PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI MODEL PEMBELAJARANBERBASIS MASALAH (PBM) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Kuasi Experimen Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Bandar Lampung TP.2012/2013 Pada Materi Pokok Keterkaitan Antara Kegiatan Manusia Terhadap
PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM)
TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
(Kuasi Eksperimen Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Bandar Lampung TP.2012/2013 Pada Materi Pokok Keterkaitan Antara Kegiatan
Manusia Terhadap Perusakan, Pencemaran Dan Pelestarian Lingkungan)
Oleh
RAISA RAMADHANI Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG 2014
(2)
iii
ABSTRAK
PENGARUH MEDIA AUDIO-VISUAL MELALUI MODEL PEMBELAJARANBERBASIS MASALAH (PBM)
TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
(Kuasi Experimen Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Bandar Lampung TP.2012/2013 Pada Materi Pokok Keterkaitan Antara Kegiatan
Manusia Terhadap Perusakan, Pencemaran Dan Pelestarian Lingkungan)
Oleh
RAISA RAMADHANI
Aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada materi pokok Keterkaitan Antara Kegiatan Manusia Terhadap Perusakan, Pencemaran dan Pelestarian Lingkungan kelas X SMA Negeri 8 Bandar Lampung belum tercapai secara maksimal. Hal ini diduga karena guru belum pernah menggunakan media dan model yang sesuai.Untuk mengatasi hal itu, telah dilakukan penelitian menggunakan media audio visual dan model Pembelajaran Berbasis masalah (PBM)
Penelitian ini merupakan studieksperimen dengan desain pretes postes kelompok non ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X6 sebagai kelas eksperimen danX5 sebagai kelas kontrolyang dipilih dengan teknik Cluster random sampling. Data
(3)
Raisa Ramadhani
iii
penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari nilai pretes, postes dan N-gain, kemudian dianalisis secara statistik menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 5%. Data kualitatif berupa data aktivitas belajar siwa dan angket tanggapan siswa terhadap penerapan media audio visual melalui model PBM yang dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media audio visual melalui model PBM terhadap aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dengan rata-rata 71,1 yang berkriteria sedang dan rata-rata 49 berkriteria rendah untuk kelas kontrol. Sedangkan terhadap hasil belajar siswa untuk pretes pada kelas eksperimen rata-rata 50 dan kelas kontrol 40,4 berbeda signifikan. Untuk postes rata-rata pada kelas eksperimen 73,1 dan kelas kontrol 62,6. N-Gain rata-rata kelas eksperimen 0,41 dan kelas kontrol 0,41.Selain itu, sebagian besar siswa (93,5%) memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan media audio visual melalui model PBM. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan media audio visual melalui model PBMcukup berpengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan aktivitas dan hasil belajar siswa.
(4)
(5)
(6)
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xviii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5
F. Kerangka Pikir ... 6
G. Hipotesis ... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio Visual ... 9
B. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 12
C. Hasil Belajar Kognitif ... 16
D. Aktivitas Belajar... 18
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 21
B. Populasi dan Sampel ... 21
C. Desain Penelitian ... 21
D. Prosedur penelitian ... 22
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 30
F. Teknik Analisis Data ... 34
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39
(8)
xiv
B. Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 59
LAMPIRAN 1. Silabus ... 56
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 59
3. Lembar Kerja Siswa ... 75
4. Rubrik LKS ... 86
5. Jawaban LKS ... 90
6. Soal Pretes dan Postes ... 94
7. Kisi-Kisi Pretes Dan Postes ... 97
8. Kunci Jawaban Pretes dan Postes ... 97
9. Rubrik Soal Pretes dan Postes ... 99
5. Data Hasil Penelitian ... 101
6. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 111
(9)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual agama, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan, negara (Depdiknas, 2003 :1).
Dalam peningkatkan mutu pendidikan, pelajaran ilmu pengetahuan alam memiliki peran yang penting, terutama biologi yang memerlukan aktivitas siswa dalam mempelajari permasalahan yang berkaitan dengan fenomena alam dan berbagai permasalahan yang terkait dengan penerapannya untuk membangun teknologi guna mengatasi permasalahan dalam kehidupan masyarakat sehingga diperlukan wahana bagi siswa dalam mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut
pengetahuannya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari (BSNP, 2006:iv). Senada dengan itu Takwin (dalam Paidi, 2010:11) bahwa siswa dilatih untuk aktif dan mampu memecahkan masalah dapat membantu
(10)
siswa membuat keputusan yang tepat, cermat, sistematis, logis dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang berguna untuk siswa
memperoleh pengetahuan yang bermakna dan dapat menghadapi masalah di kehidupan nyata.
Pada kenyataanya menurut Trianto (2009:5) bahwa masalah utama pendidikan formal (sekolah) saat ini adalah masih rendahnya hasil belajar peserta didik yang merupakan hasil kondisi pembelajaran konvensional yang dalam proses pembelajaran memberikan dominasi guru dan tidak
memberikan akses bagi siswa untuk mengembangkan pengetahuannya secara mandiri. Rendahnya hasil belajar yang terjadi di SMA Negeri 8 Bandar Lampung dari hasil wawancara pada Desember 2012 diketahui bahwa masih rendahnya hasil belajar dan aktivitas siswa pada mata pelajaran biologi. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya siswa (58%) yang belum mencapai KKM, untuk KKM pembelajaran biologi yang dicapai sebesar 70. Selain ituproses kegiatan pembelajaran kurang inovatif , pembelajaran masih
teacher centered tanpa menggunakan model pembelajaran serta multimedia interaktif. Metode yang digunakan adalah metode ceramah dan diskusi, diduga kurang efektif, menyebabkan siswa diam dan terkadang tidak
mendengarkan penjelasan guru. Siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran seperti dilatih untuk memecahkan masalah, sehingga pembelajaran yang terjadi kurang bermakna dan kurang memotivasi siswa untuk belajar. Hal ini bisa membuat proses pembelajaran tidak maksimal dan kurangnya
pemanfaatan fasilitas multimedia sebagai media dalam pembelajaran juga berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar seperti yang diungkapkan
(11)
3
Arsyar (2011:8) dengan adanya fasilitas multimedia yang menyediakan media audio visual sebagai media pembelajaran dapat menyalurkan pesan dan informasi dengan sumber terencana yang menyebabkan proses belajar menjadi efektif dan efisien.
Oleh karena itu diperlukan suatu media seperti media audio visual yang diterapkan melalui model saat proses pembelajaran yang dapat membuat proses belajar menjadi efektif dan efisien. Salah satu model pembelajaran yang diduga dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah oleh siswa adalah model PBM. Dengan penggunaan media audio visual. melalui model PBM siswa dituntut untuk memecahkan masalah yang ada dengan penyajian sumber pembelajaran dan masalah yang lebih menarik dan nyata sehingga siswa akan lebih aktif dalam mengkontruksi pembelajarannya dan Menurut Sanjaya (2011:220) pembelajaran dengan model PBM dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan memudahkan siswa untuk memahami isi pelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Media Audio Visual Melalui Model PBMterhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap kerusakan, pencemaran dan pelestarian lingkungan (Kuasi
Eksperimental pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2 2/2 3)”
(12)
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penggunaan media audio visual melalui model PBM berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap perusakan, pencemaran dan pelestarian
lingkungan ?
2. Apakah penggunaan media audio visual melalui model PBM berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap perusakan, pencemaran dan pelestarian lingkungan ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh penggunaan media audio visual melalui model PBM terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap perusakan, pencemaran dan pelestarian lingkungan. 2. Pengaruh signifikan penggunaan media audio visual melalui model PBM
terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap perusakan, pencemaran dan pelestarian lingkungan.
(13)
5
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian eksperimen ini adalah:
1. Peneliti yaitu memberikan pengalaman, wawasan dan pengetahuan bagi peneliti sebagai calon guru untuk menggali aktivitas dan hasil belajar siswa
2. Guru biologi yaitu memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
3. Siswa yaitu dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda sehingga diharapkan mampu melatih, mengembangkan dan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
4. Sekolah yaitu memberikan masukan untuk menggunakan model
pembelajaran secara optimal, sumbangan informasi dan pemikiran dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan kualitas pembelajaran.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X5 (kelas kontrol) dan X6 (kelas eksperimen) semester genap tahun pelajaran 2012/2013 di SMA Negeri 8 Bandar Lampung.
2. Model pembelajaran yang digunakan yaitu PBM langkah-langkahnya yakni: (1) Orientasi siswa pada masalah; (2) mengorganisasi siswa
(14)
untuk belajar; (3) membimbing penyelidikan individual maupun kelompok; (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya; (5)
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Ibrahim, dkk (dalam Trianto 2009:98).
3. Media yang digunakan pada penelitian ini yaitu media audio visual 4. Hasil belajar siswa diperoleh dari hasil pretes dan postes aspek kognitif. 5. Aktivitas yang diamati yaitu (1) bekerjasama dalam memecahkan
masalah; (2) menuliskan pendapat/ide alternatif solusi dari masalah; (3) mencari informasi untuk memecahkan masalah; (4) mempresentasikan hasil diskusi kelompok; (5) mengajukan pertanyaan.
6. Materi pada penelitian ini adalah keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap perusakan, pencemaran dan pelestarian lingkungan.
yang terdapat pada KD 4.2 “Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan”, biologi SMA Kelas X sesuai Standar isi (Depdiknas, 2006:454).
F. Kerangka Pikir
Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses yang melibatkan adanya interaksi antara guru dan siswa. Tujuan akhir dari proses pembelajaran adalah hasil belajar. Aktivitas belajar yang baik akan membuat kualitas proses belajar yang baik dan kualitas hasil belajar. Pada kenyataannya dalam proses pembelajaran guru belum melibatkan siswa untuk aktif memperoleh dan mengembangkan pengetahuannya, sehingga menyebabkan hasil belajar siswa yang rendah.
(15)
7
Salah satu model pembelajaran diduga dapat merangsang aktivitas siswa dalam mengembangkan pengetahuannya tersebut sehingga meningkatkan hasil belajar adalah model PBM (pembelajaran berbasis masalah) yang
dikombinasikan dengan media media audio visual sebagai media
pembelajarannya yang dapat mendukung dalam menyajikan pesan-pesan pembelajaran. Model yang dikombinasikan dengan media yang diduga dapat merangsang aktivitas siswa dalam mengembangkan pengetahuannya sehingga meningkatkan hasil belajar. Pembelajaran PBM yang merupakan
pembelajaran yang berbasis masalah, yang berlandaskan pada paradigma kontruktivisme. Adapun masalah yang disajikan merupakan permasalahan-permasalahan yang nyata dengan kehidupan sehari-hari dan tak berstruktur yang disajikan melalui media audio visual, sehingga pembelajaran menjadi bermakna karena siswa mengalami langsung proses pemecahan masalah dan mengkontruksi sendiri pengetahuannya dengan berbagai kemampuannya.. Proses pembelajaran yang demikian memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Sehingga tujuan belajar dapat tercapai dengan siswa aktif mengkontruksi pengetahuan dalam proses pembelajaran.
Penelitian ini mengenai pengaruh media audio visual melalui model pembelajaran berbasis masalah (PBM) terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Adapun variabel bebas dari penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif PBM (Pembelajaran Berbasis Masalah), sedangkan variabel terikatnya adalah aktivitas dan hasil belajar siswa. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dapat digambarkan sebagai berikut :
(16)
X
Gambar 1. Diagram Hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Keterangan:
X = Media audio visual melalui pembelajaran kooperatif dengan model PBM (Pembelajaran Berbasis Masalah) Y1 = Aktivitas siswa
Y2 = Hasil belajar siswa
G. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Penggunaan media audio visual melalui model PBM (Pembelajaran
Berbasis Masalah ) berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap
perusakan, pencemaran dan pelestarian lingkungan.
2. = Penggunaan media audio visual melalui model PBM
(Pembelajaran Berbasis Masalah ) tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap perusakan, pencemaran dan pelestarian lingkungan.
= Penggunaan media audio visual melalui model PBM (Pembelajaran Berbasis Masalah ) berpengaruh signifikan terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap perusakan, pencemaran dan pelestarian
Y
Y
22
(17)
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Audio-Visual
Kata “media” berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti
„tengah‟,‟perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa arab, media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan(Arsyad, 2000: 3). Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2000: 3) menyatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Ely dan Gerlach (dalam Rohani, 1997: 2) menyatakan bahwa terdapat dua pengertian mengenai media, yaitu dalam arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit, diterangkan bahwa media itu berwujud: grafik,foto, alat mekanik dan elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses serta
menyampaikan informasi. Sedangkan dalam arti luas dijelaskan bahwa media merupakan kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi, sehingga
memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baru. Jadi, media adalah segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi (proses
(18)
belajar mengajar) (Rohani,1997:3). Dalam pembelajaran media sangat dibutukan sebagai alat bantu belajar-mengajar.
Media adalah bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan dari proses pembelajaran, terutama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hamidjojo (dalam Arsyad, 2000:4) menyatakan bahwa memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
Media pembelajaran, menurut Asyhar (2011: 8) merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien. Midun (dalam Asyhar, 2011: 41) mengungkapkan bahwa media pembelajaran memiliki manfaat, dintaranya dapat merangsang peserta didik untuk berpikir kritis, menggunakan kemampuan imajinasinya, bersikap dan berkembang lebih lanjut, sehingga melahirkan kreativitas dan karya-karya inovatif.
Secara umum, menurut Asyhar (2011: 76), ada empat jenis media pembelajaran, yaitu :
1. Media visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera penglihatan peserta didik semata-mata, sehingga pengalaman belajar yang diterima peserta didik sangat tergantung pada kemampuan penglihatannya seperti buku, jurnal, poster, foto, dsb.
(19)
11
2. Media audio adalah jenis media yang digunakan dalam proses
pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Pengalaman belajar yang akan didapatkan adalah dengan mengandalkan indera kemampuan pendengaran.
3. Media audio-visual, adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat
disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran.
4. Multimedia, yaitu media yang melibatkan jenis media untuk merangsang semua indera dalam satu kegiatan pembelajaran. Multimedia lebih
ditekankan pada penggunaan berbagai media berbasis TIK dan komputer.
Salah satu media pembelajaran yang banyak dikembangkan saat ini adalah media audio visual. Hal tersebut didukung oleh perkembangan yang sangat pesat di bidang teknologi, komunikasi dan komputer. Pengetahuan tentang keunggulan dan keterbatasan setiap jenis media menjadi hal yang penting. Sehingga guru dapat memperkecil kelemahan atas media yang dipilih sekaligus dapat langsung memilih berdasar kriteria yang dikehendaki. Menurut Arsyad (2000:28-29) pemilihan dan pemanfaatan media perlu memperhatikan kriteria berikut ini:
1. Tujuan
Media hendaknya menunjang tujuan instruksional yang telah dirumuskan. 2. Ketepatgunaan (validitas)
(20)
3. Keadaan peserta didik
Kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta didik, dan besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu pertimbangan.
4. Ketersediaan
Pemilihan perlu memperhatikan ada/tidak media tersedia di sekolah/ perpustakaan serta mudah sulitnya diperoleh.
5. Mutu Teknis
Media harus memiliki kejelasan dan kualitas yang baik.
6. Biaya, hal ini merupakan pertimbangan bahwa biaya yang dikeluarkan apakah seimbang dengan hasil yang dicapai serta ada kesesuaian atau tidak
B. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
Model PBM merupakan suatu model pembelajaran, siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri, dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri (Arends dalam Trianto 2009:92). Pembelajaran berbasis masalah adalah seperangkat model mengajar yang menggunakan masalah, materi, dan pengaturan diri (Hmelo, 2012:307).
Model PBM mendorong peserta didik untuk memecahkan masalah dalam berbagai situasi. PBM melatih ketajaman pola pikir metakognitif yakni
kemampuan strategis dalam memecah masalah (Prawidilaga, 2009:67). Model pembelajaran PBM merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik
(21)
13
penyelidikannya perlu adanya aktivitas siswa yang mendukung selama proses pemecahan masalah (Trianto, 2009:90). Senada dengan itu menurut Nurhadi dkk (dalam Suswantara, 2011:6) bahwa PBM adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang essensial dari mata pelajaran.
PBM memiliki tujuan dalam proses pembelajarannya yaitu membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah, kemudian belajar peranan orang dewasa yang autentik berdasarkan pendapat Resnick PBM memiliki implikasi: 1) mendorong kerjasama dalam
menyelesaikan tugas; 2) memiliki elemen-elemen belajar magang, hal ini mendorong pengamatan dan dialog dengan orang lain; 3) melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri sehingga siswa mampu
menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun terhadap fenomena tersebut secara mandiri, serta menjadi pembelajar yang mandiri dengan bimbingan guru secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa berusaha untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut sendiri (Trianto, 2009: 94).
Arends (dalam Dasna & Sutrisna, 2010:5-8) merinci langkah-langkah pelaksanaan PBM. Arends mengemukakan ada 5 fase yang perlu dilakukan untuk mengimplementasikan PBM. Fase-fase tersebut merujuk pada
(22)
tahapan-tahapan praktis yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran dengan PBM sebagaimana disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Sintaks model PBM.
Fase Aktivitas Guru
1. Mengorientasikan siswa pada masalah
Menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat aktif pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar
Membantu siswa membatasi dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
Mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, dan mencari untuk penjelasan dan pemecahan.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Membantu siswa melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang digunakan selama berlangusungnya pemecahan masalah.
Dasna & Sutrisna.(2010:4) mengemukakan bahwa PBM sebaiknya digunakan dalam pembelajaran karena memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut (1) Dengan PBM akan terjadi pembelajaran bermakna. Siswa yang belajar
memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Artinya belajar tersebut ada pada konteks aplikasi konsep. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika siswa berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan;
(23)
15
(2) Dalam situasi PBM, siswa mengintegrasikan pengetahuan dan
keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan. Artinya, apa yang mereka lakukan sesuai dengan keadaan nyata bukan lagi teoritis sehingga masalah-masalah dalam aplikasi suatu konsep atau teori mereka akan temukan sekaligus selama pembelajaran berlangsung; dan
(3) PBM dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa/mahasiswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
PBM selain memiliki berberapa keunggulan, Pannen, dkk. (2005) juga mengemukakan pendapat tentang kekuatan model PBM yaitu :
(1) PBM fokus pada kebermaknaan. Pembelajaran berbasis masalah semata-mata tidak menyajikan informasi untuk diingat siswa. Jika pembelajaran berbasis masalah menyajikan informasi, maka informasi tersebut harus digunakan dalam pemecahan masalah, sehinggga terjadi proses
kebermaknaan terhadap informasi.
(2) PBM meningkatkan kemampuan siswa untuk berinisiatif. Penerapan model PBM membiasakan siswa untuk berinisiatif, sehingga pada akhirnya kemampuan tersebut akan meningkat.
(3) PBM merupakan pengembangan keterampilan dan pengetahuan. Model PBM memberikan makna yang lebih, contoh nyata penerapan, dan
manfaat yang jelas dari materi pelajaran (fakta, konsep, prinsip, prosedur). Semakin tinggi tingkat kompleksitas permasalahan, semakin tinggi
(24)
keterampilan dan pengetahuan siswa yang dituntut untuk mampu memecahkan masalah.
(4) PBM mengembangankan keterampilan interpersonal dan dinamika kelompok. Keterampilan interaksi sosial merupakan keterampilan yang amat diperlukan siswa di dalam proses pembelajaran maupun di dalam kehidupan sehari- hari.
(5) Pembelajaran berbasis masalah yang memberikan kebebasan untuk siswa bereksplorasi bersama siswa lain dalam bimbingan guru merupakan proses pembelajaran yang disenangi siswa. Dengan situasi belajar yang
menyenangkan, siswa dengan sendirinya termotivasi untuk belajar terus. menumbuhkan hubungan siswa-fasilitator.
(6) Hubungan siswa- fasilitator yang terjadi dalam model PBMpada akhirnya dapat menjadi lebih menyenangkan bagi guru maupun siswa.
(7) Proses pembelajaran dengan model PBM dapat menghasilkan pencapaian siswa dalam penguasaan materi yang sama luas dan sama dalamnya
dengan pembelajaran tradisional. Belum lagi, keragaman keterampilan dan kebermaknaan yang dapat dicapai oleh siswa merupakan nilai tambah pemanfaatan model PBM.
C. Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar dari aspek kognitif mempunyai hirarki atau tingkatan dalam pencapaiannya. Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah: (1) informasi non verbal, (2) informasi fakta dan pengetahuan verbal, (3) konsep dan prinsip, dan (4) pemecahan masalah dan kreatifitas. Informasi non verbal
(25)
17
dikenal atau dipelajari dengan cara penginderaan terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung. Informasi fakta dan pengetahuan verbal dikenal atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh konsep-konsep.
Selanjutnya, konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsip-prinsip. Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di dalam kreativitas (Slameto, 1991: 131).
Hasil belajar aspek kognitif menekankan pada aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian dan keterampilan berpikir. Bloom (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 23-28) membagi aspek kognitif ke dalam 6 tingkatan yang terdiri dari dua bagian, bagian pertama merupakan pengetahuan (1) dan bagian kedua merupakan kemampuan dan keterampilan intelektual (2-6) yaitu sebagai berikut :
1.Pengetahuan (knowledge), kemampuan untuk mengenali dan mengingat hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan.
2.Pemahaman (comprehension), mencakup kemampuan mendemonstrasikan fakta dan gagasan mengelompokan mengorganisir, membandingkan, menangkap arti dan makna hal yang dipelajari.
3.Aplikasi (Application), mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
4.Analisis (Analysis), mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. 5.Sintesis (Synthesis), mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah
skenario yang sebelumnya tidak terlihat dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan. 6.Evaluate, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal
berdasarkan kriteria tertentu.
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa terutama hasil belajar kognitif dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
(26)
D.Aktivitas Belajar
Pada dasarnya belajar adalah melakukan untuk merubah tingkah laku dan tindakan yang dialami oleh seseorang. Seperti yang diungkapkan oleh Dimyati dan Mudjiono (2006:7), bahwa belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri.Aktivitas adalah segala usaha yang mengarah pada perubahan perilaku untuk mencapai tujuan yang terarah dan yang diharapkan. Siswa yang
dikatakan aktif jika tidak melakukan penyimpangan, hal ini sesuai dengan pendapat Hopkins (1993:105).
Dalam kegiatan pembelajaran, aktivitas belajar siswa sangat diperlukan agar proses pembelajaran menjadi berkualitas dengan melibatkan langsung siswa dalam kegiatan pembelajaran. Seperti yang diungkapakan oleh Sardiman (2007:95), bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca dan segala kegiatan yang di lakukan yang dapat menunjang prestasi belajar.
Aktivitas siswa menurut Diedrich (Sardiman, 2007:101) digolongkan ke dalam delapan jenis kegiatan, yaitu:
1. Kegiatan-kegiatan visual, meliputi kegiatan; membaca, melihat gambar, mengamati, eksperimen, pameran, dan mengamati orang lain atau bermain.
(27)
19
2. Kegiatan-kegiatan lisan, meliputi kegiatan; menyatakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberikan saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.
3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, meliputi kegiatan; mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, dan mendengarkan suatu permainan. 4. Kegiatan-kegiatan menulis, meliputi kegiatan; menulis laporan, membuat
rangkuman, mengerjakan tes, mengerjakan lembar kerja, menulis cerita, dan mengisi angket.
5. Kegiatan-kegiatan menggambar, meliputi kegiatan; menggambar, membuat grafik, diagram peta dan pola.
6. Kegiatan-kegiatan matrik, meliputi kegiatan; melakukan percobaan, melaksanakan pameran, menyelanggarakan permainan, dan membuat model.
7. Kegiatan-kegiatan mental, meliputi kegiatan; mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, dan membuat keputusan.
8. Kegiatan-kegiatan emosional, meliputi kegiatan; minat, membedakan, berani, tenang.
Manfaat aktivitas belajar dalam proses pembelajaran menurut Hamalik (2003:91) adalah:
a. Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. b. Berbuat sendiri dan akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa.
(28)
c. Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok.
d. Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individu. e. Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar demokrasi, kekeluargaan,
musyawarah, dan mufakat.
f. Membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat, guru dengan orang tua, siswa yang bermanfaat dalam pendidikan siswa. g. Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistik dan konkrit,
sehingga mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis.
h. Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika.
Azas aktivitas menuntut guru untuk membangkitkan aktivitas siswa baik secara jasmani maupun rohani pada waktu siswa menerima pelajaran. Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, guru harus mampu menentukan bentuk pengalaman belajar yang tepat sehingga dapat
(29)
21
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei di SMA Negeri 8 Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2012/2013.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap SMA Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013. Teknik sampling yang digunakan adalah Cluster Random Sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X5 sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 36 orang,
dan siswa kelas X6 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 38 orang.
C. Desain Penelitian.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes
equivalen. Desain ini merupakan desain penelitian yaitu kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen menggunakan kelas yang ada dengan kondisi yang serupa dalam hal jenjang pendidikannya yaitu kelas X dan diajar oleh guru yang sama. Kedua kelas diberikan pretes sebelum pembelajaran pada pertemuan pertama dimulai. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model PBM dengan media audio visual dalam pembelajaran,
(30)
sedangkan kelas kontrol belajar menggunakan metode diskusi. Selanjutnya kedua kelas diberikan postes pada pertemuan terakhir setelah pembelajaran dengan soal yang sama pada saat postes.
Hasil pretes dan postespada kedua kelas subyek dibandingkan. Struktur desainnya adalah sebagai berikut :
Kelompok Pretes Perlakuan Postes
I O1 X1 O2
II O1 X2 O2
Gambar 2. Desain pretes-postes equivalen
E = kelas eksperimen K = kelas kontrol O1 = pretes
O2 = postes
X = media audio visual melalui modelPBM X2 = metode diskusi
(dimodifikasi dari Riyanto, 2001:43).
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah:
a. Membuat surat izin penelitian ke FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Universitas Lampung untuk mengadakan penelitian ke sekolah dan mengantarkannya ke sekolah tempat diadakannya penelitian.
(31)
23
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti. c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
d. Membuat media audio visual untuk setiap pertemuan dengan cara : 1) Penentuan konsep media audio visual dengan cara menetapkan
tujuan pembelajaran dengan kategori multimedia yang akan
digunakan berupa media audio-visual dalam bentuk softcopy dalam
flashdisc.
2) Perancangan pembelajaran menggunakan media audio visual dengan cara pembuatan skenario pembelajaran dengan media audio visual untuk setiap pertemuan.
3) Mengumpulkan objek media audio visual
Objek media audio visual yang digunakan berupa gambar dan video yang dikumpulkan dan diambil sendiri dengan cara mengunduh dari internet.
4) Pembuatan media audio visual
Media audio-visual dibuat menggunakan Picasa studio
e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS). f. Membuat instrumen penelitian yaitu lembar soal tes pretes/postes,
Lembar observasi aktivitas siswa, dan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan media audio-visual dengan model PBM.
(32)
g. Membentuk kelompok diskusi bersifat heterogen pada kelas
eksperimen dan kontrol berdasarkan nilai akademik siswa semester ganjil. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
h. Melakukan uji ahli untuk soal-soal evaluasi.
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran menggunakan media audio visual dengan menerapkan model PBM untuk kelas eksperimen dan
pembelajaran dengan metode diskusi untuk kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Langkah-langkah
pembelajarannya sebagai berikut:
a. Kelas eksperimen (Pembelajaran menggunakan media audio visual melalui model PBM)
Kegiatan pendahuluan
1) Siswa mengerjakan soal pretes mengenai keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian (sebelum pertemuan pertama dilaksanakan).
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 3) Apersepsi :
Pertemuan I: Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menyajikan gambar dalam sebuah slide seseorang yang sedang menguras air yang tercampur dengan oli dari kapal laut. Kemudian
guru memberikan pertanyaan “Apakah dampak yang ditimbulkan dari kegiatan yang terlihat pada gambar?”
(33)
25
Pertemuan II: Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menyajikan gambar seorang pedagang yang sedang membuang sampah pada tempatnya dan memberikan pertanyaan “Apakah manfaat dari kegiatan yang terlihat pada gambar?
4) Siswa memperoleh motivasi dari guru:
Pertemuan I: Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui berbagai macam kerusakan lingkungan, sehingga kita dapat
berusaha untuk menjaga lingkungan di sekitar kita.” Pertemuan II: Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui berbagai upaya untuk melestarikan lingkungan, sehingga lingkungan dapat terjaga hingga generasi selanjutnya.
5) Guru menyampaikan gambaran pelaksanaan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari, serta menyampaikan tujuan pembelajaran, keterampilan sosial, dan karakter yang harus dicapai.
6) Siswa diberi nomor sesuai absen dan diinstruksi untuk duduk dalam kelompok yang telah ditentukan (pembagian kelompok dilakukan sehari sebelumnya, setiap kelompok terdiri dari empat sampai lima orang, jumlah kelompok dalam kelas ada 8
kelompok).
Kegiatan Inti
1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang akan dicapai 2. Guru memutar video :
(34)
Pertemuan I : pengaruh kegiatan Manusia dan dampaknya terhadap kerusakan dan pencemaran lingkungan
Pertemuan II : pengaruh kegiatan manusia dan dampaknya terhadap pelestarian lingkungan
3. Guru memberikan lembar kerja kelompok (LKS) mengenai : Pertemuan I : pengaruh kegiatan Manusia dan dampaknya terhadap kerusakan dan pencemaran lingkungan
Pertemuan II : pengaruh kegiatan manusia dan dampaknya terhadap pelestarian lingkungan
4. Siswa mendapat pengarahan mengenai pengisisan LKS 5. Siswa mendiskusikan permasalahan yang ada di LKS setelah
menonton media audio visual yang diputar pada pertemuan tersebut kemudian membuat rumusan masalahnya
6. Setiap siswa dalam kelompok aktif mencari informasi yang relevan dengan permasalahan pada LKS, dan mendiskusikannya dalam kelompok.
7. Siswa membuat suatu karya untuk dipresentasikan berdasarkan masalah yang ada.
8. Setiap kelompok mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan 9. Setiap kelompok mempresentasikan hasil karyanya kemudian
dilanjutkan dengan diskusi kelas.
10.Siswa menanyakan hal-hal yang belum dimengerti saat guru memberikan konfirmasi.
(35)
27
Kegiatan Penutup
1. Siswa dibimbing untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan
2. Siswa mendapatkan refleksi/umpan balik dari pembelajaran yang telah dilakukan
3. Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya dan diminta untuk membaca materi yang akan dibahas.
4. Siswa mengerjakan postes (pada pertemuan kedua/terakhir)
b. Kelas kontrol (Pembelajaran menggunakan metode diskusi) Kegiatan pendahuluan
1. Siswa mengerjakan soal pretes mengenai keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian (sebelum pertemuan pertama dilaksanakan).
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 3. Apersepsi :
Pertemuan I: Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menyajikan gambar dalam sebuah slide seseorang yang sedang menguras air yang tercampur dengan oli dari kapal laut. Kemudian
guru memberikan pertanyaan “Apakah dampak yang ditimbulkan dari kegiatan yang terlihat pada gambar?”
(36)
Pertemuan II: Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan menyajikan gambar seorang pedagang yang sedang membuang sampah pada tempatnya dan memberikan pertanyaan “Apakah manfaat dari kegiatan yang terlihat pada gambar?
4. Siswa memperoleh motivasi dari guru:
Pertemuan I: Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui berbagai macam kerusakan lingkungan, sehingga kita dapat
berusaha untuk menjaga lingkungan disekitar kita.” Pertemuan II: Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui berbagai upaya untuk melestarikan lingkungan, sehingga lingkungan dapat terjaga hingga generasi selanjutnya.
5. Guru menyampaikan gambaran pelaksanaan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari, serta menyampaikan tujuan pembelajaran, keterampilan sosial, dan karakter yang harus dicapai.
6. Siswa diberi nomor sesuai absen dan diinstruksi untuk duduk dalam kelompok yang telah ditentukan (pembagian kelompok dilakukan sehari sebelumnya, setiap kelompok terdiri dari empat sampai lima orang, jumlah kelompok dalam kelas ada 8
kelompok).
Kegiatan Inti
1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang akan dicapai Pertemuan I : pengaruh kegiatan Manusia dan dampaknya terhadap kerusakan dan pencemaran lingkungan
(37)
29
Pertemuan II : pengaruh kegiatan manusia dan dampaknya terhadap pelestarian lingkungan
2. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) mengenai : Pertemuan I : pengaruh kegiatan Manusia dan dampaknya terhadap kerusakan dan pencemaran lingkungan
Pertemuan II : pengaruh kegiatan manusia dan dampaknya terhadap pelestarian lingkungan
3.
Siswa mendapat pengarahan mengenai pengisisan LKS 4. Siswa mendiskusikan permasalahan yang ada di LKS setelahmendengar penjelasan pada tiap pertemuan kemudian membuat rumusan masalahnya
5. Setiap siswa dalam kelompok aktif mencari informasi yang relevan dengan permasalahan pada LKS, dan mendiskusikannya dalam kelompok.
6. Siswa membuat suatu karya untuk dipresentasikan berdasarkan masalah yang ada.
7. Setiap kelompok mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan 8. Setiap kelompok mempresentasikan hasil karyanya kemudian
dilanjutkan dengan diskusi kelas.
9. Siswa menanyakan hal-hal yang belum dimengerti saat guru memberikan konfirmasi.
(38)
Kegiatan Penutup
1. Siswa dibimbing untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan
2. Siswa mendapatkan refleksi/umpan balik dari pembelajaran yang telah dilakukan
3. Siswa mengerjakan postes (pada pertemuan terakhir) 4. Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang rencana
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya dan diminta untuk membaca materi yang akan dibahas.
E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data
Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis data
Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa dan data angket tanggapan siswa, sedangkan data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Pretes diberikan sebelum proses pembelajaran pada pertemuan pertama sedangkan postes diberikan pada akhir pertemuan. Hasil belajar siswa ditinjau berdasarkan
perbandingan gain yang dinormalisasi atau N-gain (g). Gain yang dinormalisasi (N-gain) dihitung dengan formula sebagai berikut:
g f - i
- i x 100
Keterangan : g = Gain yang dinormalisasi, Sf = postes, Si = pretes
(39)
31
Tabel 2. Kriteria N-gain (modifikasi dari Hake, 1998:65)
N-gain Kriteria
g > 0,7 0,7 > g > 0,3
g < 0,3
Tinggi Sedang Rendah
2. Teknik Pengambilan Data
a. Pretes dan postes
Data hasil belajar siswa diperoleh dari nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil sebelum pembelajaran pada pertemuan pertama, sedangkan nilai postes diambil setelah pembelajaran di pertemuan kedua,baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu:
Keterangan : S = Nilai yang diharapkan (dicari), R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar, N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2004:112)
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS digunakan untuk mengetahui proses kognitif oleh siswa-siswi di kedua kelas selama proses pembelajaran. Kelas eksperimen
menggunakan LKS berbasis masalah, sedangkan kelas kontrol menggunakan LKS tidak berbasis masalah.
c. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point
(40)
kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar
observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.
Tabel 3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Nama
Aspek yang di amati
A B C D E
0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2 0 1 2
1
2 3 4 5
Dst
Xi X Ket
Keterangan Kriteria Aspek Aktivitas Belajar Siswa: Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa
A. Bekerjasama dalam memecahkan masalah
0. Tidak berkerjasama dengan teman sekelompok dalam memecahkan masalah.
1. Bekerja dalam memecahkan masalah tetapi hanya dengan satu atau dua teman sekelompoknya dalam memecahkan masalah. 2. Bekerjasama dalam memecahkan masalah dengan semua
teman sekelompok dalam memecahkan masalah.
Petunjuk penilaian: melihat kegiatan siswa di dalam kelompok saat berdiskusi.
B. Mencari informasi untuk memecahkan masalah:
0. Tidak aktif atau hanya diam saja tidak mencari informasi untuk memecahkan masalah.
1. Aktif tetapi hanya mencari informasi seadanya dari buku pegangan siswa.
2. Aktif mencari informasi untuk memecahkan masalah dari berbagai sumber ataupun dengan bertanya pada teman dan guru.
Petunjuk penilaian: melihat kegiatan siswa saat mengerjakan LKS
C. Menuliskan pendapat/ide alternatif solusi dari masalah
0. Tidak menuliskan satupun pendapat/ide alternatif solusi dari masalah yang akan dipecahkan .
(41)
33
1. Menuliskan pendapat/ide alternatif solusi dari masalah satu atau
lebih tetapi kurang relevan dengan masalah yang akan dipecahkkan.
2. Menuliskan pendapat/ide alternatif solusi dari masalah satu atau lebih dan relevan dengan masalah yang akan
dipecahkkan.
Petunjuk penilaian: menganalisis pendapat/ide alternatif solusi dari masalah yang dituliskan siswa dalam LKS
D. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
0. Siswa tidak dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara sistematis dan tidak dapat menjawab pertanyaan. 1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil
diskusi kelompok dengan secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar atau dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis tetapi tidak dapat menjawab
pertanyaan.
2. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar. Petunjuk penilaian: melihat siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok
E. Mengajukan pertanyaan
0.Tidak mengajukan pertanyaan
1.Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan
2.Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan.
Petunjuk penilaian: melihat siswa saat presentasi kelas ataupun saat pembelajaran oleh observer dengan mencatat setiap
pertanyaan siswa.
d. Angket Tanggapan Siswa
Angket tanggapan siswa berisi tentang semua pendapat siswa mengenai penggunaan model PBM dalam pembelajaran di kelas. Angket ini berupa 10 pernyataan, terdiri dari enam pernyataan positif dan empat pernyataan negatif. Angket tanggapan ini memodifikasi
(42)
model skala likert. Angket tanggapan siswa ini memiliki dua pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju
Tabel 4. Angket Tanggapan siswa mengenai penggunaan PBM
No. Pernyataan- Pernyataan S TS
1 Saya senang mempelajari materi pokok Pencemaran Lingkungan dengan pembelajaran yang digunakan oleh guru.
2 Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari melalui model pembelajaran yang digunakan oleh guru. 3 Pembelajaran yang digunakan tidak mampu
mengembangkan kemampuan saya dalam memecahkan masalah.
4 Pembelajaran yang digunakan menjadikan saya lebih aktif dalam diskusi kelas dan kelompok.
5 Saya merasa bosan dalam proses belajar dengan pembelajaran yang diberikan guru
6 Saya merasa bingung menggunakan pembelajaran yang diberikan guru.
7 Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
8 Saya termotivasi untuk mencari data/informasi dari berbagai sumber (buku, internet, dan sebagainya) untuk menyelesaikan permasalahan dalam LKS.
9 Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKS dengan pembelajaran yang digunakan oleh guru.
10 Saya memperoleh wawasan/pengetahuan baru tentang materi pokok yang dipelajari.
F.
Teknik Analisis DataData yang berupa nilai pretes, postes, dan gain score pada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis dengan uji t dengan bantuan program SPSS versi 17 sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data digunakan uji Lilliefors dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 17.
(43)
35
a. Hipotesis
Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal
b. Kriteria Pengujian
Terima Ho jika atau p-value > 0,05, tolak Ho jika untuk Lhitung > Ltabel
harga yang lainnya (Pratisto, 2004:5).
2. Kesamaan Dua Varians
Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan uji Bartlett.
a. Hipotesis
Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda
b. Kriteria Uji
− Jika Fhitung < Ftabel atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima − Jika Fhitung > Ftabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak
(Pratisto, 2004:71).
3. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan bantuan program SPSSversi 17.0
Uji hipotesis dengan uji t
a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1) Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak berbeda secara
signifikan.
H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel berbeda secara signifikan.
2) Kriteria Uji
(44)
-Jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel maka Ho ditolak (Pratisto.
2004:13).
b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata 1) Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan
kelompok kontrol.
H1 = Rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi
dari kelompok kontrol. 2) Kriteria Uji :
Jika –ttabel < thitung < ttabel, maka Ho diterima
Jika thitung < -ttabel atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak (Pratisto.
2004:10).
4. Pengolahan Data Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah–langkah yang dilakukan untuk yaitu:
a. Menghitung rata–rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:
100% n
Xi
X
xKeterangan: X = Rata-rata skor aktivitas siswa, ∑Xi = Jumlah skor yang diperoleh, n = Jumlah skor maksimum (dimodifikasi dari Sudjana, 2002:67).
.
b. Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa sesuai klasifikasi pada Tabel 6.
(45)
37
Tabel 5. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa
Kategori (%) Interpretasi
1% - 25% Sangat rendah
26% - 50% Rendah
51% - 75% Sedang
75,00 – 90% Tinggi
90% - 100% Sangat Tinggi
Sumber : dimodifikasi dari Dimyati dan Mudjono (2002:125).
5. Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan PBM
Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 10 pernyataan yang terdiri dari enam pernyataan positif dan empat pernyataan negatif. Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:
a. Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada Tabel 7.
Tabel 6. Skor Perjawaban Angket
Sifat Pernyataan Skor
1 0
Positif S TS
Negatif TS S
Keterangan: S = setuju; TS = tidak setuju;
Menghitung persentase jawaban siswa dengan rumus:
100% S
S %X
maks
in
xKeterangan: %Xin= Persentase jawaban siswa,
S= Jumlah skorjawaban, Smaks= Skor maksimum yang diharapkan
(Sudjana, 2002:69).
b. Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan
(46)
kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket, seperti pada Tabel 8.
Tabel 7. Data angket tanggapan siswa terhadap PBM
c. Menafsirkan atau menentukan persentase tanggapan siswa terhadap penggunaan model PBM seperti kriteria pada Tabel 9.
Tabel 8. Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap PBM
(dimodifikasi dari Hendro dalam Suwandi, 2012:39)
No Nama
Siswa
Pernyataan
1 2 dst.
S TS S TS
1 2 dst.
Total Persentase
(%)
Persentase (%) Kriteria
100 76 – 99 51 – 75
50 26 – 49
1 – 25 0
Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya
Sebagian kecil Tidak ada
(47)
51
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Penggunaan media audio visual melalui model PBM (Pembelajaran Berbasis Masalah) berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap perusakan, pencemaran dan pelestarian lingkungan.
2. Penggunaan media audio visual melalui model PBM (Pembelajaran Berbasis Masalah) berpengaruh tidak signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap perusakan, pencemaran dan pelestarian lingkungan.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut.
1. Dalam pembelajaran yang mengaitkan kehidupan sehari-hari terhadap pembelajaran yang terjadi di sekolah guru biologi disarankan
menggunakan media audio visual melalui model PBM sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil karena dapat melibatkan murid secara tidak langsung dalam masalah yang
(48)
terjadi dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pada Materi Keterkaitan Kegiatan Manusia terhadap Perusakan, Pencemaran dan Pelestarian Lingkungan.
2. Guru diharapkan lebih cermat dan tepat dalam mempertimbangkan waktu dalam setiap sintaks pembelajaran PBM, karena penerapan model
pembelajaran PBM membutuhkan waktu yang cukup lama dan disarankan agar pembentukan kelompok dilakukan pada waktu sebelum jam
dimulainya proses pembelajaran, agar lebih mengefisienkan waktu.
3. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan pemilihan kelas
dilakukan dengan purposive random cluster yaitu sesuai dengan kebutuhan peneliti, untuk menghindari kelas-kelas dengan siswa yang jarang masuk agar penelitianpun berjalan dengan baik karena siswa hadir semua saat penelitian .
(49)
52
DAFTAR PUSTAKA
Amri, dan Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Prestasi Pustaka. Jakarta
Arends, R.I. dan A. Kilcher. 2010. Teaching for Student Learning: Becoming an Accomplished Teacher. Rotledge Taylor & Francis Group. New York and London.
Arsyad, A. 2000. Media Pengajaran. Pt Raja Grafindo Persada. Jakarta
Asyhar, R. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung Persada Pers. Jakarta.
BSNP. 2006. Standar dan Kompetensi DasarUntuk SMA/MA Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta BSNP.2009. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi. Departemen Pendidikan Nasional.
Chiarelott, L. 2006. Curriculum in Context: Designing Curriculum and Instruction for Teaching and learning in Context. Thomson Wadsworth. USA.
Dasna, I.W. dan Sutrisna. 2010. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning). Universitas Negeri Malang. Malang.
Depdiknas.2006.Pendidikan Menurut Undang-Undang. Jakarta pada http.www.depdiknas.co.id ( Mei 2013.10.10 PM)
Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung.
Hmelo, C.E. 2004. Problem Based Learning: What and How Do Students Learn.
Educational Psychology Review, Vol. 16, No. 3, September 2004. [Online]
(50)
http://thorndike.tc.columbia.edu/~david/MTSU4083/Readings/Problem-%20and%20Case-based%20ID/hmelo.pdf. Diakses pada Selasa 16 Oktober 2012 19: 39: 14.
Hopkins, D. 1993. A Teacher`s Guide to Classroom Research. Philadelphia. Open University Press
Isjoni. 2010. Cooperative Learning. Alfabeta. Bandung
Paidi. 2010. Model Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Biologi di SMA.
Artikel Semnas FMIPA 2010 UNY. Diakses dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132048519/Artikel%20Semnas%20F MIPA2010%20UNY.pdf pada Selasa, 18 Oktober 2011 4.37 a.m.
Pannen, Paulina dkk. Cakrawala Pendidikan. Universitas terbuka. Jakarta Prawiradilaga, D.S. 2009. Prinsip Desain Pembelajaran. Kencana. Jakarta. Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta
Roestiyah, N K 2008 Strategi Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.
Rohani, A. 1997. Media Intruksional Edukatif. PT Rineka Cipta. Jakarta. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Edisi Kedua. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Kencana. Jakarta.
Sanjaya, M.Pd, Dr. Wina. 2011. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester. Bumi Aksara. Jakarta
Slavin R.E. 2002. Cooperatif Learning : Teori, Riset dan Praktek. Nusa Media. Bandung
Suwandi, Tri. 2012. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Open-Ended Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Oleh Siswa Pada Materi Pokok Keanekaragaman Hayati (2010/2011). (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta.
(51)
54
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Ttp: Pustaka Widyatama, Tt), P.6
Wahyuni, S. 2011. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran IPA Berbasis problem-Based Learning. Diakses dari
http://www.pdf-archive.com/2011/12/05/40-sri-wahyuni/ pada Rabu, 8 Pebruari 2012 10:58 a.m.
(52)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 8 Bandar Lampung Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : X / 2 (Genap)Tahun Pelajaran : 2012/2013
Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
Kompetensi Dasar
Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber/ Alat/Bahan
Nilai Karakter
Eksperimen Kontrol
4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pence maran lingkungan dan pelestarian lingkungan Pertemuan I: Masalah perusakan dan pencemaran ligkungan Berbagai macam pencemaran dan perusakan lingkungan
Siswa mengamati media audio visual mengenai pencemaran dan kerusakan lingkungan
Siswa mendiskusikan permasalahan yang ada di LKS setelah menonton video kemudian
membuat rumusan masalahnya.
Setiap siswa dalam kelompok aktif mencari informasi yang relevan dengan permasalahan
Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kemudian kelompok yang lain memberi tanggapan/pertanyaan Memperhatikan penjelasan guru mengenai pencemaran dan kerusakan lingkungan
Siswa mendiskusikan permasalahan yang ada di LKS
Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kemudian kelompok yang lain membri tanggapan/pertanyaan. Kognitif Produk: 1. Menjelaskan berbagai kegiatan manusia yang menyebabkan perusakan lingkungan 2. Memberikan contoh
keterkaitan antara berbagai dampak akibat kegiatan manusia terhadap kerusakan lingkungan 3. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan kerusakan lingkungan 4. Menjelaskan berbagai kegiatan manusia yang menyebabkan pencemaran lingkungan 5. Memberikan contoh
keterkaitan antara berbagai dampak akibat kegiatan
Jenis:
1.Tes tertulis 2.Nontes Bentuk: 1.Uraian 2.Lembar observasi kegiatan siswa
2 x 45 menit
Sumber:
1. Syamsuri, Istamar. 2006.
Biologi Untuk SMA kelas X semester 2. Erlangga. Jakarta. 2. Sulistyorini, Ari.
2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X. Depdiknas. 3. Internet Bahan: LKS berbasis masalah (eksperimen), LKS tidak berbasis masalah (Kontrol) Disiplin, Bersahabat/ Komunikatif, Toleransi, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial, Tanggung Jawab, Tekun, Rasa Ingin Tahu, dan Jujur.
(53)
57 Pertemuan II: Usaha Pelestarian Keaneka-ragaman Hayati Usaha Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Siswa mengamati media audio visual mengenai upaya pelestarian lingkungan
Siswa mendiskusikan permasalahan yang ada di LKS setelah menonton video kemudian
membuat rumusan masalahnya.
Setiap siswa dalam kelompok aktif mencari informasi yang relevan dengan permasalahan
Setiap kelompok mempresentasikan hasil
Memperhatikan penjelasan guru mengenai upaya pelestarian lingkungan
Siswa mendiskusikan permasalahan yang ada di LKS
Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kemudian kelompok yang lain membri tanggapan/pertanyaan. manusia terhadap pencemaran lingkungan 6. Menjealaskan keterkaitan antara berbagai dampak akibat kegiatan manusia terhadap pencemaran lingkungan a. Proses: 1.Mendiskusikan masalah perusakan/pencemar an lingkungan 2.Mempresentasikan hasil diskusi Kognitif Produk: 1.Mendeskripsikan upaya pelestarian lingkungan dan keterkaitannya dengan kegiatan manusia
2.Memberikan contoh upaya pelestarian lingkungan dan keterkaitannya dengan kegiatan manusia b. Proses: 1. Mendiskusikan upaya pelestarian lingkungan sesuai kaidah 2. Mempresentasikan
(54)
kelompok yang lain memberi
tanggapan/pertanyaan
B. Lampung, 11 Mei 2013
Guru Mitra
Peneliti/Mahasiswa Peneliti/Mahasiswa
Siti Sunia S.Pd Raisa Ramadhani
NIP 19681206 199303 2 006 NPM 0913024106
Mengetahui,
Kepala SMAN 8 Bandar Lampung
Dra. Noveria Ridasari, M.pd NIP 19641114 199010 2 001
(55)
59
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen)
Sekolah : SMA Negeri 8 Bandar Lampung
Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : X / II (Genap) Pertemuan ke- : 1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
Kompetensi Dasar : 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan
Indikator : 1) Kognitif
c. Produk:
1. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap kerusakan dan pencemaran lingkungan
2. Menjelaskan dampak keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap kerusakan dan pencemaran lingkungan
d. Proses:
3. Mendiskusikan keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap perusakan dan pencemaran lingkungan
4. Mempresentasikan hasil diskusi
2) Afektif:
1. Nilai karakter: disiplin, bersahabat/ komunikatif, toleransi, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab, tekun, rasa ingin tahu, dan jujur.
2. Keterampilan sosial: bertanya, mengemukakan pendapat, bekerja sama.
A. Tujuan Pembelajaran 1) Kognitif
a. Produk:
Setelah melakukan pembelajaran dengan media audi visual melalui model PBM siswa dapat :
1. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap perusakan lingkungan. 2. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap pencemaran lingkungan. 3. Memberikan 3 contoh keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap perusakan
lingkungan.
4. Memberikan 3 contoh keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap pencemaran lingkungan.
5. Menjelaskan dampak kegiatan manusia terhadap perusakan lingkungan. 6. Menjelaskan dampak kegiatan manusia terhadap pencemaran lingkungan.
(56)
b. Proses:
Dengan diberikan LKS berbasis masalah dengan media audio visual melalui model PBM, siswa mendiskusikan masalah keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap perusakan dan pencemaran lingkungan, lalu mempresentasikan hasil diskusi.
2) Afektif:
Setelah selesai melakukan diskusi dengan model PBM, siswa mampu mengembangkan : 1. Nilai karakter: disiplin, bersahabat/ komunikatif, toleransi, peduli lingkungan, peduli
sosial, tanggung jawab, tekun, rasa ingin tahu, dan jujur.
2. Keterampilan sosial: bertanya, mengemukakan pendapat, bekerja sama.
B. Materi Pembelajaran
Keterkaitan antara kegiatan manusia terhadapa perusakan dan pencemaran lingkungan.
C. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Skenario Sintaks PBM Alokasi
waktu
Guru Siswa
Awal
Siswa mengerjakan soal
pretes mengenai materi keterkaitan kegiatan manusia yang dapat mengakibatkan kerusakan/pencemaran lingkungan
Memberikan apersepsi:
Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan
menyajikan gambar seseorang yang sedang membuang sampahdi sungai kemudian guru memberikan pertanyaan
“Apakah dampak yang ditimbulkan dari kegiatan yang terlihat pada gambar?
Guru memberikan
motivasiDengan mempelajari materi ini kita dapat
mengetahui berbagai macam kerusakan lingkungan, sehingga kita dapat berusaha untuk menjaga lingkungan disekitar kita.
Guru menyampaikan
gambaran pelaksanaan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari, serta menyampaikan tujuan pembelajaran, keterampilan sosial, dan karakter yang harus dicapai.
Siswa diberi nomor
sesuai absen dan diinstruksi untuk duduk dalam kelompok yang telah ditentukan (pembagian kelompok dilakukan sehari sebelumnya, setiap kelompok terdiri dari
Menjawab pertanyaan guru dengan antusias
Termotivasi untuk mengikuti pelajaran setelah memperhatikan penjelasan guru
Memperhatikan penjelasan guru
Berkumpul dan menyusun tempat duduk sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan
(57)
61
empat sampai lima orang, jumlah kelompok dalam kelas ada 8 kelompok).
Inti
Guru menyampaikan inti materi dan kometensi yang harus dicapai
Guru memutar media audio visual
Guru membagikan LKS
Membimbing siswa dalam
berdiskusi dengan kelompok
Membimbing siswa dalam
pencarian informasi yang relevan dengan permasalahan dalam LKS dan
mendiskusikannya dalam kelompok
Meminta siswa membuat
suatu karya untuk dipresentasikan
Meminta siswa mengumpulkan LKS
Setiap kelmpok mempresentasikan hasil diskusi
Meminta siswa menanyakan hal-hal yang belum dimengerti saat guru memberikan informasi
Perwakilan kelompok mengambil LKS untuk kelompoknya
Menonton media audio visual yang diputar oleh guru
Memperhatikan arahan pengisian LKS dari guru
Siswa mendiskusikan
permasalahan yang ada di LKS setelah menonton media audio visual kemudian membuat rumusan masalahnya.
Setiap siswa dalam kelompok aktif mencari informasi yang relevan dengan permasalahan pada LKS, dan
mendiskusikannya dalam kelompok.
Setiap kelompok mengumpulkan
LKS yang sudah dikerjakan
kelompok mempresentasikan hasil diskusi kemudian kelompok yang lain membri
tanggapan/pertanyaan.
Memperhatikan penjelasan guru
Siswa menanyakan hal-hal yang belum dimengerti. Orientasi masalah Mengorgani-sasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan Menyajikan hasil karya, Menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah 60 menit
Akhir Membimbing siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan
Memberikan refleksi/umpan balik
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya dan meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan dibahas.
Bersama dengan guru
menyimpulkan materi pelajaran yang telah dilalui.
Memperhatikan penjelasan guru dan antusias untuk mengikutinya.
10 menit
E. Sumber/Alat/Bahan Belajar Sumber:
4. Syamsuri, Istamar. 2006. Biologi Untuk SMA kelas X semester 2. Erlangga. Jakarta. 5. Sulistyorini, Ari. 2009. Biologi 1: Untuk Sekolah menengah Atas/Madrasah Aliyah
Kelas X. Depdiknas.
6. Internet Bahan:
LKS berbasis masalah
Alat :
(58)
F. Penilaian Jenis:
1) Tes tertulis 2) Nontes
Bentuk:
- Uraian
- Lembar observasi kegiatan siswa
B.Lampung, Mei 2013
Guru Mitra Peneliti/Mahasiswa
Siti Sunia, S.Pd Raisa Ramadhani
NIP 19730522 200604 2 009 NPM. 0913024106
Mengetahui,
Kepala SMAN 8 B.Lampung
Dra. Noveria Ridasari, M.Pd.
(59)
63
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eksperimen)
Sekolah : SMA Negeri 8 Bandar Lampung
Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : X / II (Genap) Pertemuan ke- : 2
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
Kompetensi Dasar : 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan
Indikator : 3) Kognitif
e. Produk:
1. Menjelaskan keterkaitan kegiatan manusia terhadap upaya pelestarian lingkungan 2. Menjelaskan dampak keterkaitan kegiatan manusia terhadap upaya pelestarian
lingkungan
f. Proses:
1. Menjelaskan keterkaitan kegiatan manusia terhadap upaya pelestarian lingkungan sesuai kaidah
2. Mempresentasikan hasil diskusi
4) Afektif:
3. Nilai karakter: disiplin, bersahabat/ komunikatif, toleransi, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab, tekun, rasa ingin tahu, dan jujur.
4. Keterampilan sosial: bertanya, mengemukakan pendapat, bekerja sama.
B. Tujuan Pembelajaran 2) Kognitif
a. Produk:
Setelah melakukan pembelajaran dengan media audio visual melalui model PBM siswa dapat :
1. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap pelestarian lingkungan. 2. Memberikan 3 contoh keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap pelestarian
lingkungan.
(60)
c. Proses:
Dengan diberikan LKS berbasis masalah dengan media audio visual melalui model
PBM, siswa mendiskusikan keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap upaya
pelestarian lingkungan, lalu mempresentasikan hasil diskusi.
3) Afektif:
Setelah selesai melakukan diskusi dengan model PBM, siswa mampu mengembangkan :
3. Nilai karakter: disiplin, bersahabat/ komunikatif, toleransi, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab, tekun, rasa ingin tahu, dan jujur.
4. Keterampilan sosial: bertanya, mengemukakan pendapat, bekerja sama.
G. Materi Pembelajaran
keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap upaya pelestarian lingkungan H. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Skenario Sintaks PBL Alokasi
waktu
Guru Siswa
Awal
Siswa mengerjakan soal
pretes mengenai materi keterkaitan kegiatan manusia yang dapat mengakibatkan kerusakan/pencemaran lingkungan
Memberikan apersepsi:
Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan
menyajikan gambar seorang pedagang yang sedang membuang sampah pada tempatnya dan memberikan pertanyaan “Apakah manfaat dari kegiatan yang terlihat pada gambar?
Guru memberikan
Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui berbagai upaya untuk melestarikan lingkungan, sehingga lingkungan dapat terjaga hingga generasi selanjutnya
Guru menyampaikan
gambaran pelaksanaan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari, serta
menyampaikan tujuan pembelajaran, keterampilan sosial, dan karakter yang harus dicapai.
Siswa diberi nomor
sesuai absen dan diinstruksi untuk duduk dalam kelompok yang telah ditentukan (pembagian kelompok dilakukan sehari sebelumnya, setiap kelompok terdiri dari
Menjawab pertanyaan guru dengan antusias
Termotivasi untuk mengikuti pelajaran setelah memperhatikan penjelasan guru
Memperhatikan penjelasan guru
Berkumpul dan menyusun tempat duduk sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan
(61)
63
empat sampai lima orang, jumlah kelompok dalam kelas ada 8 kelompok).
Inti
Guru menyampaikan inti materi dan kometensi yang harus dicapai
Guru memutar media audio visual
Guru membagikan LKS
Siswa mendapat pengarahan mengenai pengisian LKS
Siswa mendiskusikan permasalahan yang ada di LKS setelah menonton media audio visual kemudian membuat rumusan masalahnya
Membimbing siswa dalam
berdiskusi dengan kelompok
Membimbing siswa dalam
pencarian informasi yang relevan dengan permasalahan dalam LKS dan
mendiskusikannya dalam kelompok
Meminta siswa membuat
suatu karya untuk dipresentasikan
Meminta siswa mengumpulkan LKS
Setiap kelmpok mempresentasikan hasil diskusi
Meminta siswa menanyakan hal-hal yang belum dimengerti saat guru memberikan informasi
Perwakilan kelompok mengambil LKS untuk kelompoknya
Menonton media audio visual yang diputar oleh guru
Memperhatikan arahan pengisian LKS dari guru
Siswa mendiskusikan
permasalahan yang ada di LKS setelah menonton media audio visual kemudian membuat rumusan masalahnya.
Setiap siswa dalam kelompok aktif mencari informasi yang relevan dengan permasalahan pada LKS, dan
mendiskusikannya dalam kelompok.
Setiap kelompok mengumpulkan
LKS yang sudah dikerjakan
kelompok mempresentasikan hasil diskusi kemudian kelompok yang lain membri
tanggapan/pertanyaan.
Memperhatikan penjelasan guru
Siswa menanyakan hal-hal yang belum dimengerti. Orientasi masalah Mengorgani-sasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan Menyajikan hasil karya, Menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah 60 menit
Akhir Membimbing siswauntuk
menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan
Memberikan refleksi/umpan balik
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya dan meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan dibahas.
Bersama dengan guru
menyimpulkan materi pelajaran yang telah dilalui.
Memperhatikan penjelasan guru dan antusias untuk mengikutinya.
10 menit
J. Sumber/Alat/Bahan Belajar Sumber:
7. Syamsuri, Istamar. 2006. Biologi Untuk SMA kelas X semester 2. Erlangga. Jakarta. 8. Sulistyorini, Ari. 2009. Biologi 1: Untuk Sekolah menengah Atas/Madrasah Aliyah
Kelas X. Depdiknas.
9. Internet Bahan:
LKS berbasis masalah
Alat :
(62)
K. Penilaian Jenis:
1) Tes tertulis 2) Nontes
Bentuk:
- Uraian
- Lembar observasi kegiatan siswa
B.Lampung, Mei 2013
Guru Mitra Peneliti/Mahasiswa
Siti Sunia S.Pd Raisa Ramadhani
NIP 19681206 199303 2 006 NPM 0913024106
Mengetahui,
Kepala SMAN 8 B.Lampung
Dra. Noveria Ridasari, M.MPd.
(63)
72
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol)
Sekolah : SMA Negeri 8 Bandar Lampung
Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : X / II (Genap) Pertemuan ke- : 1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem
Kompetensi Dasar : 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan
Indikator : 1) Kognitif
g. Produk:
1. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap kerusakan dan pencemaran lingkungan
2. Menjelaskan dampak keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap kerusakan dan pencemaran lingkungan
h. Proses:
5. Mendiskusikan masalah perusakan/pencemaran lingkungan 6. Mempresentasikan hasil diskusi
2) Afektif:
1. Nilai karakter: disiplin, bersahabat/ komunikatif, toleransi, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab, tekun, rasa ingin tahu, dan jujur.
2. Keterampilan sosial: bertanya, mengemukakan pendapat, bekerja sama.
A. Tujuan Pembelajaran 1) Kognitif
a. Produk:
Setelah melakukan pembelajaran dengan metode diskusi siswa dapat :
1. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap perusakan lingkungan. 2. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap pencemaran lingkungan. 3. Memberikan 3 contoh keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap perusakan
lingkungan.
4. Memberikan 3 contoh keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap pencemaran lingkungan.
5. Menjelaskan dampak kegiatan manusia terhadap perusakan lingkungan. 6. Menjelaskan dampak kegiatan manusia terhadap pencemaran lingkungan.
(64)
b. Proses:
Dengan diberikan LKS, siswa mendiskusikan masalah keterkaitan antara kegiatan manusia terhadap perusakan dan pencemaran lingkungan.
2) Afektif:
Setelah selesai melakukan pembelajaran dengan metode diskusi, siswa mampu mengembangkan :
1. Nilai karakter: disiplin, bersahabat/ komunikatif, toleransi, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab, tekun, rasa ingin tahu, dan jujur.
2. Keterampilan sosial: bertanya, mengemukakan pendapat, bekerja sama.
L. Materi Pembelajaran
Keterkaitan antara kegiatan manusia terhadapa perusakan dan pencemaran lingkungan
M. Metode Pembelajaran
Metode ceramah dan diskusi
N. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Skenario Alokasi waktu
Guru Siswa
Awal
Inti
Siswa mengerjakan soal
pretes mengenai materi keterkaitan kegiatan manusia yang dapat mengakibatkan kerusakan/pencemaran lingkungan
Memberikan apersepsi:
Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan
menyajikan gambar seseorang yang sedang membuang sampah di sungai kemudian guru memberikan pertanyaan
“Apakah dampak yang ditimbulkan dari kegiatan yang terlihat pada gambar?
Guru memberikan
motivasiDengan mempelajari materi ini kita dapat
mengetahui berbagai macam kerusakan lingkungan, sehingga kita dapat berusaha untuk menjaga lingkungan disekitar kita.
Guru menyampaikan
gambaran pelaksanaan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari, serta menyampaikan tujuan pembelajaran, keterampilan sosial, dan karakter yang harus dicapai.
Siswa diberi nomor
sesuai absen dan diinstruksi untuk duduk dalam kelompok yang telah ditentukan (pembagian kelompok dilakukan sehari sebelumnya,
Menjawab pertanyaan guru dengan antusias
Termotivasi untuk mengikuti pelajaran setelah
memperhatikan penjelasan guru
Memperhatikan penjelasan guru
Berkumpul dan menyusun
tempat duduk sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan
Perwakilan kelompok mengambil LKS untuk kelompoknya
Memperhatikan arahan pengisian LKS dari guru
Siswa mendiskusikan
permasalahan yang ada di LKS
Setiap siswa dalam kelompok
20 menit
(1)
116 nilai probabilitas Ngain C2 kelas eksperimen 0,004 < 0,05 atau Lhitung (0,178) > Ltabel (0,143) ,
maka Ho ditolak, artinya sampel tidak berdistribusi normal.
Uji Mann-Withney U Ngain C2 kelas kontrol dan kelas eksperimen
Ranks
kelas N Mean Rank Sum of Ranks
Ngain 1.00 38 39.00 1482.00
2.00 36 35.92 1293.00
Total 74
Test Statisticsa
Ngain Mann-Whitney U 627.000
Wilcoxon W 1293.000
Z -.621
Asymp. Sig. (2-tailed)
.534 a. Grouping Variable: kelas Interpretasi:
Uji Mann-Whitney U Ngain C2 kelas kontrol dan eksperimen
Hipotesis : Ho = rata-rata nilai kedua sampel tidak berbeda secara signifikan H1 = rata-rata nilai kedua sampel berbeda secara signifikan Kriteria Uji :
Jika probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima Jika probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak
Terlihat nilai Zhitung yaitu -0,621 dan nilai probabilitas Ngain C2 kedua kelompok 0,534 > 0,05 maka Ho diterima, artinya kedua sampel tidak berbeda secara signifikan.
Hasil uji normalitas N-gain C4 kelas kontrol dan eksperimen.
Tests of Normality
kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Ngain 1.00 .259 38 .000 .617 38 .000
2.00 .212 36 .000 .875 36 .001
(2)
117 Interpretasi:
Uji normalitas data Ngain C4 kelas kontrol dan eksperimen Hipotesis : Ho = Sampel berdistribusi normal
H1 = Sampel tidak berdistribusi normal Kriteria Uji :
Jika Lhitung < Ltabel atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima Jika Lhitung > Ltabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak Oleh karena:
nilai probabilitas Ngain C4 kelas kontrol 0,000 < 0,05 atau Lhitung (0,212) > Ltabel (0,147), maka Ho ditolak, artinya sampel tidak berdistribusi normal.
nilai probabilitas Ngain C4 kelas eksperimen 0,000 < 0,05 atau Lhitung (0,259) > Ltabel (0,143) , maka Ho ditolak, artinya sampel tidak berdistribusi normal.
Uji Mann-Withney U Ngain C4 kelas kontrol dan kelas eksperimen
Ranks
kelas N Mean Rank Sum of Ranks
Ngain 1.00 38 36.92 1403.00
2.00 36 38.11 1372.00
Total 74
Test Statisticsa
Ngain Mann-Whitney U 662.000
Wilcoxon W 1403.000
Z -.239
Asymp. Sig. (2-tailed)
.811 a. Grouping Variable: kelas Interpretasi:
Uji Mann-Whitney U Ngain C4 kelas kontrol dan eksperimen
Hipotesis : Ho = rata-rata nilai kedua sampel tidak berbeda secara signifikan H1 = rata-rata nilai kedua sampel berbeda secara signifikan Kriteria Uji :
Jika probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima Jika probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak
(3)
118 Terlihat nilai Zhitung yaitu -0,239 dan nilai probabilitas postest kedua kelompok 0,811 > 0,05 maka Ho diterima, artinya kedua sampel tidak berbeda secara signifikan.
(4)
(5)
120
(6)
121