak dan kedalaman luka. Rata-
rata masa inkubasi adalah 10 hari. Kebanyakan kasus terjadi dalam waktu 14 hari. Pada umumnya, makin pendek masa inkubasi biasanya karena luka terkontaminasi
berat, akibatnya makin berat penyakitnya dan makin jelek prognosisnya. Cara pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian tetanus toxoid bersama-sama
diphteria toxoid dan vaksin pertusis dalam kombinasi vaksin DPT Depkes RI, 2005.
5. Polio
Polio atau penyakit infeksi yang menyebabkan kelumpuhan kaki. Penyakit polio disebabkan oleh poliovirus genus enterovirus tipe 1, 2 dan 3. semua tipe dapat
menyebabkan kelumpuhan. Tipe 1 dapat diisolasi dari hampir semua kelumpuhan. Tipe 3 lebih jarang, demikian pula tipe 2 paling jarang. Tipe 1 paling sering
menyebabkan kejadian luar biasa. Sebagian besar kasus vaccine associated disebabkan oleh tipe 2 dan 3. Masa inkubasi umumnya 7-14 hari untuk kasus
paralitik, dengan rentang waktu antara 3-35 hari. Reservoir satu-satunya adalah manusia, dan sumber penularan biasanya penderita tanpa gejala inapparent
infection terutama anak-anak Depkes RI, 2005. Penularan terutama terjadi dari orang ke orang melalui orofecal, virus lebih
mudah dideteksi dari tinja, dalam jangka waktu panjang dibandingkan dari sekret tenggorokan. Di daerah denan sanitasi lingkungan yang baik penularan lebih sering
Universitas Sumatera Utara
25
terjadi melalui sekret faring daripada melalui rute orofecal. Cara pencegahan dengan memberikan imunisasi polio OPVOral Polio Vaccine yang sangat efektif
memproduksi antibodi terhada virus polio. Satu dosis OPV menimbulkan kekebalan terhadap ketiga tipe virus polio pada sekitar 50 penerima vaksin. Dengan 3 dosis
OPV, 95 penerima vaksin akan terlindungi dari ancaman poliomielitis, diperkirakan seumur hidup. Dosis ke empat akan meningkatkan serokonversi sehingga 3 dosis OV.
Disamping itu, virus yang ada pada OPV dapat mengimunisasi orang-orang disekitarnya dengan cara penyebaran sekunder. Hal ini dapat memutuskan rantai
penularan polio Depkes RI, 2005.
6. Campak