27
II.5.2. Pemeliharaan Tanggul dan Penanggulangan Banjir
Keadaan pondasi dan bahan bangunan untuk tanggul jarang sepenuhnya memuaskan, bahkan dengan teknik konstruksi yang terbaikpun akan selalu ada
bahaya kegagalan. Tergerusnya tebing sungai dapat mengakibatkan putusnya kaki tanggul pada sisi sungai. Rembesan melalui bahan pondasi pada waktu air di
sungai sedang tinggi dapat menyebabkan terjadinya pusaran pasir, sehingga pemindahan bahan-bahan pondasi dengan cara piping melalui pusaran tersebut
dapat membentuk sebuah alur yang akan runtuh karena berat tanggul. Penanggulangan banjir flood fighting adalah istilah yang dikenakan pada usaha-
usaha yang diperlukan selama terjadinya banjir untuk memelihara tetap efektifnya suatu tanggul. Pusaran pasir sebenarnya adalah suatu sumber artesis dalam akifer
di bawah tanggul, dengan kecepatan yang cukup untuk menggerakkan bahan- bahan pondasi. Pusaran pasir diatasi dengan sebuah cincin dari kantong-kantong
pasir untuk membuat sebuah kolam yang akan mengakibatkan tekanan balik yang cukup untuk mengurangi tinggi energi bersih hingga suatu besaran dimana
kecepatan aliran menjadi terlalu kecil untuk dapat menggerakkan tanah. Penggerusan tebing dapat berlangsung terus menerus tanpa diketahui di bawah air
banjir, tetapi dapat diketahui, dapat dikendalikam dengan menceburkan batu-batu, kantong pasir, cerucuk kayu atau bahan-bahan lainnya ke dalam daerah gerusan.
Bila air sungai naik, tempat-tempat yang rendah pada tanggul akan menjadi daerah yang terancam, maka daerah yang rendah ini harus dipertinggi. Suatu
tanggul dapat dinaikkan 0,3 hingga 0,6 m dengan karung-karung yang diisi tanah. Bila peninggian lebih lanjut masih diperlukan, maka sebuah dinding kayu
yang ditunjang oleh tanah atau kantong-kantong pasir dapat digunakan.
Universitas Sumatera Utara
28
II.5.3. Pengaruh Tanggul Terhadap Duga Muka Air Sungai
Tanggul membatasi lebar alur dengan mencegah terjadinya aliran pada dataran banjir dan hal ini mengakibatkan naiknya duga muka air pada penggal
sungai yang ditanggul. Perbaikan alur sungai yang biasanya menyertai pembangunan tanggul, akan menaikkan kecepatan sehingga dapat mengimbangi
sebagian atau seluruh kenaikan duga muka air tersebut. Di hilir daerah yang bertanggul, aliran puncak akan meningkat karena berkurangnya tampungan alur
akibat naiknya kecepatan aliran. Kenaikkan duga muka air akibat pembangunan tanggul kadang-kadang memberikan akibat-akibat yang tidak menguntungkan.
Suatu daerah yang diamankan oleh tanggul dapat berada dalam bahaya dan mungkin tergenang karena tanggul-tanggul baru yang dibangun di dekatnya.
Pelanggaran terhadap batas dataran banjir yang berlebihan akan menimbulkan daur duga muka air yang lebih tinggi yang akan mengakibatkan
kegagalan tanggul serta penanggulangan banjir yang meluas yang dapat menghapuskan keuntungan ekonomis dari perlindungan terhadap lahan dataran
banjir yang lebih luas.
Universitas Sumatera Utara
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Lokasi Studi Penelitian
Tugas akhir ini menganalisa pengendalian Banjir sungai Padang di Kota madya Tebing Tinggi, Provinsi Sumatera Utara. Daerah aliran sungai Padang
mempunyai letak geografis 30°93 sampai 30°450 Lintang Utara dan 99°41 sampai 99°00 Bujur Timur, dengan luas daerah aliran sungai 515,744 km2 dan
panjang sungai DAS Padang 58,25 km.
Gambar 3.1 Peta Lokasi Studi
Universitas Sumatera Utara