Tema Struktur Mitos Rombiya Teks A

3 Latar Suasana Latar suasana dalam mitos ini adalah suasana senang yang dirasakan oleh Rombiya ketika ia akhinya menikah. Suasana senang dapat dilihat dari kutipan berikut. Kutipan 1 Rombiya kemudian segera mendudukkan dirinya dengan perasaan senang. Amai Sawang Parik mengambil ayam dan kemudian mohpas mereka berdua. Setelah mohpas ke arah matahari terbenam, ia kemudian mohpas ke arah matahari terbit. Ia pun memotong ayam tersebut dan nyahkik Rombiya dan Awak memasangkan siro mereka berdua dan menanam sawang sememerum. Suasana mencekam ketika Rombiya terbangun dan menyadari bahwa ia tinggal di dalam kodiring dan tidak bisa makan dan minum selama beberapa hari. Suasana tersebut terdapat dalam kutipan berikut ini. Kutipan 2 Ia bangun dan kepalanya membentur Guci kodiring rumah untuk menyimpan abu, tulang, rambut dan kuku dari orang-orang yang sudah meninggal, rumah itu pun menjadi sempit. Pada kutipan di atas, susana mencekam saat Rombiya menyadari bahwa ia berada dalam sebuah kodiring. Bagi suku Dayak Uud Danum, kodiring merupakan tempat untuk menyimpan anggota tubuh dari orang-orang yang sudah meninggal dunia. Anggota tubuh tersebut berupa abu, tulang, rambut dan kuku.

d. Tema

Mihardja 2012: 5, mengatakan tema ialah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra. Waluyo 2014:7, kemudian mengatakan tema adalah gagasan pokok dalam cerita fiksi. Dari dua pandangan di atas dapat disimpulkan tema adalah gagasan pokok atau persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra. Dalam mitos Rombiya teks A terdapat dua tema. Tema dari mitos Rombiya ini adalah tema kehidupan dan adat istiadat. Tema kehidupan di sini maksudnya tentang bagaimana hubungan manusia dengan manusia lain, hubungan manusia dengan alam sekitarnya, dan hubungan manusia dengan roh-roh yang tak kasat mata. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut. Kutipan 1 Makanan untuk pihak Awak disediakan berbeda dengan makanan untuk pihak Rombiya. Daging-daging itu pun mulai dimasak, cabai, garam, dan serai dimasukan bersamaan dengan daging. Aroma dari sayur sangat enak. Sayuran diaduk dan diangkat, makanan untuk sawang dilemparkan untuk roh sesuai dengan kepercayaan mereka. Makanan dihidangkan dan didinginkan, orang-orang dipanggil untuk makan. Para hantu teman Awak makan di tempat yang berbeda, riuh sekali. Mereka makan sekenyang-kenyangnya setelah itu, ibu Rombiya melemparkan makanan untuk sememerum tumbuhan cocor bebek sesuai adat suku Dayak Uud Danum. Orang-orang yang masih tidur tongomarek, yang sudah bangun disuruh untuk makan. Setelah kenyang mereka pun mulai berunding. Pada kutipan di atas, pihak Rombiya melayani pihak Awak dengan menyediakan makanan untuk mereka. Ibu Rombiya juga memberikan makanan untuk roh dan juga untuk tanaman cocor bebek. Hal tersebut menggambarkan bahwa suku Dayak Uud Danum sangat menghargai sesamanya. Kutipan tersebut juga menggambarkan bahwa suku Dayak Uud Danum mengakui, menghormati, dan menjaga hubungan dengan roh-roh sesuai dengan kepercayaan mereka. Selanjutnya adalah tema adat istiadat. Adat istiadat yang dimaksud tentang bagaimana adat tradisi suku Dayak Uud Danum hidup dan dalam melaksanakan pernikahan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut ini. Kutipan 2 Ibunya kemudian membuka petinya. Ia mengeluarkan pakaian, kain untuk melamar seperti syarat melamar di suku Dayak Uud Danum. Kain untuk melamar disatukan dengan sambon setelah itu disatukan dengan rawai. Pakaian untuk ganti, cincin, gelang dan anting-anting. Pada kutipan di atas, Awak Kesanduk meminta ibunya untuk menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melamar seorang wanita. Tanpa melengkapi persyaratan-persyaratan tersebut, lamaran Awak Kesanduk tidak akan diterima. Kutipan di atas merupakan adat tradisi yang masih berlaku di masyarakat suku Dayak Uud Danum. Kutipan di atas menggambarkan tentang adat tradisi masyarakat tersebut.

2. Struktur Mitos Rombiya Teks B