Pengaruh Induksi Oksitosin terhadap Intensitas Nyeri Persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pringadi Medan tahun 2012

(1)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama umi mustika sari/115102132 adalah mahasiswi program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang pengaruh intensitas nyeri persalinan dengan induksi oksitosin. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Untuk itu saya mohon kesedian ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini, dalam memberikan jawaban atas wawancara sesuai dengan pendapat ibu tanpa di pengaruhi oleh orang lain. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu. Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang ibu berikan akan selalu di rahasiakan dan hanya di gunakan untuk keperluan penelitian ini saja. Terima kasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Peneliti Medan,februari 2012

Responden


(2)

LEMBAR OBSERVASI

Pengaruh Induksi Oksitosin terhadap Intensitas nyeri persalinan

I.Data Demografi

1. nama : 2. usia : 3.pendidikan :

4.jumlah anak yang sudah ada:

II. Pengkajian Skala Nyeri

A.Petunjuk :

Berilah tanda atau lingkari pada skala nyeri ini sesuai dengan keluhan anda saat ini :

1. Tidak nyeri

Lingkari pada angka 0 untuk keadaan tidak nyeri 2. Nyeri ringan

Lingkari pada angka 1-3 untuk keadaan nyeri ringan 3. Nyeri sedang

Lingkari pada angka 4-6 untuk keadaan nyeri sedang 4. Nyeri berat

Lingkari pada angka 7-9 untuk keadaan nyeri berat 5. Nyeri sangat berat


(3)

PROTAP PENELITIAN 1. Memberikan informad concent kepada responden

2. Peneliti mengkaji derajat nyeri yang di alami responden sebelum dilakukan intervensi dan responden sebelum di kontrol

3. Melakukan tindakan induksi oksitosin

4. Peneliti mengakaji derajat nyeri yang di alami responden sesudah dilakukan intervensi dan derajat nyeri responden yang di kontrol ( yang tidak di lakukan induksi oksitosin)


(4)

(5)

(6)

(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Umi Mustika Sari

TTL : Tanjung Belit,01 April 1990

Agama : Islam

Nama Ayah : Imam Chamdi Nama Ibu : Sri Utami

Anak Ke : 1 dari 1 bersaudara

Alamat : RIAU.

Pendidikan Formal :

Tahun 1995 - 1996 : TK Pertiwi Sungai Pakning, Riau Tahun 1996 - 2002 : SD N 013 Lubuk Mudan, Riau Tahun 2002 - 2003 : SMp N 1 Siak Kecil, Riau Tahun 2003 - 2006 : SMA N 1 Sungai Pakning, Riau

Tahun 2007 - 2010 : Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam Tahun 2011-2012 : D IV Bidan Pendidik Universitas Sumatra Utara


(8)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina P (2011, august). Konsep dasar asuhan kebidanan pada ibu dalam

masapersalinan. http://queenstar.com/2011/08/konseb-dasar-asuhan-kebidanan-pada-ibu.html

Ajartha, Ronny (2008). Efek pemberian tramadol intramuskuler terhadap nyeri

persalinan pada primigravida.

http://www.repository.usu.ac.id/handle/123456789/6447 Cunningham, Gary F, et al. (2006). Obstetry williams. Jakarta : EGC

Dahlan,M. Sopiyudin (2010).Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika

Fitrianingsih, Dwi. Zulkoni, Akhsin H.(2010). Farmakologi obat-obat dalam

praktek kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika

Hall, Jenifer. Baston, Helen (2011).Midwifery Essentials Persalinan.Jakarta: EGC Jones, D.L.(2002). Dasar-dasar obstetri & ginekologi. Jakarta : Hipokrates Maryunani, Anik. (2010). Nyeri dalam persalinan. Jakarta :TIM

Maulana, Darmasta. Rusdiatin, Ivana ( 2007, november). Pengaruh pemberian

teknik akuprusur terhadap tingkat nyeri persalinan kala I di rumah sakit rajawali citra potorono banguntapan bantul 2007. http://scholar.googleusercontent.com/scholar?=cache:VHhvqp6fdZIJ:schola r.googleco m/+nyeri+persalinan&hl=id&

Nian prasetyo, Sigit.(2010). Konsep dan proses keperawatan nyeri. Yogyakarta :Graha Ilmu

Oxorn, Harry. Forte, william R. (2010). Ilmu kebidanan: patologi & fisiologi

persalinan. Yogyakarta : ANDI ; YEM

Permadi, wiryawan (2005). Evaluasi pengaruh drip oksitosin terhadap

pembukaan serviks pada persalinan dengan inersia uteri hipotenik di

rumah sakit hasan sadikin Bandung..From

http://repository.unpad.ac.id/handle/123456789/662

Prawirohardjo, Sarwono (2008).Ilmu kebidanan.Jakarta: Bina Pustaka

Roberts CL,et al.(2009, desember). Us national library of medicine national

instutes ofhealth, tren induksi dari persalinan. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20070707

Setiadi (2007). Konsep & penulisan riset keperawatan.Yogyakarta:Graha ilmu Suwardi. Suyanti( 2011, juli). Pengaruh pemberian kompres hangat terhadap

nyeri persalinan kala I fase aktif di klinik nirmala Medan. Retrived From http://www.repository.usu.ac.id/handle/123456789/27262

Tim Penyusun Program D-IV USU. (2010). Panduan Penulisan Karya Tulis

Ilmiah. Medan : tidak dipublikasikan

Tri kumala, Mika.( 2011). Farmakologi kebidanan. Jakarta : TIM Varney, hellen. (2007).Buku ajar asuhan kebidanan.Jakarta: EGC


(9)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Variabel independent dalam penelitian ini adalah tindakan induksi oksitosin, sedangkan variabel dependen nya adalah intensitas nyeri persalinan. Penelitian ini menggunakan 2 kelompok, yaitu kelompok 1 yang disebut sebagai kelompok intervensi, yaitu kelompok yang mendapat tindakan induksi oksitosin, sedangkan kelompok 2 yang disebut kelompok kontrol, yaitu kelompok yang tidak menda pat tindakan induksi oksitosin.

Skema 2. Kerangka Konsep

B. Hipotesis

Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha) yaitu adanya pengaruh induksi oksitosin terhadap intensitas nyaeri persalinan.

Intensitas nyeri persalinan Kelompok intervensi


(10)

C. Defenisi Operasional N O Variabel Penelitian Definisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur

Hasil ukur Skala ukur 1 . Independen: Induksi Oksitosin

Suatu tindakan yang dilakukan untuk

melancarkan proses persalinan. Dimana tindakan ini disini menggunakan oksitosin drip.

- - 2 = Dilakukan

1=Tidak dilakukan

Nomi nal

2 Dependen : intensitas nyeri persalinan

Berat nya sensasi nyeri yang di rasakan oleh ibu yang melahirkan karna kontraksi uterus Lembar observasi, kuisioner Wawancar a, observasi

0 = tidak nyeri 1=nyeri ringan 2=nyeri ringan 3=nyeri ringan 4=nyeri sedang 5=nyeri sedang 6=nyeri sedang 7=nyeri berat 8=nyeri berat 9=nyeri berat 10=nyeri sangat berat.

(Prasetyo,2010)


(11)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Desain penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana rancangan ini di gunakan untuk mengidentifikasi adanya pengaruh intensitas nyeri persalinan dengan pemberian induksi oksitosin.

B.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin dengan persalinan pervagina baik dengan tindakan induksi oksitosin maupun persalinan normal tanpa tindakan induksi oksitosin di Rumah Sakit Umum Pringadi Medan. Populasi pada penelitian ini dalam 1 tahun sebanyak 320 orang. Diantaranya 120 orang yang di induksi oksitosin dan 200 orang persalinan normal tanpa di induksi oksitosin.

2. Sampel

Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara consecutive

sampling, pemilihan sampel dengan menetapkan subyek yang memenuhi kriteria

penelitian.

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah : a) Persalinan pervagina (bukan sectio sesare)

b) Ibu yang bersalin dengan tindakan induksi oksitosin dan tidak menggunakan induksi oksitosin


(12)

c) Ibu inpartu dengan pembukaan > 8cm d) Bersedia menjadi responden

Jumlah sampel dalam penelitian ini di tentukan oleh rumus di bawah ini :

n = + N dN 2

Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

d = Ketetapan relatif yang ditetapkan oleh peneliti (0,05) Jadi sampel dalam penelitian ini adalah :

Diketahui : N = 320

� = �

+ � � 2 � = + , 5 2 � =

,8

n = 178 orang

Teknik pengambilan sampel menggunakan pendekatan secara consecutive

sampling,pemilihan sampel dengan menetapkan subyek yang memenuhi kriteria

penelitian. Sampel yang ditetapkan sebanyak 178 orang responden yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan intervensi. Akan tetapi, setela h dilaksanakan penelitian Februari-april 2012 diperoleh responden 40 orang yang sesuai dengan kriteria yaitu 20 orang kelompok kontrol dan 20 orang kelompok intervensi. Hal tersebut dikarenakan banyak reponden yang pada pembukaan 5 cm


(13)

sudah dilakukan tindakan induksi oksitosin dan ada responden yang menolak menjadi sampel dalam penelitian.

C.Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pringadi Medan dengan pertimbangan banyak nya di jumpai ibu bersalin dengan tindakan induksi oksitosin yang sesuai untuk di jadikan sampel penelitian.

D.Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai pada bulan Februari – April 2012

E.Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari insitusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin pimpinan di Rumah Sakit Umum Pringadi Medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu :memberikan penjelasan kepada responden penelitian tentang tujuan dan prosedur penelitian. Responden yang bersedia dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi responden yang tidak bersedia berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung, kebebasan dari tindakan yang merugikan atau resiko dan mendapat keadilan tanpa adanya diskriminasi saat responden tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian. Kerahasian catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen, tetapi mengunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.


(14)

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data berupa kuesioner yang terdiri dari dua bagian berisi data demografi dan skala pengukuran intensitas nyeri yang dibuat oleh peneliti berdasarkan literatur yang ada. Data demografi meliputi usia dan pendidikan sedangkan bagian kedua adalah skala nyeri (0-10).

G.Uji Validitas dan Reliabelitas

Alat ukur harus diuji validitas dan realibilitasnya. Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah alat ukur yang sudah baku berdasarkan literatur sehingga tidak perlu lagi di ujivaliditas dan realibilitasnya. Alat akur skala nyeri yang digunakan adalah Numerical Rating Scales (NRS) yaitu alat pendeskripsi dengan skala 0-10.(Prasetyo,2010)

H.Prosedur Pengumpulan Data

Skema 3 : proses pengumpulan data

Izin penelitian ( D IV kebidanan)

izin rumah sakit (RSUD Pirngadi)

Pengukuran skala nyeri kelompok intervensi Pengisian kuesioner sesuai

dgn karakteristik responden

Analisa data Pengukuran skala nyeri

kelompok kontrol


(15)

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah :mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di Rumah Sakit Umum Pringadi Medan. Setelah mendapat izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data pada ibu bersalin sesuai kriteria penelitian. Peneliti menemui responden di tempat penelitian, dengan cara contact person, peneliti meninggalkan nomor handphone dan menyimpan nomor handphone salah satu pegawai rumah sakit untuk memperlancar proses pengumpulan data. Saat peneliti bertemu dengan responden, peneliti menjelaskan kepada responden tentang tujuan dan manfaat penelitian.

Peneliti meminta persetujuan responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed consent. Setelah responden bersedia, peneliti kemudian mengisi lembar kuesioner data demografi yaitu nama (inisial), umur, dan pendidikan responden. Kemudian peneliti menilai derajat nyeri ibu pada pembukaan 8 cm dengan bertanya kepada ibu bagaimana tingkat nyeri yang ibu rasakan saat dilakukan induksi oksitosin, sambil ibu menunjukkan skala nyeri berupa angka 0-10 sesudah dilakukan induksi oksitosin.

Peneliti juga mengkaji dan mengobservasi nyeri ibu pada kelompok kontrol atau kelompok yang tidak dilakukan tindakan induksi oksitosin drip.Kemudian peneliti menilai derajat nyeri ibu pada saat pembukaan 8 cm dengan bertanya kepada ibu bagaimana tingkat nyeri yang ibu rasakan, sambil menunjukkan skala nyeri kepada ibu supaya ibu memberi tanda skala nyeri berupa angka 0-10 .

Kemudian data yang telah di peroleh akan di kumpulkan dan selanjutnya untuk di analisis.


(16)

I. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data kembali dengan memeriksa semua kuesioner apakah data dan jawaban sudah lengkap dan benar (editing). Kemudian data diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan ke dalam bentuk tabel. Entry data dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry yakni pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.

Analisis data dilakukan menggunakan bantuan program SPSS yang disesuaikan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Univariat

Data yang bersifat kategori dicari frekuensi dan proporsinya yakni data demografi ibu inpartu meliputi usia, paritas dan pendidikan.. Hasil data dibuat dalam bentuk tabel.

2. Bivariat

Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan uji statistik t-independen membandingkan skala nyeri setelah dilakukan tindakan induksi oksitosin pada kelompok intervensi dan kontrol. Taraf

signifikan (α = 0.05), pedoman dalam menerima hipotesis : jika data

probabilitas (p) < 0.05 maka H0 ditolak dan apabila nilai (p) > 0,05 maka


(17)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Pada bab ini akan di uraikan hasil penelitian mengenai pengaruh induksi oksitosin terhadap intensitas nyeri persalinan pada ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah dr Pringadi Medan. Jumlah responden adalah 40 orang, 20 orang kelompok intervensi dan 20 orang kelompok kontrol.

I. Analisis Univariat

Analisis univariat pada penelitian ini akan menggambarkan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Data yang bersifat kategorik dicari frekuensi dan persentasenya.

Tabel 5.1

Distribusi responden berdasarkan karakteristik data demografi ibu bersalin pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

di rumah sakit umum dr.Pringadi medan Februari-April 2012

karakteristik

Kelompok intervensi Kelompok kontrol frekuensi Persentase

(%)

frekuensi Persentase (%) Usia

- < 20 tahun - 20-30 tahun - > 30 tahun

5 14 1 25 70 5 3 12 5 15 60 25

jumlah 20 100 20 100

Pendidikan - SD - SMP - SMA - PT 3 8 9 - 15 40 45 - 4 2 10 4 20 10 50 20

jumlah 20 100 20 100

Jumlah anak - 1

- 2-4 - > 4

7 13 - 35 65 - 3 13 4 15 65 20


(18)

Berdasarkan tabel 5.1 diatas di peroleh bahwa 20 orang responden kelompok intervensi mayoritas berumur 20-30 tahun sebanyak 14 orang ( 70%), berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 9 orang (45%), berdasarkan mayoritas jumlah anak yang dimiliki adalah 2-4 orang sebanyak 13 orang ( 65%). Sedangkan 20 orang responden kelompok kontrol mayoritas berumur 20-30 tahun sebanyak 12 orang (60%), berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 10 orang ( 50%), berdasarkan mayoritas jumlah anak yang dimiliki adalah 2-4 orang sebanyak 13 orang (65%).

Tabel 5.2

Distribusi responden berdasarkan intensitas nyeri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di rumah sakit umum

dr.Pringadi Medan Februari-April 2012

Tingkat Nyeri Responden

Kelompok intervensi Kelompok kontrol Jumlah Responden Prosentase (%) Jumlah Responden Prosentase (%) Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Nyeri sangat berat

- - - 9 11 - - - 45 55 - 2 6 7 5 - 10 30 35 25

Jumlah 20 100 20 100

Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh bahwa responden pada kelompok yang tidak di induksi setelah di kontrol mayoritasnya mengalami nyeri berat sebanyak 7 orang (35%) dan pada kelompok intervensi setelah di induksi oksitosin mayoritas nya adalah nyeri sangat berat sebanyak 11 orang (55%). Dari tabel tersebut dapat


(19)

disimpulkan bahwa setelah dilakukan tindakan induksi oksitosin terjadi perubahan tingkat nyeri dari nyeri berat menjadi nyeri sangat berat.

Tabel 5.3

Distribusi responden berdasarkan nyeri sangat berat pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Rumah Sakit

Umum Dr Pringadi Medan Februari- April 2012

karakteristik

Kelompok intervensi Kelompok kontrol frekuensi Persentase

(%)

frekuensi Persentase (%) Usia

- < 20 tahun - 20-30 tahun - > 30 tahun

3 7 1 27.3 63.6 9.1 - 3 2 - 60 40

jumlah 11 100 5 100

Pendidikan - SD - SMP - SMA - PT 2 5 4 - 18.2 45.4 36.4 - 3 - - 2 60 - - 40

jumlah 11 100 5 100

Jumlah anak - 1

- 2-4 - > 4

8 3 - 72,7 27,3 - 3 2 - 60 40 -

jumlah 11 100 5 100

Berdasarkan tabel 5.3 diatas di peroleh bahwa dari 11 orang responden kelompok intervensi yang nyeri sangat berat mayoritas berumur 20-30 tahun sebanyak 7 orang ( 63,6%), berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan SMP sebanyak 5 orang ( 45,4 %), berdasarkan mayoritas jumlah anak yang dimiliki adalah 1 sebanyak 8 orang ( 72,7%). Sedangkan dari 5 orang responden kelompok kontrol yang nyeri sangat berat mayoritas berumur 20-30 tahun sebanyak 3 orang (60%), berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas


(20)

berpendidikan SD sebanyak 3 orang ( 60%), berdasarkan mayoritas jumlah anak yang dimiliki adalah 1 orang sebanyak 3 orang (60%).

Tabel 5.4

Perbedaan Intensitas Nyeri persalinan setelah dilakukan induksi dan tidak dinduksi oksitosin di Rumah Sakit Umum dr.Pringadi Medan

Februari- April 2012

Berdasarkan tabel 5.4 diperoleh rata-rata skala nyeri setelah di induksi pada kelompok intervensi adalah 9,25 dengan standar deviasi 0,97. Rata-rata skala nyeri setelah di kontrol pada kelompok kontrol adalah 7,10 dengan standar deviasi 2.24. Beda mean 2.15 diperoleh Pvalue 0,000. Dari hasil tersebut dapat dilihat ada perbedaan signifikan intensitas nyeri persalinan pada kelompok yang di induksi dan kelompok yang tidak di induksi. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh induksi oksitosin terhadap intensitas nyeri persalinan.

B. Pembahasan

Dari hasil penelitian akan diuraikan pembahasan tentang membandingkan hasil penelitian ini dengan literatur yang berhubungan yakni pengaruh intensitas nyeri persalinan dengan tindakan induksi oksitosin pada ibu bersalin.

Variabel Mean SD Beda

Mean

Pvalue N

Intensitas Nyeri setelah diinduksi pada kelompok

intervensi

9.25 0,97

2.15 0.000

20

Intensitas Nyeri setelah dikontrol pada kelompok

kontrol


(21)

1. Interpretasi dan diskusi hasil

a. Karakteristik responden berdasarkan intensitas nyeri sangat berat pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi.

Nyeri sangat dipengaruhi oleh faktor usia dan pengalaman masa lalu. Pengaruh usia pada persepsi nyeri dan toleransi nyeri tidak diketahui secara luas. Cara seseorang yang lebih tinggi usia nya berespon terhadap nyeri dapat berbeda dengan cara berespon dengan orang yang berusia lebih muda.(Brunner & Suddarth, 2002).

Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa dari 11 orang responden kelompok intervensi yang nyeri sangat berat mayoritas berumur 20-30 tahun sebanyak 7 orang (63,6%), sedangkan yang berumur >30 tahun hanya 1 orang (9,1%). Dan dari 5 orang kelompok kontrol mayoritas berumur 20-30 tahun sebanyak 3 orang (60%), sedangkan yang berumur >30 tahun hanya sebanyak 2 orang (40%).

Dari sini dapat dilihat bahwa semakin bertambah usia seseorang maka semakin bertambah pemahaman terhadap nyeri.

Selain itu pengalaman sebelumnya juga dapat mempengaruhi tingkat nyeri seseorang. Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri. Seseorang yang terbiasa merasakan nyeri akan lebih siap dan mudah mengantisipasi nyeri daripada individu yang mempunyai pengalaman sedikit tentang nyeri bahkan mungkin yang sama sekali belum pernah memiliki pengalaman nyeri.(prasetyo,2010)

Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa dari 11 orang kelompok intervensi mayoritas memiliki jumlah anak 1 orang sebanyak 8 orang (72,7%) dan dari 5


(22)

orang kelompok kontrol mayoritas memiliki jumlah anak 1 orang sebanyak 30 orang (60%).

Berdasarkan hasil penelitian diatas menyebutkan bahwa ibu bersalin yang mengalami nyeri sangat berat mayoritas yang baru melahirkan 1 kali , ini berarti sesuai dengan teori yang telah disebutkan bahwa ibu yang baru melahirkan 1 kali cenderung lebih mengalami nyeri yang sangat berat di karenakan pengalaman nyeri yang ia miliki masih minim. Dibandingkan dengan ibu yang sudah berkali-kali melahirkan akan lebih sedikit dapat memahami nyeri persalinan berikut nya ,dikarenakan pengalaman nyeri persalinan ia yang telah ada sebelum nya. Sehingga ibu tersebut akan lebih sedikit siap untuk menghadapi nyeri yang akan dihadapinya pada persalinan berikut nya.

b. Intensitas nyeri persalinan pada ibu bersalin yang tidak dilakukan induksi oksitosin pada kelompok kontrol.

Bobak (2004) rasa nyeri pada persalinan dalam hal ini adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan peningkatan aktifitas sistem saraf simpatis, perubahan tekanan darah,denyut jantung, pernafasan dengan warna kulit dan apabila tidak segera diatasi akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut, dan stress.

Penelitian ini menunjukkan bahwa nyeri yang paling banyak dialami setelah di kontrol pada kelompok yang tidak dilakukan induksi oksitosin adalah nyeri berat dengan skala nyeri 7-9 sebanyak 7 orang (70%) .

Hasil penelitian ini juga di dukung oleh hasil penelitian Bonica (1995) terhadap 2700 pasien inpartu di 121 pusat obstetri dan ginekologi dari 36


(23)

negara menyebutkan frekuensi dan intensitas nyeri persalinan : hanya 15% persalinan yang berlangsung tanpa nyeri atau nyeri ringan, 30% persalinan disertai nyeri sedang, 35% persalinan disertai nyeri hebat.

Dari hasil diatas jelas bahwa peristiwa berat ringannya rasa nyeri yang dialami seorang ibu dibanding ibu yang lain atau oleh seorang ibu dari satu persalinan dibanding persalinan berikutnya berbeda.

c. Intensitas nyeri persalinan setelah dilakukan induksi oksitosin pada kelompok intervensi.

Menurut fitrianingsih (2010) oksitosin adalah obat yang di gunakan untuk menstimulasi kontraksi uterus mengaugmentasi persalinan, mempercepat kelahiran janin.

Penelitian ini menunjukan bahwa nyeri yang paling banyak dialami setelah dilakukan induksi oksitosin pada kelompok intervensi adalah nyeri sangat berat dengan skala nyeri 10 sebanyak 11 orang (65%).

Nyeri hebat terjadi ketika bekuan atau potongan jaringan dari lapisan rahim melewati serviks (leher rahim). (http://www.medicastore.com, 2007).

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Sue Jordan (2010) yang menyebutkan bahwa selama sembilan terakhir kehamilan, daya reaksi otot rahim terhadap oksitosin meningkat sebesar delapan kali lipat, bila dilakukan pemberian oksitosin, baik frekuensi maupun kekuatan kontraksi otot polos rahim akan meningkat sehingga rasa nyeri persalinan semakin hebat.


(24)

Dari hasil uji statistik di peroleh kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara intensitas nyeri setelah di induksi pada kelompok intervensi dan setelah di kontrol pada kelompok yang tidak di induksi dengan taraf signifikan 0,000 ( p<0,05).

Dari hasil pengukuran intensitas nyeri pada kelompok intervensi diketahui sebagian besar responden mengalami nyeri pada skala 10 dengan intensitas nyeri sangat berat.

Menurut penelitian yang di lakukan oleh Ronny Ajharta (2008) nyeri persalinan kala 1 timbul dari dilatasi servik dan segmen bawah rahim yang menyebabkan distensi, peregangan dan robekan-robekan pada struktur tersebut selama uterus berkontraksi.

Dari hasil penelitian ini dapat dilihat dengan jelas bahwa persalinan yang dinduksi oksitosin lebih tinggi intensitas nyeri nya dibanding dengan persalinan normal tanpa tindakan induksi oksitosin.

Ini didukung oleh penelitian Bustan dan bantuk (1997) mendapatkan bahwa nyeri yang timbul pada persalinan dengan drip oksitosin lebih hebat bila dibandingkan dengan persalinan spontan setelah memasuki jam ke -3 penilaian.

2. keterbatasan penelitian

Keterbatasan dan kelemahan penelitian ini adalah dalam mengetahui skala nyeri peneliti hanya menggunakan dua metode yaitu skala nyeri numerical (0-10) dan lembar observasi. Padahal selain dengan cara ini ada beberapa metode lainnya. Apabila klien tidak dapat membaca, memahami penjelasan


(25)

dari peneliti maka deskripsi nyeri tidak akurat. Keterbatasan waktu dan jumlah populasi penelitian kali ini tidak menggunakan kelompok kontrol.

3. Implikasi untuk asuhan kebidanan/pendidikan kesehatan

Dari hasil penelitian ini telah diketahui bahwa pemberian induksi oksitosin berpengaruh dalam meningkatkan rasa nyeri pada ibu bersalin. Jadi diharapkan untuk memperhatikan dalam pemberian dosis induksi oksitosin dan tidak dilakukan untuk persalinan tanpa komplikasi (normal).


(26)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh induksi oksitosin terhadap intensitas nyeri persalinan di Rumah Sakit Umum Dr.Pringadi Medan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakteristik responden di peroleh bahwa 20 orang responden kelompok intervensi mayoritas berumur 20-30 tahun sebanyak 14 orang ( 70%), berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 9 orang (45%), berdasarkan mayoritas jumlah anak yang dimiliki adalah 2-4 orang sebanyak 13 orang ( 65%). Sedangkan 20 orang responden kelompok kontrol mayoritas berumur 20-30 tahun sebanyak 12 orang (60%), berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 10 orang ( 50%), berdasarkan mayoritas jumlah anak yang dimiliki adalah 2-4 orang sebanyak 13 orang (65%).

2. Intensitas nyeri persalinan diperoleh bahwa responden pada kelompok yang tidak di induksi setelah di kontrol mayoritasnya mengalami nyeri berat sebanyak 7 orang (35%) dan pada kelompok intervensi setelah di induksi oksitosin mayoritas nya adalah nyeri sangat berat sebanyak 11 orang (55%). Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan tindakan induksi oksitosin terjadi perubahan tingkat nyeri dari nyeri berat menjadi nyeri sangat berat.

3. Dari 11 orang responden kelompok intervensi yang nyeri sangat berat mayoritas berumur 20-30 tahun sebanyak 7 orang ( 63,6%), berdasarkan


(27)

tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan SMP sebanyak 5 orang ( 45,4 %), berdasarkan mayoritas jumlah anak yang dimiliki adalah 1 orang sebanyak 8 orang ( 72,7%). Sedangkan dari 5 orang responden kelompok kontrol yang nyeri sangat berat mayoritas berumur 20 -30 tahun sebanyak 3 orang (60%), berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan SD sebanyak 3 orang ( 60%), berdasarkan mayoritas jumlah anak yang dimiliki adalah 1 orang sebanyak 3 orang (60%). 4. Dari hasil uji statistik di peroleh diperoleh Pvalue 0,000 dengan beda

mean 2,15. Dari hasil tersebut dapat dilihat ada perbedaan signifikan intensitas nyeri persalinan pada kelompok yang di induksi dan kelompok yang tidak di induksi. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh induksi oksitosin terhadap intensitas nyeri persalinan.

B.SARAN

1. Bagi praktik kebidanan

Hasil penelitian ini dapat diharapkan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan asuhan kebidanan pada tenaga kesehatan khusus nya bidan untuk mengetahui pengaruh oksitosin terhadap nyeri persalinan pada ibu bersalin.

2. Bagi penelitian kebidanan

Hasil penelitian ini dapat diharapkan sebagai sumber referensi untuk penelitian lebih lanjut yang terkait dengan pengaruh induksi oksitosin terhadap intensitas nyeri persalinan pada ibu bersalin.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A.Persalinan

Persalinan merupakan peristiwa penting yang sangat di tunggu oleh setiap pasangan suami istri. Menyambut kelahiran sang buah hati merupakan saat yang akan sangat membahagiakan setiap keluarga.( Maryunani, 2010)

1. Definisi

Persalinan atau melahirkan adalah proses mendorong janin dan plasenta dari uterus oleh kontraksi-kontraksi miometrium yang terkordinasi.(Llewellien, 2002)

2. Teori-teori penunjang terjadinya persalinan : a). Teori keregangan

Otot rahim mempunyai kemampuan untuk meregang dalam batas tertentu (striae),Setelah melewati batas tersebut akan terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.

b). Teori Penurunan Progesterone

Terjadinya proses penuaan plasenta pada usia kehamilan 28 minggu, terjadinya penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesteron mulai mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu


(29)

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior (bagian belakang hipofisis). Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitifitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat dimulai.

d). Teori Prostaglandin

Kadar prostaglandin meningkat sejak usia kehamilan 15 minggu. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga dapat mengeluarkan hasil konsepsi.

e). Teori Hipotalamus-Pituitari dan Glandula Suprarenalis

Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus (tanpa batok kepala), sehingga terjadi kelambatan dalam persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus →Teori ini dikemukakan oleh Linggin 1973. Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturitas janin. Oleh Malpar 1933 → Percobaan dilakukan dengan menggunakan hewan yaitu “otak kelinci” hasilnya kehamilan kelinci berlangsung lebih lama. Dari hasil percobaan disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus pituitari dengan mulainya persalinan. Glandula suprarenalis merupakan pemicu terjadinya persalinan.

f). Teori iritasi Mekanik

Adanya tekanan dan pergeseran pada ganglion servikale dari fleksus frankenhouser yang terletak dibelakang serviks oleh bagian terbawah janin, sehingga dapat memicu persalinan.(Agustina,2011)


(30)

3. faktor utama dalam mempengaruhi persalinan a. Power ( his/ tenaga mengejan)

b. Passage (jalan lahir) c. Passanger (bayi)

d. Position (posisi ibu saat persalinan) e. Psychologic respon (respon psikologis) 4. Tanda-tanda persalinan

a. Adanya his persalinan

b. Adanya pengeluaran tanda (lendir bercampur darah)

c. Pendataran dan pembukaan (dilatasi) dari leher rahim (servik uteri) d. Pengeluaran cairan (cairan ketuban)

5. Tahap-tahap persalinan

a. Kala I atau kala pembukaan atau pematangan servik, yaitu dari saat mulai terbukanya saluran leher rahim atau servik uteri sampai pembukaan lengkap.

b. Kala II atau kala pengeluaran, yaitu sejak pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi.

c. Kala III atau kala pelepasan uri atau kala uri atau kala pelepasan plasenta, yaitu dari saat lahir bayi sampai keluarnya plasenta.

d. Kala IV atau observasi pasca persalinan, yaitu sejak plasenta dilahirkan sampai satu jam sesudah nya.(Maryunani, 2010)

6. Mekanisme persalinan a. Fleksi dan masuk


(31)

Kontraksi uterus mengakibatkan fleksi dan masuknya kepala janin ke pelvis, biasanya pada oksipito transversa.

b. Penurunan dan rotasi interna

Penurunan trjadi setinggi spina ischiadica ketika otot levator ani membantu rotasi interna untuk meluruskan sutura sagitalis untuk pelahiran melalui diameter anteroposterior jalan lahir terlebar.

c. Ekstensi dan pelahiran kepala

Distensi bagian bawah vagina menimbulkan refleks yang menstimulasi urgensi untuk mengejan. Mengejan dicapai dengan respons valsava dan kontraksi otot-otot diafragma dan abdomen. Kepala meregangkan vagina dan vulva saat bayi lahir. Ekstensi terjadi ketika kepala lewat di bawah simfisis pubis. Selaput ketuban biasanya pecah sebelum tahap ini.

d. Restitusi, rotasi eksterna dan pelahiran bahu

Kepala berotasi ke oksipito lateral atau berestitusi lurus secara tegak lurus bahu. Bahu,keluar dari pelvis pada diameter miring, lakukan rotasi sehingga diameter bisakromal bahu dapat dilahirkan pada diameter anteroposterior pelvis. Rotasi kepala secara lateral kemudian menyertai rotsi bahu.

e. Pelahiran tubuh

Bahu dilahirkan dengan dibantu fleksi lateral tubuh. Saat tahap ini dicapai henti pelahiran janin dapt terjadi karena kontraksi uterus berhenti. (Liu, 2008)


(32)

B. Induksi

National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE), dalam panduan klinis nya mendefinisikan induksi persalinan sebagai inisiasi persalinan buatan. ( artificial initiation of labour).(Baston,2011)

C.Oksitosin

1. Definisi Oksitosin

Oksitosin adalah obat yang di gunakan untuk menstimulasi kontraksi uterus mengaugmentasi persalinan, mempercepat kelahiran janin, dan pada kala tiga mempercepat kelahiran plasenta dan menghentikan hemoragi pascapartum. 2. farrmakodinamika

Bentuk sintetik hormon oksitosin. Obat ini memiliki efek stimulasi pada otot polos uterus, terutama di akhir kehamilan, selama persalinan dan pasca persalinan serta pada puerperium ketika reseptor di miometrium meningkat.Pada dosis rendah menyebabkan kontraksi berirama, tetapi pada dosisi tinggi dapat menyebabkan kontraksi hipertonik yang kontiniu.(Susanti, 2011)

3. Nama dagang

Induxin (kalbe farma), syntocinon (novartis) 4. komposisi

Tiap ml injeksi mengandung : oxytocin sintetik ... 10 IU 5. Indikasi

a. Antepartum

Oxytocin akan meningkatkan kontraksi uterus, agar proses persalinan dapat berjalan lebih cepat untuk kepentingan ibu dan fetus. Dapat digunakan untuk


(33)

induksi persalinan, stimulasi atau memperkuat kontraksi persalinan, terapi tambahan pada abortus inkomplit, ataupun abortus yang terjadi pada trimester II

b. postpartum

Oxytocin dapat membantu menghasilkan kontraksi uterus pada kala III persalinan, sehingga dapat mengontrol perdarahan postpatum.

6. Efek samping

Pada ibu dapat mengakibatkan reaksi anafilaktik, hemoragik postpartum, aritmia, afibrinogenemia, nausea, vomiting, kontraksi ventricular prematur, hematoma pelvic, intoksikasi air, kontraksi tetanik dan rupture uteri

Pada janin dapat menyebabkan bradikardi, kontraksi ventrikel premature, kerusakan permanent susunan saraf pusat, kematian fetus, perdarahan retina, rendahnya nilai apgar score pada menit ke-5 dan dapat juga mengakibatkan ikterik neonatorum.

7. kontra indikasi

a. Disproporsi sefalopelvic

b. Kelainan letak yang diperkirakan tidak dapat lahir spontan pervagina, misalnya letak lintang

c. Pada kasus-kasus gawat, dimana lebih baik melakukan tindakan operasi section cesaria

d. Gawat janin

e. Pemakaian terus-menerus pada inersia uteri atau toksemia yang berat f. Kontraksi hipertonus


(34)

h. Induksi persalinan dimana persalinan secara spontan pervaginam merupakan kontraindikasi, seperti ruptur tali pusat, plasenta previa totalias,vasa previa.(fitrianingsih, 2010)

8. Cara kerja oksitosin

Peningkatan sensitivitas terhadap oksitosin

Prostaglandin (hindari aspirin)

Kontraksi rahim

mekanisme Penekanan kepala bayi pada umpan-balik Serviks(refleks ferguson) yang positif Stimulasi hipofisis posterior

Peningkatan sekresi oksitosin

Awitan persalinan yang normal bergantung pada mekanisme umpan balik yang positif dan dengan mekanisme ini terjadi intensifikasi perubahan inisial hingga proses persalinan berakhir. Singkat nya, penekanan kepala bayi pada servik menyebabkan pelepasan oksitosin yang menstimulasi kontraksi rahim dan selanjutnya kontraksi rahim akan meningkatkan penekanan pada servik yang mengintensifkan pelepasan oksitosin. Lingkaran umpan balik ini terjadi secara berulang sampai bayi dilahirkan.

Skema 1. peranan oksitosin dalam persalinan.normal.( Jordan, 2004)

Dalam meningkatkan kontraksi uterus,oksitosin di anggap bekerja pada membran sel miometrium. Oksitosin meningkatkan daya pacu normal otot tersebut tanpa menambah sifat-sifat baru. (Hakimi,2010)


(35)

9. Dosis dan cara pemberian

Untuk induksi atau stimulasi persalinan : diberikan infuse intravena per drip dengan dosis 1 ml (10 unit) dalam 1000 ml cairan steril. Dosis awal harus di ukur berkisar 1- 4 MU/menit, dosis dapat dinaikan bertahap 1- 2 MU/menit, dalam interval minimal 20 menit, sampai pola kontraksi yang diinginkan (mirip dengan kontraksi pada persalinan normal) tercapai. Hal yang harus diperhatikan adalah kestabilan tetesan infuse dan monitoring yang kuat, frekuensi dan durasi kontraksi serta detak jantung janin. Jika kontraksi menjadi terlalu kuat, infuse dapat dihentikan secara mendadak sehingga stimulasinya pada otot uterus akan berkurang.(Fitrianingsih, 2010)

D.Nyeri

1. Definisi nyeri

Reeder (1987) dalam bukunya Maternity Nursing mengemukakan berbagai macam macam definisi mengenai nyeri ,yaitu:

a. Nyeri merupakan suatu sensasi sakit yang terlokalisir.

b. Pengalaman nyeri merupakan semua aspek yang ada sekitar nyeri, sebelum, selama, dan setelah dirasakan, termasuk respon klien dan kejadian di luar yang disadari klien.

c. Ekspresi nyeri merupakan respon terhadap nyeri yang dapat di observasi dari klien, baik secara perilaku maupun fisiologis.

d. Intensintas nyeri merupakan berat nya sensasi nyeri.

e. Toleransi nyeri merupakan intensintas atau durasi nyeri yang klien akan mampu tahan tanpa membuat usaha lebih lanjut untuk meringankan nya.


(36)

Bobak (2004) rasa nyeri pada persalinan dalam hal ini adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan peningkatan aktifitas sistem saraf simpatis, perubahan tekanan darah,denyut jantung, pernafasan denagn warna kulit dan apabila tidak segera diatasi akan meningkatakan ras khawatir, tegang, takut, dan stress.

2. Teori nyeri

Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang nyeri. Beberapa pakar kebidanan telah menggunakan beberapa teori nyeri berikut ini untuk mejelaskan nyeri dalam persalinan.

a. Specificity theory

Teori ini menyatakan bahwa resptor nyeri tertentu distimulasi oleh tipe stimulus sensori spesifik yang mengirimkan impuls ke otak.

b. Pattern theory

Teori ini menyatakn bahwa nyeri berasal dari tanduk dorsal spinal cord. Pola impuls saraf tertentu di produksi dan menghasilkan stimulasi reseptor kuat yang dikodekan dalam sistem saraf pusat.

c. Gate control theory

Dasar pemikiran pertama teori ini adalah bahwa keberadaan dan intensitas pengalaman nyeri tergantung pada transmisi tertentu pada impuls-impuls saraf. Kedua, mekanisme gate/pintu sepanjang saraf mengontrol atau mengendalikan transmisi nyeri. Akhirnya, jika gate terbuka, impuls yang menyebabkan sensasi nyeri dapat mencapai tingkat kesadaran. Jika gate tertutup, impuls tidak mencapai tingkat kesadaran dan sensasi nyeri tidak di alami.


(37)

d. Endogenous opiate theory

Suatu teori yang baru dikembangkan oleh Avron Goldstein, dimana ia menemukan bahwa terdapat substansi seperti opiate yang terjadi secara alami di dalam tubuh. Substansi ini di sebut endorphine,yang dapat mempengaruhi transmisi impuls yang di interprestasikan sebagai nyeri. (Maryunani,2010)

3. Proses terjadinya nyeri

Proses terjadinya nyeri berkaitan dengan adanya stimulus dan resptor yang mengantarkan nyeri. Munculnya nyeri di mulai dengan adanya stimulus nyeri. Stimulus-stimulus tersebut dapat berupa zat kimia, panas, listrik, mekanik. Stimulus tersebut kemudian di transmisikan dalam bentuk impuls –impuls nyeri yang di kirimkan ke otak.

4. Klasifikasi nyeri a. Nyeri akut

Menurut Meinhart &McCaffery (1983) nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah terjadinya cedera akut, penyakit, atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariatif (ringan sampai berat) dan berlangsung untuk waktu yang singkat.

b. Nyeri kronik

Nyeri kronik adalah nyeri yang berlangsung lebih lama daripada nyeri akut, intensitas nya bervariasi (ringan sampai berat) dan biasanya berlangsung lebih dari 6 bulan. Di bagi 2 kelompok yaitu Chronic acute pain, yaitu nyeri yang dapat di rasakan oleh klien hampir setiap harinya dalam suatu periode yang panjang, akan tetapi chronic acute pain juga


(38)

mempunyai probabilitas yang tinggi untuk berkahir. Dan yang kedua Chronic non-malignant pain, nyeri ini juga di rasakn klien hampir setiap harinya selama periode lebih dari 6 bulan dengan intensitas nyeri ringan sampai berat.

c. Nyeri kutaneus (superficial)

Ada dua macam bentuk nyeri superficial, bentuk pertama adlah nyeri dengan onset yang tiba-tiba dan mempunyai kualitas yang tajam, dan bentuk yang kedua adalah nyeri dengan onset yang lambat di sertai rasa terbakar.

d. Nyeri somatis dalam

Nyeri stomatis merupakan fenomena nyeri yang kompleks.struktur stomatis merupakan bagian tubuh seperti otot-otot atau tulang. Nyeri stomatis dalam biasanya bersifat difus (menyebar).

e. Nyeri visceral

Nyeri visceral biasanya mengacu pada bagian viscera abdomen. Penyebab nyeri ini adalah semua rangsangan yang menstimulasi ujung saraf nyeri di daerah visceral.

f. Refered pain

Yaitu nyeri yang dapat di akibatkan dari gangguan organ visceral atau lesi pada bagian somatis dalam.

g. Nyeri psikogenik

Nyeri psikogenik disebut juga nyeri psychalgia atau nyeri somatoform ,yaitu nyeri yang tidak diketahui secara fisik, nyeri ini biasanya timbul karena pengaruh psikologis,mental,emosional,atau faktor perilaku.


(39)

5. Faktor yang mempengaruhi persepsi dan reaksi terhadap nyeri a. Usia

b. Jenis kelamin c. Kebudayaan d. Makna nyeri

e. Lokasi dan tingkat keparahan f. Perhatian

g. Ansitas (kecemasan) h. Keletihan

i. Pengalaman sebelumnya

j. Dukungan keluarga dan sosial. ( Prasetyo,2010) 6. Penyebab nyeri pada persalinan

a. Distensi kutub bawah uterus

b. peregangan ligamentum-ligamentum yang ada di dekat uterus

c. penekanan atau peregangan ganglion saraf yang ada di sekitar uterus

d. kontraksi otot ketika otot ini berada dalam keadaan yang relatif iskemik.(william, dkk, 2010)

Menurut Marjono (1999) mekanisme secara intrinsik pada nyeri persalinan kala I seluruhnya terjadi pada uterus dan adnexa selama kontraksi berlangsung. Beberapa penelitian awal menyatakan nyeri disebabkan karena:

a). Penekanan pada ujung-ujung saraf antara serabut otot dari korpus fundus uterus.


(40)

b). Adanya iskemik miomerium dan serviks karena kontraksi sebagai konsekuensi dari pengeluaran darah dari uterus atau karena adanya vasokontriksi akibat aktivitas berlebihan dari saraf simpatis.

c). Adanya proses peradangan pada otot uterus

d). Kontraksi pada serviks dan segmen bawah rahim menyebabkan rasa takut yang memacu aktivitas berlebih dari system saraf simpatis.

e). Adanya dilatasi dari serviks dan segmen bawah rahim. Banyak data yang mendukung hipotesis nyeri persalinan kala I terutama disebabkan karena dilatasi srviks dan segmen bawah rahim oleh karena adanya dilatasi, peregangan dan kemungkinan robekan jaringan selama kontraksi.

f). Rasa nyeri pada setiap fase persalinan dihantarkan oleh segmen syaraf yang berbeda-beda. Nyeri pada kala satu terutama berasal dari uterus. (Rusdianto ,2007)

7. Pengukuran Intensitas Nyeri

Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan karakteristik yang paling subjektif. Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan, nyeri sedang atau berat.

Berikut beberapa skala nyeri yang dapat di gunakan: a.skala deskriptif verbal

tidak nyeri nyeri nyeri nyeri nyeri paling ada nyeri ringan sedang hebat sangat hebat


(41)

Skala deskriptif verbal (verbal descriptor scale,VDS) ini merupakan sebuah garis yang terdiri dari beberapa kalimat pendeskripsi yang tersusun dalam jarak yang sama sepanjang garis.

b. Skala identitas nyeri numerik

Skala ini menilai nyeri dengan skala 0 asmpai 10. Angka 0 di artikan kondisi klien tidak merasakan nyeri, angka 10 mengindifikasikan nyeri paling berat yang di rasakan klien.

c.Skala analog visual

Skala ini merupakan garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri yang terus – menerus dan memiliki alat pendeskri verbal di setiap ujung nya. (Prasetyo,2010)

E. Pengaruh intensitas nyeri persalinan dengan pemberian induksi oksitosin

Bila dilakukan pemberian oksitosin, baik frekuensi maupun kekuatan kontraksi otot polos rahim akan meningkat sehingga rasa nyeri persalinan semakin hebat. (Jordan, 2004).

Kontraksi itu sendiri adalah pemendekan otot yang bereaksi terhadap rangsangan, dengan kembali ke panjang yang semula setelah kontraksi tersebut selesai. Pada saat kontraksi, segmen atas uterus mengalami retraksi, dan


(42)

mendorong janin keluar, sebagai respon terhadap gaya dorong kontraksi segmen atas, segmen bawah uterus dan servik yang semakin lunak berdilatasi dan dengan cara demikian membentuk suatu saluran muskular dan fibromuskular yang menipis keluar sehingga janin dapat menonjol keluar.(Cunningham, 2006)

Menurut penelitian yang di lakukan oleh Ronny Ajharta (2008) nyeri persalinan kala 1 timbul dari dilatasi servik dan segmen bawah rahim yang menyebabkan distensi, peregangan dan robekan-robekan pada struktur tersebut selama uterus berkontraksi.

Selain itu peregangan ligamentum-ligamentum yang ada di dekat uterus, penekanan atau peregangan ganglion saraf yang ada di sekitar uterus dan kontraksi otot ketika berada dalam keadaan yang relatif iskemik juga merupakan penyebab nyeri pada persalinan.(Hakimi,2010)

Impuls nyeri ditransmisikan oleh segmen saraf spinalis T11-12 dan saraf-saraf asesori torakal bawah serta saraf-saraf simpatik lumbar atas. Saraf-saraf-saraf ini berasal dari korpus uterus dan serviks. Ketidaknyamanan dari perubahan serviks dan iskemia uterus adalah nyeri viseral yang berlokasi di bawah abdomen menyebar ke daerah lumbar punggung dan menurun ke paha. Biasanya nyeri dirasakan pada saat kontraksi saja dan hilang pada saat relaksasi.(Suwordi, 2011)


(43)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada servik, dan di akhiri dengan pelahiran plasenta.(Varney, 2007)

Tindakan induksi persalinan atau penggunaan obat pemicu kontraksi adalah tindakan yang dilakukan untuk melancarkan proses persalinan.(Maryunani, 2010 )

Tingkat peningkatan induksi telah dilaporkan di Inggris, Amerika Serikat, Kanada dan Australia sejak awal 1990-an.Tingkat induksi meningkat selama dekade hingga 25,3-29,1%, namun di antara mereka diinduksi dengan prostaglandin saja sekitar 33,5-23,8%. Oksitosin sendiri adalah yang paling umum digunakan dalam sub kelompok penduduk yaitu sekitar 51%. (Roberts CL,dkk, 2009)

Dari hasil penelitian wiryawan permadi (2006) di RS Hasan Sadikin Bandung dari 1972 persalinan pada tahun 2005 sebanyak 63 kasus memerlukan induksi persalinan dan sebanyak 226 kasus memerlukan augmentasi persalinan. Sampai saat ini cara yang dipakai di RSHS Bandung untuk keperluan induksi dan augmentasi adalah dengan drip oksitosin. Pada tahun 2005 dari 1972 persalinan di RSHS ditemukan 289 kasus yang dilakukan induksi dan augmentasi.


(44)

Oksitosin adalah obat yang digunakan untuk menstimulasi kontraksi uterus mengaugmentasi persalinan,mempercepat kelahiran janin, dan pada kala tiga mempercepat kelahiran plasenta dan menghentikan hemoragi pascapartum. Obat ini memiliki efek stimulasi pada otot polos uterus, terutama di akhir kehamilan, selama persalinan dan pasca persalinan dan pada puerperium ketika reseptor di miometrium meningkat. Pada dosis rendah menyebabkan kontraksi berirama,tetapi pada dosis tinggi dapat menyebabkan kontraksi hipertonik yang kontiniu.(susanti, 2011)

Dalam meningkatkan kontraksi uterus,oksitosin di anggap bekerja pada membran sel miometrium. Oksitosin meningkatkan daya pacu normal otot tersebut tanpa menambah sifat-sifat baru. (Hakimi,2010)

Kontraksi adalah pemendekan otot yang bereaksi terhadap rangsangan, dengan kembali ke panjang yang semula setelah kontraksi tersebut selesai. Pada saat kontraksi, segmen atas uterus mengalami retraksi, dan mendorong janin keluar, sebagai respon terhadap gaya dorong kontraksi segmen atas, segmen bawah uterus dan servik yang semakin lunak berdilatasi dan dengan cara demikian membentuk suatu saluran muskular dan fibromuskular yang menipis keluar sehingga janin dapat menonjol keluar.(Cunningham, 2006)

Menurut penelitian yang di lakukan oleh Ronny Ajharta (2008) nyeri persalinan kala 1 timbul dari dilatasi servik dan segmen bawah rahim yang menyebabkan distensi, peregangan dan robekan-robekan pada struktur tersebut selama uterus berkontraksi.

Selain itu peregangan ligamentum-ligamentum yang ada di dekat uterus, penekanan atau peregangan ganglion saraf yang ada di sekitar uterus dan


(45)

kontraksi otot ketika berada dalam keadaan yang relatif iskemik juga merupakan penyebab nyeri pada persalinan.(Hakimi,2010)

Kontraksi otot uterus yang dalam keadaan iskemik yang terjadi pada serabut miometrium tersebut nyeri dikarenakan serabut lebih banyak dan kontraksi lebih kuat pada segmen atas uterus, nyeri dirasakan lebih hebat pada distribusi kutan saraf-saraf kuteneus T12 dan L1.(Lliewellyn,2002)

Impuls nyeri ditransmisikan oleh segmen saraf spinalis T11-12 dan saraf-saraf asesori torakal bawah serta saraf-saraf simpatik lumbar atas. Saraf-saraf-saraf ini berasal dari korpus uterus dan serviks. Ketidaknyamanan dari perubahan serviks dan iskemia uterus adalah nyeri viseral yang berlokasi di bawah abdomen menyebar ke daerah lumbar punggung dan menurun ke paha. Biasanya nyeri dirasakan pada saat kontraksi saja dan hilang pada saat relaksasi.(Suwordi, 2011)

Selama sembilan bulan terakhir kehamilan,daya reaksi otot rahim terhadap oksitosin meningkat sebesar delapan kali lipat. Bila dilakukan pemberian oksitosin, baik frekuensi maupun kekuatan kontraksi otot polos rahim akan meningkat sehingga rasa nyeri persalinan semakin hebat. ( Jordan, 2004)

Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti terhadap 34 orang ibu bersalin di rumah sakit pringadi kelahiran nya menggunakan induksi oksitosin. Di antara 34 orang tersebut 30 orang di antara nya multipara. Dan dari hasil pengamatan yang di lakukan oleh peneliti dari 30 orang ibu tersebut menyatakan persalinan nya lebih sakit di bandingkan persalinan sebelum nya yang tanpa di lakukan induksi oksitosin.Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Induksi oksitosin terhadap intensitas nyeri persalinan di Rumah Sakit Umum Pringadi Medan Tahun 2012”


(46)

B.RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang peneliti uraikan di atas, rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “ Apakah ada perbedaan intensitas nyeri persalinan

pada ibu bersalin sebelum dan sesudah dilakukan tindakan induksi oksitosin”. C.TUJUAN PENELITIAN

1.Tujuan umum

Mengidentifikasikan Pengaruh induksi oksitosin terhadap intensitas nyeri persalinan di Rumah Sakit Umum Pringadi Medan.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasikan karakteristik demografi responden

b. Mengidentifikasikan intensitas nyeri persalinan ibu bersalin setelah dilakukan induksi oksitosin pada kelompok intervensi dan ibu bersalin yang tidak dilakukan induksi oksitosin pada kelompok kontrol di Rumah Sakit Umum Pringadi

c. Mengidentifikasikan karakteristik demografi responden berdasarkan nyeri sangat berat pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi.

d. Mengidentifikasikan intensitas nyeri persalinan ibu bersalin yang setelah dilakukan tindakan induksi oksitosin pada kelompok intervensi dengan ibu bersalin yang tidak dilakukan induksi oksitosin pada kelompok kontrol di Rumah Sakit Umum Pringadi umum Pringadi

D.MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi praktik kebidanan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan asuhan kebidanan pada tenaga kesehatan khusus nya bidan


(47)

untuk mengetahui pengaruh oksitosin terhadap nyeri persalinan pada ibu bersalin.

2. Bagi penelitian kebidanan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi untuk penelitian lebih lanjut yang terkait dengan pengaruh induksi oksitosin terhadap intensitas nyeri persalinan pada ibu bersalin.


(48)

Judul KTI : Pengaruh Induksi Oksitosin terhadap Intensitas Nyeri Persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah dr Pirngadi Medan tahun 2012. Nama : Umi Mustika Sari

Jurusan : Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU Tahun : 2012

ABSTRAK

Latar belakang : Induksi oksitosin atau penggunaan obat pemicu kontraksi adalah tindakan yang dilakukan untuk melancarkan proses persalinan. Bila dilakukan pemberian oksitosin, baik frekuensi maupun kekuatan kontraksi otot polos rahim aka meningkat sehingga rasa nyeri persalinan semakin hebat.

Tujuan penelitian : Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasikan pengaruh induksi oksitosin terhadap intensitas nyeri persalinan di Rumah Sakit Umum dr.Pringadi Medan.

Metodologi : Desain penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan

data primer, dimana data langsung di peroleh dari responden dengan menggunakan lembar observasi dan analisis data yang digunakan adalah uji

t-independent.

Hasil :Penelitian ini menunjukan bahwa 20 orang responden kelompok intervensi mayoritas berumur 20-30 tahun sebanyak 14 orang ( 70%), berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 9 orang (45%), berdasarkan mayoritas jumlah anak yang dimiliki adalah 2-4 orang sebanyak 13 orang ( 65%). Sedangkan 20 orang responden kelompok kontrol mayoritas berumur 20-30 tahun sebanyak 12 orang (60%), berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 10 orang ( 50%), berdasarkan mayoritas jumlah anak yang dimiliki adalah 2-4 orang sebanyak 13 orang (65%). Hasil uji

t-independent intensitas nyeri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

diperoleh P= 0,000. Hasil uji t-independent dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan setelah di induksi dan tidak di induksi yaitu nilai P= 0,000. Intensitas nyeri pada kelompok intervensi adalah 9,25 dengan standar deviasi 0,97. Rata-rata skala nyeri setelah di kontrol pada kelompok kontrol adalah 7,10 dengan standar deviasi 2.24.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini diketahui ada pengaruh induksi oksitosin terhadap intensitas nyeri persalinan.


(49)

PENGARUH INDUKSI OKSITOSIN TERHADAP

INTENSITAS NYERI PERSALINAN DI RSUD

PIRNGADI MEDAN

TAHUN 2012

UMI MUSTIKA SARI 115102132

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012


(50)

(51)

Judul KTI : Pengaruh Induksi Oksitosin terhadap Intensitas Nyeri Persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah dr Pirngadi Medan tahun 2012. Nama : Umi Mustika Sari

Jurusan : Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU Tahun : 2012

ABSTRAK

Latar belakang : Induksi oksitosin atau penggunaan obat pemicu kontraksi adalah tindakan yang dilakukan untuk melancarkan proses persalinan. Bila dilakukan pemberian oksitosin, baik frekuensi maupun kekuatan kontraksi otot polos rahim aka meningkat sehingga rasa nyeri persalinan semakin hebat.

Tujuan penelitian : Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasikan pengaruh induksi oksitosin terhadap intensitas nyeri persalinan di Rumah Sakit Umum dr.Pringadi Medan.

Metodologi : Desain penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan

data primer, dimana data langsung di peroleh dari responden dengan menggunakan lembar observasi dan analisis data yang digunakan adalah uji

t-independent.

Hasil :Penelitian ini menunjukan bahwa 20 orang responden kelompok intervensi mayoritas berumur 20-30 tahun sebanyak 14 orang ( 70%), berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 9 orang (45%), berdasarkan mayoritas jumlah anak yang dimiliki adalah 2-4 orang sebanyak 13 orang ( 65%). Sedangkan 20 orang responden kelompok kontrol mayoritas berumur 20-30 tahun sebanyak 12 orang (60%), berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 10 orang ( 50%), berdasarkan mayoritas jumlah anak yang dimiliki adalah 2-4 orang sebanyak 13 orang (65%). Hasil uji

t-independent intensitas nyeri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

diperoleh P= 0,000. Hasil uji t-independent dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan setelah di induksi dan tidak di induksi yaitu nilai P= 0,000. Intensitas nyeri pada kelompok intervensi adalah 9,25 dengan standar deviasi 0,97. Rata-rata skala nyeri setelah di kontrol pada kelompok kontrol adalah 7,10 dengan standar deviasi 2.24.

Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini diketahui ada pengaruh induksi oksitosin terhadap intensitas nyeri persalinan.


(52)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya Peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Pengaruh Induksi Oksitosin terhadap Intensitas nyeri persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pringadi Medan tahun 2012”.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti banyak menerima bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, Selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU. 2. Nur Asnah Sitohang, S,Kep, Ns, M.Kep. selaku ketua program studi D-IV

Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan dosen pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah memberi arahan dan bimbingan. 3. dr. Sarah Dina, SpOG.K selaku dosen pembimbing Akademik peneliti. 4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

5. Direktur RSUD Pringadi Medan yang telah memberikan izin penelitian. 6. Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan dukungan, motivasi dan

doa.

7. Teman- teman satu bimbingan yang selalu bersama dalam suka dan duka selama menyelesaikan karya tulis ilmiah.

8. Teman- teman D-IV Bidan Pendidik yang telah memberikan dukungan, dan semua pihak yang telah mendukung dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.


(53)

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini sehingga bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

Medan, juni 2012 Penulis


(54)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR SKEMA ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

1. Bagi Praktek Kebidanan ... 4

2. Bagi Penelitian Kebidanan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan ... 6

1. Definisi ... 6

2. Teori-teori penunjang persalinan ... 6

3. Faktor utama mempengaruhi persalinan ... 7

4. Tanda-tanda persalinan ... 8

5. Tahap-tahap persalinan ... 8

6. Mekanisme persalinan ... 8

B. Induksi persalinan ... 9

C. Oksitosin ... 9

1. Pengertian oksitosin ... 9


(55)

3. Nama dagang ... 9

4. Komposisi ... 9

5. Indikasi ... 9

6. Efek samping ... 0

7. Kontra indikasi ... 0

8. Cara kerja oksitosin ... 1

9. Dosis dan cara pemberian ... 2

D. Nyeri 1. Definisi nyeri ... 2

2. Teori nyeri... 3

3. Proses terjadinya nyeri ... 4

4. Klasifikasi nyeri... 4

5. Faktor yang mempengaruhi persepsi dan reaksi terhadap nyer 6 6. Penyebab nyeri ... 6

7. Skala nyeri ... 7

E. Pengaruh intensitas nyeri persalinan dengan induksi ... 8

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep... 0

B. Hipotesis ... 0

C. Defenisi Operasiosional ... 1

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 2

B. Populasi dan Sampel... 2

C. Tempat Penelitian ... 4

D. Waktu Penelitian ... 4

E. Etika Penelitian ... 4

F. Alat Pengumpulan Data... 4

G. Validitas dan Realibilitas ... 5

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 5


(56)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil ... 8

B.Pembahasan ... 1

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan... 6

B. Saran ... 7

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(57)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 : Distribusi responden berdasarkan karakteristik data demografi ibu bersalin pada kelompok intervensi dan kelompok control di rumah sakit umum dr.Pringadi medan Februari-April 2012...29 Tabel 5.2 : Distribusi responden berdasarkan intensitas nyeri pada kelompok

intervensi dan kelompok kontrol di rumah sakit umum dr.Pringadi Medan Februari-April 2012...30 Tabel 5.3 : Distribusi responden berdasarkan mayoritas intensitas nyeri

setelah dilakukan induksi oksitosin pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Rumah Sakit Umum Dr Pringadi Medan Februari- April 2012...31 Tabel 5.4 :Perbedaan Intensitas Nyeri persalinan setelah dilakukan induksi

dan tidak dinduksi oksitosin di Rumah Sakit Umum dr.Pringadi Medan Februari- April 2012...32


(58)

DAFTAR SKEMA

skema 1 : peranan oksitosin dalam persalinan normal...12 skema 2 : kerangka konsep pengaruh induksi oksitosin terhadap intensitas

nyeri persalinan di rumah sakit umum pringadi medan tahun 2012...21 skema 3 : proses pengumpulan data...24


(59)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Sidang Hasil KTI Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 : Lembar observasi

Lampiran 4 : Protap penelitian

Lampiran 5 : Surat izin data penelitian

Lampiran 6 : Balasan surat izin pelaksanaan penelitian. Lampiran 7 :Balasan surat selesai melaksanakan penelitian Lampiran 8 :Master tabel penelitian

Lampiran 9 :Hasil Output data penelitian


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR SKEMA ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

1. Bagi Praktek Kebidanan ... 4

2. Bagi Penelitian Kebidanan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan ... 6

1. Definisi ... 6

2. Teori-teori penunjang persalinan ... 6

3. Faktor utama mempengaruhi persalinan ... 7

4. Tanda-tanda persalinan ... 8

5. Tahap-tahap persalinan ... 8

6. Mekanisme persalinan ... 8

B. Induksi persalinan ... 9

C. Oksitosin ... 9

1. Pengertian oksitosin ... 9


(2)

3. Nama dagang ... 9

4. Komposisi ... 9

5. Indikasi ... 9

6. Efek samping ... 0

7. Kontra indikasi ... 0

8. Cara kerja oksitosin ... 1

9. Dosis dan cara pemberian ... 2

D. Nyeri 1. Definisi nyeri ... 2

2. Teori nyeri... 3

3. Proses terjadinya nyeri ... 4

4. Klasifikasi nyeri... 4

5. Faktor yang mempengaruhi persepsi dan reaksi terhadap nyer 6 6. Penyebab nyeri ... 6

7. Skala nyeri ... 7

E. Pengaruh intensitas nyeri persalinan dengan induksi ... 8

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep... 0

B. Hipotesis ... 0

C. Defenisi Operasiosional ... 1

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 2

B. Populasi dan Sampel... 2

C. Tempat Penelitian ... 4

D. Waktu Penelitian ... 4

E. Etika Penelitian ... 4

F. Alat Pengumpulan Data... 4

G. Validitas dan Realibilitas ... 5

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 5

I. Analisis Data ... 6


(3)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil ... 8

B.Pembahasan ... 1

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan... 6

B. Saran ... 7

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 : Distribusi responden berdasarkan karakteristik data demografi ibu bersalin pada kelompok intervensi dan kelompok control di rumah sakit umum dr.Pringadi medan Februari-April 2012...29 Tabel 5.2 : Distribusi responden berdasarkan intensitas nyeri pada kelompok

intervensi dan kelompok kontrol di rumah sakit umum dr.Pringadi Medan Februari-April 2012...30 Tabel 5.3 : Distribusi responden berdasarkan mayoritas intensitas nyeri

setelah dilakukan induksi oksitosin pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Rumah Sakit Umum Dr Pringadi Medan Februari- April 2012...31 Tabel 5.4 :Perbedaan Intensitas Nyeri persalinan setelah dilakukan induksi

dan tidak dinduksi oksitosin di Rumah Sakit Umum dr.Pringadi Medan Februari- April 2012...32


(5)

DAFTAR SKEMA

skema 1 : peranan oksitosin dalam persalinan normal...12 skema 2 : kerangka konsep pengaruh induksi oksitosin terhadap intensitas

nyeri persalinan di rumah sakit umum pringadi medan tahun 2012...21 skema 3 : proses pengumpulan data...24


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Sidang Hasil KTI Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 : Lembar observasi

Lampiran 4 : Protap penelitian

Lampiran 5 : Surat izin data penelitian

Lampiran 6 : Balasan surat izin pelaksanaan penelitian. Lampiran 7 :Balasan surat selesai melaksanakan penelitian Lampiran 8 :Master tabel penelitian

Lampiran 9 :Hasil Output data penelitian

Lampiran 10 : Lembar konsultasi Karya Tulis Ilmiah