jam. Jika positif diuji dengan uji penegasan dan jika negatif diinkubasi kembali. Jika pada inkubasi yang kedua tidak menunjukkan hasil positif maka dianggap negatif dan
tidak dilakukan uji lanjutan dan bila positif dilakukan uji selanjutnya bagan kerja terdapat pada lampiran A, hlm 25.
3.5.2. Uji Penegasan
Tabung reaksi yang menghasilkan gas dan asam pada tahap pendugaan dikocok perlahan-lahan. Dengan menggunakan jarum ose steril dipindahkan sebanyak
2 ose benda uji ke dalam media BGLB dan diinkubasi pada suhu 35 C dan E.C Broth
pada suhu 44 C. kemudian diinkubasi selama 24 jam. apabila menghasilkan gas
menunjukkan adanya bakteri Coliform dan Coli faecal. Jumlah tabung reaksi yang menghasilkan gas dihitung pada setiap perlakuan sebagai kombinasi tabung yang
positif bagan kerja terdapat pada lampiran A, hlm 25.
3.5..3. Uji Sempurna
Uji ini dilakukan apabila terdapat hasil positif dari uji penegasan yaitu dari masing-masing media BGLB dan E.C broth yang positif ditanam pada media EMB
dan Mac.Conkey Agar. Kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C. dan
diamati koloni bakteri dari masing-masing media EMB dan Mac.Conkey Agar, dari koloni-koloni tersebut ditanam pada reaksi biokimia. Kemudian diinkubasi selama 24
jam pada suhu 37 C diamati hasil dengan menyesuaikan pada tabel IMVIC bagan
kerja terdapat pada lampiran A, hlm 25.Dan Tabel IMVIC pada lampiran C, hlm 28 .
3.6 Cara Kerja Analisa Fisik dan Kimia 3.6.1. Analisa pH Keasaman
Disc pH dimasukkan ke dalam komparator dan sampel air dimasukkan sampai tanda batas kuvet pertama banko dan kuvet kedua sampel, kemudian ditambahkan 4 tetes
Brom Thymol Blue BTB ke dalam kuvet ke dua tutup dan kocok hingga homogen, blanko sebelah kiri dan sampel sebelah kanan. Kemudian disc pH diputar hingga
Universitas Sumatera Utara
diperoleh warna sampel sesuai dengan warna standar dan dicatat hasil yang ditunjukkan pada disc warna bagan kerja terdapat pada lampiran D, hlm 29.
3.6.2. Analisa Khlorin Bebas Cl
2
Disc chlor dimasukkan ke dalam komparator dan sampel air dimasukkan sampai tanda batas kuvet pertama banko dan kuvet kedua sampel, kemudian
ditambahkan 3 tetes tetra methyl benzidine ke dalam kuvet kedua tutup dan kocok hingga homogen, blanko sebelah kiri dan sampel sebelah kanan. Kemudian disc tetra
methyl benzidine diputar hingga diperoleh warna sampel sesuai dengan warna standar dan dicatat hasil yang ditunjukkan pada disc warna bagan kerja terdapat pada
lampiran E, hlm 30.
3.6.3. Analisa Kekeruhan Turbidity
Sampel dimasukkan ke dalam Beaker gelass dan diaduk dengan batang pengaduk, kuvet diisi dengan air sebanyak 15 ml kemudian ditutup, kemudian tekan
tombol “IO” dan tekan read maka akan tertera nilai kekeruhan pada layar. Sampel dibaca pada alat turbidimeter 2100N bagan kerja terdapat pada lampiran F, hlm 31 .
3.6.4. Analisa Daya Hantar Listrik
Tekan 1 key dan CND key dan dipilih jarak yang sesuai, dan dimasukkan probe ke dalam Beaker glass yang berisi sampel air, celupkan ujung probe melebihi
rongga lubang dan probe diaduk dengan tegak lurus dan pastikan tidak ada gelembung udara. Kemudian dibiarkan beberapa saat sampai pembacaan stabil, setelah stabil catat
nilai yang tertera pada layar bagan kerja terdapat pada lampiran G, hlm 32.
3.6.5. Analisa Mangan Mn
Sampel dituang ke dalam beaker glas 500 ml, dipipet monodest sebanyak 25 ml dan dimasukkan kedalam kuvet sebagai blanko. Dipipet sebanyak 25 ml dan
dimasukkan ke dalam kuvet kedua sebagai sampel. Ditambahkan satu pillow ascorbic
Universitas Sumatera Utara
acid powder ditutup dan dikocok hingga larut kedalam 2 kuvet masing-masing 1 ml larutan Alkalin Cyanid ditutup dan dikocok hingga homogen. Tekan shif timer
kemudian blanko diletakkan pada dudukan kuvet, kemudian ditutup, tekan zero layar akan menunjukkan nilai 0,000 mgL Mn. Kemudian sampel diletakkan pada kuvet dan
ditutup. Tekan red enter dan akan ditunjukkan nilai kandungan Mn pada layar bagan kerja terdapat pada Lampiran H, hlm 33 .
3.6.6. Analisa Nitrat NO
3
Sebanyak 30 ml sampel dimasukkan ke dalam gelas ukur 50 ml kemudian ditambahkan 1 Pillow Nitraver 6 nitarat reagen powder dan diaduk hingga larut.
Kadmium dibiarkan mengendap selama 2 menit, kemudian dimasukkan 25 ml larutan jernihnya tanpa endapan kadmium ke dalam kuvet pertama sebagai sample
kemudian ditambahkan 1 pillow Nitriver 3 nitrit reagen powder tutup dan diaduk hingga larut. Tekan shif timer 10 menit kemudian dipipet sebanyak 25 ml sampel dan
dimasukkan ke dalam kuvet kedua sebagai blanko. Kemudian diletakkan pada dudukan kuvet dan ditutup dan tekan zero dan sampel diletakkan pada dudukan kuvet
kemudian tekan red dan dibaca nilai yang tertera pada layar. Bagan kerja terdapat
pada lampiran I, hlm 34.
3.6.7. Analisa Besi Fe
Ditambahkan 1 Ferrover pillow, dan diaduk beberapa saat hingga homogen kemudian dipipet 25 ml ke dalam kuvet pertama blanko dan ditambahkan 1 ml
Cyclohexanon ke dalam gelas ukur diaduk selama 30 detik, kemudian tekan shif timer larutan dituang kedalam gelas ukur dan dimasukkan ke dalam kuvet kedua, letakkan
kuvet pertama pada dudukan dan ditutup tekan zero dan sampel diletakkan pada dudukan kuvet dan tekan red nilai hasil besi akan tertera pada layar bagan kerja
terdapat pada lampiran J, hlm 35.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kualitas Air Sumur Penduduk Desa Lalang Kec. Medan Sunggal Tabel 1. Hasil Uji Sampel Air Sumur Gali Yang Terdapat di Desa Lalang
Kec. Medan Sunggal
Kode Sampel
Kondisi Fisik
Hasil Uji Fisika – Kimia
Bakteriologi pH
TdNTU DHLµ
cm Cl
2
mg l Fem
gl Mn mgl
NO
3
m
gl Total Coli
jlh 100 ml Coli Faecal
jlh 100 ml E
S S-I
Jernih 6,8
0,412 202
0,00 0,05
0,030 0,03
280 80
+ -
S-II Jernih
7,0 0,713
219 0,00
0,07 0,052
0,05 9000
3000 +
- S-III
Jernih 7,0
0,656 250
0,00 0,04
0,054 0,03
1600 500
+ -
S-IV Keruh
6,9 2,523
242 0,00
1,17 1,10
0,93 16000
5000 +
+ S-V
Keruh 6,8
71,650 900
0,00 1,34
2,832 2,69
350000 170000
+ +
S-VI Keruh
6,8 92,134
954 0,00
2,15 3,112
2,95 500000
220000 +
+ S-VII
Keruh 6,8
53,252 825
0,00 2,11
2,051 1,13
2200 1100
+ -
S-VIII Keruh
6,8 48,211
522 0,00
1,73 2,021
1,03 17000
800 +
- S-IX
Jernih 6,7
0,713 219
0,00 0,09
0,125 0,07
900 300
+ -
S-X Jernih
6,8 0,925
225 0,00
1,12 0,119
0,09 900
240 +
-
Keterangan: E = Enterobacter
S = Salmonella S I, S II, = Jl. Pinang Baris
S III, S IV = Jl. Berdikari Sunggal S V, S VI = Jl. Tani asli Sunggal
S VI, S VIII = Jl. Klambir Lima Sunggal S IX, S X = Jl. Pendidikan Sunggal
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan kualitas air sumur dengan kadar kualitas biologis, kimia dan fisika yang berbeda-beda pada masing-
masing air sumur penduduk desa Lalang . Medan Sunggal, sebagaimana terdapat pada Tabel 1, jika dilihat kondisi fisik dari air sumur didapat 5 sumur dengan kondisi jernih
dan 5 sumur dengan kondisi keruh. Akan tetapi kondisi bakteriologi hanya 1 sumur dengan jumlah total faecal coli terendah yaitu sebesar 80 sel ml. Rata-rata air sumur
yang lainnya total faecal coli di atas 240 sel ml dan yang paling tinggi terdapat pada sampel nomor S-VI yaitu sebesar 220. 000 sel ml, jika dibandingkan dengan air
PDAM seperti Tabel 2, jumlah faecal coli pada air tersebut lebih besar 2. Adanya perlakuan pada air PDAM seperti penambahan senyawa kimia seperti klor,
menyebabkan jumlah total bakteri Coliform dan faecal coli pada air tersebut sangat
Universitas Sumatera Utara
sedikit. Kadar unsur-unsur dan senyawa seperti Fe, NO
3
dan Mn pada sumur gali lebih tinggi daripada air PDAM.
Kondisi fisik dari sampel S-V dan S-VI pada jl. Tani asli terlihat keruh dan sangat tinggi jumlah MPN total coli karena penempatan sumur dekat dengan letak
septic tank dan parit.
Kadar Mn pada sampel nomor S-V, S-VI, S-VII, dan S-VIII memiliki kadar Mn di atas standar baku air minum dan air bersih. Hal ini mungkin berpengaruh
terhadap tingkat penyakit di daerah tsb, dimana penduduk menggunakan air yang belum memenuhi stándar kesehatan untuk keperluan seharí – hari.
Jumlah organisme coliform cukup banyak dalam usus manusia sekitar 200 – 400 miliar sel ml. Organisme ini dikeluarkan melalui tinja setiap harinya. Karena
jarang sekali ditemukan dalam air, keberadaan kuman ini dalam air memberi bukti kuat adanya kontaminasi tinja manusia.
Organisme ini lebih resisten terhadap proses purifikasi air secara alamiah. Bila coliform organisme ini ditemukan di dalam sample air maka dapat diambil satu
kesimpulan bahwa kuman usus patogen yang lain dapat juga ditemukan dalam sample air tersebut di atas walaupun di dalam jumlah yang kecil Chandra, B 2007
Adanya bakteri enterik seperti Salmonella dan Enterobacter seperti yang ditunjuk pada Tabel .1, hlm 20 dan dari hasil uji reaksi bio kimia pada lampiran C,
hlm 27. Mengindikasikan bahwa air sumur penduduk khususnya sumur SIV, SV, SVI terkontaminasi oleh bakteri tsb. Menurut Kep.Men.Kes.No.907MenkesSKVII2002
untuk parameter biologi adalah nol.
Air mudah tercemar oleh mikroorganisme berbahaya yang masuk melalui limbah. Air juga memainkan peranan penting dalam penyebaran penyakit malaria,
filariasis, dan penyakit kuning. Penyakit yang bersumber dari perairan ini dikenal dengan waterborn diseases Efendi, 2003. Bila dalam suatu air ditemukan bakteri
Faecal coli maka hal ini dapat menjadi indikasi bahwa air tersebut telah mengalami
Universitas Sumatera Utara
pencemaran oleh feses manusia atau hewan berdarah panas. Pencemaran materi fecal ini sangat tidak diharapkan, pada kadar tertentu dapat menyebabkan berbagai infeksi,
antara lain diare, infeksi saluran kencing dan meningitis Nugroho, 2006.
Kandungan NO
3
tertinggi terdapat pada sampel sumur gali S-V dan S-VI dan lainnya masih dibawah standar baku air minum dan air bersih, sedangkan jika dilihat
dari kandungan Fe yang tertinggi terdapat pada sampel S-VI dan S-VII. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya aktifitas dari manusia itu sendiri yang membuang
sampah pada tepat yang berdekatan dengan sumur sehinnga akan mempengaruhi kondisi air sumur.
Besi termasuk senyawa esensial bagi makhluk hidup pada tumbuhan termasuk algae, besi berperan sebagai penyusun sitokrom dan klorofil. Kadar besi yang
berlebihan dapat mengakibatkan timbulnya warna merah juga menimbulkan karat pada peralatan yang terbuat dari logam, serta dapat memudarkan bahan celupan dan
tekstil. Pada tumbuhan berperan sebagai transfer elektron pada proses fotosintesis Efendi, 2003. Tingginya kandungan logam akan menyebabkan terhambatnya proses
transport melalui dinding sel dan menghambat kerja enzim tertentu Achmad, 2004.
Ketika suatu bahan atau senyawa kompleks masuk ke dalam air bersih, proses pembusukan bahan organik ini yang dilakukan oleh organisme mikroaerob yang ingin
memperoleh energi, menyerap oksigen dalam jumlah besar. Hal ini akan menyebabkan terjadinya penurunan konsentrasi oksigen terlarut yang tersedia bagi
organisme lain didalam air. Bila penurunan ini melewati ambang batas, mahluk hidup yang membutuhkan oksigen terlarut seperti ikan akan mengalami kematian. Setiap
bahan organik membutuhkan oksigen dalam jumlah tertentu dalam proses peruraiannnya. Semakin besar oksigen yang dibutuhkan dalam proses peruraian suatu
bahan semakin besar dampak negatif yang ditimbulkan oleh bahan tersebut ketika memasuki lingkungan air. Semakin berat tingkat pencemaran air, oksigen terlarut
semakin sedikit, dan jenis organisme aerob yang dapat bertahan pada tingkat oksigen terlarut yang rendah semakin sedikit. Ketika oksigen terlarut tidak tersedia lagi,
peruraian bahan organik dilakukan oleh mikroorganisme anaerob yang mengeluarkan gas asam sulfida yang berbau Khituddin, 2003.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Hasil Uji Air Pengolahan PDAM Tirtanadi di Desa Lalang Kec.MedanSunggal