Analisis Pengaruh Gaya Hidup, Promosi, dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung (Studi Kasus pada Konsumen Smartphone Samsung Wilayah Jakarta Pusat)

(1)

ANALISIS PENGARUH GAYA HIDUP, PROMOSI, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE

SAMSUNG

(Studi Kasus pada Konsumen Smartphone Samsung Wilayah Jakarta Pusat)

Oleh:

Aviyanto Kusuma Pratama NIM: 108081000041

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

i ANALISIS PENGARUH GAYA HIDUP, PROMOSI, DAN KUALITAS

PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG (Studi Kasus pada Konsumen Smartphone Samsung Wilayah Jakarta

Pusat)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Aviyanto Kusuma Pratama NIM: 108081000041

Di Bawah Bimbingan

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1436 H/2015

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF Pembimbing I

Dr. Yahya Hamja,MM NIP. 19490602 197803 1 001

Pembimbing II

Ade Suherlan, SE., MM., MBA NIP. 19800525200912 1 001


(3)

ii Hari ini Senin, 8 Juli 2013 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa : 1. Nama : Aviyanto Kusuma Pratama

2. NIM : 108081000041 3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Gaya Hidup, Promosi, dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung (Studi Kasus pada Konsumen Smartphone Samsung Wilayah Jakarta Pusat)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 8 Juli 2013

1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

NIP. 19570617 198503 1 002 (__________________________)

Penguji 1

2. Leiz Suzanawaty, SE., M.Si (__________________________) NIP. 19720809 200501 2 004 Penguji 2

3. Ade Suherlan, SE., MM., MBA (__________________________) NIP. 19800525200912 1 001 Penguji 3


(4)

iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Rabu 26 Agustus 2015 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa : 1. Nama : Aviyanto Kusuma Pratama

2. NIM : 108081000041 3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Gaya Hidup, Promosi, dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung (Studi Kasus pada Konsumen Smartphone Samsung Wilayah Jakarta Pusat)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 Agustus 2015

1. Desmadi Saharuddin, Dr (______________________) NIP. 19720711 200501 1 700 Ketua

2. Ela Patriana, Ir., MM (______________________) NIP. 19690528 200801 2 010 Sekretaris

3. Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA (______________________) NIP. Penguji Ahli

4. Yahya Hamja, Dr (______________________) NIP. 19490602 197803 1 001 Pembimbing I

5. Ade Suherlan, SE., MM., MBA (______________________) NIP. 19800525200912 1 001 Pembimbing II


(5)

iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Aviyanto Kusuma Pratama NIM : 108081000041

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Manajemen

Konsentrasi : Pemasaran

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya :

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mengembangkan dan mempertanggung jawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin dari pemilik karya.

4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini. Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain terhadap karya saya, dan telah melakukan pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Demikian pernyataan ini Saya buat dengan sebenar-benarnya

Jakarta, September 2015 Yang menyatakan


(6)

v DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama Lengkap : Aviyanto Kusuma Pratama Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 18 September 1990 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kesatrian Raya no. 14 Jakarta Timur

Telepon : 08161102435

E-mail : aviyantovito@gmail.com Pendidikan Formal

2008-2015 : S1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2005-2008 : SMA Negeri 77 Jakarta

2002-2005 : SMP Perguruan Cikini 1996-2002 : SD Perguruan Cikini 1994-1996 : TK Tadika Puri


(7)

vi ABSTRACT

This study aims to analyze the influence of lifestyle, promotion, and product quality on purchase decisions of smartphone Samsung. The data used in this study are primary data obtained from questionnaires. The sample size was 100 respondents using judgment sampling method. Analysis using multiple linear regression. The results showed that lifestyle significantly influence the purchase decision of smartphone Samsung. This influence can be explained by a significant amount of lifestyle level of 0.015. Promotion significantly influence the purchase decisions of smartphone Samsung. This influence can be explained by a significant amount of promotion level of 0.000. Product Quality significantly influence the purchase decisions of smartphone Samsung. This influence can be explained by a significant amount of quality product level of 0,006. Lifestyle, promotion, and product quality together significantly influence the purchase decisions of smartphone Samsung. This influence can be explained by a significant amount of lifestyle, promotion, and product quality level of 0,000.


(8)

vii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengalisis pengaruh gaya hidup, promosi, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari kuesioner. Jumlah sampel sebesar 100 responden dengan menggunakan metode judgement sampling. Teknik analisis data menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung. Pengaruh ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikan gaya hidup sebesar 0,015. Promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan smartphone Samsung. Pengaruh ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikan promosi sebesar 0,000. Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung. Pengaruh ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikan kualitas produk sebesar 0,006. Gaya hidup, promosi, dan kualitas produk secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung. Pengaruh ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikan gaya hidup, promosi, dan kualitas produk sebesar 0,000.


(9)

viii KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Gaya Hidup, Promosi, dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung (Studi Kasus Pada Konsumen Smartphone Samsung Wilayah Jakarta Pusat)” dengan baik. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan sebagai syarat dalam menempuh pendidikan Strata Satu (S1) atau gelar Sarjana Ekonomi Manajemen pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa hal-hal yang diuraikan dalam skripsi ini masih kurang sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun menjadi sangat berarti bagi penulis untuk perbaikan di masa mendatang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Allah SWT

2. Nabi Muhammad SAW

3. Bapak Herry Pranoto dan Ibu Fyanthi Irma Sestiartini selaku orang tua, dan Belvianny Prameswari Kusumaningtyas selaku adik dari penulis yang telah memberikan dukungan baik moril dan materil, serta doa dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

4. Ibu Sumiati Slamet Harjono selaku nenek dan seluruh keluarga besar penulis atas doa, pengertian, perhatian serta dukungan secara moril dan materil yang telah diberikan.

5. Bapak Yahya Hamja, MM selaku pembimbing I dan Bapak Ade Suherlan, SE, MM, MBA selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu


(10)

ix dengan penuh kesabaran untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

6. Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan jajarannya yang telah memberikan jalan bagi penulis dalam penyelesaian skripsi.

7. Bapak Bahrul Yaman S.Sos, M.Si selaku pembimbing akademik atas bimbingan dan nasihat yang diberikan selama masa kuliah.

8. Seluruh Dosen dan staff FEB UIN yang bertugas atas ilmu yang selama ini diberikan lewat pengajaran dan atas kesediaannya melayani para mahasiswa. 9. Seluruh teman-teman Manajemen B, Pemasaran, luar UIN, atas doa, bantuan,

dukungan, semangat, candaan,dan kebersamaannya

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, Juli 2015


(11)

x DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan Skripsi ... i

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif... ii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi... iii

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah... iv

Daftar Riwayat Hidup... v

Abstract ... vi

Abstrak ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar ... xvii

Daftar Lampiran ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

1. Tujuan Penelitian ... 9

2. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 11


(12)

xi

2. Promosi ... 15

3. Kualitas Produk ... 20

4. Keputusan Pembelian... 25

B. Penelitian terdahulu ... 31

C. Kerangka Pemikiran ... 35

D. Hipotesis Penelitian ... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 38

B. Metode Penentuan Sampel ... 38

1. Populasi ……….. 38

2. Sampel ……… 39

C. Metode Pengumpulan Data ... 40

D. Metode Analisis ... 41

1. Uji Validitas dan Realibilitas …... 42

2. Uji Asumsi Klasik ... 43

3. Uji Regresi Linear Berganda ... 46

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 52

B. Uji Deskriptif Demografi Responden ... 54

C. Hasil dan Pembahasan ... 57

1. Hasil Uji Validitas ... 57


(13)

xii

3. Hasil Uji Distribusi Frekuensi Pertanyaan Responden ... 61

4. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 90

5. Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 93

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 101

B. Implikasi ... 102

DAFTAR PUSAKA ... 105


(14)

xiii DAFTAR TABEL

No. Tabel Keterangan Halaman

1.1. Top Brand Index Smartphone tahun 2015 ... 7

2.1. Dimensi Gaya Hidup... 13

2.2. Penelitian Terdahulu ………... 31

3.1. Skala Likert ….. ... 42

3.2. Operasional Variabel... 48

4.1. Data Responden ……... 55

4.2. Hasil Uji Validitas………... 58

4.3. Hasil Uji Realibilitas ………... 60

4.4. Pertanyaan 1 Variabel Gaya Hidup (X1) ... 61

4.5. Pertanyaan 2 Variabel Gaya Hidup (X1) ... 62

4.6. Pertanyaan 3 Variabel Gaya Hidup (X1) ... 62

4.7. Pertanyaan 4 Variabel Gaya Hidup (X1) ... 63

4.8. Pertanyaan 5 Variabel Gaya Hidup (X1) ... 63

4.9. Pertanyaan 6 Variabel Gaya Hidup (X1) ... 64

4.10. Pertanyaan 7 Variabel Gaya Hidup (X1) ... 64

4.11. Pertanyaan 8 Variabel Gaya Hidup (X1) ... 65

4.12. Pertanyaan 9 Variabel Gaya Hidup (X1) ... 65

4.13. Pertanyaan 10 Variabel Gaya Hidup (X1) ... 66

4.14. Pertanyaan 11 Variabel Gaya Hidup (X1) ... 66


(15)

xiv

4.16. Pertanyaan 13 Variabel Gaya Hidup (X1) ... 67

4.17. Pertanyaan 14 Variabel Gaya Hidup (X1) ... 68

4.18. Pertanyaan 15 Variabel Gaya Hidup (X1) ... 68

4.19. Pertanyaan 16 Variabel Gaya Hidup (X1) ... 69

4.20. Pertanyaan 17 Variabel Gaya Hidup (X1) ... 69

4.21. Pertanyaan 18 Variabel Gaya Hidup (X1) ... 70

4.22. Pertanyaan 19 Variabel Gaya Hidup (X1) ... 70

4.23. Pertanyaan 20 Variabel Gaya Hidup (X1) ... 71

4.24. Pertanyaan 21 Variabel Gaya Hidup (X1) ... 71

4.25. Pertanyaan 22 Variabel Gaya Hidup (X1) ... 72

4.26. Pertanyaan 23 Variabel Gaya Hidup (X1) ... 72

4.27. Pertanyaan 24 Variabel Gaya Hidup (X1) ... 73

4.28. Pertanyaan 1 Variabel Promosi (X2) …... 73

4.29. Pertanyaan 2 Variabel Promosi (X2) …... 74

4.30. Pertanyaan 3 Variabel Promosi (X2) …... 74

4.31. Pertanyaan 4 Variabel Promosi (X2) …... 75

4.32. Pertanyaan 5 Variabel Promosi (X2) …... 75

4.33. Pertanyaan 6 Variabel Promosi (X2) …... 76

4.34. Pertanyaan 7 Variabel Promosi (X2) …... 76

4.35. Pertanyaan 8 Variabel Promosi (X2) …... 77

4.36. Pertanyaan 1 Variabel Kualitas Produk (X3) ... 77

4.37. Pertanyaan 2 Variabel Kualitas Produk (X3) ... 78


(16)

xv

4.39. Pertanyaan 4 Variabel Kualitas Produk (X3) ... 79

4.40. Pertanyaan 5 Variabel Kualitas Produk (X3) ... 79

4.41. Pertanyaan 6 Variabel Kualitas Produk (X3) ... 80

4.42. Pertanyaan 7 Variabel Kualitas Produk (X3) ... 80

4.43. Pertanyaan 8 Variabel Kualitas Produk (X3) ... 81

4.44. Pertanyaan 9 Variabel Kualitas Produk (X3) ... 81

4.45. Pertanyaan 10 Variabel Kualitas Produk (X3) ... 82

4.46. Pertanyaan 1 Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 82

4.47. Pertanyaan 2 Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 83

4.48. Pertanyaan 3 Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 83

4.49. Pertanyaan 4 Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 84

4.50. Pertanyaan 5 Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 84

4.51. Pertanyaan 6 Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 85

4.52. Pertanyaan 7 Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 85

4.53. Pertanyaan 8 Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 86

4.54. Pertanyaan 9 Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 86

4.55. Pertanyaan 10 Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 87

4.56. Pertanyaan 11 Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 87

4.57. Pertanyaan 12 Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 88

4.58. Pertanyaan 13 Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 88

4.59. Pertanyaan 14 Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 89

4.60. Pertanyaan 15 Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 89


(17)

xvi

4.62. Hasil Uji Multikolinearitas ... 92

4.63. Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 94

4.64. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 95

4.65. Hasil Uji t ... 96


(18)

xvii DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Keterangan Halaman

2.1. Tahapan Proses Pengambilan Keputusan ... 26 2.2. Kerangka Pemikiran ... 36 4.1. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variabel: Keputusan Pembelian (Y) ... 90 4.2. Grafik Scatterplot ... 93


(19)

xviii DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Keterangan Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 107 2. Jawaban Responden ... 114 3. Hasil SPSS Karakteristik Responden ... 132 4. Hasil SPSS Validitas dan Reliabilitas

Variabel Gaya Hidup (X1) ... 134 5. Hasil SPSS Validitas dan Reliabilitas

Variabel Promosi (X2) ... 135 6. Hasil SPSS Validitas dan Reliabilitas

Variabel Kualitas Produk (X3) ... 136 7. Hasil SPSS Validitas dan Reliabilitas

Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 137 8. Hasil SPSS Uji Asumsi Klasik ... 138 9. Hasil SPSS Regresi Linear Berganda ... 140


(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era digital saat ini keberadaan teknologi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita. Dengan perkembangannya yang pesat dari waktu ke waktu membuat teknologi saat ini sudah menjadi kebutuhan penting dalam hidup manusia. Teknologi saat ini sudah memasuki hampir semua aspek kehidupan kita. Hampir setiap aktivitas yang kita lakukan sehari-hari selalu melibatkan keberadaan teknologi.

Salah satu bidang teknologi yang sangat penting dalam kehidupan kita adalah teknologi telekomunikasi. Perkembangan teknologi telekomunikasi dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan kebutuhan manusia untuk berkomunikasi semakin besar. Manusia secara naluri, akan selalu mencoba untuk berkomunikasi satu sama lainnya. Manusia melakukan komunikasi untuk mencapai berbagai macam tujuan, menghilangkan rasa kesepian, menunjukkan ketertarikan, sarana tukar pikiran, hingga tuntutan pekerjaan (Santoso dalam Nursinta Hamaniar, 2013:1).

Dalam perkembangannya teknologi telekomunikasi selalu mengalami perubahan dan evolusi dari waktu ke waktu. Pada masa lalu media telekomunikasi


(21)

2 yang ada tidak efisien dan hanya bersifat satu arah dalam penyampaian informasinya, seperti penggunaan surat, radio panggil (pager), ataupun telegram.

Namun saat ini media telekomunikasi menjadi semakin praktis dan mudah digunakan. Jika dulu kita hanya menggunakan telepon di tempat-tempat tertentu seperti di telepon umum atau di rumah, saat ini kita dapat melakukan sambungan telepon di mana saja dengan menggunakan handphone. Bahkan di era digital saat ini media telekomunikasi menjadi semakin maju dan berkembang dengan keberadaan ponsel pintar atau smartphone.

Menurut Gary B., Thomas J., dan Misty E. (2007:19), smartphone adalah telepon yang internet enable yang biasanya menyediakan fungsi Personal Digital Assistant (PDA) seperti fungsi kalender, buku agenda, buku alamat, kalkulator, dan catatan. Smartphone mempunyai fungsi seperti komputer, sehingga kedepannya teknologi smartphone dipercaya akan menyingkirkan teknologi komputer desktop terutama dalam hal pengaksesan data dengan internet.

Di Indonesia sendiri perkembangan smartphone mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh lembaga riset GFK (Gesellschaft für Konsumforschung) Asia seperti diberitakan The Next Web, pada kuartal pertama 2014 Indonesia memiliki pertumbuhan pasar smartphone sebesar 68%.

Total smartphone yang terjual di Indonesia mencapai 7,3 juta unit, atau dua per lima dari total penjualan di Asia Tenggara. Jumlah ini mengungguli negara lain di Asia Tenggara seperti Vietnam dan Thailand yang mengalami pertumbuhan pasar sebanyak 59% dan 45% per tahun (tekno.kompas.com, 2014).


(22)

3 Sedangkan menurut data yang dikeluarkan oleh Horace H. Dediu dalam blognya asymco.com, Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki jumlah pengguna smartphone terbesar di dunia. Indonesia ada di peringkat 6 jumlah pengguna smartphone terbesar di dunia. Indonesia hanya kalah dari China, Amerika Serikat, India, Brazil dan Jepang yang ada di posisi 5 besar. Dalam data tersebut disebutkan Indonesia memiliki pengguna aktif sebanyak 47 juta, atau sekitar 14% dari seluruh pengguna ponsel (inet.detik.com, 2014).

Data diatas menunjukkan bahwa Indonesia merupakan pasar potensial dalam penjualan smartphone. Tingginya tingkat penggunaan smartphone di Indonesia tidak lepas dari kebutuhan masyarakat Indonesia yang tinggi akan berkomunikasi. Selain itu banyaknya fungsi-fungsi lain yang ditawarkan smartphone seperti penggunaan media sosial, akses internet, pemutar musik, dan konten multimedia yang memadai juga menjadi alasan utama masyarakat untuk memutuskan membeli smartphone dibandingkan perangkat ponsel lain.

Berdasarkan riset yang dilakukan Google, diungkapkan bahwa 62% pengguna internet di Indonesia melakukan akses internet dengan hanya menggunakan smartphone. Selain itu riset ini juga menyatakan bahwa 66% orang Indonesia yang berbelanja akan meriset produk menggunakan smartphone sebelum membeli. 42% orang Indonesia mendengarkan dan memutar musik dengan menggunakan smartphone dan 59% orang Indonesia akan mencari informasi setidaknya satu kali dalam sebulan dengan menggunakan smartphone mereka (tekno.tempo.co, 2015).


(23)

4 Sedangkan menurut survey yang dilakukan lembaga Nielsen yang berjudul "Nielsen on Device Meter" pada akhir 2013 diungkapkan bahwa penduduk Indonesia menggunakan ponsel pintar selama 189 menit per hari atau lebih dari 3 jam sehari. Selain untuk komunikasi, ponsel pintar juga sering digunakan untuk aktivitas hiburan. Data Nielsen on Device mencatat, selama 62 menit per hari penduduk Indonesia menggunakan ponselnya untuk komunikasi, seperti telepon, kirim pesan teks, dan e-mail. Kegiatan hiburan seperti bermain game dan menikmati konten multimedia juga sering dilakukan penduduk Indonesia, rata-rata 45 menit per hari. Aktivitas terlama lainnya adalah mengutak-atik dan memahami aplikasi yang baru diunduh selama 38 menit per hari, diikuti oleh aktivitas berselancar internet selama 37 menit per hari (tekno.kompas.com, 2014).

Hal ini menunjukkan bahwa smartphone saat ini bukan hanya sekedar sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan akan komunikasi saja, namun saat ini smartphone sudah menjadi bagian dari gaya hidup penggunanya. Saat ini hampir setiap aktifitas dan waktu yang dimiliki dijalani dengan menggunakan smartphone, seperti dalam bekerja, bermain, bersosialisasi, ataupun dalam menjalani kegiatan sehari-hari lainnya. Seperti yang diungkapkan Rhenald Kasali (2007:225), gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Gaya hidup mempengaruhi seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang.

Tingginya permintaan terhadap produk smartphone juga membuat persaingan antara produsen-produsen smartphone semakin ketat. Para produsen smartphone berlomba-lomba untuk dapat menarik hati konsumen agar membeli


(24)

5 produk mereka. Salah satu cara untuk dapat menarik konsumen adalah dengan melakukan promosi. Promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang menonjolkan keistimewaan-keistimewaan produknya yang membujuk konsumen sasaran agar membelinya (Kotler & Keller, 2009:41).

Peran promosi menjadi sangat penting karena promosi dilakukan untuk dapat memberikan informasi dan pemahaman yang dibutuhkan konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian. Promosi juga dilakukan untuk merangsang konsumen agar tertarik untuk melakukan pembelian produk yang ditawarkan. Promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya dengan menampilkan iklan di media massa, media elektronik atau dengan menggunakan media internet. Selain itu promosi juga dapat dilakukan dengan melalui penjualan personal, promosi penjualan, hubungan masyarakat ataupun dengan pemasaran langsung (Tjiptono, 2008:219).

Selain promosi, produsen-produsen smartphone juga dituntut untuk dapat menghasilkan produk berkualitas yang dapat memenuhi ekspektasi konsumen. Kualitas suatu produk menjadi sangat penting ditengah-tengah persaingan yang ketat antara produsen. Sebuah produk yang berkualitas memiliki nilai tambah dibandingkan produk lainnya.

Kualitas produk merupakan totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat (Kotler & Keller, 2009:143). Semakin baik kualitas suatu produk maka akan membuat konsumen semakin yakin dan percaya dalam memilih produk tersebut.


(25)

6 Seiring dengan perkembangan smartphone yang sangat pesat dewasa ini, maka semakin banyak pula merek-merek yang bermunculan di masyarakat. Salah satu merek yang banyak digunakan dan sangat dikenal masyarakat adalah Samsung. Samsung merupakan perusahaan multinasional asal Korea Selatan yang saat ini menjadi salah satu perusahaan besar di pasar smartphone Indonesia.

Dalam sebuah survei yang dilakukan www.topbrand-award.com, pada tahun 2015 Samsung berhasil mengungguli merek-merek smartphone lain dan mendapatkan kategori merek TOP. Dalam survey tersebut Samsung memiliki Top Brand Index (TBI) sebesar 29,7%. Hasil survey tersebut dapat dilihat dari tabel 1.1 dibawah ini.

Tabel 1.1

Top Brand Index Smartphone tahun 2015

Merek TBI TOP

Samsung 29,7% TOP Blackberry 24,7% TOP Nokia 16,7% TOP IPhone 4,5%

Smartfren 3,8% Cross 3,0% Advan 2,9%


(26)

7 Keberhasilan Samsung dalam memimpin pasar smartphone tidak lepas dari strategi pemasaran yang baik. Samsung dikenal sebagai salah satu merek yang melakukan promosi dengan baik. Tidak hanya dengan menampilkan iklan di media elektronik, internet ataupun di media massa saja, Samsung juga sering memberikan insentif dalam penjualan produknya. Selain itu mereka juga sering mengadakan event-event untuk dapat menjaga hubungan baik dengan konsumen dan menarik konsumen agar membeli produknya.

Selain itu Samsung juga dikenal sebagai perusahaan yang memperhatikan kualitas dari produk yang mereka hasilkan. Sebagai perusahaan yang sudah berpengalaman dalam menghasilkan berbagai macam jenis produk, Samsung selalu berusaha untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk yang mereka miliki. Hal ini pula yang membuat konsumen merasa yakin dan percaya untuk memilih produk-produk yang dihasilkan oleh Samsung.

Berdasarkan alasan tersebut diatas maka penulis tertarik untuk menjadikan produk smartphone Samsung sebagai objek pada penelitian ini. Pada penelitian ini penulis juga menggunakan wilayah Jakarta Pusat sebagai lokasi penelitian. Jakarta Pusat merupakan wilayah terkecil diantara wilayah lain di Jakarta dengan luas wilayah sebesar 4.813,22 Ha. Jakarta Pusat terdiri dari 8 Kecamatan, 44 Kelurahan, 393 Rukun Warga dan 4.646 Rukun Tetangga. Meskipun memiliki luas yang lebih kecil dibandingkan wilayah lain di Jakarta, Jakarta Pusat merupakan wilayah yang strategis di Jakarta baik secara ekonomi, politik, maupun sosial. Hal ini ditandai dengan keberadaan kantor pemerintahan baik dari dalam maupun luar negeri, selain itu banyaknya perusahaan-perusahaan besar dan juga


(27)

8 banyaknya pusat perbelanjaan dan hiburan menjadi daya tarik tersendiri yang dimiliki wilayah Jakarta Pusat. Secara sosial seperti halnya wilayah Jakarta secara keseluruhan, wilayah Jakarta Pusat juga memiliki penduduk yang beragam dengan kelas sosial yang berbeda-beda pula.

Berdasarkan keseluruhan fenomena diatas dengan meneliti segi gaya hidup, promosi, kualitas produk dan keputusan pembelian, peneliti akan menyusun penelitian yang berjudul “ ANALISIS PENGARUH GAYA HIDUP, PROMOSI, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG (Studi Kasus pada Konsumen Smartphone Samsung Wilayah Jakarta Pusat)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah gaya hidup secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada smartphone Samsung?

2. Apakah promosi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada smartphone Samsung?

3. Apakah kualitas produk secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada smartphone Samsung?

4. Apakah gaya hidup, promosi, dan kualitas produk secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada smartphone Samsung?


(28)

9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk menganalisis pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian pada smartphone Samsung.

b. Untuk menganalisis pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian pada smartphone Samsung.

c. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada smartphone Samsung.

d. Untuk menganalisis pengaruh gaya hidup, promosi, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada smartphone Samsung.

2. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat dan kontribusi sebagai berikut:

a. Bagi Akademisi

Penelitian ini membantu memberikan kontribusi bagi ilmu manajemen pemasaran dan sebagai bahan pertimbangan bagi rekan-rekan mahasiswa yang mengadakan penelitian yang sama serta menjadi bahan referensi untuk melakukan penelitian di masa yang akan datang agar dapat dihasilkan temuan-temuan yang lebih baik dan lebih bervariasi.

b. Bagi Penulis

Sebagai alat untuk mempraktekkan teori-teori yang telah diperoleh sehingga penulis dapat menambah pengetahuan secara praktis mengenai ilmu


(29)

10 manajemen pemasaran terutama pada topik yang berkaitan dengan promosi, gaya hidup, kualitas produk, dan keputusan pembelian.

c. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran bagi kepentingan praktisi manajerial dalam bidang manajemen pemasaran, khususnya bagi perusahaan yang menerapkan strategi promosi, kualitas produk dan gaya hidup.


(30)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Gaya Hidup

a. Pengertian Gaya Hidup

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:170), gaya hidup atau lifestyle adalah pola hidup seseorang yang tergambarkan pada psikografisnya. Psikografis membutuhkan pengukuran dimensi AIO utama konsumen yaitu activities/ kegiatan (pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, kelas sosial), interest/minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi) dan opinions (tentang diri mereka sendiri, isu-isu sosial, bisnis, produk).

Orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin akan memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup atau lifestyle seseorang menunjukan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya (Simamora, 2003:89).

Menurut Rhenald Kasali (2007:225), gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Gaya hidup mempengaruhi seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang. Orang-orang yang berorientasi pada karir akan memilih pakaian, buku, majalah, komputer, dan barang-barang lainnya yang berbeda dengan mereka yang berorientasi pada keluarga. Demikian


(31)

12 pula bagi mereka yang sudah meraih sukses, tentu mempunyai cara-cara konsumsi yang berbeda dengan yang merintis.

Sedangkan menurut Setiadi (2010:77) gaya hidup secara luas sebagai cara hidup yang diindentifikasi oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (minat), dan apa yang mereka pikirkan terhadap diri mereka sendiri dan sekitarnya (pendapat)

b. Dimensi Gaya Hidup

Menurut Engel dalam Sumarwan (2011:173) menyatakan bahwa pengukuran gaya hidup dapat dilakukan dengan aktivitas/sikap, ketertarikan/minat, dan pendapat konsumen. Jadi sikap/aktivitas tertentu yang dimiliki oleh konsumen terhadap suatu objek tertentu/merek produk dapat mencerminkan gaya hidupnya.

Assael (1984) dalam Della Aresa (2012:28) mengungkapkan pengukuran mengenai variabel gaya hidup dapat diukur melalui ketiga dimensi yang terdapat gaya hidup yaitu aktivitas, minat, dan opini.

Menurut Kasali (2007:226), Para peneliti pasar yang menganut pendekatan gaya hidup cenderung mengklasifikasikan konsumen berdasarkan variabel-variabel AIO, yaitu aktivitas, minat, dan opini. Joseph Plummer dalam Kasali (2007:226) mengatakan bahwa segmentasi gaya hidup mengukur aktivitas-aktivitas manusia dalam hal:

1) Bagaimana mereka menghabiskan waktunya.


(32)

13 3) Pandangan-pandanganya baik terhadap diri sendiri, maupun terhadap

orang lain

4) Karakter-karakter dasar seperti tahap yang mereka telah lalui dalam kehidupan (life cycle), penghasilan, pendidikan, dan dimana mereka tinggal.

Tabel 2.1. Dimensi Gaya Hidup

Sumber: Plummer (1974) dalam Kasali (2007:227) 1) Aktivitas (activities)

Aktivitas adalah bagaimana konsumen menghabiskan waktu dalam kehidupan sehari-hari (Setiadi , 2010:78).

2) Minat (interest)

Adalah sesuatu hal yang menjadi minat atau apa saja yang ada di sekeliling konsumen yang dianggap penting dalam kehidupan dan berinteraksi sosial (Setiadi, 2010:78).

Aktivitas Minat Opini

Bekerja Keluarga Terhadap diri sendiri

Hobi Rumah Isu-isu sosial

Kegiatan sosial Pekerjaan Politik

Liburan Komunitas Bisnis

Hiburan Rekreasi Ekonomi

Keanggotaan

organisasi Fashion Pendidikan

Komunitas Makanan Kebudayaan

Belanja Media Produk-produk


(33)

14 3) Opini (opinions)

Opini adalah cara konsumen memandang diri sendiri dan dunia di sekitar mereka (Setiadi, 2010:78).

c. Segmentasi Gaya Hidup

Menurut Solomon (2007) dalam Della Aresa (2012:24), pembagian gaya hidup dilihat dari segmentasi pasar, yaitu gaya hidup tradisional (traditional life style), gaya hidup orientasi diri (self oriented life style), gaya hidup konservatif (conservative life style), dan gaya hidup hemat dan praktis (frugal and practical lifestyle).

Di Indonesia dengan menggunakan model yang dikembangkan oleh Plummer, Susianto dalam Kasali (2007:227) berhasil memetakan 6 segmen gaya hidup remaja di Jakarta. Ke 6 segmen itu adalah:

1) Hura-hura

Yaitu kelompok yang menyukai „hura-hura‟, dalam artian tidak

terlalu serius terlibat dalam suatu hal. Sebagaian besar kelompok ini adalah mereka yang senang dengan „keramaian kota‟

2) Hedonis

Adalah segmen yang mengarahkan aktifitasnya untuk mencari kenikmatan hidup. Mereka banyak menghabiskan waktu di luar rumah, dan cenderung membeli barang-barang yang berharga mahal untuk kesenangan.


(34)

15 3) Rumahan

Atau biasa disebut anak rumahan, yaitu mereka yang lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah dan tidak bayak bergaul dengan teman-yang ada disekitar lingkungannya. Mereka berorientasi pada keluarga dan agak perhitungan dalam menghabiskan uang sakunya.

4) Sportif

Yaitu mereka yang senang berolahraga dan banyak mendapatkan prestasi pada bidang keluarga. Biasanya mereka tidak memikirkan penampilan dan lebih terbuka terhadap situasi.

5) Kebanyakan

Adalah tipe yang paling umum ditemui, mereka agak berhati-hati dalam bertindak dan mengambil keputusan. Cenderung konformis dan kurang berani menjadi inisiator.

6) Orang untuk Orang Lain

Adalah kelompok yang peka terhadap kebutuhan orang lain, dapat diandalkan dan bersikap sosial, produktif, dan mengutamakan kebersamaan dalam keluarga.

2. Promosi

a. Pengertian Promosi

Menurut Kotler & Keller (2009:510) menyatakan bahwa promosi adalah berbagai cara untuk menginformasikan, membujuk, dan


(35)

16 mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang suatu produk atau brand yang dijual.

Menurut Tjiptono (2008: 219), pada hakekatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Adapun yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Promosi merupakan variabel dalam kerangka bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran dan memperkenalkan produk dan jasa kepada konsumen (Swastha dan Irawan, 2008:349).

Menurut Ratih Hurriyati (2008:58) Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran, yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan meningkatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan bersangkutan.

b. Tujuan Promosi

Menurut Tjiptono (2008: 222) tujuan promosi di antaranya adalah: 1) Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan


(36)

17 2) Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk

kepada konsumen (brand awareness).

3) Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude).

4) Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand puchase intention).

5) Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (puchase facilitation).

6) Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning).

Sedangkan Swastha dan Irawan (2008: 253) mengungkapkan tujuan promosi adalah:

1) Modifikasi tingkah laku

Kegiatan promosi yang dilakukan sebagai usaha untuk merubah tingkat laku yang sudah ada. Penjualan akan selalu berusaha memberikan kesan baik pada produk yang dijualnya.

2) Memberitahu

Kegiatan promosi ditujukan untuk memberitahukan pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat informasi umumnya lebih sesuai dilakukan pada tahap-tahap awal di dalam siklus kehidupan produk. Kiranya hal ini merupakan masalah penting untuk meningkatkan permintaan. Sebagai orang tidak akan membeli barang atau jasa sebelum mereka mengetahui produk tersebut dan apa faedahnya. Promosi yang bersifat memberitahukan


(37)

18 penting bagi konsumen karena dapat membantu pengambilan keputusan untuk membeli.

3) Membujuk

Promosi yang bersifat membujuk kurang disenangi orang namun kenyataan sekarang ini banyak yang muncul adalah promosi yang bersifat membujuk. Promosi seperti ini diarahkan untuk mendorong pembelian. Sering perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan secepatnya tetapi lebih mengutamakan untuk menciptakan kesan positif. Hal ini dimaksudkan agar dapat memberikan pengaruh dalam waktu lama terhadap perilaku pembeli.

4) Mengingatkan

Promosi yang bersifat mengingatkan, dilakukan untuk mempertahankan merek produk di hati masyarakat dan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan di dalam siklus kehidupan produk. Ini berarti hak perusahaan berusaha untuk saling tidak mempertahankan pembeli yang ada. Jadi secara singkat promosi berkaitan dengan upaya bagaimana orang dapat mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya berubah sikap, menyukai, dan yakin untuk membeli.

c. Bauran Promosi

Menurut Swastha dan Irawan (2008:349), bauran pemasaran adalah kombinasi strategi yang paling baik dari periklanan, personal selling, dan


(38)

19 alat promosi yang lain yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan penjualan.

Menurut Tjiptono (2008:219) beberapa jenis promosi yang sering digunakan untuk mencapai tujuan penjualan yaitu:

1) Periklanan (advertising)

Periklanan adalah semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi ide-ide, promosi barang atau jasa yang dilakukan sponsor yang dibayar. Segala biaya yang harus dibayar sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa dengan mempromosikan pada iklan di televisi dan media massa.

2) Penjualan Personal (personal selling)

Presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan.

3) Promosi Penjualan (sales promotion)

Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa.

4) Hubungan Masyarakat (public relation)

Hubungan masyarakat adalah suatu usaha (variasi) dari rancangan program guna memperbaiki, mempertahankan, atau melindungi perusahaan atau citra produk.


(39)

20 5) Pemasaran Langsung (direct marketing)

Komunikasi secara langsung yang digunakan dari mail, telepon, fax, e-mail, atau internet untuk mendapatkan tanggapan langsung dari konsumen secara jelas.

3. Kualitas Produk a. Pengertian Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2008: 266), produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan.

Menurut Tjiptono (2008:95), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, disewa, digunakan, atau dikonsumsi pasar, baik pasar konsumen akhir ataupun pasar industrial sebagai pemenuhan kebutuhan atas keinginan pasar yang bersangkutan.

b. Tingkatan Produk

Menurut Kotler dan Keller (2009:4) dalam merencanakan tawaran pasarnya, pemasar perlu memikirkan secara mendalam 5 tingkat produk. Dimana masing-masing tingkatannya menambahkan lebih banyak nilai pelanggan dan kelimanya membentuk hierarki nilai pelanggan, yaitu: 1) Manfaat inti (core benefit)

Yaitu layanan atau manfaat mendasar yang sepenuhnya dibeli pelanggan


(40)

21 2) Produk dasar (basic product)

3) Produk yang diharapkan (expected product)

Yaitu beberapa atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk ini.

4) Produk yang ditingkatkan (augmented product)

Yaitu beberapa atribut atau kondisi yang melampaui harapan pelanggan.

5) Calon produk (potential product)

Yaitu meliputi segala kemungkinan peningkatan dan perubahan yang mungkin akan dialami produk atau tawaran tersebut pada masa mendatang.

c. Atribut Produk

Pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan pendefinisian manfaat yang akan ditawarkan produk dan jasa tersebut. Manfaat ini dikomunikasikan dan dihantarkan oleh atribut produk. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:272), terdapat beberapa macam atribut produk, yakni :

1) Kualitas Produk, yakni salah satu sarana positioning utama pemasar. Kualitas memiliki dampak langsung pada kinerja produk atau jasa. Oleh karena itu kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan.

2) Fitur Produk, yakni sebuah produk dapat ditawarkan dalam beragam fitur, model dasara, model tanpa tambahan apapun, merupakan titik


(41)

22 awal. Perusahaan dapat menciptakan tingkat model yang lebih tinggi dengan menambahkan lebih banyak fitur.

3) Gaya dan Desain Produk, yakni cara lain untuk menambah nilai pelanggan adalah melalui gaya dan desain produk yang berbeda. Desain adalah konsep yang lebih besar daripada gaya. Gaya hanya menggambarkan penampilan produk. Gaya bisa menarik atau bahkan membosankan.

d. Pengertian Kualitas Produk

Kualitas merupakan perpaduan antara sifat dan karakteristik yang menentukan sejauh mana keluaran dapat memenuhi prasyarat kebutuhan pelanggan atau menilai sampai seberapa jauh sifat dan karakteristik itu memenuhi kebutuhannya (Tjiptono, 2008:112)

Menurut Kotler dan Keller (2009:143), kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.

Menurut Kotler & Amstrong (2008:272) Kualitas produk adalah salah satu sarana positioning utama pemasar. Kualitas memiliki dampak langsung pada kinerja produk atau jasa. Oleh karena itu, kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan. Dalam arti yang lebih sempit, kualitas dapat di definisikan sebagai bebas dari kerusakan. Akan tetapi, sebagian besar perusahaan yang berpusat pada pelanggan, melangkah jauh melampaui definisi sempit ini.


(42)

23 e. Dimensi Kualitas Produk

Menurut Garvin dalam Rahmat Sazli (2012:9) terdapat 8 dimensi kualitas produk yang bisa dimainkan oleh pemasar, yaitu:

1) Kinerja (performance)

Yaitu karakteristik atau fungsi utama suatu produk. Merupakan manfaat utama produk yang kita beli. Biasanya merupakan pertimbangan pertama kita membeli produk.

2) Fitur (feature)

Yaitu karakteristik atau ciri-ciri tambahan yang melengkapi manfaat dasar dari suatu produk. Fitur bersifat pilihan bagi konsumen. Kalau manfaat utama sudah standar, fitur seringkali ditambahkan. 3) Kehandalan (reliability)

Yaitu peluang suatu produk terjadi kegagalan atau kerusakan dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil terjadinya kerusakan, semakin handal produk tersebut.

4) Daya Tahan (durability)

Yaitu menunjukkan usia produk, yakni jumlah pemakaian suatu produk sebelum produk tersebut rusak atau digantikan. Semakin lama daya tahan suatu produk maka semakin awet. Produk yang awet dipersepsikan lebih berkualitas dibandingkan produk yang cepat rusak atau diganti.


(43)

24 5) Kesesuaian (conformance)

Yaitu kesesuaian kinerja produk dengan standar yang dinyatakan suatu produk. Ini semacam janji yang harus dipenuhi oleh produk. Produk yang memiliki kualitas ini berarti sesuai dengan standarnya. 6) Kemampuan diperbaiki (serviceability)

Kualitas produk ditentukan atas dasar kemampuan diperbaiki mudah, cepat, dan kompeten. Produk yang mampu diperbaiki tentunya kualitasnya lebih tinggi dibandingkan produk yang sulit atau tidak dapat diperbaiki.

7) Keindahan (aesthetic)

Keindahan meyangkut tampilan produk yang membuat konsumen suka. Ini seringkali dilakukan dalam bentuk desain produk atau kemasannya. Beberapa merek memperbaharui wajahnya agar lebih cantik dimata konsumen.

8) Kualitas yang Dirasakan (perceive quality)

Yaitu menyangkut penilaian konsumen terhadap citra, merek, atau iklan. Produk-produk yang bermerek terkenal biasanya dipersepsikan lebih berkualitas dibanding merek-merek yang tidak dikenal. Inilah sebabnya produk selalu berupaya membangun mereknya sehingga memiliki ekuitas merek yang tinggi.


(44)

25 4. Keputusan Pembelian

a. Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Keller (2009:235) yang dimaksud keputusan pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber-sumber seleksi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.

Menurut Alma Buchari (2011:96), keputusan pembelian merupakan suatu keputusan konsumen yang dipengaruhi oleh ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya, produk, harga, lokasi, promosi, physical evidence, people dan process, sehingga membentuk suatu sikap pada konsumen untuk mengolah segala informasi dan mengambil kesimpulan berupa respon yang muncul tentang produk apa yang akan dibeli.

Keputusan pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (2009:112) adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan, harus tersedia beberapa alternatif pilihan.

b. Tahap-tahap Proses Pengambilan Keputusan

Kotler dan Keller (2009:235) mengungkapkan proses pengambilan keputusan pembelian suatu produk dapat digambarkan dalam 5 tahap yaitu:


(45)

26 Gambar 2.1

Tahapan Proses Pengambilan Keputusan

1) Pengenalan Masalah

Kotler dan Keller (2009:235) mengungkapkan proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau kebutuhan. Pengenalan kebutuhan ini ditujukan untuk mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi dan terpuaskan. Jika kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen akan segera memahami adanya kebutuhan yang belum segera dipenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya, serta kebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi.

Menurut Swastha dan Handoko (2000:107) pengenalan masalah adalah suatu proses yang kompleks yang dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Proses ini melibatkan secara bersama-sama banyak variabel-variabel termasuk pengamatan, proses belajar, sikap, karakteristik kepribadian dan macam-macam kelompok sosial dan referensi yang mempengaruhinya.

Pengenalan Masalah

Mencari Informasi

Evaluasi Alternatif

Perilaku Pasca Pembelian

Keputusan Pembelian


(46)

27 b) Proses pengenalan masalah merupakan suatu proses yang lebih kompleks dari penganalisaan motivasi. Walaupun proses tersebut melibatkan motif-motif pembelian, tetapi selain itu melibatkan juga sikap, konsep diri, dan pengaruh-pengaruh lain.

c) Proses ini melibatkan juga proses perbandingan dan pembobotan yang kompleks terhadap macam-macam kebutuhan yang relatif penting, sikap tentang bagaimana menggunakan sumber keuangan yang terbatas untuk berbagai alternatif pembelian, dan sikap tentang kualitatif dari kebutuhan yang harus dipuaskan.

2) Mencari Informasi

Seseorang yang tergerak oleh stimulus akan berusaha mencari lebih banyak informasi yang terlibat dalam pencarian akan kebutuhan. Pencarian merupakan aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan dan perolehan informasi dari lingkungan. Menurut Kotler dan Keller (2009:235-236) sumber informasi konsumen terdiri atas empat kelompok, yaitu:

a) Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga, kenalan.

b) Sumber komersial meliputi iklan, tenaga penjual, pedagang perantara, pengemasan.

c) Sumber umum meliputi media massa, organisasi ranting konsumen.

d) Sumber pengalaman meliputi penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.


(47)

28 3) Evaluasi Alternatif

Menurut Kotler dan Keller (2009:237) evaluasi alternatif merupakan proses di mana suatu alternatif pilihan disesuaikan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Konsep dasar dalam proses evaluasi konsumen terdiri atas empat macam:

a) Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan.

b) Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.

c) Konsumen memandang setiap produk sebagai kumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari dalam memuaskan kebutuhan.

d) Konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda dalam memandang atribut-atribut yang dianggap relevan dan penting.

Evaluasi sering mencerminkan keyakinan dan sikap. Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang produk atau merek mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Yang tak kalah pentingnya dengan keyakinan adalah sikap. Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosi dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap objek atau gagasan tertentu.


(48)

29 4) Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian konsumen dapat mengambil lima subkeputusan yaitu merek, dealer, kuantitas, waktu dan metode pembayaran. Dalam pembelian produk sehari-hari keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil (Kotler & Keller, 2009:240). 5) Perilaku Pasca Pembelian

Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Setelah pembelian konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena memerhatikan atau mendengar hal-hal yang menyenangkan dari merek lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusan pembelian.

Setelah pembelian produk terjadi, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan atau ketidakpuasan pembeli dengan produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Kepuasan pembelian adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut.

Konsumen yang merasa puas akan memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Konsumen


(49)

30 yang merasa puas akan cenderung mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk yang bersangkutan kepada orang lain. Apabila konsumen dalam melakukan pembelian tidak merasa puas dengan produk yang telah dibelinya ada dua kemungkinan yang akan dilakukan oleh konsumen. Pertama, dengan meninggalkan atau konsumen tidak mau melakukan pembelian ulang. Kedua, ia akan mencari informasi tambahan mengenai produk yang telah dibelinya untuk menguatkan pendiriannya mengapa ia memilih produk itu sehingga ketidakpuasan tersebut dapat dikurangi (Kotler dan Keller, 2009:243-244).


(50)

31 B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No Judul

Penelitian

Peneliti dan Tahun

Metode Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian yang Diteliti 1 Pengaruh Gaya

Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Berbasis Android Agus Salim (2011) Regresi Linier Hasil penelitian menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel gaya hidup terhadap variabel keputusan pembelian. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa 49,5% variabel keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel gaya hidup Penelitian ini menggunakan metode penelitian regresi linier sederhana, dimana gaya hidup digunakan sebagai satu-satunya variabel bebas yang digunakan dalam penelitian. Hal ini tentunya berbeda dengan penelitian yang dilakukan penulis dimana terdapat variabel bebas lain yang digunakan dalam penelitian yaitu promosi dan kualitas produk. Namun terdapat persamaan pada kedua penelitian ini yaitu variabel gaya hidup memiliki pengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian.


(51)

32 2 Pengaruh

Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Blackberry Pada Mahasiswa Ekonomi Universitas Singaperbangs a Karawang Puji Isyanto Eman S Herligiani (2012) Regresi Linier Dengan pengujian hipotesis pada tingkat kesalahan 5% didapat nilai t hitung sebesar 16,153 lebih besar dari t tabel 1,645, dengan demikian Ho ditolak yang artinya variabel kualitas produk berpengaruh terhadap variabel keputusan pembelian Penelitian ini menggunakan metode penelitian regresi linier sederhana, dimana kualitas produk digunakan sebagai satu-satunya variabel bebas yang digunakan dalam penelitian. Hal ini tentunya berbeda dengan penelitian yang dilakukan penulis dimana terdapat variabel bebas lain yang digunakan dalam penelitian yaitu promosi dan gaya hidup. Namun terdapat persamaan pada kedua penelitian ini yaitu variabel kualitas produk memiliki pengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian.


(52)

33 3 Pengaruh

Kualitas Produk, Citra Merek, Harga, dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Mobil Jenis MPV Merek Toyota Kijang Innova di Semarang Hendra Noky Andrianto (2013) Regresi Linier Berganda Hasil penelitian ini menyatakan bahwa secara parsial variabel Kualitas Produk (X1), Citra Merek (X2), Harga (X3) dan Promosi (X4) berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y). dalam penelitian ini juga menyatakan bahwa secara simultan seluruh variabel independen berpengaruh secarah positif dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu Keputusan Pembelian

Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode regresi linier berganda, hal ini sama dengan penelitian yang digunakan penulis yang juga menggunakan regresi linier berganda sebagai metode penelitian. Namun terdapat perbedaan pada salah satu variabel bebas yang diteliti yaitu jika pada penelitian ini citra merek digunakan sebagai salah satu variabel bebas maka berbeda dengan penelitian yang

dilakukan penulis yang menggunakan gaya hidup sebagai variabel bebas selain kualitas produk dan promosi. Hasil yang dihasilkan pada kedua penelitian memiliki kesamaan yaitu variabel kualitas produk dan promosi baik secara simultan ataupun parsial berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian.


(53)

34 4 Pengaruh

Produk, Harga, Promosi, dan Distribusi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Produk Projector Microvision Doni Hariadi, Soebari Martoatmo djo (2013) Regresi Linier Berganda Hasil penelitian ini menyatakan bahwa secara simultan maupun parsial variabel Produk, Harga, Promosi dan Distribusi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Dimana variabel produk berpengaruh paling dominan dengan koefisien determinasi parsial sebesar 15,21%, lebih besar dibandingkan variabel lainnya.

Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode regresi linier berganda, hal ini sama dengan penelitian yang digunakan penulis yang juga menggunakan regresi linier berganda sebagai metode penelitian. Namun terdapat perbedaan pada beberapa variabel bebas yang diteliti, yaitu jika pada penelitian ini

menggunakan produk, harga, dan distribusi sebagai variabel bebas yang diteliti selain promosi, maka penelitian yang dilakukan penulis menggunakan gaya hidup dan kualitas produk sebagai variabel bebas selain promosi. Hasil yang dihasilkan pada kedua penelitian ini memiliki kesamaan dimana variabel promosi baik secara parsial maupun simultan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian.


(54)

35 5 The Influence

of Lifestyles and Consumer Attitudes on Product Purchasing Decision via Online Shopping in Indonesia Wike W., AMA Suyanto (2014) Analisis Deskriptif Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimata responden variabel gaya hidup dan perilaku konsumen merupakan faktor yang signifikan dalam mempengaruhi responden untuk melakukan keputusan pembelian menggunakan online shopping di Indonesia Terdapat perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan penulis, dimana pada penelitian ini menggunakan perilaku konsumen sebagai salah satu variabel bebas selain gaya hidup, sedangkan pada penelitian yang digunakan penulis menggunakan promosi dan kualitas produk sebagai variabel bebas yang diteliti. Hasil yang dihasilkan kedua penelitian memiliki persamaan dimana gaya hidup berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Sumber: Diolah dari berbagai literatur

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu diatas maka dihasilkan model pemikiran yang akan menjadi pedoman dalam penelitian ini, yang selanjutnya akan menunjukan pengaruh antara variabel independen yaitu gaya hidup, promosi, dan kualitas produk terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian, yang akan digambarkan dalam kerangka pemikiran pada Gambar 2.2 berikut:


(55)

36 Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2011:64). Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Metode Regresi Linier Berganda Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas Uji Heteroskedatisitas

Kesimpulan dan Implikasi Uji Multikolinieritas Gaya Hidup

(X1) Promosi (X2)

Kualitas Produk (X3)

Keputusan Pembelian (Y)

*((Y)


(56)

37 1. Hipotesis 1:

Ho : β1 =0; Variabel gaya hidup secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Ha : β1 ≠0; Variabel gaya hidup secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

2. Hipotesis 2:

Ho : β2 =0; Variabel promosi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Ha : β2 ≠0; Variabel promosi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

3. Hipotesis 3:

Ho : β3 =0; Variabel kualitas produk secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Ha : β3≠0; Variabel kualitas produk secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

4. Hipotesis 4:

Ho : β1,2,3 =0; Variabel gaya hidup, promosi, dan kualitas produk secara simultan tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Ha : β1,2,3 ≠0; Variabel gaya hidup, promosi, dan kualitas produk secara


(57)

52 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis signifikansi pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen pada produk yang dijadikan objek penelitian. Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel independen yaitu gaya hidup, promosi dan kualitas produk, dan juga terdapat variabel dependen yaitu keputusan pembelian. Produk yang dijadikan objek penelitian ini adalah produk smartphone merek Samsung. Penelitian ini dilakukan dalam periode bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2015.

B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80). Menurut Kuncoro (2009:103) populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah konsumen pengguna smartphone Samsung di wilayah Jakarta Pusat.


(58)

39 2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2011:81) .

Menurut Kuncoro (2009:103) sampel adalah suatu himpunan bagian dari populasi. Berdasarkan teori diatas, maka sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagian konsumen penggguna smartphone Samsung yang tinggal di daerah Jakarta Pusat.

Metode penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan metode nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk menjadi sampel (Sugiyono, 2011:84). Teknik sampling yang dipilih peneliti pada penelitian ini adalah judgement sampling yaitu pengumpulan data atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi semata. Dengan kata lain sampel sesuai dengan karakteristik populasi yang diinginkan, siapapun responden yang bersangkutan, dimana dan kapan saja ditemui, dijadikan elemen-elemen sampel penelitian (Hamid, 2010:17). Dimana sampel yang digunakan didasarkan pertimbangan bahwa responden pernah membeli atau memakai produk tersebut. Sampel yang akan dipilih oleh penulis sebagai sumber data yang dibutuhkan untuk


(59)

40 penelitian ini adalah responden yang pernah membeli atau menggunakan smartphone Samsung.

Untuk menentukan jumlah sampel, bila dalam penelitian yang akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi berganda), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti (Roscoe dalam Sugiyono, 2011:91). Berdasarkan teori tersebut karena pada penelitian ini menggunakan 4 variabel penelitian, maka jumlah minimal anggota sampel adalah 40 (4x10). Pada penelitian ini penulis menggunakan sampel sebanyak 100, dimana jumlah ini telah memenuhi persyaratan minimal yakni 40 anggota sampel.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam penyusunan penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2011:137) data primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan data kepada pengumpul data. Teknik pengumpulan data primer yang dilakukan penulis pada penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner.

Sugiyono (2011:142) menyatakan kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Pada penelitian ini kuesioner disebarkan kepada konsumen smatphone merek Samsung di wilayah Jakarta Pusat.


(60)

41 2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber yang tidak secara langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2011:137). Data sekunder yang dikumpulkan pada penelitian ini diperoleh dengan menggunakan penelitian-penelitian terdahulu, jurnal-jurnal yang terkait pada penelitian, literatur ataupun dengan internet.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan riset kausal. Riset kausal merupakan riset yang memiliki tujuan utama membuktikan hubungan sebab akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-variabel yang diteliti (Istijanto, 2009:31).

Skala pengukuran yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011:93).

Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2011:93). Instrumen pertanyaan atau pernyataan ini akan menghasilkan total skor bagi tiap anggota sampel yang diwakili oleh setiap nilai skor seperti instrumen di bawah ini:


(61)

42 Tabel 3.1

Skala Likert Sangat tidak

setuju

Tidak Setuju

Ragu-ragu Setuju Sangat setuju

1 2 3 4 5

1. Uji Validitas dan Realibilitas a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid atau sah jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011: 52).

Menurut Ghozali (2011:52-53) uji validitas dapat dilakukan dengan membandingkan rhitung (tabel corrected item-total correlation) dengan rtabel (tabel Product Moment dengan signifikan 0,05) untuk degree of freedom (df) = n-2. Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila rhitung > rtabel.

b. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2011:48) Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi jawaban responden. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:


(62)

43 1). Repeated Measure atau pengukuran ulang.

2) One Shot atau pengukuran sekali saja, pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.

Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Nunnaly dalam Ghozali, 2011: 48). 3) Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2011:160) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan beberapa cara, diantaranya yaitu dengan melihat kurva normal P-Plot. Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal.

b. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2011:105) Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independent. Jika variabel


(63)

44 independent saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independent yang nilai korelasi antar sesama variabel independent sama dengan nol.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:

1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independent banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependent. 2) Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independent. Jika

antar variabel ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independent tidak berarti bebas dari multikolinieritas. Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independent.

3) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independent manakah yang dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independent menjadi variabel dependent (terikat) dan diregres terhadap variabel independent lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independent yang terpilih jika dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama


(64)

45 dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2011:139) Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang Homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, besar).

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan cara melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependent) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dengan analisis jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka


(65)

46 mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

4) Uji Regresi Linear Berganda a. Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2011:83) koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independent menjelaskan variabel dependent. Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah bisa terhadap jumlah variabel independent yang dimasukkan ke dalam model.

Setiap tambahan satu variabel independent, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent. Oleh karena itu, banyak peneliti yang menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti nilai R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independent ditambahkan ke dalam model. Dalam kenyataan nilai adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati dalam Ghozali (2011:81), jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R2 negatif, maka nilainya dianggap nol.


(66)

47 b. Uji t (Uji Parsial)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05.

Menurut Santoso (2004:168), dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.

c. Uji F (Uji Simultan)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. (Ghozali: 2011:98).


(67)

48 Menurut Santoso (2004:120), dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

E. Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel adalah melekatkan arti pada suatu variabel dengan cara menetapkan kegiatan atau tindakan yang perlu untuk mengukur variabel itu. Pengertian operasional variabel ini kemudian diuraikan menjadi indikator empiris yang meliputi (Sugiyono, 2011:58).

Variabel bebas yang diukur pada penelitian ini adalah gaya hidup (X1), promosi (X2), dan kualitas produk (X3). Sedangkan variabel terikat yang diukur pada penelitian ini adalah keputusan pembelian (Y).

Tabel 3.2 Operasional variabel

No Variabel Sub Variabel Indikator Skala

1. Gaya Hidup (X1), Plummer dalam Kasali (2007:227)

1. Activities a. Bekerja b. Hobi

c. Kegiatan-kegiatan sosial d. Liburan

e. Hiburan


(68)

49 2. Promosi (X2),

Fandy Tjiptono (2008:219)

1. Periklanan (Advertising)

2. Penjualan personal (Personal Selling)

3. Promosi

penjualan (sales promotion) 4. Hubungan

masyarakat (public relation) 5. Pemasaran

langsung (direct marketing)

a. Mempromosikan lewat media televisi

b. Mempromosikan lewat media massa

a. Menggunakan jasa wiraniaga untuk

mensukseskan penjualan b. Membangun hubungan

dengan pelanggan a. Memberikan diskon b. Memberikan cashback

a. Memperbaiki,

mempertahankan dan melindungi citra produk a. Komunikasi langsung

untuk mendapatkan tanggapan konsumen

Ordinal 2. Interest

3. Opinions

f. Keanggotaan Organisasi g. Komunitas

h. Belanja i. Olahraga a. Keluarga b. Rumah c. Pekerjaan d. Komunitas e. Rekreasi f. Fashion g. Media h. Prestasi

a. Terhadap diri sendiri b. Isu-isu sosial

c. Bisnis d. Ekonomi e. Pendidikan f. Kebudayaan

g. Produk-produk masa depan


(69)

50 3. Kualitas Produk

(X3), Garvin dalam Rahmat Sazli (2012:9)

1. Kinerja

(performance)

2. Fitur (feature) 3. Kehandalan

(reliability) 4. Daya tahan (durability) 5. Kesesuaian

(conformance)

6. Kemampuan diperbaiki (serviceability) 7. Keindahan

(aesthetic)

8. Kualitas yang Dirasakan (perceive quality)

a. Fungsi utama produk berjalan dengan baik b. Memiliki kualitas yang

baik

a. Memiliki fitur yang bervariasi

a. Peluang terjadi kerusakan kecil

a. Memiliki daya tahan produk yang baik a. Kesesuaian standar

spesifikasi yang ditawarkan a. Kemudahan dalam

perbaikan

a. Memiliki tampilan produk yang menarik

a. Citra dan reputasi produk baik

b. Merek yang berkualitas

Ordinal

4. Keputusan pembelian (Y), Kotler dan Keller (2009:235)

1. Pengenalan masalah 2. Mencari informasi

3. Evaluasi alternatif 4. Keputusan

pembelian

a. Pengenalan kebutuhan a. Sumber pribadi

b. Sumber komersial c. Sumber umum d. Sumber pengalaman a. Keyakinan terhadap produk

b. Sikap terhadap produk a. Merek

b. Dealer c. Kuantitas


(70)

51 5. Perilaku pasca

pembelian

d. Waktu

e. Metode pembayaran a. Merasa puas

b. Peluang membeli kembali

c. Mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk kepada orang lain


(71)

52 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Samsung Group berdiri pada tanggal 1 Maret 1938 oleh Lee Byung-chul dengan memulai sebuah usaha di Daegu, Korea yang berfokus pada perdagangan ekspor yang menjual ikan kering Korea, sayur, dan buah ke Manchuria dan Beijing. Selama lebih dari satu dekade, Samsung yang berarti "tiga bintang" dalam bahasa Korea ingin memiliki pabrik tepung terigu dan mesin confectionery sendiri, dengan melakukan produksi dan operasi penjualan sendiri. Dari awal yang bersahaja, Samsung akhirnya berkembang menjadi korporasi global modern yang tetap menggunakan nama yang sama hingga sekarang.

Pada tahun 1969, Samsung Group mendirikan Samsung Electronics dan dengan cepat menjadi produsen utama di pasar Korea. Selama periode awal ini, dorongan pertumbuhan berasal dari bisnis elektronik rumah tangga yang sedang meroket dan perusahaan mulai mengekspor produknya untuk pertama kali. Samsung Electronics juga mengakuisisi 50 persen saham Korea Semiconductor yang makin memperkokoh posisi Samsung Electronics sebagai pemimpin dalam produksi semikonduktor.

Samsung Electronics melakukan diversifikasi dan perluasan secara global atas bisnis teknologi intinya selama akhir 1970-an dan awal 1980-an. Samsung Electronics meningkatkan fokus pada teknologi yang mengarah pada


(1)

136

Lampiran 6: Hasil SPSS Validitas dan Reliabilitas Variabel Kualitas Produk (X

3

)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.869 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Item1 33.38 25.430 .582 .857

Item2 33.54 24.352 .629 .853

Item3 33.24 27.033 .574 .859

Item4 33.51 24.495 .767 .842

Item5 33.31 27.590 .337 .875

Item6 33.45 25.058 .523 .863

Item7 33.39 25.069 .749 .845

Item8 33.40 24.485 .753 .843

Item9 33.61 24.927 .613 .854


(2)

137

Lampiran 7: Hasil SPSS Validitas dan Reliabilitas Keputusan Pembelian (Y)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.830 15

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Item1 53.18 50.715 .305 .831

Item2 53.65 51.624 .312 .828

Item3 53.27 47.896 .590 .810

Item4 53.36 49.404 .339 .830

Item5 53.26 48.114 .525 .814

Item6 53.18 51.866 .406 .822

Item7 53.41 48.042 .531 .814

Item8 53.31 48.277 .616 .809

Item9 53.44 49.986 .400 .823

Item10 53.30 47.545 .618 .808

Item11 53.13 53.670 .307 .827

Item12 53.09 50.992 .560 .816

Item13 53.37 51.872 .328 .827

Item14 53.30 48.697 .565 .812


(3)

138

Lampiran 8: Hasil SPSS Uji Asumsi Klasik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 100

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 6.00942035

Most Extreme Differences Absolute .120

Positive .071

Negative -.120

Kolmogorov-Smirnov Z 1.197

Asymp. Sig. (2-tailed) .114

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(4)

139

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Gaya Hidup .560 1.784

Promosi .572 1.748

Kualitas Produk .968 1.033


(5)

140

Lampiran 9: Hasil SPSS Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

B Std. Error

1 (Constant) 17.345 6.209

Gaya Hidup .182 .075

Promosi .660 .161

Kualitas Produk .379 .112

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .754a .569 .556 5.212

a. Predictors: (Constant), Kualitas Produk, Gaya Hidup, Promosi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 17.345 6.209 2.793 .009

Gaya Hidup .182 .075 .156 2.434 .015

Promosi .660 .161 .442 4.103 .000

Kualitas Produk .379 .112 .206 3.384 .006


(6)

141

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2037.800 3 679.267 18.239 .000a

Residual 3575.200 96 37.242

Total 5613.000 99

a. Predictors: (Constant), Kualitas Produk, Promosi, Gaya Hidup b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Produk Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung Di Medan

17 132 126

Pengaruh Kualitas Produk, Desain Produk, Dan Fitur Produk Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung Pada Staf Wahana Visi Indonesia Jakarta

18 162 94

PENGARUH MEREK PRODUK DAN GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2 47 20

ANALISIS KEBUTUHAN DAN GAYA HIDUP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SAMSUNG ANDROID (SMARTPHONE) (Studi Kasus di Universitas Muhammadiyah Malang)

1 48 16

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Smartphone Samsung (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Univ

0 6 10

Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, Harga, dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung (Studi Kasus pada Konsumen di Universitas Kristen Maranatha Bandung).

0 5 58

Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Produk Smartphone Samsung.

0 2 28

PENGARUH MOTIVASI, PERSEPSI KUALITAS, DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE ANDROID SAMSUNG.

3 10 106

ABSTRAK PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG DI MEDAN

1 3 14

ANALISIS PENGARUH GAYA HIDUP, HARGA, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG DI PALEMBANG (STUDI KASUS PADA MAHASISWA STIE MDP PALEMBANG) Wisman Fakri

0 1 10