37
Apakah laporan
keuangan BPBD
Yogyakarta sudah
disajikan dengan
memperhatik an
aspek- aspek laporan
keuangan yang
horisontal? Dari dalam badan:
Wawancara Kepala Bidang
Kesiapsiagaan dan Pencegahan
BPBD. Subbagian
Program dan
keuangan BPBD.
Analisis Dokumen: Peraturan
Pemerintah, Peraturan
Daerah, dan
Peraturan Gubernur Prov.
DIY Stuktur
Organisasi Berbagai
dokumen pendukung.
Wawancara Tahap
ini dilakukan
kurang lebih
dengan total 102 menit.
Setiap wawancara
diawali dengan metode
tidak terstruktur
diikuti dengan
semi-terstruktur. Wawancara
dilakukan secara tatap muka dan
semuanya direkam.
Analisis Dokumen:
Total
analisis dokumen sekitar
110 menit. Kepala pelaksana, bagian
sekretariat, dan
subbagian merupakan
aktor-aktor utama dalam pengelolaan
Laporan Keuangan BPBD.
Metode wawancara tidak terstruktur di awal setiap
sesi wawancara bertujuan untuk membuat peneliti
lebih sensitif terhadap isu-isu
penting dari
sebuah situasi. Selain itu juga digunakan untuk
membantu peneliti
mengidentifikasi konsep- konsep awal yang perlu
dikembangkan lebih jauh dalam
wawancara. Wawancara
semi- terstruktur adalah untuk
memberikan fokus
kepada isu-isu
yang spesifik.
Analisis dokumen
menyediakan informasi
tambahan dan
memverifikasi data yang diperoleh
dari wawancara
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini antara lain: 1. Analisis saat proses penelitian
Analisis ini dilakukan saat dikumpulkannya data dan dianalisis selama proses penelitian yang dapat disebut Grounded Theory,
38
metode ini merupakan metode analisis yang menggabungkan antara cara berpikir keilmuan yang menekankan prinsip-prinsip penelitian
ilmiah dalam menganalisis data, sedangkan cara berpikir seni menekankan pada kreativitas peneliti saat melakukan proses penelitian
sehingga sesuai dengan kondisi lapangan saat itu Sttraus dan Corbin, 1998; Efferin, 2002. Hartanto 2013: 7 yang dikutip dari Glaser dan
Sttraus 1967 menjelaskan Teori Membumi Grounded Theory merupakan cara terbaik untuk menjelaskan dan membangun teori
dengan menemukanya dari datanya. 2. Analisis data hasil dari wawancara
Analisis dilakukan dengan menggunakan hasil dari ringkasan desain studi kualitatif, tahap selanjutnya yaitu transkripsi data dari
hasil wawancara. Transkrip data dianalisis dari catatan hasil wawancara dan media rekaman sehingga berbentuk salinan tertulis,
transkrip data ini dapat memudahkan peneliti dalam menganalisis. 3. Analasis Dokumen
Peneliti menggunakan analisis dokumen pada penelitian ini yang diawali dengan melakukan kompilasi dokumen yang berkaitan dengan
penelitian ini. Selanjutnya, peneliti memilah dokumen yang telah dikumpulkan berdasarkan kerelevansian dokumen terhadap topik yang
sedang diteliti. Dokumen akan dianalisis secara mendalam dan dikaitkan dengan hasil dari wawancara selanjutnya dapat diambil
kesimpulan tentang topik yang dipelajari. Jika pada pengambilan
39
kesimpulan masih belum memenuhi kelengkapan data yang ada maka dapat kembali ke langkah awal. Berikut ini bagan langkah-langkah
analisis dokumen:
Gambar II. Langkah-langkah analisis dokumen Efferin, 2002: 330
H. Validasi Data
Peneliti menggunakan validitas data untuk mencegah pengambilan kesimpulan yang terlalu cepat serta dapat mempertahankan konsistensi dari
analisis hasil wawancara maupun analisis dokumen. Efferin 2002: 333 yang dikutip dari Silverman tahun 2000 menjelaskan bahwa validitas data
―Kebenaran‖ sebuah data yaitu sejauh mana sebuah data secara akurat menggambarkan fenomena sosial yang ditunjuk.
Validasi yang dilakukan oleh peneliti saat wawancara berlangsung dengan menggunakan teknik probing. Probing merupakan teknik yang
digunakan untuk menstimulasi responden agar menjawab lebih banyak serta relevan Hartanto, 2013: 16. Berikut ini cara probing yang dilakukan
peneliti: 1. Peneliti akan mengkonfirmasi kembali hasil dari jawaban wawancara
kepada narasumber saat berlangsungnya wawancara pada saat itu
Kompilasi Dokumen
Pemilihan Dokumen
Analisis Mendalam
Pengambilan Simpulan
40
dengan mengulangi jawaban narasumber, sehingga pemahaman dari wawancara yang telah dilakukan sama, tidak ada penyimpangan dari
kedua belah pihak. 2. Peneliti melakukan pengulangan pertanyaan wawancara ketika
narasumber tidak mengerti dan tidak yakin dengan pertanyaan yang diajukan.
3. Peneliti akan memberikan pertanyaan netral kepada narasumber mengenai topik yang diangkat ketika jawaban yang diberikan tidak
secara jelas dipaparkan seperti ―Apa yang Anda Maksud?‖ 4. Jika jawaban responden ketika wawancara menyimpang dari topik
maka peneliti akan memberikan pertanyaan klarifikasi.
41
BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. Sejarah Tumbuh Kembang Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Mengingat letak geografis Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sangat rawan terjadi bencana yang
sangat dominan diakibatkan oleh faktor alam, untuk itu diperlukan campur tangan pemerintah daerah dalam mengatasi segala risiko-risiko yang mungkin
terjadi. Dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 25 Undang-Undang Nomor
24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana perlu membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Berdasarkan Peraturan Daerah Istimewa PERDAIS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta DIY Nomor 3 Thanun 2015 Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang selanjutnya disingkat BPBD adalah perangkat daerah yang dibentuk dalam rangka
melaksanakan tugas dan fungsi melaksanakan penanggulangan bencana.
41