Pengaruh Dinamika Pasar dan Reposisi Merek Fashion Terhadap Strategi Bersaing di PT. Matahari Departement Store Festival Citylink Bandung

(1)

Influence Dynamics Market and Repotion Brand of Fashion to

Strategy Compete in PT. Matahari Department Store Festival

Citylink Bandung

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Kelulusan Strata 1 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

SOLIHIN

21208084

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

ix

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 7

1.2.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.3.1 Maksud Penelitian ... 8

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ...


(3)

xi

2.1.1 Dinamika Pasar ... 11

2.1.1.1 Pengertian Dinamika Pasar ... 11

2.1.1.2 Konsep Dinamika Pasar ... 11

2.1.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Dinamika Pasar ... 13

2.1.1.4 Elemen - elemen Dinamika Pasar ... 14

2.1.2 Reposisi Merek ... 14

2.1.2.1 Pengertian Reposisi Merek ... 14

2.1.2.2 Konsep Reposisi Merek ... 15

2.1.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Reposisi Merek ... 16

2.1.2.4 Prinsip – prinsip Reposisi Merek ... 17

2.1.3 Strategi Bersaing ... 18

2.1.3.1 Pengertian Strategi Bersaing ... 18

2.1.3.2 Konsep Strategi Bersaing ... 18

2.1.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Strategi Bersaing ... 20

2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 20

2.2 Kerangka Pemikiran ... 22

2.2.1 Pengaruh Dinamika Pasar Terhadap Strategi Bersaing ... 22

2.2.2 Pengaruh Reposisi Merek Terhadap Strategi Bersaing ... 23

2.2.3 Pengaruh Dinamika Pasar dan Reposisi Merek Terhadap Strategi Bersaing...23


(4)

xi

3.2 Metode Penelitian ... 24

3.2.1 Desain Penelitian ... 26

3.2.2 Operasional Variabel ... 29

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 32

3.2.3.1 Sumber Data... 32

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 33

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.2.4.1 Uji Validitas ... 36

3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 39

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 42

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 42

3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif atau Kualitatif ... 42

3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif)... 46

3.2.5.1.3 Analisis Regresi ... 48

3.2.5.1.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 52

3.2.5.1.5 Analisis Korelasi ... 43

3.2.5.1.6 Analisis Koefisien Determinasi ... 53

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62


(5)

xi

4.1.4 Aspek Kegiatan Perusahaan ... 74

4.2 Karakteristik Responden ... 75

4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 76

4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Usia ... 77

4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jabatan ... 78

4.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 79

4.3 Analisis Deskriptif ... 80

4.3.1 Analisis Deskriptif Dinamika Pasar ... 80

4.3.2 Analisis Deskriptif Reposisi Merek ... 82

4.3.3 Analisis Deskriptif Strategi Bersaing ... 83

4.4 Analisis Verifikatif ... 85

4.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 87

4.4.2 Analisis Korelasi Parsial ... 90

4.5 Pengujian Hipotesis ... 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 94

5.1 Kesimpulan ... 94

5.2 Saran ... 95 DAFTAR PUSTAKA

KUESIONER


(6)

66

DAFTAR PUSTAKA

Arrizal (2004) .Analisis pengaruh faktor-faktor produk baru dan sistem operasional terhadap dinamika perkembangan perusahaan industri bukit apit ,kota bukit tinggi. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol.03(1) 09-17

Asih Daru (2003). Strategi Reposisi Merek Terhadap Strategi Bersaing. jurnal komunikasi pemasaran

Adiwijaya (2008) Analisa Strategi Reposisi Merek Dalam Persaingan Pasar. JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN, VOL. 2, NO. 2, OKTOBER 2007: 66-72

Barney , Jay B. 1986 “Strategic Factor Market : Expectation, dan Business Strategy dalam management science.32,123-141

Caitlin Cahill (2007) Repositioning Ethical Commitment Participatory Action Reseach as a Relational Praxis of Social Change. Journal compilation

Djoko Lesmana Radji (2009). Hubungan Citra Merek, Kepuasan, dan Loyalitas Konsumen. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol.10(1) 17-34.

Emory, C. William., dan Donald R. Cooper. 2000. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Kelima. Terjemahan. Jakarta : Penerbit Erlangga

Hasan, Ali. 2008.Marketing.Cetakan Pertama.Terjemahan. Jogyakarta: Media Presindo.

Hislop, Molly. 2001. Dynamic Logic’s Branding 101: An Overviewof Branding and Brand 179 JURNAL EKONOMI & BISNIS NO. 3, Jilid 9, Tahun 2004 Kolter, Phillip & Kevin Lane Keller. (2007) Manajemen Pemasaran Edisi 12 Mowen , John C., 2001. Consumer Behavior, McMillan Publishing Company,

NewYork.

Mowen, John. C and Michael Minor. (2001). Consumer Behavior. Harcourt College Publisher.

Peter R Dickson (1998) The Static and Dynamic Mechanics of Competition : A

Comment on Hunt and Morgan’s Comparative Advantage Theory. Journal of Marketing, Oktober Vol 102

Rangkuti, Freddy. 2004. The Power of Brand. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Royan, Frans M. 2007. Smart Launching New Product. Jakarta: PT Elex Media Kompetindo.

Sekaran, Uma. Research Methods For Business. 2006. Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat.


(7)

67

Sri Lestari Prasilowati, M.A Dinamika Persaingan Mc.D dan KFC Dalam pasar Global Jurnal manajemen bisnis Vol 4 No.1 Juni 2007 113-124

Schiffman, Leon & Leslie lazar Kanuk. 2010. Consumer Behavior. tenth edition. Prentice Hall. New Jersey.

Tooraj Sadeghi*, Khadijeh Ghaemmaghami Tabrizi and Asieh Noroozi (2011).

The effective factors related with feelings, brand perception and purchase decision under a model. African Journal of Business Management Vol. 5(30) 12025-12030.

Wahyudi Edy (2009). Competitive Strategy Franchise with Marketing Strategy approach.Journal Buisness Management, Vol 50 2009:105-120

http://www.google.co.id hendro purnomo-detik finance http://www.isjd.lipi.co.id


(8)

vi

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah–Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian yang berjudul ”PENGARUH DINAMIKA PASAR DAN REPOSISI MEREK FASHION TERHADAP STRATEGI BERSAING DI PT. MATAHARI DEPARTEMENT STORE FESTIVAL CITYLINK BANDUNG”.

Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Penulis sangat dibantu dengan segala jenis bantuan, dukungan dan dorongan dari berbagai pihak dalam proses pelaksanaannya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Ibu Prof.Dr.Hj Dwi Kartini, SE.,Spec.Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Dr. Raeni Dwi Santy, SE.,M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen, dan sebagai Dosen Wali yang sudah membina dari awal sampai akhir tidak henti – henti mengingatkan kepada saya.

4. Ibu Trustorini Handayani, SE.,M.Si sebagai Pembimbing di Program Studi yang telah berkenan dan meluangkan waktunya memberikan perhatian, masukan, arahan dan semangat selama penyusunan Skripsi ini.


(9)

vii

6. Bapak Darmazakti, SE.,MM selaku Penguji II, yang telah memberikan arahan dan masukan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Program Studi Manajemen yang telah membekali penulis dengan pengetahuan serta ilmu yang sangat berharga selama penulis menempuh studi.

8. Teh Maya, Teh Hana, A gugun atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis menempuh studi.

9. Ibu Alwes Tuti Artha sebagai pembimbing di PT. Matahari Departement Store Festival City Link Bandung yang selalu memberikan data-data yang diperlukan sehingga penelitian ini dapat disusun dengan baik.

10.Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kedua orang tua yang telah membiayai, mendo’akan dan menyemangati saya sampai dalam penyusunan skripsi ini.

11.Kakak Iwa Kartiwa, Kakak Kurnia, Bang Wina, The Rani dan Siti Hasanah. Terima Kasih atas bantuan dan supportnya dalam penyusunan skripsi ini. 12.Sahabat seperjuangan. Lukman, Daud, Irvan, Bagja, Dani, Andi, Adhi,

Ardy, Terima kasih atas dukungannya.

13.Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.


(10)

viii

bagi yang membacanya. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak, agar penulis dapat berkarya lebih baik lagi dimasa depan.

Bandung, 30 Agustus 2014 Penulis

Solihin (21208084)


(11)

Pendidikan Formal

Jenjang Pendidikan Nama Jurusan Tahun

Perguruan Tinggi Universitas Komputer Indonesia

S1 - Manajemen 2008-2014

SMA SMA Negri 11 Bandung IPS 2005-2008

SMP SMP Negeri 33 Bandung - 2002-2005

SD SD Negri Tanjung Bandung - 1996-2002

Tempat-Tanggal Lahir 27 Juli 1989 Jenis Kelamin Pria

Kewarganegaraan Indonesia

Agama Islam

Alamat Jl. BBK. Tarogong No.16/197C 40233 Bandung

No. Telp 08562276364

E-mail Ending_here@yahoo.com

Pengalaman Kerja

Agustus 2008 s/d September 2009

Carrefour Mollis Bandung

Staf Textile

Oktober 2009 s/d September 2010

Genx Jln. Naripan 121 Bandung.

Cashier

November 2010 s/d Maret 2011

Alfabeth Jln. Lombok 10 Bandung.

Loper Koran

April 2011 – April s/d 2014

PT. Matahari Department Store Festival Citylink Bandung

Sales Asociate

2014 - Sekarang Grand Yogya Department Store Kepatihan Bandung


(12)

2009 & Competency Bandung 02 Mei

2009

Training Motivation Training Kiara Payung Sumedang

8 Mei 2010

Seminar Workshop

Anatoli Karvof, BSS Mpr, CFP

Cerdas Mengelola Keuangan Pribadi

Auditorium Miracle UNIKOM Bandung

27 Febuari 2010

Seminar Leaderdhip,Manage,Decition & Competency

Auditorium Miracle UNIKOM Bandung

6-7 Maret 2010

Training Motivation Training Kiara Payung Sumedang

8 Juni 2010

Seminar Spesialisasi Program Studi Manajemen

Auditorium Miracle UNIKOM Bandung


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Salah satu perubahan besar yang terjadi saat ini adalah dengan adanya globalisasi yang membuat suatu produk atau usaha dengan cepat dan mudah dapat disampaikan atau dinikmati ditempat lain. Hal bisnis menjadi sangat ketat, sehingga mengharuskan para pelaku bisnis memaksimalkan sumber daya yang dimiliki untuk membangun kekuatan bersaing.

Dalam sudut pandang pemasaran globalisasi perusahaan yang masuk kedalam industri global maka perusahaan tersebut harus mampu menciptakan competitive advantage dengan mengintegrasi dan meningkatkan operasionalisasi perusahaan dalam skala dunia menyebutkan ada lima kekuatan persaingan yang harus diantisipasi dan pahami para pengusaha yaitu anacaman pedatang baru, ancaman dari perusahaan yang menghasilkan produk substitusi, ancaman dari konsumen dan ancaman yang datang dari supplier serta ancaman dari perusahaan sejenis (rival). Dengan adanya globalisasi, dinamika persaingan dalam setiap industri merupakan fenomena baru yang terjadi dewasa ini. Dinamika persaingan merupakan hasil dari serangkaian tindakan pasar dan respon kompetitif beberapa perusahaan yang bersaing dalam industri tertentu.

Perkembangan ritel atau pasar eceran yang begitu pesat, berdampak semakin tingginya persaingan memperebutkan pangsa pasar pada dunia usaha saat ini. Perusahaan yang ingin berhasil dalam persaingan pada era milenium harus


(14)

memiliki strategi perusahaan yang dapat memahami perilaku konsumen. Perusahaan yang baik adalah yang memahami betul siapa konsumennya dan bagaimana mereka berperilaku. Pemahaman mengenai siapa konsumennya akan menuntun para pengusaha kepada keberhasilan memenangkan persaingan dunia usaha yang telah melampaui batas negara.

Pasar eceran atau pasar ritel di Indonesia merupakan pasar besar dengan jumlah penduduk Indonesia pada awal tahun 2013 sekitar 253.609.643 jiwa. Dengan jumlah penduduk sebanyak itu, total belanja rumah tangga akhir 2013 mencapai 145 triliun rupiah. Belanja tersebut mencakup seluruh kebutuhan rumah tangga, mulai dari kebutuhan sehari-hari seperti gula, sabun mandi, pakaian, hingga kebutuhan barang tahan lama (durable) seperti kulkas, emas dan mobil.

Pasar ritel dapat terus tumbuh sebagai akibat dari perkembangan berbagai bidang. Pasar ritel yang tumbuh secara nasional tidak saja menguntungkan peritel besar atau produsen barang ritel, melainkan juga para peritel kecil yang melayani masyarakat setempat. Bidang pertama yang mempengaruhi pertumbuhan pasar ritel adalah perkembangan demografi. Jumlah penduduk yang

bertambah menyebabkan semua barang dan jasa meningkat. Komposisi penduduk menurut usia yang berubah, misalnya karena tahapan hidup meningkat, membuat ragam produk pun mengikuti, baik dalam jumlah maupun jenis.

Pertumbuhan ekonomi secara umum, dan sektor-sektor ekonomi secara khusus, mempunyai dampak langsung yang segera. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat membuka lapangan kerja baru yang cukup besar. Banyaknya karyawan


(15)

baru diikuti dengan meningkatnya pasar ritel akibat munculnya permintaan-permintaan baru akan barang dan jasa.

Bidang sosial budaya masyarakat turut menjadi faktor pertumbuhan pasar ritel. Masyarakat yang semakin aktif dalam kehidupan sosial akan meningkatkan aktivitas pengadaan barang dan jasa guna memfasilitasi kegiatan mereka.

Kebiasaan “dugem” atau “dunia gemerlap” sebagai contoh pola kehidupan sosial

yang menuntut untuk selalu tampil fashionable melahirkan tumbuhnya deparment store.

Kemajuan teknologi memberi kesempatan kepada produsen untuk menawarkan produk baru yang lebih memikat dengan cepat. Peritel mempunyai kesempatan menawarkan produk baru sehingga produk yang baru berusia/berumur 1 tahun atau 6 bulan setelah diluncurkan ke masyarakat kini menjadi kalah daya pikatnya sehingga harganya perlu diturunkan. Produk baru menciptakan permintaan baru, sementara penurunan harga produk model yang kalah bersaing meningkatkan permintaan. Produk perusahaan dengan merek yang

sudah ”mapan” (establish brand) juga mengalami kondisi persaingan yang sama beratnya dengan produk–produk bermerek baru ataupun merek yang kurang populer. Sehingga merek yang sudah mapan harus berjuang agar tidak kalah dengan merek–merek yang baru. (Kumar,2005)

Tabel 1.1

2009 2010 2011 2012 2013

1 Matahari 89 90 93 94 97

2 Metro 79 87 88 90 89

3 Ramayana 68 75 78 79 82

4 Yogya Fashion 66 72 75 84 92

5 Sogo 58 69 70 82 80

Perkembangan Jumlah Merek Fashion Departement Store di Indonesia

No Fashion Departement Store

Jumlah Merek Tahun


(16)

Dengan adanya strategi reposisioning merek (brand reposisioning) dapat sukses, marketer perlu mengoptimalkan pemanfaatan variabel – variabel bauran pemasaran setiap perusahaan yang ada terutama pada produk yang di unggulkan, khususnya aspek desain dan komunikasi pemasaran sangat dipakai untuk segmen khusus, jika segmen luas, posisioning yang bersifat dirancang untuk sementara agar pesaing tidak akan menempati posisi merek yang pertama, dan sebaliknya posisikan merek di pasar agar dapat bertahan dalam persaingan dengan pesaingan sangat kuat. Diantaranya persaingan yang tumbuh dan berkembang dalam dunia fashion di Indonesia.

Hanya saja, pelaku bisnis di sektor ini masih belum banyak jumlahnya. Di skala nasional, masih bisa dihitung dengan jari pemain-pemain di sektor ritel ini. Pebisnis ritel skala merek terkenal untuk direposisikan pada department sendiri masih bisa disebutkan dalam hitungan jari. Meadow Asia Company Limited. dengan kepemilikan Matahari Department Store (MDS), disebut-sebut sebagai pemain ritel yang terus merangsek ke kota-kota di daerah. Menurut Company Profile Matahari Group, tercatat pada tahun 2012, MDS telah berkembang menjadi 90 outlet yang tersebar di 50 kota (http://majalah.tempointeraktif.com). Tidak hanya Matahari saja yang terus melebarkan sayapnya, sejumlah pebisnis ritel baik lokal maupun asing pun berlomba- lomba untuk menjangkau pasar Indonesia yang sangat besar ini. Pemain lokal seperti Yogya, Metro, hingga pebisnis asing seperti Giant, Carrefour hingga sejumlah nama asing lain yang berencana masuk ke Indonesia, memang menganggap Indonesia masih sangat potensial untuk dibidik bagi pengembangan usaha di bidang ritel ini.


(17)

Kota Bandung beda dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia, yakni dilihat sebagai wilayah potensial untuk ekspansi bisnis ritel. Di kota Bandung telah dibangun beberapa pusat perbelanjaan besar dan modern seperti Mal Festival City, Bandung Istana Plaza, King Matahari ,Istana Plaza, Metro Trand Center , ITC Bandung dan lain-lain.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kota Bandung yang merupakan pintu gerbang Kawasan Barat pulau jawa yang memiliki prospek bisnis cukup menjanjikan. Peluang bisnis itu semakin terbuka lebar sejak diberlakukannya otonomi daerah, dimana sikap pemerintah daerahnya yang sangat akomodatif terhadap para investor. Berbagai kemudahan dalam berinvestasi, seperti penyederhanaan birokrasi perijinan di berikan untuk menggaet lebih banyak investor masuk ke kota Bandung ini. karena pada 2009 hampir semua pemain bisnis ritel diseluruh dunia mengecewakan. maka perseroan memasuki tahun 2010 dengan sikap waspada dengan menekan biaya sebanyak mungkin dan mendekatkan yang sangat hati – hati pada tingkat operasi. Ternyata pendekatan ini berhasil dengan baik, dimana sampai akhir tahun, pelanggan tetap menyenangkan produk – produk yang secara konsisten selalu ditawarkan Matahari dengan nilai tinggi, kualitas terbaik harga terjangkau dengan pertumbuhan sales pertahun semakin meningkat dan menurun.


(18)

Gambar 1.1 Pertumbuhan Matahari Dept Store Indonesia Pertumbuhan pusat perbelanjaan fashion semacam ini tentunya akan menimbulkan persaingan usaha yang semakin ketat. Consumer Goods atau produk-produk yang baru untuk dikonsumsi kemudian perusahaanharus berlomba untuk memantapkan mereknya sekaligus memperoleh 5 ceruk pasar yang lebih besar agar tidak tergilas. Masing-masing pusat perbelanjaan ataupun pertokoan akan menggunakan strategi bersaing pemasaran terampuhnya untuk membuat masyarakat tertarik berkunjung dan akhirnya memutuskan untuk membeli.

Terbatasnya luas wilayah Kota Bandung yang diiringi dengan pertumbuhan pusat perbelanjaan serta sentra-sentra perdagangan di kota ini, telah membuat catchment area semakin sempit. Masing-masing pebisnis akan berlomba untuk mengejar konsumen dan menariknya agar mau berbelanja. Persaingan semacam ini tentu saja membutuhkan upaya strategi pemasaran yang tepat untuk menjangkau calon-calon konsumen. MDS memang sebuah merek yang sudah dikenal luas oleh masyarakat di Indonesia. Dengan outlet yang tersebar di seluruh Indonesia, telah memantapkan posisinya sebagai penyedia produk-produk fesyen, aksesoris dan home appliance bagi kalangan menengah ke atas. Brand-brand orisinal miliknya seperti Cole, St Yves, Connexion, dan Nevada telah memiliki tempat tersendiri di tengah masyarakat.

Berdasarkan dari latar belakang penelitian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul”PENGARUH DINAMIKA PASAR DAN REPOSISI MEREK FASHION TERHADAP STRATEGI BERSAING


(19)

DI PT. MATAHARI DEPARTEMENT STORE FESTIVAL CITY LINK

BANDUNG”

1.1 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan yang ada, dapat disimpulkan bahwa permasalahan utama yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah pergerakan dinamika perusahaan untuk bisa memposisikan merek fashion yang ada dan yang baru kemudian untuk dikembangkan . Sehingga bagaimana strategi yang harus di gunakan dalam menembus persaingan sangat sengit antara pesaing sejenis ,maupun perusahaan lain.

Perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangan target segmen yang mereka tuju dalam memposisikan merek fashion yaitu dengan strategi bisnis untuk bisa tetap bertahan hidup dalam mengembangkan strategi dan mengatipasi strategi pesaing sehingga bisa memposisikan produk fashion dan melakukan tindakan responsif atau bertahan.. Fokus utama penelitian adalah pada dinamika dan reposisi merek yang mempengaruhi perusahaan terhadap strategi bersaing di PT. Matahari Departemen Store.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah yang telah disebutkan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam usulan penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana dinamika pasar di PT. Matahari Department Store Festival Citylink Bandung.


(20)

2. Bagaimana reposisi merek fashion di PT. Matahari Departemen Store Festival Citylink Bandung.

3. Bagaimana strategi bersaing di PT. Matahari Departemen Store Festival Citylink Bandung.

4. Seberapa besar dinamika pasar dan reposisi merek fashion terhadap strategi bersaing PT. Matahari Departement Store Festival Citylink Bandung baik secara parsial maupun simultan.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah :

Mengumpulkan data dan berbagai informasi terkait dinamika pasar dan reposisi merek fashion terhadap Strategi bersaing di PT. Matahari Departement Store Festival Citylink Bandung.

1.3.2 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui dinamika pasar di PT. Matahari Departement Store Festival Citylink Bandung

2. Untuk mengetahui reposisi merek fashion PT. Matahari Departement Store Festival Citylink Bandung.

3. Untuk mengetahui strategi bersaing di PT. Matahari Departement Store Festival Citylink Bandung.


(21)

4. Untuk mengetahui dinamika pasar dan reposisi merek terhadap strategi bersaing di PT. Matahari Departement Store Festival Citylink Bandung baik secara parsial maupun simultan.

1.4.1 Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang akan digunakan diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yang antara lain sebagai berikut :

1.4.2 Kegunaan Praktis

Memberikan bukti empiris mengenai pengaruh dari variabel-variabel yang dapat mempengaruhi stratgi bersaing untuk memposisikan merek fashion serta memberikan solusi berupa saran terhadap pengelolaan variabel-variabel tersebut. Dan sebagai bahan masukan atau sumbangan pemikiran kepada perusahaan untuk bisa bergerak cepat secara dinamis dalam persaingan dunia fashion.

1.4.3 Kegunaan Akademis

Memberikan kontribusi bagi kalangan akademis mengenai pentingnya pengelolaan terhadap variabel-variabel yang dapat mempengaruhi strategi bersaing antara perusahaan sejenis, maupun pesaing lainya, dengan melalui pengaruh dinamika pasar dan reposisi merek fashion yang diharapkan agar mampu menguasai dan memahami.


(22)

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah perusahaan retail yaitu Matahari Departement Store Tbk, yang beralamatkan di Festival City Link Bandung. Adapun waktu penelitian yaitu di mulai dari tanggal 01 Januari sampai 31 Maret 2012,

Tabel 1.2 Jadwal Penelitian

Jadwal Kegiatan

Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Survei

pendahuluan Perancangan penulisan Penulisan dan bimbingan penelitian Penyebaran kuesioner Penarikan kuesioner Pengolahan data Penulisan skripsi dan bimbingan Sidang Skripsi


(23)

11 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Dinamika Pasar

Dalam literatur ilmu ekonomi, secara jelas menunjukkan bahwa dinamika perusahaan merupakan salah satu faktor yang penting yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi. Dalam banyak kasus, dinamika merupakan variabel keputusan yang paling penting yang diambil oleh perusahaan dan pesaing. Dinamika pasar merupakan suatu pergerakan dimana perusahaan bisa mencapi target penjualan yang dihasilkan dari pembelian produk oleh pembeli.

2.1.1.1 Konsep Pengaruh Dinamika Pasar

Dinamika pasar adalah Konsep pengembangan perusahaan manajemen dalam persaingan untuk dapat memprediksikan serta meng-generate produk baru, dan menghasilkan fleksibilitas perusahaan terhadap dinamika pasar yang terjadi. Dinamika pasar merupakan konsep yang seharusnya dikembangkan oleh berbagai organisasi bisnis, karena kekuatan dinamika dengan berbagai factor pemicunya dapat menciptakan berbagai hambatan dan ancaman bagi kelangsungan hidup perusahaan. Kekuatan pasar sedikit banyaknya tertumpu pada berbagai kebijakan pemerintah merupakan kelemahan dari kemampuan manajemen dari perusahaan retail untuk memasuki pasar global yang dinamis dan ketatnya persaingan.


(24)

Menurut Williamson konsep dynamic market diartikan sebagai pola pembelajaran secara kolektif dalam organisasi yang secara sistematis mampu menggerakkan dan memodifikasi berbagai sumber daya dalam perusahaan dan kebijakan operasional rutin dan struktur organisasi perusahaan yang ada untuk menyesuaikan dengan perubahan pasar (Karno, 2008). Pola pembelajaran yang berkembang dan secara aktif merupakan proses pencarian pengetahuan masa yang akan datang (Grant, 1996) dan menggali berbagai informasi pasar untuk menghasilkan pengetahuan baru tentang pasar serta menghasilkan identifikasi berbagai potensi pergerakan dan peluang pasar di masa yang akan datang (Borch, 2004). Pola pembelajaran tersebut tidak dapat ditiru oleh pesaing dan merupakan untuk pembeda dengan pesaing, serta mempengaruhi kecepatan organisasi bisnis untuk menyesuaikan pasar yang ada dengan perubahan lingkungan (Collins, 1994).

Sumber : Poters hamel parahalad 2003

Gambar 2.1

Arena Dinamika

Pasar

Lingkup

Geografik Pelanggan

jamak

Produk dan Pasar

Tunggal


(25)

2.1.1.2Faktor –Faktor Yang Berpengaruh Dalam Dinamika Pasar - Inovasi

inovatif adalah “Thinking & Doing”, sedangkan Barringer & Irelan (2006) menggambarkan invention merupakan penemuan baru baik untuk diimplementasikan dalam bisnis maupun tidak, dan inovatif merupakan implementasi dari penemuan baru dengan menggunakan kombinasi sumber daya yang dimiliki.

- Proaktif

Proaktif merupakan perilaku individu atau organisasi dalam bertindak untuk mengatasi dan

mengantisipasi berbagai persoalan yang berpeluang muncul di masa akan datang (Lumpkin & Dess, 1996), tindakan antisipatif menghadapi masa depan dengan menemukan peluang baru yang dapat meningkatkan kualitas usaha (Shane & Venkatraman, 2001), atau aktif mencari dan menemukan peluang baru dari perubahan lingkungan pasar (Miles & Snow, 1978).

- Risk-taking,

Risk-taking kemampuan dalam mengambil risiko dalam menjalankan usaha (Cantillon, 1734) atau kemampuan dalam mengambil tindakan pada kondisi ketidakpastian pasar yang tinggi (Mill;1848, dikutip dari Hall & Sobel, 2006).


(26)

Agresifitas bersaing merupakan kecondongan perilaku dalam memberikan penawaran produk/jasa yang diperbaharui secara terus menerus dan dalam rangka memperbaiki serta meningktakan posisinya di pasar melalui penguasaan pangsa pasar, atau memenangkan persaingan di pasar (Lumpkin & Dess, 1996; Lumkin dkk, 1997; Matsuno dkk, 2002, Griffith;2006).

2.1.1.3Elemen – elemen Dinamika Pasar

Kemampuan dalam pergerakan dinamika pasar dalam keunggulan bersaing(Gunther 2000) ada 6 elemen terhadap dinamika pasar :

1. Dynamic market satifaciton 2. strategy market dynamic 3. positioning market dynamic 4. shifting the rules of completion 5. Signaling dynamic strategic 6. sequatial strategic market 2.1.2 Reposisi Merek

2.1.2.1 Pengertian Reposisi Merek

Dalam perputaran strategi membangun reposisi merek yang kuat, reposisi merek memiliki peran awal yang sangat menentukan dalam tahapan strategi selanjutnya. Jika perusahaan salah dalam menentukan competitive advantage yang diangkat sebagai strategi reposisi merek maka dapat dipastikan kinerja dari merek tersebut akan gagal atau lemah. Brand positioning dapat dibangun melalui tiga pondasi dasar yaitu atribut produk, manfaat produk, serta kepercayaan dan nilai.


(27)

merek memposisikan berdasarkan atribut produk adalah cara tercepat untuk membangu pondasi ini hanya memberikan efek jangka pendek karena keunggulan suatu atribut produk dapat dengan mudah ditiru oleh pesaing.

Gambar 2.2 Perputaran Strategi dalam Membangun reposisi Merek (Andiwijaya 2007)

2.1.2.2 Konsep Reposisi Merek

Definisi dari reposisi merek menurut Hermawan Kertajaya, seorang pakar pemasara menyatakan bahwa reposisi merek adalah salah satu bagian dari elemen strategi pemasaran agar target pasar (konsumen) mempunyai persepsi yang dapat membedakan suatu produk dari produk para pesaing. Tanpa adanya perbedaan yang jelas, maka produk perusahaan akan dianggap sama dengan produk pesaing. reposisi merupakan awal dari lahirnya suatu produk (reason for being), sehingga aktivitas reposisi merek harus dilakukan pada tahapan awal sebelum suatu produk diluncurkan. Apabila suatu produk

Brand positioning

brand preference

Brand name selection Brand

Development Brand reposition


(28)

sudah ”lahir”, kemudian baru menetapkan reposisi maka ruang lingkup dari reposisi menjadi sangat terbatas. (Kartajaya,2002)

Menurut David Craven (2002) ada lima untuk mengunaka n reposisi merek :

1. Price-quality 2. User

3. Symbolic 4. Experimental 5. Atribut-feature

2.1.2.3 Faktor – Faktor Reposisi Merek

Beberapa persyaratan tersebut diatas perlu diperhatikan dalam usaha untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam positioining seperti berikut (Kotler & Armstrong,2003):

฀ Under Positioning

Suatu kondisi dimana konsumen tidak dapat menangkap ide yang hendak disampaikan olehpemasar atas kelebihan atau keunikan dari merek produk perusahaan.

฀ Over Positioning

Suatu kondisi dimana konsumen memiliki persepsi yang terlalu sempit untuk atas citra atau nilai suatu merek.

฀ Confused Positioning

Suatu kondisi dimana konsumen bingung akan citra yang hendak diposisikan oleh suatu merek. Hal ini terjadi akibat perusahaan tidak konsisten


(29)

dalam mengangkat suatu nilai untuk diposisikan atau karena perusahaan selalu berganti–ganti nilai yang diposisikan atas suatu merek.

฀ Doubtful Positioning

Suatu kondisi dimana konsumen ragu atau tidak percaya dengan positioning dari sebuah merek. Hal ini terjadi karena kinerja dari merek yang

kurang standar atau ”over promise under delivered” (Kartajaya,2002) Komunikasi pemasaran yang mengobral janji berlebihan tanpa adanya dukungan kinerja merek yang sesuai dengan apa yang telah dijanjikan.

Brand value proposition.

Setiap merek memiliki nilai yang dapat ditawarkan kepada konsumen, sekumpulan manfaatyang dimiliki oleh sebuah merek, yang dapat dijadikan sarana untuk diposisikan dalam benakkonsumen dikenal dengan istilah brand value proposition. Melalui brand value proposition,konsumen mengenal value yang dimiliki dan ditawarkan oleh sebuah merek dibandingkan dengan pesaingnya.

2.1.2.4 Prinsip – Prinsip Reposisi Merek

Mempertimbangkan pentingnya peran positioning pada keberhasilan suatu produk, maka terdapat tiga langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan reposisi merek (Kotler,2003):

1. Mengidentifikasi keunggulan–keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk mendapatkan keunggulan bersaing (competitive advantage) maka perusahaan harus melakukan kegiatan diferensiasi atas penawaran kepada konsumen yang berbeda dibandingkan dengan penawaran dari pesaing. Diferensiasi dapat dilakukan melalui inovasi pada


(30)

bauran pemasaran (marketing mix) seperti atribut produk, harga, saluran distribusi, dan juga aktivitas komunikasi pemasaran.

2. Memilih salah satu atau lebih keunggulan kompetitif yang dimiliki untuk dikomunikasikan dan diposisikan dalam benak konsumen. Adapun persyaratan suatu keunggulan untuk dapat dipilih dan dikomunikasikan adalah:

฀ Sesuatu yang penting bagi konsumen ฀ Sesuatu yang khas dan unik

฀ Bernilai superior

฀ Mudah dikomunikasikan ฀ Sesuatu yang baru/pioner ฀ Terjangkau (daya beli)

฀ Dapat memberikan keuntungan 2.1.3 Strategi Bersaing

2.1.3.1 Pengertian Strategi Bersaing

Strategi bersaing adalah rencana yang disatukan , menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan strategi bersaing perusahaan dengan tantangan lingkungan yang di rancang, untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan (Jauch dan Glueck, 2004 : 12 )

2.1.3.2 Konsep Strategi Bersaing

Menurut Pitelis (2008) “competitivenessis both elusive and controversial, sedangkan Porter (1993) menyatakan, bahwa “persaingan adalah inti dari


(31)

harus memiliki strategi bersaing. Menurut Porter (1993) “Strategy is about competitive position, about differentiating yourself in the eyes of the customer, about adding value through a mix of activities different from those used by competitors”.

Tujuan akhir strategi bersaing adalah untuk menanggulangi kekuatan lingkungan demi kepentingan perusahaan. Aturan atau lingkungan persaingan yang ada pada perusahaan terdiri atas 5 kekuatan bersaing, yaitu

1. masuknya pesaing baru,

2. ancaman dari produk pengganti (substitusi), 3. kekuatan penawaran (tawar-menawar) pembeli, 4. kekuatan penawaran pemasok,

5. persaingan di antara pesaing pesaing yang ada.

Kekuatan kolektif dari kelima kekuatan bersaing akan menentukan kemampuan perusahaan di dalam suatu industri untuk memperoleh tingkat laba rata-rata atas investasi yang dilakukan. Namun, masing-masing kekuatan bersaing memiliki corak dan karakter pengaruh yang berbeda –beda (Porter, 1998). Strategi bersaing adalah suatu posisi dimana sebuah perusahaan menguasai sebuah ajang persaingan bisnis (Porter, 1998). Keunggulan bersaing yang berkelanjutan adalah keunggulan yang tidak mudah ditiru, membuat suatu perusahaan dapat merebut dan mempertahankan posisinya sebagai pimpinan pasar. Karena sifatnya yang tidak mudah ditiru, strategi bersaing yang berkelanjutan merupakan satu strategi bersaing yang dapat mendukung kesuksesan suatu perusahaan untuk jangka waktu yang lama. Kay menyatakan bahwa strategi bersaing organisasi dapat dicapai


(32)

melalui relational architecture, reputation, innovation, dan strategic assets (Matthews, 2005).

2.1.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Bersaing

Strategi setidaknya terdapat empat faktor yang menjadi syarat terciptanya keunggulan strategi bersaing yaitu :

1. basis persaingan (basic of competition) 2. arena bersaing (where you compete) 3. pesaing (whom you compete against) 4. cara bersaing (how to complete).

5. diferensiasi (differentiation), biaya-rendah 2.1.4 Penelitian Terdahulu

Untuk mendukung penelitian ini, maka penulis akan paparkan hasil peneitian terdahulu yang ada kaitannya dengan judul peneitian yang penulis angkat. Penelitian terdahulu dapat diliat pada tabel 2.1

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

Peneliti Hasil Persamaan Perbedaan

Penelitian terdahulu Rencana penelitian Arrizal Analisis pengaruh faktor-faktor produk baru dan sistem operasional terhadap dinamika

perkembangan perusahaan industri bukit apit ,kota bukit tinggi

Menyatakan bahwa pemberian informasi tentang produk kepada konsumen sangat penting karena membuat konsumen memiliki pengetahuan tentang produk baru tersebut dan informasi yang disampaikan dapat membentuk merek,yang akan perkembangan Dinamika perusahaan

Terdapat variabel yang sama yaitu Pengetahua n dinamika dan reposisi merek

hanya terdapat 2 variabel

Penelitian dilakukan di Matahari

Dept Store

Bandung

Michael Adiwijaya analisa strategi

Bangkitnya merek perusahaan dipengaruhi

Terdapat variabel

hanya terdapat 1

Penelitian dilakukan di


(33)

reposisi merek dalam persaingan pasar

juga oleh reposisi merek produk

yang sama yaitu Reposisi Merek variabel yaitu reposisi merek Matahari

Dept Store

Bandung

Nurul Safitri Analisis Strategi Bersaing dalam Persaingan

Usaha penerbangan komersial

Penerbangan Komersial

Menyatakan, perlu dilakukan

pembenahan dan pengoptimalan terhadap penggunaan

strategi sinergi pasar, strategi pengembangan SDM dan

strategi perluasan pangsa pasar.

Terdapat variable yang sama yaitu strategi bersaing tidak terdapat variabel Reposisi merek Penelitian dilakukan di Matahari

Dept Store

Bandung Gina lestari Pengaruh Strategi Komunikasi Pemasaran Dan perluasan merek Terhadap Perilaku Pembelian Konsumen Pada Matahari Departement Store Mal Ratu Indah

konsep-konsep perluasan merek fashion yang mulai terkenal di akhir tahun 90-an mulai di p90-and90-ang penting untuk dilaksanakan, terlebih lagi perkembangan strategi bersaing semakin lama

semakin cepat sehingga masing-masing ritel yang

ada berusaha

mengoptimalkan potensi yang ada untuk menarik perhatian konsumen.

Terdapat 2 variabel yang sama yaitu, strategi bersaing dan reposisi merek tidak terdapat tentang variabel dinamika pasar Penelitian dilakukan di Matahari

Dept Store

Bandung

Santosa ismail Analisis Reposisi Merek Produk IM3: Studi Kasus Pada Mahasiswa FE Universitas

Singaperbangsa Karawang

Persepsi Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang Terhadap reposisi Merek IM3 baik/murah/setuju

Terdapat 1 variabel yang sama yaitu, reposisi merek tidak terdapat tentang variabel pengetahu an produk dan keputusan pembelian

Penelitian dilakukan di Matahari

Dept Store

Bandung

Wijayanti Pengaruh keuntungan dan kerugian perusahaan Terhadap reposisi merek PT. aneka busana indah Jakarta

Efek

negatif dari reposisi merekyang

paling utama adalah terjadinya

kanibalisme. Selain itu, akan terjadi

pelemahan yaitu merek intiakan

terlihat kabur atau suram. Efek

positifnya antara lain

merek akan

mudah dikenal oleh konsumen karena merek intitelah lebih

Terdapat 1 variabel yang sama yaitu, reposisi merek tidak terdapat tentang dinamikap asar dan strategi bersaing

Penelitian dilakukan di Matahari

Dept Store


(34)

dulu ada di pasar. Chrisen Agile manufacturing, strategi perusahaan menghadapi dinamika lingkungan di Immanuel Yogyakarta, Indonesia

Paradigma di dalam suatu lingkungan yang sangat dinamis dan kompetitif, memerlukan suatu perusahaan untuk yang tangkas untuk

memproduksi. penggerak [itu] dan pertumbuhan nya, konsep inti

dan menerapkan model pabrikasi tangkas. Kondisi-Kondisi untuk penca kooperasi, e-commerce, re-engineering, dan fleksibilitas karyawan. memerlukan

inovasi proaktif, mutu, dan profitabilitas

Terdapat 1 variabel yang sama yaitu dinamika pasar Tidak terdapat tentang variable reposisi merek dan strategi bersaing.

Penelitian dilakukan di Matahari

Dept Store

Bandung

Dynamic Capabilities for Strategic Team Performance Management : The Case Nissan

Market dynamics will influence by developed capabilities dynamic by evolusioner and also is revolutionary, important but [is] how technology, the organization and management can integrally develop;build dynamic kapabilitas which is true needed to to face market dynamics.

Terdapat 1 variabel yang sama yaitu Dinamika Pasar Tidak terdapat tentang variabel Strategi bersaing dan Reposisi merek Penelitian dilakukan di Matahari

Dept Store

Bandung

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Pengaruh Dinamika Pasar Terhadap Strategi Bersaing

Lingkungan pasar sebenarnya sangat penuh dengan kejutan, sehingga perusahaan dituntut untuk menemukan proses perencanaan manajemen yang baru yang dapat memelihara kesejahteraan sekalipun satu atau beberapa bisnis / produknya sedang mengalami kesukaran. Perencanaan strategi bersaing sangat mencakup segala usaha yang dilakukan dalam rangka menghadapi lingkungan yang berubah terus menerus dalam dinamika pasar. Kotler (2002 : 92)


(35)

2.2.2 Pengaruh Reposisi Merek Terhadap Strategi Bersaing

Ditengah ketatnya strategi bersaingan antar pemasar di dalam memberikan penawaran produkuntuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen, diperlukan reposisi merek terhadap para pemasar untuk dapat menggali kebutuhan– kebutuhan yang belum terlayani. bersaing pada kondisi persaingan pasar yang sangat ketat, sudah tidak relevan lagi untuk diterapkan karena hanya

menghasilkan kerugian dari para “pemain” yang ada pada pasar tersebut.

Sebaliknya mereka menawarkan suatu konsep strategi baru yaitu “Blue Ocean Strategy” dimana strategi ini dilakukan dengan cara keluar dari padatnya kondisi persaingan dan berusaha untuk melakukan value inovation yang menghasilkan penawaran – penawaran baru atas kebutuhan– kebutuhan yang belum terlayani dengan situasi persaingan yang lebih lengang. (Kim & Mauborgne,2005)

2.2.3 Pengaruh Dinamika Pasar Dan Reposisi Merek Terhadap Strategi Bersaing

Perubahan dinamika pasar selalu berkembang dan diikuti oleh perkembangan preferensi konsumen, kebutuhan dan keinginan konsumen yang selalu dinamis .Suatu reposisi merek produk harus bersifat dinamis dan menyesuaikan dengan perubahan dan perkembangan pasar yang terjadi dengan strategi bersaing perusahaan dengan tantangan lingkungan yang di rancang, untuk memastikan bahwa tujuan strategi utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat pada posisi pada inovasi–inovasi baru atas desain produknya. Langkah reposisi merek fashion tergolong terlambat sehingga


(36)

Reposisi Merek

-Price-quality -User -Symbolic -Experimental -Atribut-feature David Craven (2002)

Dinamika Pasar

- Inovasi -Risk-taking -Struktur pasar -Agrefitas bersaing -Proaktif

membutuhkan waktu yang lama dan usaha ekstra untuk dapat mengembalikan kepercayaan konsumen dan pangsa pasar dari merek. (Schabel,2001 : 109).

Kotler (2002 : 92)

Schabel (2001 : 109)

(Kim & Mauborgne,2005)

Gambar 2.3 Model Kerangka Berfikir

Pengaruh Dinamika Pasar dan Reposisi Merek Terhadap Strategi Bersaing

2.3 Hipotesis

Menurut Ujang Sumarwan dalam bukunya Riset Pemasaran dan Konsumen (2011:14) menyatakan bahwa:

Y

Strategi Bersaing -pesaing baru, -substitusi

-penawaran pembeli -penawaran pemasok -persaingan sejenis Poters ( 2002 : 407)


(37)

“Hipotesis adalah pernyataan atau preporsisi yang belum dibuktikan tentang suatu

faktor atau fenomena yang sedang diteliti.” Hipotesa menggambarkan hubungan antar variabel yang diteliti.

Hipotesis Utama :

Terdapat Pengaruh Dinamika Pasar dan Reposisi Merek fashion Terhadap Strategi Bersaing

di PT. Matahari Departement Store Festival Citylink Bandung. Sub Hipotesis:

1. Terdapat Pengaruh Dinamika Pasar Terhadap Strategi Bersaing PT. Matahari Departement Store Festival Citylink Bandung.

2. Terdapat Pengaruh Reposisi Merek Terhadap Strategi Bersaing PT. Matahari Departement Store Festival Citylink Bandung.

3. Terdapat Pengaruh Dinamika Pasar dan Reposisi Merek Terhadap Strategi Bersaing PT. Matahari Departement Store Festival Citylink Bandung


(38)

26

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data–data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut yang berjudul : “Pengaruh Dinamika Pasar dan Reposisi Merek Fashion terhadap Strategi bersaing di PT.Matahari Departement Store Festival Citylink Bandung”

Di dalam penelitian ini, penulis mengemukakan dua variabel yang akan diteliti. Adapun variabel yang akan diteliti di dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel independent (variabel bebas), yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependent (variabel tidak bebas). Variabel independent (variabel X1) dalam penelitian ini adalah Dinamika pasar dan (variabel X2) Reposisi Merek.

2. Variabel dependent (variabel tidak bebas), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent.Variabel dependent (variabel Y) dalam penelitian ini adalah Strategi Beraing.

Dinamika Pasar dan Reposisi Merek merupakan faktor penyebab, sedangkan Strategi bersaing faktor akibat. Objek penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang akan bersaing dalam dunia fashion di PT. Matahari Departement Store Festival City Link Bandung.


(39)

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Umi Narimawati, (2008:127) merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.

Metode penelitian menurut Sugiyono (2009:2) pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif, dengan pendekatan kuantitatif.

Metode Deskriptif menurut Sugiyono (2009:206) mendefinisikan:

"Penelitian yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi."

Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) menyatakan bahwa:

Metode Verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan benar atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.

Sedangkan menurut Mudjarad Kuncoro (2001:102) mendefinisikan Pendekatan kuantitatif yaitu:

“Pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manejerial dan ekonomi dimana pendekatan ini terdiri atas perumusan masalah, mencari solusi, menguji solusi, menganalisa hasil dan mengimplemasikan hasil.”


(40)

Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan dikumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan ditarik kesimpulan.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.

Menurut Moh. Nazir (2003:84) desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:249)menyatakan bahwa :

“Desain penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang menyatakan metode dan prosedur – prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.”

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.

Dari pemaparan di atas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam


(41)

melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.

Dalam penelitian ini, penulis menerapkan desain penelitian yang lebih luas, yang mencangkup proses-proses berikut ini:

1. Sumber masalah

Peneliti menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar penelitian.

2. Perumusan masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Pada penelitian ini masalah-masalah dirumuskan melalui suatu pertanyaan, yang akan diuji dengan cara yang relevan dan penemuan yang relevan.

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.


(42)

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah Pengaruh Dinamika Pasar dan Reposisi Merek terhadap Strategi Bersaing.

5. Metode Penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan kuantitatif.

6. Menyusun instrument penelitian

Peneliti dapat menyusun instrument penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Pada penelitian ini untuk menguji adanya hubungan dari Dinamika Pasar (Variabel Independen“X1”) dan Reposisi

Merek (Variabel Independen“X2”) terhadap Strategi Bersaing (Variabel

dependen“Y”) digunakan korelasi Analisis Regresi Berganda, dan untuk menguji pengaruh dari Dinamika Pasar (Variabel Independen“X1”) dan

Reposisi Merek (Variabel Independen“X2”) terhadap Strategi Bersaing

(Variabel dependen“Y”) digunakan koefisien determinasi. 7. Kesimpulan


(43)

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah, dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

Tabel 3.1 Desain Penelitian Desain Penelitian Jenis penelitian Metode yang digunakan

Unit Analisis Time Horizon

T-1 Descriptive

Descriptive dan survey

Perusahaan melakukan Strategi Bersaing di

PT. Matahari

Departement Store Festival City Link Bandung

Cross sectional

T-2 Descriptive

Descriptive dan survey

Perusahaan melakukan Strategi Bersaing di

PT. Matahari Departement Store

Festival City Link Bandung

Cross sectional

T-3 Descriptive

Descriptive dan survey

Perusahaan melakukan Strategi Bersaing di

Cross sectional


(44)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian mengenai pengaruh Dinamika Pasar dan Reposisi Merek terhadap Strategi Bersaing, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Dinamika Pasar sebagai variable independen pertama (X1).

2. Variabel Reposisi Merek sebagai variable independent kedua (X2).

3. Variabel Strategi Bersaing sebagai variabel dependent (Y). PT. Matahari Departement Store

Festival City Link Bandung

T-4

Descriptive & Verifikatif

Descriptive dan Explanatory

Survey

Perusahaan melakukan Strategi Bersaing di

PT. Matahari Departement Store

Festival City Link Bandung

Cross sectional


(45)

Untuk lebih jelasnya rincian masing-masing variabel dapat dijelaskan dalam Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber Data

Dinamika Pasar (X1)

sebagai pola secara kolektif dalam organisasi yang secara sistematis mampu

menggerakkan dan memodifikasi berbagai sumberdaya dalam perusahaan dan kebijakan operasional rutin dan struktur organisasi perusahaan yang ada untuk menyesuaikan dengan perubahan pasar (Karno, 2008).

-Inovasi -Risk-taking -Struktur pasar -Agrefitas bersaing -Proaktif -Tingkat penemuan baru

-Tingkat risiko usaha -Tingkat perkembangan pasar -Tingkat penawaran pasar -Tingkat antisipasi

Ordinal PT. Matahari Depart Strore Festival City Link Bandung

Reposisi Merek (X2)

reposisi merek adalah salah satu bagian dari elemen strategi pemasaran agar target pasar (konsumen)

mempunyai persepsi yang dapat

-Price-quality

-User

-Tingkat harga dan kualitas sebuah merek

-Tingkat gaya hidup merek

Ordinal PT. Matahari Depart Strore Festival City Link Bandung


(46)

membedakan suatu produk dari produk para pesaing. Tanpa adanya perbedaan yang jelas, maka produk perusahaan akan dianggap sama dengan produk pesaing. reposisi merupakan awal dari lahirnya suatu produk

(reason for being),

sehingga aktivitas reposisi merek harus dilakukan pada tahapan awal sebelum suatu produk diluncurkan. Apabila suatu produk sudah

”lahir”, kemudian

baru menetapkan reposisi maka ruang lingkup dari reposisi menjadi sangat terbatas. (Kartajaya,2002) -Symbolic -Experimental -Atribut-feature yang tinggi -Tingkat kebutuhan merek dengan konsumen dan perusahaan. -Tingkat kenyaman masyarakat atau konsumen -Tingkat keunikan,keun ggulan produk Strategi Bersaing (Y)

Strategi bersaing adalah rencana yang disatukan , menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan strategi bersaing

perusahaan dengan tantangan

lingkungan yang di rancang, untuk memastikan bahwa

-pesaing baru -produk pengganti -penawaran pembeli -pemasok, -pesaing sejenis -Tingkat pesaing baru -Tingkat produk substitusi -Tingkat penawaran produk dan sevice pd pembeli

-Tingkat Kekuatan pemasok

Ordinal PT. Matahari Depart Strore Festival City Link Bandung.


(47)

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan sekunder. Menurut sugiyono (2009:37) dalam Umi Narimawati data primer sebagai berikut : “Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Menggunakan data primer karena peneliti mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti.”

Dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui wawancara dan penyebaran kuisioner kepada responden yang telah melakukan kegiatan bekerja di PT. Matahari Deprt Strore Festival City Bandung. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui informasi dari lain yang mendukung penelitian ini.

tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan (Jauch dan Glueck, 2004 : 12 )

-Tingkat Pesaing Sejenis


(48)

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini dibagi dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Data Primer

Menurut sugiyono (2009:37) dalam Umi Narimawati data primer sebagai berikut : “Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Menggunakan data primer karena peneliti mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti.”

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti baik dari pribadi (responden) maupun dari satu instansi yang mengolah data untuk keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder menurut Sugiyono (2009:137) dalam Umi Narimawati adalah : “ sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”.

Merupakan data yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari, dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta catatan-catatan kuliah yang menunjang penelitian ini.


(49)

Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel.

1. Populasi

Populasi merupakan objek atau subjek yang memenuhi kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2009:80) tentang pengertian populasi yaitu:

“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulan.”

Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh divisi fashion di PT. Matahari Deprt Strore Festival City Bandung. Penulis memperoleh data jumlah karyawan divisi fashion sebanyak 70 orang. 2. Sampel

Arikunto (1998:117) mengatakan sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.

Selanjutnya Arikunto (1998:125) mengatakan bahwa sebagai ancer-ancer, jika peneliti mempunyai beberapa ratus subyek dalam populasi, mereka dapat menentukan kurang lebih 25% -30% dari jumlah subyek tersebut. Jika jumlah anggota subyek dalam populasi hanya meliputi 70 orang dan dalam pengumpulan data peneliti menggunakan angket/kuesioner,


(50)

sebaiknya subyek sejumlah itu diambil seluruhnya.. Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Sampling jenuh adalah cara pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel (Hidayat, 2007).

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah penelitian lapangan (field research), dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer data primer ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut :

1. Observasi (pengamatan langsung)

Melakukan pengamatan secara langsung dilokasi untuk memperoleh data yang diperlukan. Observasi dilakukan dengan mengamati pengunjung yang berkaitan dengan variabel peenlitian. Hasil observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan.

2. Wawancara atau Interview

Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberiakan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Penulis mengadakan hubungan langsung dengan pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam teknik wawancara ini, penulis mengadakan tanya jawab kepada sumbe ryang dapat memberiakan data atau informasi. Informasi itu berupa yang berkaitan dengan reposisi merek terhadap strategi bersaing.


(51)

3. Kuisioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Kuisioner adalah yang digunakan kuisioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik kuisioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini. Hasil dari kuisioner ini yaitu berupa data-data mengenai dinamika pasar dan reposisi merek terhadap strategi bersaing.

Data sekunder ini didaptkan melalui teknik-teknik sebagai berikut :

1.) Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan. Mulai dari literatur, buku-buku yang ada. 3.2.4.1Uji Validitas

Menurut cooper (2006:720) dalam Umi Narimawati validitas adalah : “Validity is a characteristic of measuraement concerned with the extent that a test measures what the researcher actually wishes to measure”.

Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara masing-masing pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari pada korelasi pearson sebagai berikut :

(∑ X ) (∑ Y ) ∑ xy

N


(52)

√ [∑ x2 _ ( ∑ x )2 ] [∑ y2 _ ( ∑

y )2] N N Keterangan :

r = koefisien korelasi pearson

X = skor item pertanyaan

Y = skor total item pertanyaan

N = jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument

Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikasi 5%). Rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut :

r √(n-2)

t = : db = n – 2

√1-r2

Dimana :

n = ukuran sampel

r = koefisien korelasi pearson

keputusan pengujian validitas instrument dengan menggunakan taraf signifikan dengan menggunakan taraf signifikan dengan 5% satu sisi adalah :

1. Item instrument dikatakan valid jiak thitumg lebih dari atau sama dengan t0,05


(53)

2. Item instrument dikatakan tidak valid jiak thitung kurang dari t0,05 (165) =

1,9744 maka item tersebut tidak dapat digunakan.

Uji Validitas Dinamika Pasar(X1)

Hasil pengujian validitas pengetahuan produk dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.3

Hasil pengujian validitas Dinamika Pasar

Variabel Item

Pertanyaan

Koefisien validitas

Titik

Kritis Ket

Dinamika Pasar (X1)

p1 0.658 1.974 valid p2 (-) 0.898 1.974 valid p3 0.689 1.974 valid p4 0.754 1.974 valid p5 0.575 1.974 valid

Uji Validitas Reposisi Merek (X2)

Hasil pengujian validitas reposisi merek dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3.4

Hasil pengujian validitas reposisi merek

Variabel Item

Pertanyaan

Koefisien validitas

Titik

Kritis Ket

Reposisi Merek (X2)

p1 0.801 1.974 valid p2 0.711 1.974 valid p3 0.792 1.974 valid p4 0.849 1.974 valid p5 0.670 1.974 valid


(54)

Hasil pengujian validitas strategi bersaing dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini.

Tabel 3.5

Hasil pengujian validitas strategi bersaing

Variabel Item

Pertanyaan

Koefisien validitas

Titik

Kritis Ket

Strategi Bersaing

(Y)

p1 0.773 1.974 Valid p2 0.674 1.974 Valid p3 0.928 1.974 Valid p4 0.826 1.974 Valid p5 0.800 1.974 Valid

3.2.4.2 Uji Reliabitas

Menurut Cooper (2006:716) dalam Umi Narimawati reliabilitas adalah : “reliability is a characteristic of measurenment concerned with acuracy, precision, and consistency”.

Setelah melakukan pengujian validitas butir pertanyaan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas untuk menguji kehandalan atau kepercyaan alat pengungkapan dari data. Dengan diperoleh niali r dari uji validitas yang menunjukkan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara dua belah instrumen. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan uji reliabilitas adalah Spilt Half Method (Sperman-Brown Correlation) teknik belah dua. Metode ini menghitung realibitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap-ganjil). Cara kerjanya adalah sebagai berikut :


(55)

1. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II

2. Skor untuk masing-masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor total untuk kelompok I dan kleompok II

3. Korelasikan skor total kelompok I dan skor total kelompok II 4. Korelasikan skor total kelompok I total kelompok II

2 Γ’ b 1+ Γ’ b

5. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

2 Γ’ b Γ’1=

1+ Γ’ b

Dimana :

Γ’1 = reliabilitas seluruh item

Γ’ b = korelasi product moment antar belahan pertama dan belahan kedua Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas. Apabila koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,70 maka secara keseluruhan pernyataan dinyatakan andal (reliabel).


(56)

Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas

Kriteria Reliability Validity

Good 0,80 0,50

Acceptable 0,70 0,30

Marginal 0,60 0,20

Poor 0,50 0,10

Sumber: Barker et al, 2002:70

Adapun hasil perhitungan reliabilitas menggunakan SPSS yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian Variabel Koefisien

Reliabilitas Nilai kritis Keterangan Dinamika Pasar 0.812 0,70 Reliable

Reposisi merek 0.767 0,70 Reliable Strategi Bersaing 0.821 0,70 Reliable

Hasil pengujian reabilitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas menunjukan seluruh item pertanyaan variabel X1 (Dinamika Pasar) memiliki nilai t di atas 0,05. Hasil pengujian reliabiltas memiliki nilai Split Half di atas 0,700, yakni 0,812. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel pengetahuan produk dinyatakan reliabel.

Hasil pengujian reabilitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas menunjukan seluruh item pertanyaan variabel X2 (Reposisi Merek) memiliki nilai t di atas 0,05. Hasil pengujian reliabiltas memiliki nilai Split Half di atas 0,700, yakni 0,767. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel citra merek dinyatakan reliabel.


(57)

Hasil pengujian reabilitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas menunjukan seluruh item pertanyaan variabel Y (Strategi Bersaing) memiliki nilai t di atas 0,05. Hasil pengujian reliabiltas memiliki nilai Split Half di atas 0,700, yakni 0,821 Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel pembelian impulsif dinyatakan reliabel.

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa seluruh item pernyataan memiliki koefisien validitas di atas 0,300 yang menandakan bahwa seluruh item pernyataan tersebut sudah mengukur apa yang seharusnya di ukur, sedangkan untuk hasil pengujian reliabilitas diperoleh nilai koefisien reliabilitas masing-masing sebesar 0,812, 0,767 dan 0,821, ketiganya berada di atas 0,700 yang menandakan bahwa variabel yang digunakan dalam

instrumen penelitian sudah menunjukan keandalannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan sudah memenuhi syarat untuk digunakan dalam penelitian.

3.2.5 Rancangan Analisis dan pengujian Hipotesis 3.2.5.1 Rancangan Analisis

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data


(58)

yang telah diuraikan dengan menggunakan metode deskriptif (kualitatif) dan verifikatif (kuantitatif).Sebelum kuisioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada resonden yang memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Uji coba dilakukan untuk mengetahui tingkat keaslian (validitas) dan kekonsistenan (reliabilitas) alat ukur peenlitian, sehingga diperoleh item-item pertanyaan-pertanyaan yang layak untuk digunakan sebagi alat ukur untuk pengumpulan data penelitian.

3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif/Kualitatif

Penelitian deskriptif digunakan untuk mengambarkan bagaimana pengaruh dinamika pasar, reposisi merek dan strategi bersaing.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut

a. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam lima alternatif jawaban yang menggambarkan peringkat jawaban.

b. Dihitung total skor setiap variabel / subvariabel = jumlah skor dari seluruh indikator variabel untuk semua jawaban responden.

c. Dihitung skor variabel/subvariabel = rata-rata dari total skor.

d. untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini, digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut :


(59)

Sumber :Umi Narimawati (2007:84)

Keterangan:

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan.

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai klasifikasi bobot yang diberikan (1,2,3,4, dan 5). Sedangkan skor ideal diperoleh melalui perolehan prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan

jumlah responden.

Skor aktual adalah jawaban

seluruh responden atas

kuisioner yang telah

diajukkan. skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diamsumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Skor aktual Skor ideal


(60)

Selanjutnya hasil perhitungan perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal dikontribusikan dengan tabel 3.8 sebagai berikut :

Tabel 3.8

Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal

No % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00 - 36.00 Tidak Baik

2 36.01 - 52.00 Kurang Baik

3 52.01 - 68.00 Cukup

4 68.01 - 84.00 Baik

5 84.01 – 100 Sangat Baik

Sumber : Umi Narimawati (2007:84)

Berdasarkan pengkategorian tersebut, maka penulis dapat membuat kategori masing-masing variabel sebagai berikut:

Tabel 3.9

Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal Pengkategorian Dinamika Pasar

No % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00 - 36.00 Sangat Tidak Setuju

2 36.01 - 52.00 Tidak Setuju

3 52.01 - 68.00 Ragu

4 68.01 - 84.00 Setuju


(61)

Tabel 3.10

Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal Pengkategorian Reposisi Merek

No

% Jumlah Skor Kriteria

1 20.00 -36.00 Sangat Tidak Setuju

2 36.01 -52.00 Tidak Setuju

3 52.01 -68.00 Ragu

4 68.01 -84.00 Setuju

5 84.01 – 100 Sangat Setuju

Tabel 3.11

Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal Pengkategorian Strategi Bersaing

No % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00 - 36.00 Rendah

2 36.01 - 52.00 Sedang

3 52.01 - 68.00 Cukup Tinggi

4 68.01 - 84.00 Tinggi


(62)

3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner akan diolah dengan pendekatan kuantitatif. Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala interval melalui “Methode of Successive Interval” (Hays, 1969:39). Dan selanjutnya dilakukan analisis regresi korelasi serta determinasi.

Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval

Adapun langkah-langkah untuk melakukan transformasi data ordinal menjadi interval adalah sebagai berikut:

a) Ambil data ordinal hasil kuesioner

b) Setiap pertanyaan, dihitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya

c) Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulaif. Untuk data n > 30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal. d) Menghitung nilai densititas untuk setiap proporsi komulatif dengan

memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal.


(63)

Dimana:

Means of Interval = Rata-Rata Interval

Density at Lower Limit = Kepadatan batas bawah

Density at Upper Limit = Kepadatan atas bawah

Area Under Upper Limit = Daerah di bawah batas atas

Area Under Lower Limit = Daerah di bawah batas bawah

f) Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan menggunakan rumus : Nilai Transformasi = Nilai Skala + Nilai Skala Minimal + 1

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel pengaruh Strategi Bersaing Dan Reposisi Merek Terhadap Strategi Bersaing, dalam hal ini adalah semua karyawan divisi fashion digunakan analisis regresi Berganda (Multiple Regression).

3.2.5.1.3 Analisis Regresi

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisa pengaruh beberapa variabel bebas atau independen variabel (X) terhadap satu variabel tidak bebas atau dependen variabel (Y) secara bersama-sama.

Persamaan Regresi Linier Berganda adalah:


(64)

Dimana :

Y = variabel dependen X1, X2 = variabel independen Α = konstanta

β 1, β 2 = koefisien masing-masing faktor

Dalam hubungan dengan penelitian ini, variabel independen adalah Dinamika Pasar (X1) dan Reposisi Merek (X2), sedangkan variabel dependen

adalah Strategi Bersaing (Y), sehingga persamaan regresi berganda estimasinya: Y = α + β1X1 + β 2X2 + e

Dimana:

Y = Pembelian Impulsif

α = Konstanta dari persamaan regresi

β1 = Koefisien regresi dari variable X1, Dinamika Pasar β2= Koefisien regresi dari variable X2, Reposisi Merek X1= Dinamika Pasar

X2= Reposisi Merek

3.2.5.1.4 Hasil Uji Asumsi Klasik

Sebelum hasil analisis regresidiuji dan dianalisa lebih lanjut, ada beberapa asumsi yang harus diuji guna mengetahui apakah kesimpulan dari regresi tersebut tidak bias, diantaranya adalah uji normlitas, uji multikolinieritas (untuk regresi linear berganda), dan uji heteroskedastisitas. Pada penelitian ketiga asumsi yang


(1)

Matahari Department Store Festival Citylink Bandung. Sisanya pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diteliti adalah sebesar 49,0%, yaitu merupakan pengaruh faktor lain diluar kedua variabel bebas yang diteliti seperti, harga, promosi, pelayanan purna jual dan lainnya. Sedangkan adanya hubungan dengan penelitian terdahulu seperti variabel dinamika perkembangan perusahaan dan analisis strategi reposisi merek.

Artinya variabel Dinamika Pasar (X1) dan Reposisi Merek (X2) memberikan

pengaruh sebesar 43,6% terhadap Strategi Bersaing (Y). Sedangkan sisanya sebesar 56,4% merupakan kontribusi variabel lain selain Dinamika Pasar (X1) dan


(2)

99

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh dinamika pasar dan reposisi merek terhadap strategi bersaingan pada PT.Matahari Department Store Festival Citylink Bandung dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Dinamika pasar di PT.Matahari Department Store Festival Citylink Bandung secara umum berada dalam kategori baik. Indikato Dinamika pasar yang mempunyai skor tertinggi proaktif mencapai 92,0% sedangkan indikator yang terendah di Risk Taking mencapai 46,0 % dimiliki sebagian besar karyawan marketing divisi fashion. PT.Matahari Department Store Festival Citylink Bandung mengenai pasar retail yang sangat unggul dalam pergerakan pasar yang dinamis, kualitas brand fashion ternama supaya dalam pertumbuhan dinamika pasar yang sudah baik. Demikian juga dengan pengembangan produk pasar PT.Matahari Department Store Festival Citylink Bandung dalam fashion sudah baik.

2. Reposisi merek fashion pada PT. Matahari Department Store Festival Citylink Bandung sangat baik mengetahui Brand yang paling bagus. Indikator Reposisi Merek yang mempunyai skor tertinggi Experimental mencapai 88,0% sedangkan indikator yang terendah di Price quality mencapai 82,0%, tingkat pengenalan yang dimiliki sebagian besar karyawan divisi fashion PT. Matahari Department Store Festival Citylink terhadap fashion merek sangat baik. Demikian juga dengan harga kualitas, daya tarik dan berbagai macam produk fashion yang berbeda terhadap reposisi merek fashion cukup tinggi.


(3)

3. Strategi bersaing pada PT. Matahari Department Store Festival Citylink terhadap dunia fashion merek secara umum berada dalam kategori sangat baik. Indikato Dinamika pasar yang mempunyai skor tertinggi substitusi mencapai 91,0 % sedangkan indikator yang terendah pesaing sejenis mencapai 85,1%. Pengenalan masalah yang dilakukan sebagian besar karyawan PT. Matahari Department Store Festival CityLink dalam strategi bersaing dalam fashion sangat baik. Demikian juga dengan strategi bersaing PT. Matahari Department Store Festival Citylink Bandung dan perilaku karyawan divisi fashion sudah cukup positif. Bahkan pencarian informasi dan evaluasi alternatif yang dilakukan karyawan PT. Matahari Department Store Festival Citylink Bandung dalam strategi bersaing sudah baik.

4. Dinamika pasar dan reposisi merek secara bersama-sama memberikan kontribusi atau pengaruh sebesar 43,6% terhadap strategi bersaing PT. Matahari Department Store Festival Citylink Bandung pada divisi fashion. Diantara variabel independen, reposisi merek memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap strategi bersaing pada PT. Matahari Department Store Festival Citylink Bandung. dinamika pasar secara parsial hanya memberikan pengaruh sebesar 19,2% terhadap strategi bersaing, sementara reposisi merek secara parsial memberikan pengaruh sebesar 24,4% terhadap strategi bersaing

5.2Saran

1. Dinamika pasar di PT. Matahari Department Store Festival Citylink Bandung sudah sangat bagus dalam indicator proaktif dalam mengeluarkan produk fashion terbaru, menangadakan promosi – promosi secara menggelar diskon besar – besaran, mengadakan Late night sale dan menyebarkan brosur acara yang diskon kepada costamer.Tetapi dalam indicator Risk Taking PT. Matahari Department Store Festival


(4)

101

Citylink Bandung tidak melihat seberapa kuat resiko yang dikeluarkan untuk budget margin perusahaan karena setiap promosi diluar PT. Matahari Department Store Festival Citylink Bandung harus mengetahui pasar pesaing lainya

2. Brand PT. Matahari Department Store Festival Citylink Bandung sangat memberikan harga yang mahal untuk produk terbarunya.Sedangkan costumer tidak semua melihat dari harga yang murah tetapi dari kualitas serta merek fashion yang bagus. PT. Matahari Department Store Festival Citylink Bandung juga memberikan harga yang lebih murah dan obral walaupun itu produk edisi lama.

3. Strategi yang diberikan PT. Matahari Department Store Festival Citylink Bandung sangat baik dalam memasarkan produk fashion barangnya. Sedangkan PT. Matahari Department Store Festival Citylink Bandung harus bisa melihat pesaing sejenis. Karena kawasan Retail fashion di daerah Bandung sangat berdekatan antara department fashion yang lain.

4. PT. Matahari Department Store Festival Citylink Bandung harus memberikan harga yang sangat terjangkau buat costumer sekitar serta memberi kualitas layanan yang baik dan harus memposisikan produk fashion yang lebih tepat, bukan itu saja PT. Matahari Department Store Festival Citylink Bandung harus melengkapi produk fashion yang lebih terbaru dan tidak ketinggalan tren fashion dengan pesaing department atau pasar fashion yang lain


(5)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH DINAMIKA PASAR DAN REPOSISI MEREK FASHION TERHADAP STRATEGI BERSAING DI PT. MATAHARI DEPARTEMENT STORE FESTIVAL

CITYLINK BANDUNG Solihin

21208084

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Tugas Skripsi pada tanggal Agustus 2014

Menyetujui Dosen Pembimbing

Trustorini Handayani, SE.,M.Si NIP. 4127.34.02.012

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi Manajemen

Prof.Dr.Hj Dwi Kartini, SE.,Spec.Lic Dr. Raeni Dwi Santy, SE.,M.Si


(6)

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP MOTIVASI KARYAWAN PT. MATAHARI DEPARTEMENT STORE (Persero) Tbk. PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN SISTEM KOMPENSASI TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA BUDAYA ORGANISASI DAN SISTEM KERJA DAN KINERJA PT. MATAHARI DEPARTEM

3 40 18

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA MATAHARI DEPARTEMENT STORE DI SOLO GRAND MALL

0 3 8

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Pelayanan, Promosi, Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Di Matahari Departement Store (studi Kasus Matahari Departemen Store Solo, Cabang Singosaren).

0 5 6

Pengaruh Store Atmosphere terhadap Minat Beli Konsumen pada Fashion Store Skaters Cihampelas Bandung.

0 1 20

Analisis hubungan antara karakteristik konsumen dengan sikap konsumen produk fashion di Matahari Departement Store.

0 2 107

Pengaruh Price Discount, Sales Promotion, dan In-Store Display terhadap Keputusan Impulse Buying pada PT. Matahari Departement Store Tbk. Panakkukang Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 115

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, STRATEGI PROMOSI DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN FASHION MATAHARI DEPARTMENT STORE PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 0 16

Pengaruh Shopping Lifestyle dan Fashion Involvement Terhadap Impulse Buying Pada Konsumen Fashion Matahari Department Store Bangkalan - UWKS - Library

0 0 14

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK KONSUMEN DENGAN SIKAP KONSUMEN PRODUK FASHION DI MATAHARI DEPARTEMENT STORE

0 0 105

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK KONSUMEN DENGAN SIKAP KONSUMEN PRODUK FASHION DI MATAHARI DEPARTEMENT STORE

0 0 105