Otoriter Laizzes faire Penelitian Terdahulu Yang Relevan

15

2.2.4 Gaya Kepemimpinan Guru

Sekolah dan kelas adalah suatu organisasi, dimana guru adalah sebagai pemimpinnya. Guru berkewajiban mengadakan supervise atas kegiatan belajar murid, membuat rencana pengajaran bagi kelasnya, mengadakan manajemen belajar sebaik-baiknya, melakukan manejemen kelas, mengatur disiplin kelas secara demokratis Hamalik, 2004 ;124 Menurut Ahmad Rohani 2004:130 gaya atau tipe kepemimpinan guru ada tiga yaitu:

a. Otoriter

Dengan gaya kepemimpinan otoriter guru, peserta didik hanya akan aktif kalau ada guru dan kalau guru tidak mengawasi semua aktivitas menjadi menurun. Aktivitas proses belajar mengajar sangat tergantung pada guru dan menuntut banyak perhatian guru.

b. Laizzes faire

Gaya kepemimpinan yang laizes faire , biasanya tidak produktif walaupun ada pemimpin. Kalau guru ada peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan yang sifatnya ingin diperhatikan . Dalam kepemimpinan ini biasanya aktivitas pendidik lebih produktif kalau gurunya tidak ada.

c. Demokratis

Gaya kepemimpinan ini lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan guru dan peserta didik dengan dasar saling memahami dan saling mempercayai. Peserta didik akan belajar secara produktif baik pada saat diawasi guru maupun tanpa diawasi guru. http:edukasi.kompasiana.com20130308kepemimpinan-guru-dalam- pendidikan-540275.html 16

2.2.4 Aspek Kepemimpinan Guru di Kelas

Kepemimpinan merupakan hal yang mutlak dalam tiap segi kehidupan . Dari kepemimpinan Negara sampai kepemimpinan di dalam rumah tangga adalah hal yang bisa dan gampang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Tapi di sekolah? Walaupun sudah jelas ada jabatan kepala sekolah serta sederet jabatan lain yang intinya adalah pemimpin para guru, namun guru sebagai individu tidak bisa tidak harus juga punya aspek kepemimpinan diantaranya;

1. Menumbuhkan dan menyuburkan suasana mencari ilmu di kelas

Guru dibutuhkan perannya agar siswa menguasai subyek yang diajarkan, mempunyai inisiatif dalam mencari pengetahuan di luar yang diajarkan serta berserta berfikir kritis dan analisis. Di butuhkan teknik mengajar yang kreatif

2. Mengambil hati dan pikiran pribadi-pribadi yang ada disekitarnya

Mudah sekali memimpin siswa di kelas jika kita sudah bisa mengambil hati serta bisa membaca pikiran siswa di kelas. Sebenarnya tidak mudah membaca dalam membaca pikiran siswa karena memerlukan pembiasaan melihat apa yang tersirat.

3. Bermitra dalam bekerja dengan orang lain

Dalam mengajar sebuah kelas guru pastinya tidak sendiri , ada banyak pihak yang ada di sekeliling lingkup pekerjaan nya sebagai pendidik. Ada kepala sekolah , rekan sesama guru , administrasi dan pihak lain yang jika tidak diperlakukan sebagai team akan menimbulkan masalah dikemudian hari.

4. Mau mengerti diri sendiri dan orang lain

Banyak guru yang mengalami tekanan pekerjaan karena kurang berorientasi pada diri sendiri. Sikap berorientasi pada diri sendiri bukan berarti egois, tetapi lebih kepada upaya menggali apa yang menjadi potensi orang- orang disekitarnya sambil menghormati diri kita sendiri. http:edukasi.kompasiana.com20130308kepemimpinan-guru-dalam- pendidikan-540275.html 17

2.3 Motivasi Belajar

2.3.1 Pengertian Motivasi

Motivasi merupakan salah satu determinan penting dalam belajar, para ahli sukar mendifinisikannya, akan tetapi motivasi berhubungan dengan 1 arah prilaku; 2 kekuatan respon yakni usaha; 3 ketahanan prilaku, atau beberapa lama seseorang itu terus menerus berprilaku menurut cara tertentu. Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman Martinis Yamin, 2005:80.

2.3.2 Jenis-jenis Motivasi

Menurut Sudjana dalam Suparman 2010:50, motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : 1 Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri setiap individu seperti kebutuhan, bakat, kemauan, minat dan harapan. Misalnya, seorang anak yang membeli buku pelajaran biologi karena dia membutuhkan buku tersebut untuk dibaca supaya menambah wawasan dan pengetahuannya di bidang biologi. 2 Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar diri seseorang, timbul karena adanya stimulus ransangan dari luar dirinya atau lingkungannya. Misalnya, seseorang yang mengikuti sebuah kejuaraan karena ingin mendapatkan hadiah utama yaitu uang. Dalam kasus ini, maka uang menjadi motivasi orang tersebut. Dalam proses belajar mengajar, kedua motivasi ini yaitu intrinsik dan ekstrinsik sangatlah diperlukan. Keduanya merupakan dua hal yang saling berhubungan satu sama lain. 18

2.3.3 Faktor-Faktor yang Diduga Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Sardiman dalam Suparman 2010:52-54, ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi belajar anak didik, yaitu: a. Memberi angka Pemberian angka atau nilai akan menjadi motivasi tersendiri bagi anak didik. Dia bisa memilih untuk mendapatkan angka yang lebih tinggi lagi, atau minimal mempertahankan angka yang telah didapatnya. b. Hadiah Hadiah dapat menjadi motivasi tersendiri bagi siswa. Misalnya, guru menjanjikan hadiah bagi anak didik yang berhasil mencapai angka standar, atau berhasil menjawab pertanyaan. c. Saingan dan kompetisi Cara ini dapat memotivasi siswa, yang penting anak didik diarahkan untuk bersaing secara sehat dan positif denganteman-temannya. Misalnya bersaing untuk mendapatkan juara di dalam kelas. d. Ego-involement Anak didik akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik untuk menjaga harga dirinya. Guru harus menumbuhkan kesadaran pada anak didik agar merasakan dan menyadari betapa pentingnya tugas dan mnerimanya sebagai tantangan yang harus diselesaikan. e. Memberi ulangan Memberikan ulangan dapat memacu siswa untuk belajar lebih giat. Yang perlu diperhatikan guru adalah jangan terlalu memberi ulangan karena bisa menimbulkan kebosanan dan kejenuhan dalam diri anak didik. f. Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaannya, akan mendorong anak didik agar lebih giat lagi dalam belajar. Jika siswa tahu bahwa hasil belajarnya senantiasa mengalami peningkatan, maka dengan sendirinya akan memotivasi siswa untuk terus belajar. g. Pujian Pujian yang baik dan positif akan memupuk suasana yang menyenangkan dan meningkatkan gairah belajar. Yang perlu diperhatikan guru adalah ketepatan dalam memberi pujian, karena pujian bisa juga berdampak negatif di mana bisa jadikan anak didik sombong. h. Hukuman Hukuman tidak selamanya berdampak negatif jika diberikan pada saat yang tepat dengan alasan yang jelas, dan dengan jenis hukuman yang logis sesuai dengan kesalahannya. i. Minat 19 Minat adalah instrumen motivasi yang kedua setelah kebutuhan. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika dilandasi minat untuk belajar. j. Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar merupakan sesuatu yang muncul dalam diri anak didik, yang mengakibatkan anak didik mau belajar lebih giat lagi. k. Tujuan yang diakui Tujuan yang diakui dan diterima dengan baik oleh anak didik merupakan instrumen motivasi yang sangat penting. Sebab, dengan memahami tujuan yang harus dicapai, maka akan timbul gairah untuk terus belajar dengan giat dan sungguh-sungguh. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa cara untuk menumbuhkan motivasi dalam penelitian ini yaitu dengan memberikan hal-hal positif yang menarik anak didik untuk melakukan kegiatan belajar.

2.3.4 Indikator Motivasi

Menurut Uno 2009:21 ada 9 indikator Motivasi, yaitu: a Tekun menghadapi tugas dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak berhenti sebelum selesai b Ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa c Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi d Ingin mendalami bahan atau bidang pengetahuan yang diberikan e Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin tidak cepat puas dengan prestasinya f Menunjukan minat terhadap macam-macam masalah “orang dewasa” misalnya terhadap pembangunan, korupsi, keadilan, dan sebagainya g Senang dan rajin belajar, penuh semangat, cepat bosan, dengan tugas- tugas rutin, dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya kalau sudah yakin akan sesuatu, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini tersebut h Mengejar tujuan-tujuan jangka panjang dapat menunda pemuasan kebutuhan sesaat yang ingin dicapai kemudian i Senang mencari dan memecahkan soal-soal 20

2.4 Penelitian Terdahulu Yang Relevan

1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Ida Krisnawati tahun

2011 yang berjudul Hubungan Pengalaman Mengajar dengan Kreativitas Guru dalam Proses Belajar Mengajar di SMK Teknologi dan Industri Kristen Salatiga selama satu semester tahun ajaran 20092010. Dari hasil analisis data menunjukkan ada hubungan yang kuat antara Pengalaman Mengajar dengan Kreativitas Guru dalam Proses Belajar Mengajar di SMK Teknologi dan Industri Kristen Salatiga selama satu semester tahun ajaran 20092010. Hal ini di tunjukan dengan 19 guru yang kurang pengalaman mengajar tetapi mempunyai kadar kreativitas tinggi diduga mereka adalah guru yang sudah menjadikan profesi sebagai pilihan kariernya, guru berpengalaman terdapat 14 orang dan 6 orang diantaranya 36,84 memiliki kadar kreativitas yang tinggi terpaut sedikit dari guru yang kurang kreatif yaitu 5 orang 13,16 mereka sudah berpengalaman tetapi kurang kreatif umumnya guru-guru yang sudah memasuki jangka waktu pensiun. kreativitas guru di SMK Teknologi dan Industri Kristen Salatiga bervariasi dari yang kadarnya rendah sampai tinggi tetapi secara umum kadar kreativitas masih tergolong sedang, khusus mengenai kreativitas dalam meramu dan mengembangkan metode masih tergolong rendah.

2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yosep Agus Budiono tahun 2013

yang berjudul Pengaruh Gaya Mengajar dan Kepemimpinan Guru Terhadap Motivasi Belaja di Kalangan Siswa Kelas XII SMK NEGERI I SALATIGA. Berdasarkan pengujian koefisien determinasi diperoleh R Square sebesar 21 0,434 adalah penguadratan dari koefisien korelasi atau 0,659 X 0,659. Hal ini menunjukan bahwa sebesar 43,4 variasi dari motivasi belajar dapat dijelaskan oleh gaya mengajar dan kepemimpinan guru. Sedangkan sebesar 56,6 lainya dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Variabel X 1 mempengaruhi Y secara sendiri sebesar 16, setelah memasukkan variabel X 2 dalam model variabel X 2 hanya mampu menaikkan R 2 sebesar 43,4 - 16 = 27,4. Disisi lain variabel X 2 mempengaruhi Y secara sendiri sebesar 35,6, dengan memasukan variabel X 1 dalam model, ternyata X 1 mampu menaikkan nilai R 2 sebesar 43,4 - 35,6 = 7,8. Jadi dapat dikatakan bahwa variabel X 2 memberi sumbangan variabel Y lebih dominan daripada X 1 memberi sumbangan pada variabel Y. Hasil penghitungan koefisien diterminasi R 2 sebesar 0,434, berarti sebesar 43,4 variasi dari motivasi belajar dapat dijelaskan oleh gaya mengajar guru dan kepemimpinan guru. Sedangkan sebesar 56,6 lainya dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

2.5 Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Gaya Mengajar dan Kepemimpinan Guru Terhadap Motivasi Belajar di Kalangan Siswa Kelas XII SMK Negeri I Salatiga T1 162008053 BAB II

0 3 59

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Strategi Mengajar dan Kepemimpinan Guru dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Susukan T1 162008048 BAB II

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kreativitas dan Kepemimpinan Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kreativitas dan Kepemimpinan Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara T1 162008066 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kreativitas dan Kepemimpinan Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara T1 162008066 BAB IV

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kreativitas dan Kepemimpinan Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara T1 162008066 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kreativitas dan Kepemimpinan Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Gaya Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK PGRI 2 Salatiga T1 132007017 BAB II

0 1 16

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Suruh T1 BAB II

0 0 26

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Motivasi Belajar dan Kedisiplinan Belajar terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas X IPS pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga T1 BAB II

0 0 14