Gelar untuk Tan Jin Sing

BAB III PERAN TAN JIN SING SEBAGAI BUPATI YOGYAKARTA

A. Gelar untuk Tan Jin Sing

Waktu Tan Jin Sing menghadap Sultan Hamengku Buwono III, beliau menyambut kedatangannya dengan hangat. Lalu ia berkata, bahwa ia telah membaca laporan tentang percobaan pembunuhan yang gagal atas diri Tan Jin Sing, dan gembira kini dapat bertemu kembali dengannya dalam keadaan selamat. Tan Jin Sing menerangkan kepada Sri Sultan, Tumenggung Rekso telah mengusulkan agar kelak Tan Jin Sing memakai nama Secodiningrat. Sultan menyetujuhinya, dan akan memberikan gelar Raden Tumenggung kepadanya, sehingga sebutan lengkapnya adalah Kanjeng Raden Tumenggung Secodiningrat. 16 Selanjutnya Tan Jin Sing menyatakan, atas anjuran Tumenggung Rekso, ia sekeluarga berniat masuk Islam dan sementara waktu akan mempelajari dan menghayati agama ini. Mendengar niat masuk Islam Sri Sultan sangat terharu dan tambah menganggap Tan Jin Sing sebagai kerabatnya sendiri. Beliau berjanji, sebelum pertengahan tahun 1813 ia akan resmikan pegangkatannya sebagai Bupati dengan upacara Kraton. Diberitahukan niat untuk mangangkat Diponegoro menjadi Putra Mahkota dan meminta pendapat Tan Jin Sing, dan hal itu sangat disetujuhi olehnya. Karena Diponegoro berwibawa, pandai, setia dan selalu mendampingi ayahnya dalam mengatasi kesulitan. Berhubungan dengan itu, Sri Sultan meminta agar Tan Jin 16 Ibid., hal. 66 23 Sing memberitahu Residen Yogyakarta mengenai niatnya itu, dan mohon dapat restu dari Residen. Ia sendiri akan membicarakan hal ini dengan keluarganya dan dengan Diponegoro pada malam hari. Kemudian, Sultan Hamengku Buwono III mengabarkan bahwa, pada tanggal 1 Agustus 1812, Letnan Gubernur Raffles akan ke Yogyakarta untuk menandatangani surat perjanjian dengannya. Ia sangat gembira bila Raffles juga menyetujui pengangkatan Diponegoro sebagai Putra Mahkota. Untuk itu ia berharap agar Tan Jin Sing pada tanggal 4 Agustus 1812 bersedia menghadapnya. Setelah selesai Tan Jin Sing mengunjungi Residen Yogyakarta. Meskipun Crawfurd sangat sibuk, namun bersedia menemui Tan Jin Sing. Ia memberi selamat kepada temannya karena bisa lolos dari maut, sesuai laporan yang diterima. Warga Inggris ini kemudian memberitahukan tentang kedatangan Raffles pada akhir bulan Juli, dan meminta Tan Jin Sing menghadapnya pada tanggal 3 Agustus 1812. Tan Jin Sing ganti memberitahukan keinginan Sri Sultan mengangkat putranya, Pangeran Diponegoro, sebagai Putra Mahkota, dan sekaligus minta pendapatnya. Ternyata Residen Yogyakarta sependapat karena ia juga menganggap Diponegoro dapat dipercaya dan cakap. Ia yakin bahwa Raffles juga akan menyetujuinya. Tan Jin Sing tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya berharap agar Pangeran Diponegoro bisa berubah pikiran bila ia sudah mempunyai permaisuri. Tan Jin Sing pergi ke rumah Residen dan diterima tuan rumah bersama atasannya, Raffles. Penguasa tertinggi Inggris ini memberitahukan bahwa perjanjian dengan Sri Sultan telah Ditanda tangani, tetapi ia menyayangkan mengapa Pengeran Diponegoro tidak bersedia menjadi Putra Mahkota. Kemudian Raffles menyerahkan kepada Tan Jin Sing surat kuasa untuk pengurusan penarikan pajak di daerah Kedu yang berlaku 4 tahun berikut kemungkinan diperpanjang dan mengharapkan agar Tan Jin Sing dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Tan Jin Sing pun mengucapakan terima kasih kepada Raffles atas kepercayaan yang diberikan kepadanya. Dalam kesempatan Tan Jin Sing mengabarkan kepada Raffles dan Crawfurd, bahwa sebagai bupati, akan memakai nama Secodiningrat dan Sri Sultan akan memberi gelar Kanjeng Tumenggung Secodinigrat. Menurut Raffles ia pantas mendapat gelar itu karena banyak jasanya terhadap Sultan Hamengku Buwono III. Lalu Tan Jin Sing berkata bahwa Letnan Gubernur dikemudian hari bila sudah kembali di tanah air pasti juga akan diberi gelar oleh Kerajaan Inggris untuk jasanya menaklukan Belanda di Pulau Jawa. 17 Setiap minggu seperti yang telah ditetapkan, Tan Jing Sing dan keluarganya pergi ke rumah Tumenggung Rekso untuk belajar agama Islam. setetah 4 bulan belajar Tan Jin Sing sekeluarga merasa cukup menguasai ajaran agama Islam dan siap dijadikan seorang muslim. Ia lalu berunding dengan Ki Rekso yang bersedia untuk mengislamkan Tan Jin Sing sekeluarga. Kemudian hari baik yang dipilih adalah 5 Desember pada pagi hari Tan Jin Sing mengundang Tumenggung Rekso dan beberapa pemuka agama Islam untuk datang ke rumahnya. Acara pertama ialah pemotongan kuncir rambut Tan Jin 17 Ibid., hal. 67-68 Sing dan Dadang. Setelah selesai mereka kemudian disuruh mandi. Berikutnya ialah khithanan yang diikuti istirahat makan siang. Sesudah itu dilakukan acara terakhir yaitu Tan Jin Sing mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat dihadapan Ki Rekso, disaksikan para pemuka agama Islam lainnya. Kemudian dimulai Ki Rekso, para tamu memberi selamat kepada Tan Jin Sing dan keluarga. Ki Rekso bicara tentang peristiwa besar ini tidak boleh dilupakan. Ia berharap agar agama Islam bisa terus berkembang. Ketika pulang para tamu mendapatkan besekan berupa bingkisan, berupa makanan kecil. 18

B. Dilantik Sebagai Bupati