Nopahtung Menggunakan Abu Dapur

Ada empat media yang biasa digunakan sebagai patung pengganti roh manusia yang sakit yaitu berupa abu dapur, kayu, rotan dan batu. Berikut adalah deskripsi upacara Nopahtung menggunakan abu dapur, kayu, rotan dan batu.

a. Nopahtung Menggunakan Abu Dapur

Nopahtung abu dilakukan jika ada salah satu anggota keluarga yang baru saja meninggal dunia. Anggota keluarga tersebut akan meminta dukun untuk melakukan upacara Nopahtung dengan tujuan agar roh yang sudah meninggal tidak terus tinggal bersama orang-orang yang masih hidup. Sebelum melakukan ritual, terlebih dahulu harus menyiapkan beberapa persyaratan, yaitu garam, abu, manik, sirih pinang, telur ayam kampung yang sudah direbus, beras, dan parang. Setelah persyaratannya lengkap, dukun akan membentuk abu menyerupai tubuh manusia di atas sebuah alat penampi. Garam sebagai otaknya, manik-manik sebagai matanya, sirih dan pinang sebagai makanannya, dan telur ayam kampung makanan untuk menghidupkan patung di dunia roh. Abu itu nantinya yang akan menggantikan keluarga yang masih hidup dan kemudian tinggal dan hidup bersama dengan orang yang sudah meninggal dunia di rewuk rio dunia roh. Roh orang yang telah meninggal akan mengira bahwa abu tadi adalah keluarganya. Keluarga yang masih hidup pun tidak akan diganggu oleh roh anggota keluarga mereka yang sudah meninggal dunia. Selanjutnya, beras di taruh di atas piring dan parang diletakkan di sampingnya. Sebelum mulai menuturkan mitos Rombiya teks A, dukun akan memasangkan siro gelang dari manik-manik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI di tangannya agar rohnya tidak tersesat di alam orang yang sudah meninggal dunia saat menuturkan. Setelah selesai menuturkan mitos Rombiya, dukun akan berjalan keluar rumah untuk membuang abu ke tanah atau menaburkannya ke sungai sambil menuturkan mantra sebagai berikut. Ahkuk permisik umbak ihkok cok jagak tanak danum hik Hik ahkuk ngohaman topahtung korawuk Ahkan koro bering tangak iyok hik nokuk rowuk tuhpik tapak nah Dalam bahasa Indonesia artinya: Aku meminta izin kepada kamu yang menjaga tanah air ini Ini aku menghanyutkan patung abu Supaya seperti wajahnya ini menuju rumah mimpi Setelah itu ia akan kembali ke rumah dan meminta orang yang di dalam rumah untuk menggigit parang sambil mengucapkan mantra sebagai berikut. Mahang umat, mahang semenget Mahang umat, mahang semenget Mahang umat, mahang semenget Dalam bahasa Indonesia artinya: Keras parang, keras juga rohmu Keras parang, keras juga rohmu Keras parang, keras juga rohmu Mantra di atas diucapkan oleh dukun sebanyak tiga kali sambil meletakkan parang di mulut orang yang sakit untuk digigit dan kemudian diletakkan kembali PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ke kepala sebanyak tiga kali pula. Selanjutnya, dukun akan mengambil sedikit beras yang ada di piring kemudian ditaburkan di kepala orang yang sakit sambil berkata ”kruss semenget” kembalilahpulanglah roh.

b. Nopahtung Menggunakan Kayu Pahting Jorik