Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kreativitas dan Kepemimpinan Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara T1 162008066 BAB IV

(1)

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini membahas tentang hasil dan pembahasan secara perinci adalah sebagai berikut:

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1. Tempat Kedudukan

SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara berkedudukan di Jl. Leksana Karangkobar

4.1.2. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Karangkobar

SMA Negeri 1 Karangkobar berdiri pada tanggal 13 juli 1985 sehingga menerima pendaftaran pada tahun ajar 1985-1986 tetapi belum mempunyai gedung sendiri sehingga kegiatan belajar mengajar (KBM) di laksanakan di SMP Negeri 1 Karangkobar dengan kepala sekolah pengampu Bapak Haji Nurcholis. 2 tahun berikutnya yakni sekitar tahun 1987 menempati gedung baru dan hanya memiliki 3 kelas yang beralamat di Jl. Lekasana Karangkobar yang masih bernama USB kepanjangan dari Unit Sekolah Baru. Dalam perjalanan pak Nurcholis meninggal dunia karena kecelakaan sehingga kepala sekolah devinitif sejak tahun 1986 adalah Drs Kadi Wuryanto.


(2)

46

4.1.3. Visi dan Misi

a. Visi SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara

Dalam suasana religius kita ukir prestasi akademik maupun non akademik berdasarkan standar pendidikan.

b. Misi SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara

1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap peserta didik berkembang secara optimal sesuai potensi yang dimiliki 2. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh ilmu, pengetahuan dan

keterampilan, sehingga siap melanjutkan keperguruan tinggi

3. Menumbuhkan pemahaman dan pengalaman terhadap ajaran agama yang dianut dan juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan

4. Menumbuhkan sikap dan perilaku kehidupan yang sesuai dengan norma yang berlaku

5. Melaksanakan pembinaan dalam bidang sains, olah raga dan seni, budaya, adat istiadat (karakter bangsa), secara intensif

6. Menumbuhkan sikap disiplin dan manaati tata tertib kepada seluruh warga sekolah

7. Menumbuhkan semangat keunggulan secra intensif kepada seluruh warga sekolah

8. Melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler secara intensif

9. Menerapkan manajemen partisipatif dan kolektif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan stake holder


(3)

47 10.Menanamkan prinsip peduli lingkungan (7K), sehingga kampus SMAN 1

Karangkobar layak untuk berlangsungnya kegiatan belajar mengajar 11.Menerapkan pendekatan persuatif , preventif, edukatif, tanpa reprensif

c. Moto SMA Negeri 1 Karangkobar

KOBAR = Kreatif, Optimis, Berprestasi, Amal, Religius

4.2. Analisis Deskriptif

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kreativitas dan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa kelas X di SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara. Penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, maka dalam penelitian ini dibutuhkan tiga macam data, yaitu:

a. Data kreativitas guru sebagai variabel bebas (X1) b. Data kepemimpinan guru sebagai variabel bebas (X2) c. Data motivasi belajar siswa sebagai variabel terikat (Y)

Menurut Priyatno (2010:12) analisis deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasai, varian. Modus dll, juga dilakukan pengukuran skewness dan kurtosis untuk menggambarkan distribusi data normal atau tidak. Dalam pembahasan ini akan dilakukan analisis deskriptif dengan memberikan gambaran data tentang jumlah data, minimum, maksimum, mean dan standar deviasi.


(4)

48

Tabel 4.1 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Motivasi Belajar 74 29 65 52.49 7.952

Kreativitas Guru 74 23 42 34.05 3.842

Kepemimpinan Guru 74 22 45 34.39 5.608

Valid N (listwise) 74

Sumber : data yang telah diolah tahun 2013 menggunakan SPSS 17.0

Berdasarkan tabel statistik 4.1 variabel motivasi belajar siswa menunjukan bahwa jumlah data (N) sebanyak 74 mempunyai nilai rata-rata (mean) 52.49 dengan nilai maksimum 65 dan minimum 29 sedangkan standar deviasinya sebesar 7.952. Variabel kreativitas guru dengan jumlah data (N) sebanyak 74 mempunyai nilai rata-rata (mean) 34.05 dengan nilai maksimum 42 dan nilai minimum 23 sedangkan standar deviasinya sebesar 3.842. Variabel kepemimpinan guru dengan jumlah data (N) sebanyak 74 mempunyai nilai rata-rata (mean) 34.39 dengan nilai maksimum 45 dan minimum 22 sedangkan standar deviasinya sebesar 5.608.

Untuk memperjelas data-data penelitian di buat tabel distribusi frekuensi dan diagram histogram pada masing-masing variabel sebagai berikut:


(5)

49

4.3.1. Variabel Kreativitas Guru

Tabel 4.2 distribusi frekuensi variabel kreativitas guru

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 23-26 4 5.4 5.4 5.4

27-30 8 10.8 10.8 16.2

31-34 22 29.7 29.7 45.9

35-38 33 44.6 44.6 90.5

39-42 7 9.5 9.5 100.0

Total 74 100.0 100.0

Sumber : data yang telah diolah tahun 2013 menggunakan SPSS 17.0

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa 22 (45.9%) responden yang memperoleh skor rata-rata antara 31-34. 12 (16.2%) responden memperoleh skor di bawah rata-rata antara 27-30 dan respon yang lain yaitu 40 (90.5) memperoleh skor diatas rata-rata antara (35-38).

Hasil tersebut diperjelas dengan diagram histogram sebagai berikut: Grafik 4.1 Histogram Kreativitas Guru


(6)

50

4.3.2. Variabel Kepemimpinan Guru

Tabel 4.3 distribusi frekuensi variabel variabel kepemimpinan guru

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 22-26 8 10.8 10.8 10.8

27-31 12 16.2 16.2 27.0

32-36 28 37.8 37.8 64.9

37-41 18 24.3 24.3 89.2

42-46 8 10.8 10.8 100.0

Total 74 100.0 100.0

Sumber : data yang telah diolah tahun 2013 menggunakan SPSS 17.0 33

22

8 7


(7)

51 Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa 28 (64.9%) responden yang memperoleh skor rata-rata antara 32-36. 20 (27.0%) responden memperoleh skor di bawah rata-rata antara 27-31 dan respon yang lain yaitu 26 (89.2) memperoleh skor diatas rata-rata antara (37-41).

Hasil tersebut diperjelas dengan diagram histogram sebagai berikut: Grafik 4.2 Histogram Kepemimpinan Guru

28

18 12


(8)

52

4.3.3. Variabel Motivasi Belajar Siswa

Tabel 4.4 distribusi frekuensi motivasi belajar siswa

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 29-35 3 4.1 4.1 4.1

36-41 5 6.8 6.8 10.8

42-49 13 17.6 17.6 28.4

50-57 36 48.6 48.6 77.0

58-65 17 23.0 23.0 100.0

Total 74 100.0 100.0

Sumber : data yang telah diolah tahun 2013 menggunakan SPSS 17.0

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa 13 (28.4%) responden yang memperoleh skor rata-rata antara 42-49. 8 (10.8%) responden memperoleh skor di bawah rata-rata antara 36-41 dan respon yang lain yaitu 53 (77.0%) memperoleh skor diatas rata-rata antara (50-57).

Hasil tersebut diperjelas dengan diagram histogram sebagai berikut: Grafik 4.3 Histogram Motivasi Belajar Siswa


(9)

53

4.4. Uji Prasyarat Analisis Regresi 4.4.1. Uji Normalitas

Menurut Priyatno (2010:71) uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval atau pun rasio. Jika analisis menggunakan metode parametik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi, yaitu data harus berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak berdistribusi normal maka metode alternatif yang bisa digunakan adalah statistik non parametik. Dalam pembahasan ini akan digunakan uji liliefors dengan melihat nilai pada Kolmogorov-Smirnov. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05.

36

13 17


(10)

54

Tabel 4.5 Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Motivasi Belajar .174 74 .000 .938 74 .001

Kreativitas Guru .138 74 .001 .960 74 .020

Kepemimpinan Guru .094 74 .174 .973 74 .122

a. Lilliefors Significance Correction

Sumber : data yang telah diolah tahun 2013 menggunakan SPSS 17.0

Berdasarkan tabel 4.5 output Kolmogorov-Smirnov dapat di ketahui bahwa nilai signifikasi untuk variabel motivasi belajar siswa sebesar 0.000 variabel kreativitas guru sebesar 0.001, dan variabel kepemimpinan guru memiliki nilai signifikansi sebeasr 0.174 jadi dalam penelitian ini variabel kepemimpinan guru berdistribusi normal karena memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 sedangkan variabel kreativitas guru dan motivasi belajar siswa dapat dikatakan berdistribusi tidak normal karena masing-masing variabel memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05.

4.4.2. Uji Linieritas

Menurut Priyatno (2010:73) uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan test for linearity pada taraf signifikansi 0,05.


(11)

55

Tabel 4.6. Uji Linieritas Kreativitas Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

motivasib

elajarsisw

a *

kreativitas

guru

Between Groups (Combined) 1608.526 17 94.619 1.762 .058

Linearity 703.977 1 703.977 13.106 .001

Deviation from Linearity 904.549 16 56.534 1.053 .420

Within Groups 3007.960 56 53.714

Total 4616.486 73

Sumber : data yang telah diolah tahun 2013 menggunakan SPSS 17.0

Berdasarkan output dari hasil tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada variabel kreativitas guru sebesar 0.420 lebih besar dari 0,05. yang berarti data kreativitas guru dan motivasi belajar siswa dalam penelitian ini berbentuk linier.

Tabel 4.7. Uji Linieritas Kepemimpinan Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

MotivasiBelajarSiswa * KepemimpinanGuru

Between Groups (Combined) 2662.296 23 115.752 2.962 .001

Linearity 232.067 1 232.067 5.938 .018

Deviation from Linearity 2430.229 22 110.465 2.826 .001

Within Groups 1954.190 50 39.084

Total 4616.486 73


(12)

56 Berdasarkan output dari hasil tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada variabel kepemimpinan guru sebesar 0.01 kurang dari 0,05. yang berarti data kepemimpinan guru dan motivasi belajar siswa dalam penelitian ini tidak berbentuk linier.

4.5. Uji Hipotesis

4.5.1. Analisis Regresi Berganda

Menurut Priyatno (2010:61) analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independent (X1, X2,... Xn) dengan variabel dependent (Y). Analisis ini untuk memprediksikan nilai dari variabel dependent apa bila nilai variabel independent mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel dependent dengan variabel independent apakah masing-masing variabel independent berhubungan positif atau negatif.

Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 18.831 8.640 2.180 .033

Kreativitas Guru .752 .226 .364 3.335 .001

Kepemimpinan Guru .234 .155 .165 1.511 .135

a. Dependent Variable: Motivasi Belajar Siswa


(13)

57 Berdasarkan hasil dari tabel 4.8 menunjukan bahwa Y = 18.831 + 0.752 X1 + 0.234X2

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Konstanta sebesar 18.831, artinya jika kreativitas dan kepemimpinan guru nilainya adalah 0 maka motivasi belajar siswa nilainya adalah 18.831.

b) Koefesien regresi variabel kreativitas guru sebesar 0.752, artinya jika kreativitas guru meningkat 1% maka akan meningkatkan motivasi belajar siswa sebesar 0.752 dengan asumsi variabel independent lain nilainya tetap. Koefesien bernilai positif artinya terjadi pengaruh yang positif antara kreativitas guru dengan motivasi belajar siswa, semakin naik kreativitas guru semakin meningkat motivasi belajar siswa.

c) Koefesien regresi variabel kepemimpinan guru 0.234, artinya jika kepemimpinan guru meningkat 1% maka akan meningkatkan motivasi belajar siswa sebesar 0.234 dengan asumsi variabel independent lain nilainya tetap. Koefesien bernilai positif artinya terjadi pengaruh yang positif antara kepemimpinan guru dengan motivasi belajar siswa, semakin naik kepemimpinan guru semakin meningkat motivasi belajar siswa.


(14)

58

4.5.2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen yaitu kreativitas guru (X1) dan kepemimpinan guru (X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu motivasi belajar siswa (Y).

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi α = 5% tingkat signifikansi dalam hal ini berati peneliti mengambil resiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang benar sebanyak-banyaknya 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).

Rumus mencari t hitung:

t hitung

Keterangan:

r = koefesien korelasi persial n = jumlah data atau kasus

kriteria pengujian:

- thitung > ttabel maka H0 ditolak (menerima Ha) artinya ada pengaruh anatara variabel independent dengan variabel dependent

- thitung < ttabel maka H0 diterima (Ha ditolak) artinya tidak ada pengaruh antara variabel independent dengan variabel dependent


(15)

-59

Tabel 4.9. Koefisien Diterminan Kreativitas Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .391a .152 .141 7.372

a. Predictors: (Constant), kreativitasguru

Sumber : data yang telah diolah tahun 2013 menggunakan SPSS 17.0

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukan bahwa diperoleh koefisien regresi sebesar 0.152 dengan nilai thitung 3.335 > ttabel (1,9939) dan nilai signifikansi (0.001) < α (0,05) maka H0 ditolak atau Ha diterima, artinya bahwa ada pengaruh secara signifikan antara kreativitas guru terhadap motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri I Karangkobar Banjarnegara.

Tabel 4.10. Koefisien Diterminan Kepemimpinan Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .224a .050 .037 7.804

a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Guru

Sumber : data yang telah diolah tahun 2013 menggunakan SPSS 17.0

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukan bahwa diperoleh koefisien regresi sebesar 0.050 dengan nilai thitung 1.511 <ttabel (1,9939) dan nilai signifikansi (0.135) > α (0,05) H0 diterima atau Ha ditolak artinya bahwa ada pengaruh secara tidak signifikan dari kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri I Karangkobar Banjarnegara.


(16)

60

4.5.3. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen yaitu kreativitas guru (X1) dan kepemimpinan guru (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu motivasi belajar siswa (Y). Fhitung dapat di cari dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

R2 =koefesien determisi n =jumlah data atau kasus k =jumlah variabel indepeent

Kriteria dari uji F yaitu apabila Fhitung>Ftabel maka H0 ditolak (Ha diterima) yang berarti variabel kreativitas guru (X1) dan pengalaman mengajar guru (X2) mempengaruhi motivasi belajar siswa (Y), dan sebaliknya apabila Fhitung< Ftabel maka H0 diterima (Ha ditolak) yang berarti kreativitas guru (X1) dan pengalaman mengajar guru (X2) tidak mempengaruhi motivasi belajar siswa (Y). Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi α = 5%,

Hasil analisis uji F sebagai berikut:

Tabel 4.11 ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 825.865 2 412.932 7.734 .001a

Residual 3790.622 71 53.389

Total 4616.486 73

a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Guru, Kreativitas Guru b. Dependent Variable: Motivasi Belajar Siswa


(17)

61 Berdasarkan tabel 4.11 menunjukan bahwa hasil pengujian uji F diperoleh Fhitung (7.734)> Ftabel (2,146049) dan nilai signifikansi (0.001) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima artinya ada pengaruh yang signifikan antara kreativitas dan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa kelas X di SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara.

4.5.4. Analisis Diterminasi (R2)

Menurut Priyatno (2010:66) analisis diterminasi dugunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variabel indipendent (X1, X2,... Xn) secara serentak terhadap variabel dependent (Y). Koefesien ini menunjukan seberapa besar prosentase variasi variabel independent yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependent. R2 sama dengan 0 maka tidak ada sedikitpun prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independent terhadap variabel dependent. Sebaliknya R2 sama dengan 1 maka prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independent terhadap variabel dependent adalah sempurna atau variasi variabel independent yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel dependent.

Rumus mencari koefesien determinasi dengan dua variabel independent adalah:


(18)

62 Keterangan:

R2 = koedesien determinasi

ryx1 = korelasi sederhana (product moment person) anatara x1 dengan Y ryx2 = korelasi sederhana (product moment person) anatara x2 dengan Y r x1 x2 = korelasi sederhana (product moment person) anatara x1 dengan x2

Table 4.12. Koefisien Diterminasi Kreativitas dan Kepemimpinan Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .423a .179 .156 7.307

a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Guru, Kreativitas Guru Sumber : data yang telah diolah tahun 2013 menggunakan SPSS 17.0

Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh angka R Square 0.179 atau 17,9%. Hal ini menunjukan bahwa prosentase sumbangan pengaruh variabel kreativitas dan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa sebesar 17,9% atau variasi variabel independent yang digunakan dalam model (kreativitas dan kepemimpinan guru) mampu menjelaskan sebesar 17,9% variasi variabel dependent (motivasi belajar siswa) sedangkan sisanya sebesar 82.1% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini.


(19)

63

4.6. Pembahasan Hasil Analisis

Proses belajar mengajar akan berhasil manakala siswa mempunyai keinginan atau dorongan dalam dirinya sendiri untuk belajar. Keinginan atau dorongan inilah yang disebut motivasi. Motivasi merupakan salah satu determinan penting dalam belajar, para ahli sukar mendifinisikannya, akan tetapi motivasi berhubungan dengan (1) arah prilaku; (2) kekuatan respon (yakni usaha); (3) ketahanan prilaku, atau beberapa lama seseorang itu terus menerus berprilaku menurut cara tertentu. Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman (Martinis Yamin, 2005:80)

Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya. Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar. (http://sby.alazka.sch.id/kb/peran-guru-dalam-membangkitkan-motivasi-belajar-siswa/)

Pada dasarnya terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan, antara lain: guru, siswa, sarana dan prasarana, lingkungan pendidikan, kurikulum. Dari beberapa faktor tersebut, guru dalam kegiatan proses


(20)

64 pembelajaran di sekolah menempati kedudukan yang sangat penting dan tanpa mengabaikan faktor penunjang yang lain, guru sebagai subyek pendidikan yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan itu sendiri. Guru mempunyai peranan dan kedudukan kunci dalam keseluruhan proses pendidikan terutama dalam pendidikan formal, bahkan dalam keseluruhan pembangunan masyarakat pada umumnya. Dengan kreativitas dan kepemimpinan guru diharapkan siswa dapat terdorong untuk mempunyai kemauan dalam belajar, hal ini dikarenakan guru adalah orang yang berhubungan langsung dengan siswa dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan hasil analisis pengujian regresi linier berganda di peroleh hasil sebagai berikut:

Y = 18.831 + 0.752X1 + 0.234X2 dari persamaan tersebut dapat diartikan bahwa nilai konstanta adalah 18.831, kreativitas guru sebesar 0.752, kepemimpinan guru sebesar 0.234 jika kreativitas dan kepemimpinan guru adalah 0 maka motivasi belajar siswa adalah 18.831.

Ciri-ciri guru kreatif adalah guru yang mampu menumbuhkan motivasi siswa untuk berprestasi dan mampu menciptakan serta mengadakan bahan ajar dan strategi pembelajaran. Didalam mengajar seorang guru dituntut untuk lebih kreatif agar materi yang diajarkan bisa sampai kesiswa dan siswa lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Berdasarkan hasil analisis dari variabel kreativitas guru terhadap motivasi belajar siswa yaitu ada pengaruh secara signifikan antara kreativitas guru terhadap motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri I Karangkobar Banjarnegara. Hal ini dapat ditunjukan dengan pengujian


(21)

65 hipotesis secara parsial (uji t) kreativitas guru diperoleh koefisien regresi sebesar 0.152 dengan nilai thitung 3.335 > ttabel (1,9939) dan nilai signifikansi (0.001) < α (0,05) yang berarti jika kreativitas guru meningkat, maka motivasi belajar meningkat.

Kepemimpinan menurut Young dalam Kartono (2005:58) adalah bentuk dominasi didasari kemampuan pribadi, yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi khusus. Bagi seorang guru memiliki keahlian untuk mendorong siswanya agar termotivasi dalam belajar adalah salah satu peran dari seorang guru didalam kelas. Didalam kelas guru adalah seorang pemimpin yang mengatur segala proses pembelajaran didalam kelas sehingga kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik. Berdasarkan hasil analisis dari variabel kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa yaitu ada pengaruh secara tidak signifikan antara kreativitas guru terhadap motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri I Karangkobar Banjarnegara. Hal ini dapat ditunjukan dengan pengujian hipotesis secara parsial (uji t) kepemimpinan guru diperoleh koefisien regresi sebesar 0.050 dengan nilai thitung 1.511 <ttabel (1,9939) dan nilai signifikansi (0.135) > α (0,05) yang berarti jika kepemimpinan guru meningkat, maka motivasi belajar meningkat.

Hasil pengujian uji F diperoleh Fhitung (7.734)> Ftabel (2,146049) dan nilai signifikansi (0.001)<α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima artinya ada pengaruh yang signifikan antara kreativitas dan


(22)

66 kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa kelas X di SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara.

Berdasarkan data hasil pengujian uji R square besarnya pengaruh kreativitas dan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa dapat diketahui melalui koefisien determinan R square. Hasil penghitungan koefisien regresi diperoleh angka R Square sebesar 0.179 atau 17,9%. Hal ini menunjukan bahwa prosentase sumbangan pengaruh variabel kreativitas dan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa sebesar 17,9%. atau variasi variabel independent yang digunakan dalam model (kreativitas dan kepemimpinan guru) mampu menjelaskan sebesar 17,9%. Sedangkan sisanya sebesar 82.1% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini.


(1)

61

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukan bahwa hasil pengujian uji F diperoleh Fhitung (7.734)> Ftabel (2,146049) dan nilai signifikansi (0.001) < α (0,05), maka

dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima artinya ada pengaruh yang

signifikan antara kreativitas dan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa kelas X di SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara.

4.5.4. Analisis Diterminasi (R2)

Menurut Priyatno (2010:66) analisis diterminasi dugunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh variabel indipendent (X1, X2,... Xn)

secara serentak terhadap variabel dependent (Y). Koefesien ini menunjukan seberapa besar prosentase variasi variabel independent yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependent. R2 sama dengan 0 maka tidak ada sedikitpun prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independent terhadap variabel dependent. Sebaliknya R2 sama dengan 1 maka prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independent terhadap variabel dependent adalah sempurna atau variasi variabel independent yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel dependent.

Rumus mencari koefesien determinasi dengan dua variabel independent adalah:


(2)

62

Keterangan:

R2 = koedesien determinasi

ryx1 = korelasi sederhana (product moment person) anatara x1 dengan Y

ryx2 = korelasi sederhana (product moment person) anatara x2 dengan Y

r x1 x2 = korelasi sederhana (product moment person) anatara x1 dengan x2 Table 4.12. Koefisien Diterminasi Kreativitas dan Kepemimpinan Guru

terhadap Motivasi Belajar Siswa Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .423a .179 .156 7.307

a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan Guru, Kreativitas Guru

Sumber : data yang telah diolah tahun 2013 menggunakan SPSS 17.0

Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh angka R Square 0.179 atau 17,9%. Hal ini menunjukan bahwa prosentase sumbangan pengaruh variabel kreativitas dan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa sebesar 17,9% atau variasi variabel independent yang digunakan dalam model (kreativitas dan kepemimpinan guru) mampu menjelaskan sebesar 17,9% variasi variabel dependent (motivasi belajar siswa) sedangkan sisanya sebesar 82.1% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini.


(3)

63 4.6. Pembahasan Hasil Analisis

Proses belajar mengajar akan berhasil manakala siswa mempunyai keinginan atau dorongan dalam dirinya sendiri untuk belajar. Keinginan atau dorongan inilah yang disebut motivasi. Motivasi merupakan salah satu determinan penting dalam belajar, para ahli sukar mendifinisikannya, akan tetapi motivasi berhubungan dengan (1) arah prilaku; (2) kekuatan respon (yakni usaha); (3) ketahanan prilaku, atau beberapa lama seseorang itu terus menerus berprilaku menurut cara tertentu. Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman (Martinis Yamin, 2005:80)

Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya. Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau melakukan belajar. (http://sby.alazka.sch.id/kb/peran-guru-dalam-membangkitkan-motivasi-belajar-siswa/)

Pada dasarnya terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan, antara lain: guru, siswa, sarana dan prasarana, lingkungan pendidikan, kurikulum. Dari beberapa faktor tersebut, guru dalam kegiatan proses


(4)

64

pembelajaran di sekolah menempati kedudukan yang sangat penting dan tanpa mengabaikan faktor penunjang yang lain, guru sebagai subyek pendidikan yang sangat menentukan keberhasilan pendidikan itu sendiri. Guru mempunyai peranan dan kedudukan kunci dalam keseluruhan proses pendidikan terutama dalam pendidikan formal, bahkan dalam keseluruhan pembangunan masyarakat pada umumnya. Dengan kreativitas dan kepemimpinan guru diharapkan siswa dapat terdorong untuk mempunyai kemauan dalam belajar, hal ini dikarenakan guru adalah orang yang berhubungan langsung dengan siswa dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan hasil analisis pengujian regresi linier berganda di peroleh hasil sebagai berikut:

Y = 18.831 + 0.752X1 + 0.234X2 dari persamaan tersebut dapat diartikan

bahwa nilai konstanta adalah 18.831, kreativitas guru sebesar 0.752, kepemimpinan guru sebesar 0.234 jika kreativitas dan kepemimpinan guru adalah 0 maka motivasi belajar siswa adalah 18.831.

Ciri-ciri guru kreatif adalah guru yang mampu menumbuhkan motivasi siswa untuk berprestasi dan mampu menciptakan serta mengadakan bahan ajar dan strategi pembelajaran. Didalam mengajar seorang guru dituntut untuk lebih kreatif agar materi yang diajarkan bisa sampai kesiswa dan siswa lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Berdasarkan hasil analisis dari variabel kreativitas guru terhadap motivasi belajar siswa yaitu ada pengaruh secara signifikan antara kreativitas guru terhadap motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri I Karangkobar Banjarnegara. Hal ini dapat ditunjukan dengan pengujian


(5)

65

hipotesis secara parsial (uji t) kreativitas guru diperoleh koefisien regresi sebesar 0.152 dengan nilai thitung 3.335 > ttabel (1,9939) dan nilai signifikansi (0.001) < α

(0,05) yang berarti jika kreativitas guru meningkat, maka motivasi belajar meningkat.

Kepemimpinan menurut Young dalam Kartono (2005:58) adalah bentuk dominasi didasari kemampuan pribadi, yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi khusus. Bagi seorang guru memiliki keahlian untuk mendorong siswanya agar termotivasi dalam belajar adalah salah satu peran dari seorang guru didalam kelas. Didalam kelas guru adalah seorang pemimpin yang mengatur segala proses pembelajaran didalam kelas sehingga kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik. Berdasarkan hasil analisis dari variabel kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa yaitu ada pengaruh secara tidak signifikan antara kreativitas guru terhadap motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri I Karangkobar Banjarnegara. Hal ini dapat ditunjukan dengan pengujian hipotesis secara parsial (uji t) kepemimpinan guru diperoleh koefisien regresi sebesar 0.050 dengan nilai thitung 1.511 <ttabel (1,9939) dan nilai signifikansi (0.135) > α (0,05) yang berarti

jika kepemimpinan guru meningkat, maka motivasi belajar meningkat.

Hasil pengujian uji F diperoleh Fhitung (7.734)> Ftabel (2,146049) dan nilai

signifikansi (0.001)<α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha


(6)

66

kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa kelas X di SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara.

Berdasarkan data hasil pengujian uji R square besarnya pengaruh kreativitas dan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa dapat diketahui melalui koefisien determinan R square. Hasil penghitungan koefisien regresi diperoleh angka R Square sebesar 0.179 atau 17,9%. Hal ini menunjukan bahwa prosentase sumbangan pengaruh variabel kreativitas dan kepemimpinan guru terhadap motivasi belajar siswa sebesar 17,9%. atau variasi variabel independent yang digunakan dalam model (kreativitas dan kepemimpinan guru) mampu menjelaskan sebesar 17,9%. Sedangkan sisanya sebesar 82.1% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Gaya Mengajar dan Kepemimpinan Guru Terhadap Motivasi Belajar di Kalangan Siswa Kelas XII SMK Negeri I Salatiga T1 162008053 BAB IV

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Strategi Mengajar dan Kepemimpinan Guru dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Susukan T1 162008048 BAB IV

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kreativitas dan Kepemimpinan Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kreativitas dan Kepemimpinan Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara T1 162008066 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kreativitas dan Kepemimpinan Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara T1 162008066 BAB II

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kreativitas dan Kepemimpinan Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara T1 162008066 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kreativitas dan Kepemimpinan Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Karangkobar Banjarnegara

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Gaya Kepemimpinan Guru dan Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMK PGRI 2 Salatiga T1 132007017 BAB IV

0 0 13

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Suruh T1 BAB IV

0 0 12

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Motivasi Belajar dan Kedisiplinan Belajar terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas X IPS pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga T1 BAB IV

0 1 22