Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN

81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pegawai UNY memiliki persepsi tinggi terhadap implementasi Unsur Lingkungan Pengendalian di UNY. Hal ini mengindikasikan bahwa lingkungan pengendalian di UNY telah berjalan baik dalam menunjang Akuntabilitas Keuangan UNY. 2. Pegawai UNY memiliki persepsi sangat tinggi terhadap implementasi Unsur Penilaian Risiko di UNY. Hal ini mengindikasikan bahwa penilaian risiko di UNY telah berjalan dengan sangat baik dalam menunjang Akuntabilitas Keuangan UNY. 3. Pegawai UNY memiliki persepsi tinggi terhadap implementasi Unsur Kegiatan Pengendalian di UNY. Hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan pengendalian di UNY telah berjalan dengan baik dalam menunjang Akuntabilitas Keuangan UNY. 4. Pegawai UNY memiliki persepsi sangat tinggi terhadap implementasi Unsur Informasi dan Komunikasi di UNY. Hal ini mengindikasikan bahwa informasi dan komunikasi telah berjalan dengan sangat baik dalam menunjang Akuntabilitas Keuangan UNY. 5. Pegawai UNY memiliki persepsi tinggi terhadap implementasi Unsur Pemantauan Pengendalian Intern di UNY. Hal ini mengindikasikan bahwa pemantauan pengendalian intern telah berjalan dengan baik dalam menunjang Akuntabilitas Keuangan UNY.

B. Saran

Berdasarkan skor angket yang mendapatkan butir terendah pada setiap unsur Sistem Pengendalian Intern, maka dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Dari sisi Unsur Lingkungan Pengendalian, pegawai UNY menilai bahwa implementasi dari mekanisme saling uji antar instansi pemerintah selama ini dilakukan hanya pada saat diperlukan saja. Oleh karena itu, pimpinan UNY perlu menginternalisasi kepada seluruh pegawai UNY agar mampu menyelenggarakan mekanisme saling uji dengan instansi lain secara rutin. Hal ini menurut panduan dari BPKP 2009 bisa dilakukan dengan cara: a. Melakukan komunikasi atas kebijakan koordinasi yang telah dibuat oleh pimpinan UNY. 84 DAFTAR PUSTAKA Arja Sadjiarto. 2000. Akuntabilitas dan Pengukuran Kinerja Pemerintah. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 2, No. 2 Halaman 138-150. Bachtiar Arif. 2006. Akuntabilitas Keuangan Negara: Antara Harapan dan Realitas. http:repository.univpancasila.ac.iddmdocumentsAKUNTABILITAS20KE UANGAN20NEGARA20- 20ANTARA20HARAPAN20DAN20REALITAS2028Bachtiar20Arif2 9.pdf . Diakses tanggal 11 Maret 2012. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. 2010. Lingkungan Pengendalian. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan. ________________________________________. 2010. Penilaian Risiko. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan. ________________________________________. 2010. Kegiatan Pengendalian. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan. ________________________________________. 2009. Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan. ________________________________________. 2009. Pemantauan Pengendalian Intern. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan. Chin W. W. 1998 “Commentary: Issues and Opinion on Structural Equation Modeling” MIS Quarterly, March, pp. vii-xvi Dadang Sadeli. 2008. Profesionalitas Aparat Pengawasan Fungsional Intern terhadap Pelaksanaan Audit Pemerintahan dan Implikasinya Kepada Akuntabilitas Keuangan Instansi Pemerintah Daerah. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol 10, No 2, Halaman 101 – 111. Dita Arfianti. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro. Elvira Zeyn.2011. Pengaruh Good Governance dan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Akuntabilitas Keuangan dengan Komitmen Organisasi sebagai Pemoderasi. Jurnal Reviu Akuntansi Vol 1, No. 1. Halaman 21-37. Fernan Rahadi. 2012. Anggaran BOS dan DAK Paling Banyak Dikorup. Republika. http:www.republika.co.idberitanasionalumum120113lxpwrr-anggaran-bos-dan- dak-paling-banyak-dikorupsi . Diakses tanggal 5 Maret 2012. _____________ 2012. ICW: Dinas Pendidikan Institusi Paling Korup. Republika. http:www.republika.co.idberitanasionalhukum120113lxpvfv-icw- dinas-pendidikan-institusi-paling-korup . Diakses tanggal 5 Maret 2012. 85 Hair, J. E., et al., 1995, Multivariate Data Analysis With Reading, Prentice-Hall International, 4 th Ed. Imam Ghozali. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Kumpulan Perkara Korupsi. U.d. Kasus Korupsi Dana Pendidikan. http:kumpulanperkarakorupsi.blogspot.comsearchlabelKasus20Korupsi20Dana 20Pendidikan . Diakses tanggal 5 Maret 2012. Mardiasmo. 2012. Penguatan Tata Kelola Layanan Pendidikan dan Kebudayaan Menuju Opini WTP. Makalah disampaikan pada Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan. Depok. Natalia Ririh dan Latief. 2010. ICW Serahkan Audit BPK ke Kemdiknas. Kompas. http:nasional.kompas.comread2010120615353730function.simplexml- load-file Diakses tanggal 5 Maret 2012 Nita Garnita. 2008. Pengaruh Akuntabilitas terhadap Kinerja Instansi Pemerintah Studi Kasus pada Balai Besar Bahan dan Barang Teknik. http:www.dlib.widyatama.ac.idjspuihandle103641019 . Diakses tanggal 11 Maret 2012. Pemerintah Indonesia.2008. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Biro Peraturan Perundang-undangan Bagian Politik dan Kesejahteraan Rakyat. Jakarta. Sugiyono. 2007.Statitika untuk Penelitian, Bandung, CV. Alfabeta Sutrisno Hadi. 2004. Analisis Regresi, Fakultas psikologi UGM , Yogyakarta Sukanti, Sumarsih, Siswanto, dan Ani Widayati. 2008. Persepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi FISE UNY Terhadap Profesionalitas Guru Berdasarkan Undang- Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol VI. No. 2. Halaman 62-72. Walgito, B. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Offset Warsito Kawedar. 2010. Opini Audit dan Sistem Pengendalian Intern Studi Kasus di Kabupaten PWJ Yang Mengalami Penurunan Opini Audit. http:ejournal.undip.ac.idindex.phpakuditiarticleviewFile14890 . Diakses tanggal 11 Maret 2012. 82 b. Menginformasikan dan mendorong seluruh pegawai UNY perlunya koordinasi dengan instansi lain dimana hal ini bisa dilakukan dengan cara mengkomunikasikan bahwa unit tempat pegawai bekerja seringkali memerlukan ketergantungan data dan informasi dengan instansi pemerintah lain yang terkait. c. Menginformasikan dan mendorong seluruh pegawai UNY tentang perlunya mengidentifikasi jenis kegiatan yang memerlukan koordinasi dengan instansi lainnya. d. Mendorong jajaran pimpinan pada unit di bawahnya dan seluruh pegawai untuk melakukan koordinasi dengan cara membuat jadwal kegiatan dan pengorganisasian fasilitas dan bahan koordinasi dengan instansi pemerintah lainnya sehubungan dengan koordinasi yang dilakukan. e. Membentuk unit kerja yang akan menjadi pelaksana koordinasi dengan pihak instansi pemerintah lainnya. Selain internalisasi, pimpinan UNY juga perlu membangun infrastruktur terkait dengan perwujudan hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah lain, yaitu dengan cara: a. Membuat kebijakan atas hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah terkait dimana kebijakan ini biasanya berhubungan dengan pengelolaan anggaran, akuntansi dan perbendaharaan, pelaporan keuangan dan anggaran, pengendalian intern, dan kinerja. b. Menetapkan kebijakan tentang kegiatan apa saja yang perlu dikoordinasikan dengan instansi pemerintah terkait. 2. Dari sisi Unsur Penilaian Risiko, pegawai UNY menilai bahwa pegawai selama ini masih menemui kesulitan dalam menentukan probabilitasfrekuensi terjadinya risiko dalam setahun masa anggaran. Untuk mengatasi kesulitan ini, maka pimpinan UNY perlu untuk mengadakan pelatihan khusus mengenai bagaimana cara menentukan probabilitas terjadinya risiko. Pelatihan ini dilakukan dengan menekankan pada penggunaan sumber informasi, seperti dokumen-dokumen terdahulu, pengalaman yang relevan dari pegawai senior, praktik-praktik terbaik yang pernah ada di UNY, literatur yang relevan, dan pertimbangan para ahlipakar. 3. Dari sisi Unsur Kegiatan Pengendalian, pegawai UNY menilai bahwa pengamanan sistem informasi belum dilakukan secara optimal dimana hal ini diperlihatkan dari belum optimalnya penilaian risiko secara berkala dan komprehensif dengan mempertimbangkan dokumentasi yang teratur, sensitivitas dan keandalan data. Oleh 83 karena itu, pengamanan sistem informasi di UNY sebaiknya lebih dioptimalkan lagi dengan cara sebagai berikut: a. Pelaksanaan penilaian risiko secara periodik yang komprehensif b. Pengembangan rencana yang secara jelas menggambarkan program pengamanan serta kebijakan dan prosedur yang mendukungnya. c. Penetapan organisasi untuk mengimplementasikan dan mengelola program pengamanan. d. Penguraian tanggung jawab pengamanan secara jelas. e. Implementasi kebijakan yang efektif atas sumber daya manusia terkait dengan program pengamanan. f. Pemantauan efektivitas program pengamanan dan melakukan perubahan program pengamanan jika diperlukan. 4. Dari sisi Unsur Informasi dan Komunikasi, pegawai UNY menilai bahwa belum dilakukannya evaluasi mengenai kelayakan dan keoptimalan sistem tersebut dalam mendukung kebutuhan informasi user sehingga terkadang kebutuhan informasi user masih ada yang belum bisa ditangani oleh sistem tersebut. Untuk mengatasi hal ini, maka penting kiranya bagi pihak terkait untuk melakukan komunikasi rutin dengan user apakah sistem informasi yang dikembangkan selama ini sudah layak dan optimal. Dari komunikasi ini, pihak terkait tersebut bisa mendapatkan umpan balik yang positif untuk mengembangkan sistem informasi UNY sehingga bisa layak dan optimal untuk digunakan oleh user. 5. Dari sisi Unsur Pemantuan Pengendalian Intern, pegawai UNY menilai hasil penilaian risiko tidak dipertimbangkan sebagai dasar untuk menentukan lingkup dan frekuensi evaluasi terpisah. . Oleh karena itu, pimpinan UNY seyogyanya perlu m emperhatikan agar di kemudian hari menggunakan hasil dari penilaian risiko untuk menentukan lingkup dan frekuensi dilaksanakannya evaluasi terpisah di UNY. 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN