10
Sedangkan, dalam perspektif yang terakhir, yaitu perspektif sistem akuntabilitas, Akuntabilitas Keuangan memiliki beberapa karakteristik utama, yaitu berfokus pada
hasil, menggunakan beberapa indikator yang telah dipilih untuk mengukur kinerja, menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan atas suatu program
atau kebijakan, menghasilkan data secara konsisten dari waktu ke waktu, serta melaporkan hasil dan mempublikasikan secara teratur Arja Sadjiarto, 2000.
Nita Garnita 2008 mengemukakan bahwa ada beberapa prinsip yang harus dipenuhi agar Akuntabilitas Keuangan suatu instansi pemerintah dapat tercapai. Prinsip
tersebut adalah sebagai berikut: a. Harus ada komitmen dari seluruh pimpinan dan pegawai untuk melakukan pengelolan
pelaksanaan misi agar akuntabel. b. Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber daya secara
konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang terbaru. c. Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan. d. Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang
diperoleh. e. Harus jujur, obyektif, transparan, dan inovatif sebagai katalisator perubahan
manajemen instansi pemerintah dalam bentuk pemutakhiran metode dan teknik pengukuran kinerja dan penyusunan laporan akuntabilitas.
2. Persepsi Pegawai
Sukanti, dkk 2008 mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses penerimaan, penafsiran, pemberian makna pada suatu objek dengan menggunakan alat inderanya
kemudian menginterpretasikan sesuai dengan kemampuan individu untuk menyimpulkan sebagai reaksi terhadap obyek tersebut. Walgito 2002 mendefinisikan persepsi dalam
arti yang hampir sama dengan Sukati, dkk. dimana persepsi adalah proses mengolah informasi yang diperoleh melalui penginderaan kemudian diorganisasi dan
diinterpretasikan, membentuk aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu yang melibatkan kemampuan berfikir, perasaan dan pengalaman-pengalaman.
Berdasarkan pengertian persepsi di atas, maka Persepsi Pegawai adalah proses pegawai mengolah informasi yang diperoleh melalui penginderaan kemudian pegawai
berusaha untuk mengorganisasi, menginterpretasikan dan membuat kesimpulan dari informasi tersebut dimana dalam keseluruhan proses tersebut akan melibatkan
11
kemampuan berpikir, perasaan dan pengalaman-pengalaman dari pegawai. Dalam penelitian ini, pegawai akan memberikan persepsi tinggi atau sangat tinggi terhadap
Implementasi Unsur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah SPIP apabila pegawai merasa bahwa Implementasi Unsur SPIP dapat menunjang ketercapaian Akuntabilitas
Keuangan. Sebaliknya, pegawai akan memberikan persepsi rendah atau sangat rendah jika Implementasi Unsur SPIP tidak memberikan kontribusi dalam mencapai
Akuntabilitas Keuangan.
3. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah SPIP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pengendalian intern yang ditetapkan oleh COSO. Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 memberikan definisi sistem pengendalian intern dimana sistem pengendalian intern didefinisikan sebagai proses yang integral pada
tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi
melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem pengendalian
intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 didefinisikan
sebagai Sistem Pengendalian Intern Pemerintah SPIP. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 merupakan implikasi dari
ditetapkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan negara. Pasal 55 ayat 4 dalam Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa MenteriPimpinan
lembaga selaku Pengguna AnggaranPengguna Barang memberikan pernyataan bahwa pengelolaan APBN telah diselenggarakan berdasarkan Sistem Pengendalian Intern yang
memadai dan akuntansi keuangan telah diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah SAP. Selain itu, Pasal 58 ayat 1 dan 2 turut mempertegas dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 dimana dalam pasal tersebut menyebutkan bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara, Presiden selaku Kepala Pemerintah mengatur dan menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan pemerintah secara menyeluruh. SPI ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah. Berdasarkan definisi SPIP di atas, maka tujuan dari diselenggarakannya SPIP
yaitu untuk memberi keyakinan yang memadai bahwa tujuan organisasi akan tercapai
12
dengan melalui kegiatan yang efisien dan efektif, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. SPIP ini
diselenggarakan secara menyeluruh mulai dari tingkat instansi pusat hingga tingkat unit dan kegiatan sehingga keberadaan SPIP diharapkan bisa menjamin adanya kesesuaian
tujuan antara tujuan tingkat kegiatan dan tujuan instansi secara keseuruhan. Untuk mencapai tujuan SPIP tersebut, maka SPIP menitikberatkan fokusnya pada lima unsur
SPIP, yaitu: a. Lingkungan Pengendalian
Pimpinan instansi pemerintah dan seluruh pegawai harus menciptakan dan memelihara lingkungan dalam keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilaku
positif dan mendukung terhadap pengendalian intern dan manajemen yang sehat. b. Penilaian Risiko
Pengendalian intern harus memberikan penilaian atas risiko yang dihadapi unit organisasi baik dari luar maupun dari dalam.
c. Kegiatan Pengendalian Kegiatan pengendalian membantu memastikan bahwa arahan pimpinan instansi
pemerintah dilaksanakan. Kegiatan pengendalian harus efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan organisasi.
d. Informasi dan Komunikasi Informasi harus dicatat dan dilaporkan kepada pimpinan instansi pemerintah dan
pihak lain yang ditentukan. Informasi disajikan dalam suatu bentuk dan sarana tertentu serta tepat waktu sehingga memungkinkan pimpinan instansi pemerintah
melaksanakan pengendalian dan tanggung jawabnya. e. Pemantauan Pengendalian Intern
Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja dari waktu ke waktu dan memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya dapat segera ditindaklanjuti
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008.
4. Implementasi Unsur Lingkungan Pengendalian