Teori Gatekeeper Penonjolan Aspek Tertentu dari Suatu Isu

melainkan sebagi politik bahasa. Bagaimana sebuah bahasa-yang dalam hal ini umumnya pilihan kata-kata yang dipilih, dapat menciptakan realitas tertentu kepada khalayak. Kata-kata tertentu tidak hanya memfokuskan perhatian khalayak pada masalah tertentu, namun juga membatasi persepsi dan mengarahkannya pada cara berfikir dan keyakinan tertentu. Dengan kata lain, kata- kata yang dipakai dapat membatasi seseorang dalam melihat dari sudut pandang lain, menyediakan aspek tertentu dari suatu peristiwa dan mengarahkannya untuk memahami suatu peristiwa. Hilang sudah kesempatan untuk menilai apa yang sebenarnya terjadi.

II.3. Teori Gatekeeper

Salah satu konsep penting untuk memahami cara kerja komunikasi massa adalah konsep “penjaga gawang” gatekeeper. Seorang yang disebut sebagai gatekeeper adalah orang-orang yang--dengan memilih, mengubah, dan menolak pesan—dapat mempengaruhi aliran informasi kepada seseorang atau sekelompok penerima. Meskipun konsep “penjaga gawang” ini dapat diterapkan pada konteks-konteks komunikasi lainnya, konsep ini khususnya sangat relevan bagi komuniksi massa. Tubbs, 2005:202 Pada dasarnya komunikasi massa adalah komuniksi melalui media massa media cetak dan elektronik. Komunikasi massa berasal dari perkembangan kata media of mass communication media komunikasi massa. Media massa adalah media atau saluran yang dihasilkan oleh teknologi modern. Jadi, media massa menunjuk pada hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa. Nurudin, 2004:2-3 Dalam komunikasi massa kita membutuhkan gatekeeper penapis informasi atau palang pintu yakni beberapa individu atau kelompok yang bertugas menyampaikan atau mengirim Universitas Sumatera Utara informasi dari individu atau kelompok yang bertugas menyampaikan atau mengirim informasi dari individu ke individu yang lain melalui media massa surat kabar, majalah, televisi, radio, video, tape, compact disk, buku. Defenisi yang dikemukakan Bittner di atas menekankan akan arti pentingnya gatekeeper dalam proses komunikasi massa. Gatekeeper atau yang sering disebut panapis informasi palang pintu atau penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas, agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Istilah gatekeepers pertama kali digunakan oleh Kurt Lewin dalam bukunya Human Relation 1974. Istilah ini mengacu pada proses: 1 suatu pesan berjalan melalui berbagai pintu, selain juga pada 2 orang atau kelompok yang memungkinkan pesan lewat. Gatekeepers dapat berupa seseorang atau satu kelompok yang dilalui suatu pesan dalam perjalannya dari sumber kepada penerima. Ardianto, 2004:42 Gatekeeper itu sedemikian penting sehingga menjadi ciri dalam komunikasi massa karena-sebagaimana kita ketahui, bahan-bahan, peristiwa atau data yang menjadi bahan mentah pesan yang akan disiarkan media massa itu beragam dan sangat banyak. Tentu tidak semua akan disiarkan media massa itu. Disnilah perlu ada pemilahan, pemilihan dan penyesuaian dengan media yang bersangkutan. Misalnya, televisi sangat berkepentingan untuk melihat gerak isyarat dari para kandidat calon presiden ketika melakukan kampanye. Sementara pihak media cetak hanya bisa menceritakannya, atau didukung oleh foto, tetapi tidak semua bisa diambil. Media cetak perlu memilih mana gerak yang paling menarik. Perbedaan demikian akan mempengaruhi pesan-pesan yang disebarkan. Universitas Sumatera Utara Fungsi utama gatekeeper adalah menyaring pesan yang akan diterima seseorang. Ketika menyampaikan pesan tersebut, gatekeeper mungkin memodifikasinya dengan berbagai cara dan alasan. Gatekeeper membatasi pesan yang diterima komunikan. Editor surat kabar, majalah, penerbitan juga disebut gatekeeper. Mereka melewatkan sebagian informasi dan menahan yang lainnya. Seorang gatekeeper dapat memilih, mengubah, bahkan menolak pesan yang akan disampaikan kepada penerima. Ardianto: 2004:43 Untuk membahas lebih jauh tentang gatekeeper ini, berikut diilustrasikan skema fungsi gatekeeper. Skema 1. Fungsi Gatekeeper Pesan-pesan M1, M2, M3 diterima oleh gatekeeper dari berbagai sumber yang berbeda S1, S2, S3. Dalam hal ini pesan diseleksi oleh getekeeper. Selanjutnya getekeeper selektif menyampaikan pesan-pesan tersebut MA, MB, MC kepada komunikan yang berbeda R1, R2, R3. Aspek terpenting yang harus diperhatikan melelui proses ini adalah bahwa pesan-pesan G A T E K E E P E R MA MB MC S1 S2 S3 M1 M2 M3 R1 R2 R3 Universitas Sumatera Utara yang diterima getekeepers M1, M2, M3 tidak sama dengan pesan-pesan yang dikirim oleh getekeepers MA, MB, MC. Keputusan penjaga gawang mengenai informasi mana yang harus dipilih dan ditolak dipengaruhi oleh banyak variabel. Bittner 1985 dalam Tubbs 2005: 204-205 mengidentifikasikan variabel-variabel berikut. Pertama, ekonomi. Kebanyakan media massa di negeri ini mencari keuntungan, atau sangat peduli dengan bagaimana uang diperoleh dan dibelanjakan. Maka, para pemasang iklan, sponsor dan kontributor dapat mempengaruhi seleksi berita dan editorial. Kedua, pembatasan legal. Yang dimaksud dengan pembatasan legal adalah semacam hukum atau peraturan baik yang bersifat lokal maupun nasional yang dapat mempengaruhi seleksi dan penyajian berita. Contohnya seperti peraturan tentang film yang dikategorikan untuk orang dewasa di televisi harus ditayangkan pada jam-jam tertentu, hukum mengenai pencemaran nama baik dan sebagainya. Ketiga, batas waktu deadline. Batas waktu juga mempengaruhi kedalaman dan waktu yang tersedia untuk menentukan kecermatan berita yang dipilih. Batas waktu juga mempengaruhi apa yang akan disiarkan. Bila hanya sedikit waktu yang tersedia, penjaga gawang membuat pilihan-pilihan mengenai tingkat pentingnya berita. Bila penjaga gawang harus memilih antara dua berita yang bernilai sama, biasanya berita yang dilengkapi vidio-lah yang terpilih. Keempat, etika pribadi dan profesional penjaga gawang juga mempengaruhi berita yang akan dipilih. Etika pribadi dan tingkat kesadaran penjaga gawang akan kepercayaannya sendiri akan mempegaruhi apakah kesukaan dan ketidaksukaan, sikap dan minatnya yang akan Universitas Sumatera Utara mempengaruhi seleksi berita, Misalnya, seorang kolumnis keuangan dapat mempengaruhi saham suatu perusahaan lewat tulisannya dan memperbolehkan teman-temannya memperoleh informasi dalam pracetak tulisan itu. Faktor kelima adalah kompetisi diantara media. Dalam sebuah pasar dengan beberapa sumber, kompetisi demikian cenderung meningkatkan semua tingkat profesionalisme sehingga menjamin penyajian informasi yang lebih objektif. Dipihak lain, suatu kota dengan hanya terdapat sebuah surat kabar biasanya memperoleh satu pandangan redaksi surat kabar. Keenam, nilai berita intensitas suatu berita dibandingkan dengan berita-berita lainnya yang tersedia dan lubang berita jumlah ruang dan waktu yang diperlukan untuk menyajikan berita, harus diseimbangkan. Selain menyeimbangkan kedua hal ini, penjaga gawang harus menilai pandangan-pandangan lokal dan pandangan-pandangan nasional, Misalnya, berapa banyak waktu yang dialokasikan untuk suatu kampanye nasional yang baru untuk mengkonservasi air ketika presiden baru saja menyampaikan pengumuman penting mengenai kebijakan luar negeri. Faktor lain yang mempengaruhi penjaga gawang untuk memilih atau menolak berita adalah reaksi terhadap umpan balik, meskipun umpan balik itu tertunda. Misalnya, bila sebuah kartun politis menyinggung sebuah kelompok etnik, dan kelompok tersebut memiliki wakil yang menulis surat keberatan atau menuntut permohonan maaf terbuka, maka seorang editor majalah mungkin akan berpikir matang sebelum memuat kartun seperti itu lagi. Gatekeeper yang dimaksud antara lain reporter, editor filmsurat kabarbuku, manajer pemberitaan, penjaga rubrik, kameramen, sutradara dan lembaga sensor film yang semuanya mempengaruhi bahan-bahan yang akan dikemas dalam sebuah pesan-pesan dari media massa masing-masing. Universitas Sumatera Utara Gatekeeper juga berfungsi untuk menginterpretasikan pesan, menganalisis, menambah data dan mengurangi pesan-pesannya. Intinya, adalah pihak yang ikut menentukan pengemasan sebuah pesan dari media massa, semakin kompleks sistem media yang dipunyai semakin banyak pula gatekeeping pemalangan pintu atau pentapisan informasi yang dilakukan. Bahkan bisa dikatan, gatekeeper sangat menentukan berkualitas tidaknya informasi yang akan disebarkan. Baik buruknya dampak pesan yang disebarkan pun tergantung pada fungsi pentapisan informasi atau pemalangan pintu ini Nurudin, 2004:24. Demikian halnya dengan Majalah Kompas dan Sabili dalam menciptakan berita mengenai Ahmadiyah. Kedua majalah ini pasti memiliki gatekeeper yang menyeleksi informasi- informasi yang telah didapatkan sebelumnya di lapangan. Gatekeepers tersebutlah yang menjadi penentu akhir apakah sebuah fakta layak untuk dijadikan sebuah berita atau tidak. Maka seorang gatekeeper bertanggung jawab penuh terhadap apa yang telah diberikannya. Dalam pola komunikasi tatap muka atau komunikasi kelompok jelas tidak harus dibutuhkan gatekeeper. Tetapi dalam komunikasi massa, hal demikian tidak bisa dihindari. Gatekeeper keberadaannya sama pentingnya dengan peralatan mekanis yang harus dipunyai media dalam komunikasi massa. Oleh karena itu, gatekeeper menjadi keniscayaan keberadaannya dalam media massa dan menjadi salah satu cirinya. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Hirarki Pengaruh Pada Pemberitaan Ahmadiyah Di Majalah Tempo

3 23 130

Konstruksi Pemberitaan Tentang Ahmadiyah (Analisis Framing Terhadap Pemberitaan Ahmadiyah Pada Majalah Gatra Edisi Bulan Juli s/d Agustus 2005)

7 59 101

PENDAHULUAN JURNALISME DAMAI DALAM PEMBERITAAN SKH KEDAULATAN RAKYAT MENGENAI KASUS AHMADIYAH PERIODE FEBRUARI-MARET 2011 (Analisis Isi Berita Mengenai Jamaah Ahmadiyah Setelah Penyerangan Jamaah Ahmadiyah di Cikeusik).

0 5 30

KESIMPULAN DAN SARAN JURNALISME DAMAI DALAM PEMBERITAAN SKH KEDAULATAN RAKYAT MENGENAI KASUS AHMADIYAH PERIODE FEBRUARI-MARET 2011 (Analisis Isi Berita Mengenai Jamaah Ahmadiyah Setelah Penyerangan Jamaah Ahmadiyah di Cikeusik).

0 4 49

KONSTRUKSI PEMBERITAAN GERAKAN AHMADIYAH DI MEDIA INTERNET KONSTRUKSI PEMBERITAAN GERAKAN AHMADIYAH DI MEDIA INTERNET (Studi Analisis Framing tentang Pemberitaan Gerakan Ahmadiyah di Republika Online dan Tempointeraktif.com Periode Februari-Maret 2011).

0 2 14

KONSTRUKSI PEMBERITAAN GERAKAN AHMADIYAH DI MEDIA INTERNET KONSTRUKSI PEMBERITAAN GERAKAN AHMADIYAH DI MEDIA INTERNET (Studi Analisis Framing tentang Pemberitaan Gerakan Ahmadiyah di Republika Online dan Tempointeraktif.com Periode Februari-Maret 2011).

0 0 17

PEMBINGKAIAN BERITA KERUSUHAN WARGA DENGAN JAMAAH AHMADIYAH DI PANDEGLANG, BANTEN (Studi Analisis Framing Kerusuhan Warga Dengan Jamaah Ahmadiyah Pada Situs Berita Vivanews.com dan Okezone.com Periode 06 Februari s.d 09 Februari 2011).

0 1 102

Analisis Wacana Kritis Kasus Penyerangan Terhadap Jemaah Ahmadiyah di Cikeusik

0 0 8

PEMBINGKAIAN BERITA KERUSUHAN WARGA DENGAN JAMAAH AHMADIYAH DI PANDEGLANG, BANTEN (Studi Analisis Framing Kerusuhan Warga Dengan Jamaah Ahmadiyah Pada Situs Berita Vivanews.com dan Okezone.com Periode 06 Februari s.d 09 Februari 2011)

0 0 20

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN BUDI GUNAWAN DALAM MAJALAH BERITA MINGGUAN TEMPO

0 1 17