25
Akuntabilitas accountability merupakan konsep yang lebih luas dari stewardship
. Stewardship mengacu pada pengelolaan suatu aktivitas secara ekonomis dan efisiensi tanpa dibebani kewajiban untuk melaporkan,
sedangkan accountability mengacu pada pertanggungjawaban oleh steward kepada pemberi tanggung jawab.
Akuntabilitas merupakan konsep yang kompleks yang lebih sulit mewujudkanya daripada memberantas korupsi Turner and Hulme, 1997.
Terwujudnya akuntabilitas merupakan tujuan utama dari reformasi sektor publik. Tuntutan akuntabilitas publik mengharuskan lembaga-lembaga sektor
publik untuk lebih menekankan pada pertanggungjawaban horizontal hori- zontal accountability
bukan hanya pertanggungjawaban vertikal vertical accountability
. Tuntutan yang kemudian muncul adalah perlunya dibuat laporan keuangan eksternal yang dapat menggambarkan kinerja lembaga
sektor publik.
1. Akuntabilitas Vertikal Vertical Accountability
Akuntabilitas Vertikal
merupakan pertanggungjawaban
atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya
pertanggungjawaban unit-unit kerja dinas kepada pemerintah daerah, pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, dan
pemerintah pusat kepada MPR Mardiasmo 2002. Akuntabilitas vertikal didalam sektor pemerintahan dipenuhi dengan adanya laporan keuangan
yang menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, hasil operasi, dan perubahan ekuitas suatu
26
entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.
2. Akuntabilitas Horisontal Horizontal Accountability
Menurut Mardiasmo 2002: 21, akuntabilitas horisontal adalah per- tanggungjawababn kepada masyarakat luas. Sedangkan didalam jurnal
yang ditulis oleh Chrystine Ryan Peter Walsh 2004 akuntabilitas horisontal diartikan tidak hanya sebagai pertanggungjawaban kepada
masyarakat luas, tetapi diartikan juga sebagai bentuk pertanggungjawaban diantara departemen-departemen pemerintah, dimana departemen
pemerintah bekerja sama dengan departemen lainya, pemerintah daerah, atau organisasi non-profit untuk melakukan program bersama.
E. Dimensi Akuntabilitas Publik
Akuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh organisasi sektor publik terdiri atas beberapa dimensi. Ellwood 1993 dalam mardiasmo 2002: 21,
menjelaskan terdapat empat dimensi akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor publik, yaitu:
1. Akuntabilitas Kejujuran dan Akuntabilitas Hukum Akuntabilitas kejujuran accountability for probity terkait dengan
penghindaran penyalahgunaan jabatan abuse of power, sedangkan akuntabilitas hukum legal accountability terkait dengan jaminan
adanya kepatuhan terhadap hukum dan peraturan lain yang disyaratkan dalam penggunaan sumber dana publik.
27
2. Akuntabilitas proses Akuntabilitas proses terkait dengan apakah prosedur yang digunakan
dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen, dan
prosedur administrasi. Akuntabilitas proses termanifestastasikan melalui pember-an pelayanan publik yang cepat, responsif, dan
murah biaya. Pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan akuntabilitass proses dapat dilakukan, misalnya dengan memeriksa
ada tidaknya mark up dan pungutan-pungutan lain di luar yang ditetapkan, serta sumber-sumber inefisiensi dan pemborosan yang
menyebabkan mahalnya biaya pelayanan publik dan kelambanan dalam pelayanan. Pengawasan dan pemeriksaan akuntabilitas
prosees juga terkait dengan pemeriksaan terhadap proses tender untuk melaksanakan proyek-proyek publik. Yang harus dicermaati
dalam pemberian kontrak tender adalah apakah proses tender telah dilakukan secara fair melalui Compulsory Competitive Tendering
CCT, atau dilakukan melalui pola Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme KKN.
3. Akuntabilitas Program Akuntabilitas program terkait dengan pertimbangan apakah tujuan
yang ditetapkan dapat dicapai atau tidak, dan apakah telah mempertimbangkan alternatif program yang memberikan hasil yang
optimal dengan biaya yang minimal.
28
4. Akuntabilitas Kebijakan Akuntabilitas kebijakan terkain dengan pertanggungjawaban
pemerintah, baik pusat maupun daerah, atas kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah terhadap DPRDPRD dan masyarakat luas
F. Akuntabilitas Dalam Sektor Publik
Akuntabilitas yang dijabarkan pada bagian ini adalah hasil studi yang ditulisditelti oleh Christine Ryan dan Peter Walsh pada tahun 2004 dengan
judul ―Collaboration of Public Sector Agencies: Reporting and Accountability Challenges
‖ dan terdaftar pada International Journal of Public Sector Management
. Vol. 17, No 7: 621˗ 631.
Konsep mengenai akuntabilitas masih sering diperdebatkan, meski demikian ada kesepakatan umum bahwa akuntabilitas di sektor publik lebih
kompleks daripada akuntabilitas disektor swasta. Sinclair, 1995; Mulgan, 1997; Parker dan Gould, 1999. akuntabilitas tradisional didasarkan pada
model hirarkis dengan fokus top-down bottom-up yang di implementasikan kedalam laporan keuangan.
Di dalam pemberian layanan yang melibatkan beberapa lembaga cendrung telah menimbulkan ketegangan yang sering terjadi dan
dysfunctionalities Glynn dan Murphy, 1996, hal. 129. Hal tersebut mangakibatkan ―Silo‖ sebuah kecendrungan mental ketika beberapa
departemen atau sektor tertentu tidak bersedia atau cendrung tertutup untuk berbagi informasi dengan departemen lain di perusahaan yang sama menjadi
29
semakin kuat diantara lembaga-lembaga sektor publik Bellamy, 1998: p 7. Kettl 2000 berpendapat fungsi struktur pemerintah yang berbasis tradisional
tidak memadai dalam menangani masalah berbasis daerah diantara perangkat daerah, hal tersebut menimbulkan ketegangan saat struktur vertikal
pemerintah dihadapkan dengan permasalahan-permasalahn yang horizontal. Adapun tatantangan didalam melaporkan hasil kinerja program bersama
mengungkapkan kurangnya kerangka kerja tata kelola yang efektif, tata kelola yang lebih baik dari silo vertikal pemerintah. Yang perlu diperhatikan
adalah kerangka kerja dan mekanisme yang sesuai untuk program bersama antara beberapa lembaga sektor publik.
Untuk permasalahan di atas, di dalam sistem anggaran “Invest to save”
Pemerintah Inggris mendorong beberapa lembaga bekerjasama dalam memberikan insentif keuangan untuk dua atau lebih lembaga untuk bersama-
sama memberikan layanan yang lebih efisien, inovatif, dan lokal responsive Bellamy, 1998; Prime Menteri dan Menteri Kabinet Office, 1999; UK
Cabinet Office, 2000; Kantor Audit Nasional, 2001a, b. Pemerintah Inggris di dalam kasus program bersama mengakui bahwa sistem yang ada dalam
mengalokasikan sumberdaya dan anggaran akuntansi adalah penghalang untuk pemerintahan yang join-up. Sebagai alternatife pemerintah Inggris
memperkenalkan sebuah model yang menekankan pendanaan terpisah untuk badan-badan didalam program-program prioritas yaitu dimana anggaran
dikumpulkan dan
dana dikelola
oleh satu
lembaga walaupun
pertanggungjawaban dibagi oleh masing-masing lembaga.
30
Kantor Nasional Audit United Kingdom 2001a mengindikasikan akuntabilitas yang memiliki anggaran bersama membutuhkan peran dan
tanggungjawab partner atau pasangannya dalam hal bagaimana kinerja mereka akan diukiur, dilaporkan, bagian akuntansi dan pemerikasaan
pengaturan untuk memastikan kepatutan atas pengeluaran pemerintah harus ditetapkan dengan jelas dan dapat dimengerti P. 8
General Auditor of Canada 2000 juga mengusulkan kerangka kerja
untuk aturan kerjasama. Departemen yang ditunjuk untuk mengelola program horisontal memiliki peran penting untuk memastikan permasalahan-
permasalahan dikelola dengan cara yang memenuhi tujuan dan kewajiban pasangan atau partnernya. Departemen yang memimpin harus memiliki
kemapuan yang diperlukan untuk melaksanakan tanggungjawabnya, yaitu memastikan bahwa partnernya terus mendapatkan informasi, pemonitoran
kinerja, dan memastikan partnernya memenuhi komitmenya lihat par. 20, 152. Program bersama bergantung pada tujuan yang jelas dan masing-
masing mitra mengetahui secara jelas apa yang menjadi tujuan mereka, hal tersebut memerlukan kerangka kerja yang jelas diawal dan pelaporan yang
dapat dipercaya. Wilkins 2002 memberikan beberapa pilihan mengenai bagaimana para
departemen bisa menjelaskan kepada parlemen mengenai kegiatan bersama: 1. Pilihan pertama, masing-masing dari setiap departemen pemerintah
untuk menjelaskan bagiannya sendiri dari kegiatan bersama yang