Tugas Mari Memahami Pesan-pesan Mulia dalam Q.S. al-Furqān25: 63 dan Q.S. al-Isrā’17: 27.

Kelas VIII SMPMTs 130 B. Kerjakan Soal-Soal berikut ini 1. Jelaskan pengerian rendah hai 2. Perhaikan ayat berikut ini Tulislah pesan-pesan yang terkandung dalam ayat tersebut 3. Tulislah 3 contoh nyata penerapan hemat dalam kehidupan sehari-hari 4. Apa dampak negaif dari gaya hidup boros 5. Perhaikan ayat berikut Jelaskan maksud ayat tersebut

C. Tugas

1. Carilah di dalam al-Qur’ān 10 ayat yang mengandung bacaan idgam syamsiyah dan 10 ayat yang mengandung bacaan izhar qamariyah 2. Salah satu teman sekelasmu ada yang memiliki sifat takabur. Apa yang harus kalian lakukan agar teman kamu tersebut dapat sadar dan kembali ke jalan yang benar? jawaban minimal memuat dua cara 3. Allah beriman dalam Q.S. an-Nisa4 ayat 36 yang arinya : “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yaim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sab³l dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah idak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.” Q.S. an-Nisa4:36 a. Rumuskan pesan-pesan mulia dalam ayat tersebut yang dapat diterapkan dalam bergaul dengan orang tua dan guru b. Tindakan apa yang kamu lakukan jika kamu melakukan kesalahan kemudian diberi nasihat oleh orang tua dan guru? c. Tindakan apa yang kamu lakukan jika orang tua atau guru melakukan indakan kekerasan? Diskusikan permasalahan tersebut secara berkelompok Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 131 H Catatan untuk Peserta Didik Pada bagian ini putra-putri kita sedang mempelajari materi tentang perilaku rendah hai, hemat, dan sederhana. Orang tua dapat memberi teladan, membimbing, dan memantau kegiatannya pada saat di rumah. Apabila mereka bertanya, agar diberi jawaban dan arahan yang dapat membangun pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang terpuji. Kelas VIII SMPMTs 132 Meneladani Sifat-sifat Mulia Para Rasul Allah Swt. BAB 8 Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 7.1 : Pemandangan indah di padang pasir. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 133 A Mari Renungkan Marilah kita renungkan, apa jadinya apabila di dunia ini idak ada panutan atau teladan. Panutan itu bisa membimbing umatnya untuk beribadah kepada Sang Pencipta dengan cara yang benar. Jika idak ada panutan, tentu banyak sekali masalah yang akan imbul di antara umat manusia. Masing-masing kelompok saling berikai untuk mencari benarnya sendiri-sendiri. Manusia akan saling menyesatkan, berbohong satu sama lainnya, dan kembali ke zaman jahiliah yang penuh dengan kebodohan, dusta, dan kebailan. Jika idak ada bimbingan para rasul, tentu hukum rimba akan berlaku. Siapa yang kuat itulah yang akan menang dan berkuasa. Banyak manusia yang meninggalkan menyembah kepada Allah Swt diganikan dengan menyembah kepada patung-patung karena takut dengan ancaman penguasa pada masa itu. Saat itulah kehidupan manusia penuh dengan kesesatan, kebohongan, dan kejahilan khususnya di bidang akidah, ibadah, syariah, muamalah, dan akhlak. Manusia akan berlomba-lomba untuk mencari kebahagian dunia saja tanpa peduli cara yang digunakan benar atau salah. Bila kita hidup dalam situasi yang demikian, sungguh idak nyaman, bukan? Marilah kita bersyukur kepada Allah Swt yang telah mengutus para rasul-Nya yang dengan sabar dan gigih, dalam menegakkan kebenaran dengan penuh kejujuran. Memberi contoh langsung kepada umat manusia menuju ke jalan yang lurus dan benar. Para rasul menunjukkan kepada umatnya bahwa yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah, meskipun berbagai tantangan dan ancaman menghadang di depan mata. Tahukah kalian bahwa semua rasul yang membawa ajaran kebenaran itu pada mulanya selalu ditentang oleh umatnya. Setelah menerima wahyu atau risalah dari Allah Swt, mereka kemudian meyakinkan bahwa risalah itu benar-benar dari Allah Swt. Tatkala mendengar ajakan dari rasul, di antara umat itu ada yang menerima, tetapi juga idak sedikit yang menolak. Mereka yang menolak itu biasanya para tokoh yang telah merasa nyaman dengan kebohongan dan kesesatannya selama ini. Mereka idak mau menerima kebenaran yang dibawa oleh para rasul. Mereka takut jika kehormatan, kemewahan, kekuasaan, dan kesenangan yang ada selama ini akan hilang. Untuk itu mereka kemudian melawan bahkan memusuhi utusan Allah Swt tersebut. Mahasuci Allah yang idak menghendaki manusia hidup dalam kesesatan, kebohongan, pertengkaran, dan perikaian. Oleh karena itu, Dia mengutus para nabi dan rasul-Nya untuk menyelamatkan kehidupan umat manusia dari bencana kehidupan yang sangat fatal. Para nabi dan rasul mampu mengajak umatnya ke jalan yang benar sehingga akan bahagia di dunia dan akhirat. Kelas VIII SMPMTs 134 B Dialog Islami 3 4 Putri : “Kita kan pernah berbohong. Berari rasul juga pernah berbohong?” Akbar : “Kalau rasul itu idak pernah berbohong. Mereka yang diangkat Allah menjadi rasul adalah manusia- manusia yang terpilih. Nah, salah satu kriterianya adalah wajib memiliki sifat amanah, maksudnya harus dapat dipercaya.” Akbar : “Ya jelas manusia seperi kita. Memang kenapa, Put?” Putri : “Berari antara rasul dengan kita, idak ada bedanya ?” Akbar : “Iya, apa yang kamu katakan itu benar. Rasul itu seperi kita juga, membutuhkan makan, minum, dan isirahat.” Akbar : “Materinya, iman kepada rasul.” Putri : “O, begitu. Menurutmu rasul itu manusia seperi kita apa bukan, ya?” 2 Putri : “Akbar, hari Rabu besok jadi ulangan agama?” Akbar : “Lho, Kok kamu idak tahu?” Putri : “Bukannya idak tahu, tapi memasikan saja. Materinya apa saja?” 1 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 135 C Muiara Khazanah Islam

1. Pengerian Iman Kepada Rasul