commit to user
4.4 Penentuan Daya Dukung Tanah DDT
Gambar 4.1. Korelasi DDT dan CBR
Hubungan Nilai CBR Dengan Garis Mendatar Kesebelah Kiri Diperoleh Nilai DDT = 4,8
CBR DDT
100 90
80 70
60 50
40 30
20
10 9
8 7
6 5
4 3
2
1 10
9 8
7 6
5 4
3 2
1
commit to user
4.5 Perhitungan Faktor Regional FR
Dari data – data dibawah ini dapat ditentukan Faktor Regional FR adalah :
kendaraan berat =
100 2012
LHR berat
kend.
Jumla h
=
100 18302
9086
= 50 30 Curah hujan berkisar 100 - 400
mm tahun
Sehingga dikategorikan 900
mm tahun
, termasuk pada iklim I Kelandaian =
100 B
- A
Jarak B
titik Elevasi
- A
titik Elevasi
=
100 3092.5
164.88 -
143.15
= 0,7 6 Sehingga dikategorikan Kelandaian I
Maka berdasarkan pada Buku Petunjuk
Perencanaan Tebal Perkarasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987
. Daftar IV Faktor Regional FR 1,0
– 1,5 sehingga di pakai nilai FR = 1,0
commit to user
4.6 Penentuan Indeks Permukaan IP
4.6.1. Indeks Permukaan Awal IPo
Direncanakan jenis lapisan Laston dengan Roughness 1000 mm tahun, Maka berdasarkan Buku Petunjuk Perencanaan Tebal perkarasan lentur jalan raya dengan
Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Daftar VI Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana IPo maka diperoleh IPo = 3,9
– 3,5
4.6.2. Indeks Permukaan Akhir IPt
Dari data klasifikasi manfaat Jalan Arteri dan hasil perhitungan LER yaitu didapat nilai LER = 803,434 ~ 803 maka berdasarkan Buku Petunjuk Perencanaan Tebal
perkarasan lentur jalan raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Daftar V Indeks Permukaan Pada Akhir Umur Rencana IPt maka diperoleh
IPt = 2,0
4.7 Penentuan Indeks Tebal Perkerasan ITP dari Nomogram 4
Data : IP o
= 3,9 – 3,5
IPt = 2,0
LER = 787.677 ~ 788 DDT = 4,8
FR = 1,0
commit to user Gambar 4.2 Grafik Penentuan Nilai Indek Tebal Perkerasan ITP
Dengan nomogram no.4 Petunjuk Perencanaan Tebal Perkarasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Gambar Nomogram
Lampiran 1 4 , didapat nilai ITP = 10,1
Dari nilai ITP = 10,1 berdasarkan Petunjuk Perencanaan Tebal Perkarasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987 Daftar VIII
Batas – batas Minimum Tebal Lapis Permukaan D , direncanakan susunan lapisan
perkerasan sebagai berikut :
commit to user Lapis permukaan
Surface Course
D1 = 10 cm
a1 = 0,40 LASTON MS 744
Lapis pondasi atas
Base Course
D2 = 20 cm
a2 = 0,14 Batu Pecah kelas A CBR 100
Lapis pondasi bawah
Sub Base Course
D3 = ….
a3 = 0,13 Sirtu Pitrun kelas A CBR 70
dimana : a1,a2,a3
: Koefisien relative bahan perkerasan SKBI 2.3.26 1987. D1,D2,D3
: Tebal masing-masing lapis permukaan.
Maka tebal pondasi bawah D3 dapat dicari dengan persamaan sbb : ITP
= a
1
x D
1
+ a
2
x D
2
+ a
3
x D
3
10,1 = 0,40 x 10 + 0,14 x 20 + 0,13 x D
3
10,1 = 4 + 2,8 + 0,13 x D
3
D
3
= 13
, 8
, 2
4 1
, 10
D
3
= 25,385 cm ~ 26 cm
commit to user Susunan Perkerasan :
Gambar 4.3 Potongan A-A,Susunan Perkerasan
Gambar 4.4 Typical Cross Section
Keterangan : Potongan A-A = susunan perkerasan. Batu Pecah Kelas A
CBR 100 10 cm
20 cm 26 cm
Sirtu Pitrun Kelas A CBR 70
LASTON MS 744
CBR tanah dasar = 5,3
2 m 2 m
-2 -2
-4 -4
1,5 m
A
A
2 x 7,5 m 1,5 m
commit to user
BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN
TIME SCHEDULE
5.1 Typical Potongan Melintang
Gambar 5.1 Potongan Melintang Jalan
5.2 Analisa Perhitungan Volume Pekerjaan
5.2.1. Penghitungan Volume Pekerjaan Tanah
1. Pembersihan Semak dan Pengupasan Tanah. Luas
= Lebar Badan Jalan x p. Jalan – p. Jembatan Total
= 11 m x 3087 m – 50 m
= 33.407 m² 2. Persiapan Badan Jalan m² .
Luas = Lebar lapis pondasi bawah x Panjang jalan
– p. Jembatan total
= 8,15 m x 3087 m – 50 m
= 25.109,05 m²