Deskripsi Proses Terapi Rasional Emotif dalam Menangani Rasa Tidak Percaya

dan dinamika pengentasan masalahnya mirip “ penyembuhan penyakit”, pernah juga disebut “konseling klinis” clinical counseling. Pendekatan ini dipelopori oleh E.G. Williamson dan J.G. Darley yang berasumsi dasar bahwa klien tidak mampu mengatasi sendiri masalah yang dihadapinya.Karena itu kilen membutuhkan bantuan dari orang yaitu konselor. Dengan demikian, inisiatif dan peranan utama pemecahan masalah lebih banyak dilakukan oleh konselor. Klien bersifat menerima perlakuan dan keputusan yang dibuat oleh konselor. Dalam konseling ini diperlukan data yang lengkap tentang klien untuk dipergunakan dalam usaha diagnosis. a. Langkah pertama Dalam langkah ini, konselor berusaha membangun suasana kekeluargaan kepada Klien agar terjadi keakraban dan keterbukaan terhadap Klien.Dan bisa tenang menceritakan masalahnya. b. Langkah kedua Langkah selanjutnya konselor adalah menunjukan pemikiran-pemikiran Klien yang tidak rasional, agar Klien mengerti bahwa pemikiran dia yang salah itulah yang menyebabkan timbulnya masalah dalam dirinya.Seperti pemikiran Klien yang menganggap bahwa hidup yang dijalani adalah sia-sia karena bukan kehidupan yang dia inginkan melainkan akibat paksaan orang tua.Dan disitulah konselor mengubah pola pikir klien agar tidak beranggapan seperti itu. c. Langkah ketiga Pada langkah ini konselor membimbing Klien agar mau berfikir secara rasional, dan membuang pemikirin dia yang irasional yang menyebabkan terjadinya masalah dalam hidupnya. Konselor terus berusaha untuk mengajak ngobrol klien membuka pemikiran Klien tentang pemikirannya tersebut, mengajak Klien untuk berfikir kedapan, bahwa masa depan dia masih panjang, bahwa pemikiran dia itu salah, maka hal yang seperti itulah yang seharusnya membuat Klien semangat untuk menunjukan pada keluarga bahwa kamu bisa menjadi yang terbaik walupun itu semua bukan pilihan hatimu sendiri, bukan keinginannmu. Dan kalau kamu bisa membuktikan itu pada keluarga, yakinlah keluargamu tidak akan menuntut kamu lagi untuk melakukan apa yang tidak kamu ingin kan. d Langkah keempat Konselor mengembangkan pemikiran-pemikiran yang realitas yang ada pada kehidupan saat ini secara umum. Agar Klien dapat mengetahui akan pemikirannya yang irasional. Agar Klien dapat mengetahui akan pemikirannya yang irasional. Dari ke empat langkah tersebut konselor menyadarkan Klien agar menerima gagasan yang logis dan rasional, seperti mengingatkan Klien agar tetap menjalani hidupnya dengan semangat dalam menjalani kehidupannya, harus bisa menerima segala apapun yang terjadi, harus bisa menunjukkan kepada orang tua kalau mampu dan bisa walaupun itu bukan pilihannya. Dan dalam hal ini Klien lah yang harus memikul tanggung jawah terhadap masalahnya.Konselor hanya mengarahkan dan mengajak untuk merubah pola atau cara berpikirnya mengembangkan pandangan yang realistic. e Evaluasidan Follow-Up Konselor menijak lanjuti apa yang terjadi pada klien dengan melihat perubahan- perubahan dan kemauan dari Klien, bukan karena paksaan tetapi dengan kesadarannya sendiri dari pemberian konseling itu. Dalam neninjak lanjuti masalah ini, konselor melakukan observasi lagi karena ingin mencari tau apakah Klien bisa berubah apa masih tetap seperti itu, konselor tidak hanya melakukan observasi akan tetapi juga melakukan wawancara kepada keluarga dan tetangga dekat rumah Klien. Setelah konselor melakukan proses terapi dalam membantu menyelesaikan masalh yang dihadapi oleh Klien, konselor melakukan pengamatan dengan memperhatikan perilaku Klien, apakah Klien mengalami perubahan atau tidak. Beberapa terkhir ini setelah diamati bahwah Klien berubah kearah yang lebih baik. 2 .Diskripsi Bagaimana hasil akhir dengan RET dalam menangani rasa tidak percaya diri anak, akibat sikap pola asuh otoriter? a. Untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan Konseling dalammenangani seorang perilaku anak yang tidak percaya diri akibat sikap orang tua yang otoriter di Jojoran Surabaya dengan menggunakan teknik kognitif, maka konselor melakukan observasi ke lapangan. Berdasarkanhasil observasi di lapangan, dapat diketahui bahwa setelah konselingdilakukan dengan tehnik kognitif dengan teknik Home Work Assigments pemberian tugas rumah. Dalam teknik ini, klien diberikan tugas-tugas rumah untuk melatih, membiasakan diri serta menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut pola perilaku yang diharapkan. Teknik ini sebenarnya dimaksudkan untuk membina dan mengembangkan sikap-sikap bertanggung jawab, kepercayaan pada diri sendiri serta kemampuan untuk pengarahan diri, pengelolaan diri klien, serta mengurangi ketergantungan kepada konselor atau terapis.maka sikap yang ada pada diri klien mulai ada perubahan. Hal ini dapat terlihat dari sikap klien yang sudah mulai berani menatap apabila diajak ngobrol sama orang, dan juga terlihat dari sikap Klien kepada para tetangga nya yang sudah berani menyapa atau pun senyum ketika lewat. Perubahan yang dialami Klien merupakan perubahan perilaku yang timbul akibat adanya rangsang atau stimulus baik dalam dirinya sendiri ataupun dari dalam diri seseorang. Dan perubahan itupun sudah diakui sama keluarga dan tetangga terdekat klien. 60

BAB IV ANALISA DATA

Setelah data diperoleh dari lapangan yang berupa wawancara, observasi yang disajikan pada awal bab yang telah dipaparkan olehpeneliti maka peneliti menganalisa dengan analisa deskriptif. Adapun datayang dianalisis sesuai dengan dua focus penelitihan yaitu sebagai berikut:

1. Analisis data mengenai proses RET dalam menangani rasa tidak percaya diri anak,

akibat pola asuh otoriter Di Jojoran Surabaya Dalam proses pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir yang telah dilakukan oleh konselor kepada Klien, dalam menangani perilaku anak otoriter ini menggunakan langkah-langkah yaitu identifikasi masalah, diagnosis, prognosis, langakah terapitreatment, dan evaluasi follow-up. Analisis tersebut menggunakan analisis deskriptif kualitatif sehingga peneliti mendiskripsikan dari data-data yang terjadi dilapangan. Tabel 4.1 Langkah-langkah Konselor dalm proses Bimbingan Konseling Karir No Data teori Data empiris Lapangan 1 Identifikasi masalah untuk mengetahui gejala-gejala yang Nampak Sikap tidak percaya diri Klien, membuat Klien tidak bisa bicara dengan lawan bicara, selalu nunduk. 2 Diagnosa menetapkan masalah berdasarkan latar belakang Konselor menetapkan masalah klien dengan melihat gejala yang Nampak pada klien bahwa klien memiliki masalah dalam dirinya tidak ada rasa percaya diri, akibat dari pola asuh yang otoriter. Oleh karna itulah menyebabkan klien tidak memiliki rasa percaya diri ketika bicara atau berhadapan dengan orang lain, orangnya juga tertutup. Dia berfikiran bahwa hidup yang dijalani bukan keinginannya melainkan keinginan orang tuanya. 3 Prognosa menetapkan jenis bantuan atau terapi yang sesuai dengan permasalahan klien langkah ini ditetapkan berdasarkan kesimpulan dari diagnosis Memberikan bantuan terapi rasional emotif dengan teknikkognitif, yaitu dengan cara melakukan konseling secara langsung, dan melakukan konseling secara sederhana, untuk merubah pemikiran klien yang irasional. Dengan tehnik Home Work Assigments pemberian tugas rumah. Dalam teknik ini, klien diberikan tugas-tugas rumah untuk melatih, membiasakan diri serta menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut pola perilaku yang diharapkan. Teknik ini sebenarnya dimaksudkan untuk membina dan mengembangkan sikap-sikap bertanggung jawab, kepercayaan pada diri sendiri serta kemampuan untuk pengarahan diri, pengelolaan diri klien, serta mengurangi ketergantungan kepada konselor atau terapis. 4 Terapitreatment dengan terapi rasional emotif dan menggunakan teknik kognitif dengan teknik Mengubah cara berfikir klien yang irasional menjadi rasional. yaitu mengubah berfikir klien bahwah dia tidak seharusnya berperilaku seperti itu karena klien masih mudah, dan Home Work.. seharusnya klien malah menunjukan pada keluarganya kalo dia mampu dan bisa walupun bukan pilihannya. 5 Evaluasifollow upmengetahui sejauh mana langkah terapi yang dilakukan dalam mencapai hasil Menindak lanjuti perkembangan selanjutnya setelah proses konseling sekaligus sekaligus evaluasi keberhasilan bimbingan konseling karir yang telah dilakukan oleh konselor. Berdasarkan data pertama yang dilakukan konselor dalam menangani masalah ini yaitu langkah identifikasi masalah, yang dilakukan konselor adalah mulai melakukan pendekatan kepada Klien dengn artian membangun rapot atau hubungan baik dengan Klien agar bisa berkomunikasi dengan baik dank lien bisa menceritsksn masalah dalam hidupnya dengan santai dan keterbukaan.dalam paparan diatas konselor menggunakan langkah-langkah yang meliputi tahap Identifikasi masalah, diagnose, prognosa, treatment dan evaluasi. Tahap diagnosis Dalam paparan diatas pada Identifikasi masalah yakni langkah yang digunakan untuk mengumpulkan data data dari berbagai sumber yang berfungsi untuk mengenal kasus beserta gejala-gejala yang Nampak pada klien.Melihat gejala- gejala yang ada di lapangan maka konselor di sini menetapkan bahwa masalah yang dihadapi klien adalah tidak memiliki rasa percaya diriakibat sikap orang tua yang otoriter, yang memaksa dia untuk melakukan sesuatu yang bukan pilihan klien. yaitu konselor menetapkan maslah yang dialami konseli melalui hasil dari identifikasi masalah pada konseli, dalam diagnosis konselor menetapkan bahwa konseli mengalami rasa tertekan sehingga menimbulkan tidak percaya diri akibat dari sikap orang tua yang toriter. Terdapat gejala-gejala yang terjadi pada diri konseli tertutup, tidak berani menatap dengan lawan bicara. Tahap prognosis yaitu konselor menetapkan jenis bantuan yang akan diberikan konselor terhadap konseli yaitu menggunakan terapi rasional emotif dengan mengombinasikan teknik kognitif dan Home work. Dengan teknik ini konselor mengajak konseli untuk berfikir rasional dan memberikan tugas rumah untuk berfikir bahwa perasaan tidak percaya diri itulah yang menyebabkan konseli tidak bisa berkembang, males dalam menjalani hidupnya. Seharusnya konseli berfikir rasional tentang orang tua yang ingin memberikan anaknya yang terbaik untuk masa depannya.Tugas konselor menyeimbangkan pemikiran yang irrasional menjadi rasional. Adapun langkah-langkah konselor adalah: 1 Melakukan diskusi membantu konseli untuk meruabh pikiran irrasional menjadi rasional. serta menilai tingkah lakunya sendiri agar mampu bertangguang jawab atas pemikirannya. 2 Menggunakan tehnik Home Work dalam teknik ini konseli diberikan tugas-tugas rumah untuk melatih, membiasakan diri serta menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut pola perilaku yang diharapkan. Teknik ini sebenarnya dimaksudkan untuk membina dan mengembangkan sikap-sikap bertanggung jawab, kepercayaan pada diri sendiri serta kemampuan untuk pengarahan diri, pengelolaan diri klien, serta mengurangi ketergantungan kepada konselor atau terapis. 3 Langkah selanjutnya adalah langkah terapi yaitu pelaksanaan bantuan yang tealh ditetapkan pada langkah prognosis. Konselor menjalankan langkah-langkah yang telah ditetapkan untuk membantu menyelesaikan masalah konseli, adapun langkah- langkah yang dilakukan konselor berdasarkan prognosis adalah: Menggunakn teknik berdiskusiwawancara membantu konseli mampu berfikir rasional serta menilai tingkah lakunya sendiri secara rasional sehingga mampu bertanggung jawab. Pertanyaan yang diungkapkan klien saat berdiskusi adalah bahwa hidup yang dijalani ini bukan pilihan dan keinginannya, jadi dia merasa males dan bosen, sehingga tiak percaya diri untuk melakukan hal apa pun.dan hal ini karena orang tua yang otoriter. Tahap terakhir adalah evaluasi follow up dalam proses konseling. Dalam penelitian ini, evaluasi dilakukan konselor pada setiap akhir pertemuan selama prosess konseli dilakukan. Dari proses konseling yang dilakukan, konseli secara perlahan sudah menunjukan perubahan yang lebih baik, konseli sudah berani menatap lawan bicranya, sudah mulai mau menyapa tetangga dekat rumah. Namun hal itu terjadi masih jarang- jarang.Namun hal itu menunjukkan perubahan yang lebih baik.

2. Analisa data tentang terapi Rasional Emotif dalam menangani rasa tidak percaya

diri anak akibat pola asuh otoriter di Jojoran Surabaya. Dalam melakukan analisa data untuk mengetahui hasil dari terapi yang dilakukan, konselor menyajikan data yang telah diperoleh dari pengamatan aktivitas sehari-hari dan wawancara dengan klien,keluarga dan iinforman, selain itu konselor membandingkanefektifitas kehidupanklien sehari – harinya, apakah ada perubahan setelah proses Konselingdilakukan, peneliti melakukan pengamatan kepada istri yang