b. Berdasarkan kegunaannya, dapat dibedakan menjadi:
1 Media selektif
Media selektif adalah media biakan yang mengandung paling sedikit satu bahan yang dapat menghambat perkembang biakan
mikroorganisme yang tidak diinginkan dan membolehkan perkembang biakan mikroorganisme tertentu yang ingin diisolasi.
2 Media diferensial
Media ini digunakan untuk menyeleksi suatu mikroorganisme dari berbagai jenis dalam suatu lempengan agar.
3 Media diperkaya
Media ini digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme yang diperoleh dari lingkungan alami karena jumlah mikroorganisme
yang ada terdapat dalam jumlah sedikit Irianto, K, 2006. c.
Berdasarkan konsistensinya, dibagi atas Irianto, K, 2006: 1
Media padat solid 2
Media semi solid 3
Media cair
2.4.4 Metode isolasi biakan bakteri
a Cara gores
Ose yang telah steril dicelupkan ke dalam suspensi mikroorganisme yang diencerkan, lalu dibuat serangkaian goresan sejajar yang tidak saling
menutupi di atas permukaan agar yang telah padat.
b Cara sebar
Suspensi mikroorganisme yang telah diencerkan diinokulasikan secara merata dengan menggunakan hockey stick pada permukaan media padat.
c Cara tuang
Pengenceran inokulum yang berturut-turut diletakkan pada cawan petri steril dan dicampurkan dengan medium agar cair, lalu dibiarkan memadat.
Koloni yang berkembang akan tertanam di dalam media tersebut Stanier, RY et al, 1982.
2.4.5 Pengukuran aktifitas antimikroba
Penentuan kepekaan bakteria patogen terhadap antimikroba pada dasarnya dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu:
a. Metode Dilusi Metode ini menggunakan antimikroba dengan kadar yang menurun
secara bertahap, baik dengan media cair atau padat. Kemudian media diinokulasi bakteri uji dan dieramkan. Tahap akhir dilarutkan antimikroba
dengan kadar yang menghambat atau mematikan. Uji kepekaan cara dilusi agar memakan waktu dan penggunaannya dibatasi pada keadaan tertentu saja
Jawetz et al, 2001. b. Metode Difusi
Metode yang paling sering digunakan adalah metode difusi agar. Cakram kertas saring berisi sejumlah tertentu obat ditempatkan pada
permukaan medium padat yang sebelumnya telah diinokulasi bakteri uji pada permukaannya. Setelah inkubasi, diameter zona hambatan sekitar cakram
dipergunakan mengukur kekuatan hambatan obat terhadap organisme uji. Metode ini dipengaruhi oleh beberapa faktor fisik dan kimia, selain faktor
antara obat dan organisme misalnya sifat medium dan kemampuan difusi, ukuran molekular dan stabilitas obat. Meskipun demikian, standarisasi
faktor-faktor tersebut memungkinkan melakukan uji kepekaan dengan baik Jawetz et al, 2001.
c. Metode turbidimetri Ke dalam tabung reaksi ditambahkan 1 ml larutan abtibiotik dan 9 ml
inokulum. Diinkubasikan pada suhu 30
o
C selama 3-4 jam. Serapan diukur dengan sperktrofotometer pada 530 nm. Kadar antibiotik ditentukan
berdasarkan perbandingan serapannya terhadap serapan standar Wattimena, 1991.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimental. Tahap penelitian meliputi penyiapan bahan, karakterisasi simplisia, dan pembuatan
ekstrak. Selanjutnya pengujian aktivitas antibakteri dengan metode difusi agar menggunakan silinder logam. Parameter yang dilihat adalah besarnya diameter
hambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Obat Tradisional, Laboratorium Steril dan Laboratorium Mikrobiologi Departemen
Biologi Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara Medan.
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat – alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas, autoklaf Fisons, blender Philips, bola karet, desikator, freeze dryer Modulio,
inkubator Fiber Scientific, jangka sorong, jarum ose, kamera digital Sony, kompor Sharp, krus porselin, Laminar Air Flow Cabinet Astec HLF 1200L,
lemari pendingin Toshiba, mikroskop, neraca kasar Sun, neraca listrik Vibra AJ, oven Memmert, penangas air Yenaco, pinset, pipet mikro Eppendorf,
rotary evaporatorHaake D, seperangkat alat penetapan kadar air, pencadang logam, dan tanur.
3.1.2 Bahan – bahan
Bahan yang digunakan adalah talus rumput laut coklat Sargassum polycystum C Agardh, air suling, n-heksana, etilasetat, larutan fisiologis NaCl
0,9 steril, etanol 96, etanol 70, toluena, larutan kloralhidrat, kloroform,