01BIRHUKMAS 1 1975. Tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum Sutrisno, et. al. 1991.
a.Kualitas Fisik
Kekeruhan dan warna air secara tidak langsung mempengaruhi terhadap perkembangbiakan beberapa bakteri patogen yang akhirnya akan mengganggu
kesehatan, sedangkan pengaruh suhu itu sendiri akan berpengaruh terhadap korosi dari alat penyimpan air atau pipa penyalur Nugroho, 2006.
b. Kualitas Kimia
Air secara alamiah tidak pernah dijumpai dalam keadaan betul-betul murni. Kemudian air tersebut baik yang di atas atau yang di bawah permukaan tanah waktu
mengalir akan menuju ke berbagai tempat yang lebih rendah letaknya, melarutkan berbagai jenis batuan yang dilaluinya atau zat organik lainnya. Sebagai suatu sistem
yang terbuka perairan mempunyai variabel input atau autput dari energi dan materi. Maka dari itu gambaran yang tepat dari sifat-sifat kimia perairan didasarkan pada
alkalinitas, kelarutan, konstanta pembentukan kompleks, potensial redoks dan pH Achmad, 2004. Di antara bahan kimia yang terdapat di dalam air dampaknya bagi
konsumen antara lain adalah sebagai berikut:
1.Mangan Mn
Endapan MnO
2
akan memberikan noda-noda pada bahan atau benda yang berwarna putih, adanya unsur ini dapat menimbulkan rasa dan bau pada minuman.
Disampimg itu pada konsentrasi 0,05 mgL unsur ini merupakan akhir batas dari usaha penghilangan dari kebanyakan air yang dicapai. Selain itu juga unsur ini dapat
bersifat toksik pada alat pernapasan dan hati Sutrisno Suliasti, 1991 .
2.Besi Fe
Universitas Sumatera Utara
Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir setiap tempat dibumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air.
Besi termasuk unsur esensial bagi makhluk hidup. Pada tumbuhan termasuk algae, besi berperan sebagai penyusun sitokrom dan klorofil. Kadar besi yang memudarkam
bahan celupan pada tekstil, kadar besi yang berlebihan akan menghambat fiksasi unsur lainnya Efendi, 2003.
3. Nitrat NO
3
Adalah bentuk senyawa nitrogen yang merupakan sebuah senyawa yang stabil. Nitrat merupakan salah satu unsur penting untuk sintesa protein tumbuh-tumbuhan
dan hewan, akan tetapi nitrat pada konsentrasi yang tinggi dapat menstimulasi pertumbuhan ganggang yang tak terbatas bila beberapa syarat lain seperti konsentrasi
fosfat dipenuhi. Sehingga air kekurangan oksigen terlarut yang menyebabkan kematian ikan.
NO
3
dapat berasal sari buangan industri bahan peledak, pupuk, cat, dsb. Kadar nitrat secara alamiah biasanya agak rendah, namun kadar nitrat dapat menjadi tinggi
sekali pada air tanah di daerah-daerah yang diberi pupuk yang mengandung nitrat. Dalam usus manusia nitrat direduksi menjadi nitrit yang dapat menyebabkan
metamoglobinemia, terutama pada bayi Alaerts Santika, 1987 .
c. Kualitas Biologis
Untuk mengamati kehadiran bioindikator dapat dilakukan dengan dua macam pendekatan, yaitu pendekatan jenis dan pendekatan komunitas. Pendekatan jenis ini
Menitik beratkan pada penilaian kualitas lingkungan yang hanya menitik beratkan pada kehadiran atau ketidak hadiran satu jenis makhluk hidup saja. Pada pendekatan
komunitas perhatian dititik beratkan pada tinggi rendahnya atau banyak sedikitnya keanekaragaman makhluk hidup didalam komunitas tersebut Nugroho, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Penentuan kualitas air menurut WHO dilakukan berdasarkan analisis kehadiran jasad indikator yaitu bakteri golongan Faecal coli yang selalu ditemukan
dalam tinja manusia atau hewan berdarah panas, oleh karena itu kehadiran bakteri ini sangat tidak diharapkan, mulai dari air minum, makanan dan lainnya. Selain itu dalam
batas tertentu bakteri ini akan menyebabkan penyakit diantaranya tipus, kolera dan disentri. Maka bakteri Coliform sebagai penentu nilai kualitas suatu bahan atau benda
terhadap ada tidaknya pencemaran fecal Suriawiria, 2005. Menurut Slack dan Synder 1978 serta Jawets et al 1986 dalam Sayuti et al 2005, bahwa habitat
bakteri Coliform umumnya di tanah dan air, sedangkan E. coli ditemukan pada saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas, dan nilai bakteri Coliform yang
tinggi menunjukkan bahwa sumber air minum tercemar berat oleh materi fecal manusia.
2. 3 Pencemaran Air di Indonesia
Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Karena untuk mendapatkan air yang bersih, sesuai dengan standar tertentu,
saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam- macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah tangga,
limbah dari kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya. Ketergantungan manusia terhadap air pun semakin besar sejalan dengan perkembangan penduduk yang semakin
meningkat.Oleh karena itu dalam pembuangan limbah domestik di daerah permukiman tersebut sebaiknya dilakukan pembuatan sistem jaringan pembuangan
limbah yang dapat menampung dan mengalirkan limbah tersebut secara baik dan benar, agar dapat mencegah terjadinya kontak antara kotoran sebagai sumber penyakit
dengan air yang sangat diperlukan untuk keperluan hidup sehari-hari Konsukartha Harmayani, 2007.
Pencemaran adalah perubahan sifat fisika, kimia dan biologi yang tidak dikehendaki ada udara, tanah dan air. Perubahan tersebut dapat menimbulkan bahaya
bagi kehidupan manusia atau organisme lainya, proses-proses industri, tempat tinggal dan peninggalan-peninggalan, atau dapat merusak sumber bahan mentah. Pencemaran
Universitas Sumatera Utara
terjadi apabila terdapat gangguan dalam daur materi yaitu apabila laju produksi suatu zat melebihi laju pembuangan atau penggunaan zat tersebut. Pencemaran merupakan
penambahan bermacam-macam bahan sebagai aktivitas manusia ke dalam lingkungan yang biasanya memberikan pengaruh berbahaya terhadap lingkungan Chahaya,
2003.
Berdasarkan hasil penelitian Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Jawa Barat dan Pemberdayaan Masyarakat Departemen Teknik Lingkungan ITB tahun
2002, dinyatakan bahwa pencemaran yang terjadi di sekitar sungai Ciliwung utamanya disebabkan oleh tingginya masukan air dari beban lateral samping. Beban
lateral yang dominan berasal dari limbah domestik Bahri Priadi, 2007. Limbah ini dapat bersifat padatan dan cairan yang masuk ke badan air berupa koloidal dan
suspensi yang bersifat inorganis tanah liat dan organis yaitu sisa protein, bakteri, sisa tanaman dan ganggang Alaerts Santika. 1987. Menurut Efendi 2003,
menyatakan pencemaran air diakibatkan masuknya bahan pencemar polutan yang dapat berupa gas, bahan-bahan terlarut, dan partikulat. Pencemar memasuki badan air
dengan berbagai cara, misalnya malalui atmosfer, tanah, limbah pertanian, limbah domestik dan perkotaan, pembuangan limbah industri dan lainnya. Limbah buangan
dari pabrik dan industri buangan non domestik khususnya industri kimia sintetik dan petrokimia, banyak yang menghasilkan senyawa rekalsitran yaitu senyawa yang
sukar larut untuk diuraikan. Kehadiran senyawa tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan kehidupan dalam air Suriawiria, 2005. Menurut Alaerts
Santika 1987, selain kehadiran bahan di atas, zat kristal juga akan mempengaruhi kualitas dari air tersebut, sebagai contoh Al2SO43 dan 14 H2O.
a. Bakteri Coliform
Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Penentuan Coliform faekal menjadi indikator pencemaran karena jumlah koloninya
pasti berkolerasi positif dengan keberadaan bakteri patogen, selain itu mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat dan sederhana dari pada mendeteksi bakteri
patogenik lain. Contoh bakteri Coliform adalah Eschericia coli, dan Enterobacter aerogenes. Jadi Coliform adalah indikator kualitas air, semakin sedikit Coliform
Universitas Sumatera Utara
semakin baik kualitas air Haryono et al, 2004. Dalam industri bahan makanan, kehadiran bakteri golongan coliform tidak diharapkan, karena menunjukkan adanya
kontaminasi dari buangan yang berasal dari pencernaan manusia dan hewan berdarah panas Handajani Firdayati, 2005.
2.4 Pengolahan Air
Pada instalasi pengolahan air permukaan yang menjadi penanganan utama adalah kekeruhan turbidity dan mikroorganisme yang mungkin bersifat patogen seringkali
lebih kompleks dibandingkan pengolahan tanah dan menghasilkan lumpur terutama dari partikel tanah yang terbawa air permukaan. Bahan kimia yang dipergunakan
untuk menangani kekeruhan maupun pemusnahan bakteri patogen disinfection sebagian mengendap bersama lumpur sisa pengolahan Azikin Silintung, 2002.
Untuk mengantisipasi tingkat pencemaran air tanah, upaya yang seharusnya dilakukan adalah melakukan pemantauan secara berkala dan berkelanjutan, sehingga dapat
diketahui lebih awal apakah air tanah yang dipantau sudah tercemar atau belum. Kalau air sudah tercemar maka upaya selanjutnya perlu mengetahui sumber, lokasi dan
upaya penang-gulangan dari pencemar tersebut. Akan tetapi untuk menanggulangi pencemaran air harus didukung oleh data yang dapat dipercaya terutama mengenai
data kualitas air dari air tanah yang dipantau Sundra, 2006.
Menurut Chandra 2007, proses pengolahan air bersih terdiri dari beberapa tahap diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Koagulasi
Dalam proses koagulasi ini air yang sudah diambil dari sungai diberi zat kaogulasi kimia, misalnya Aluminium sulfat, dengan dosis yang bervariasi, tergantung
pada turbiditas, warna, suhu dan pHnya Chandra, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2. Pencampuran
Kemudian air dimasukkan ke dalam bak pencampur dan diputar sedemikian rupa selama beberapa menit sehingga terjadi diseminasi di dalam air.
3. Flokulasi
Kemudian air diputar secara perlahan selama 30 menit untuk mengendapkan Aluminium hidroksida yang berbentuk benda berwarna putih dalam air.
4. Sedimentasi
Adalah pengendapan flokulasi bersama dengan zat yang terlarut dalam air beserta bakteri. Waktu yang diperlukan berkisar antara 2-6 jam. Paling tidak flokulat
yang mengendap 95 sebelum air dialirkan ke dalam bak rapid sand filter. Setiap bak penyaring memiliki permukaan seluas 80-90 m
2
. Tinggi bak penyaring adalah 1 meter dan di bawah lapisan pasir terdapat batu koral berdiameter 30-40 cm yang berfungsi
sebagai penyangga lapisan atas pasir di atasnya.
5. Filter atau Saringan
Digunakannya media filter atau saringan karena merupakan alat filtrasi atau penyaring memisahkan campuran solida likuid dengan media porous atau material
porous lainnya guna memisahkan sebanyak mungkin padatan tersuspensi yang paling halus. Penyaringan ini merupakan proses pemisahan antara padatan atau koloid
dengan cairan, prosesnya bisa dijadikan sebagai proses awal primary treatment dan akhir dari proses. Dikarenakan juga karena air olahan yang akan disaring berupa
cairan yang mengandung butiran halus atau bahan-bahan yang larut dan menghasilkan endapan, maka bahan-bahan tersebut dapat dipisahkan dari cairan melalui filtrasi.
Apabila air olahan mempunyai padatan yang ukuran seragam maka saringan yang digunakan adalah single medium Saifudin Astuti, 2005.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
BAHAN DAN METODA
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Mikrobiologi PDAM Tirtanadi Jln. Sisinga Mangaraja No. 1 Propinsi Sumatera Utara dari tanggal 7 Januari sampai Maret 2009.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah air sumur penduduk desa Lalang Jln. Pinang Baris, Jln. Berdikari Sunggal, Jln. Tani asli, Jln. Kelambir
lima, Jln. Pendidikan Sunggal, air pengolahan, aquadest, lactosa broth, briliant greenbile lactosa broth, Eschericia coli Broth, EMB agar, Mac.conkey agar, simon
citrat agar, voges Prouskawer, metyl red, tripel sugar iron agar, indol, larutan alkalin cyanide, ascorbic acid powder, nitraver 6 nitarat, nitriver 3 nitrit, cyclohexanon,
ferrover iron powder, brom thymol blue, tetra methyl benzidine, aquadest, monodest, dan alkohol 70. Sedangkan alat yang digunakan adalah botol Winkler, bunsen,
tabung reaksi steril, tabung Durham steril, rak tabung, cawan petri, jarum ose, inkubator, oven sterilisasi, autoklaf, kertas label, propipet, pipet serologi, pipet
sterilisasi, erlemeyer, Beaker glass, kuvet, spketrofotometer, turbidimeter, komparator, disc pH, disc chlor, dan conductivity meter.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Metoda