147
b. Malaysia
Malaysia memiliki dua wilayah daratan yang terpisah. Malaysia bagian
barat di Semenanjung Melayu. Malaysia bagian timur di Kalimantan utara. Penduduk Malaysia mayoritas Melayu dan beragama Islam. Penduduk
keturunan China dan India juga cukup banyak jumlahnya. Bahasa resminya bahasa Malaysia, yang memiliki banyak kemiripan dengan bahasa Indonesia.
Namun banyak orang Malaysia fasih berbahasa Inggris. Malaysia beriklim tropis. Rata-rata suhu dan kelembabannya tinggi. Hal ini
menyebabkan curah hujannya juga tinggi. Timah, minyak bumi dan gas alam merupakan hasil tambang terpenting bagi Malaysia. Malaysia termasuk
eksportir terbesar dunia untuk karet alam dan minyak kelapa sawit. Ekspornya yang lain diantaranya gas alam, kayu gergajian, cokelat, dan tembakau.
Masalah yang dihadapi Malaysia antara lain banyaknya pendatang haram. Istilah ini digunakan untuk menyebut pekerja asing yang tidak memiliki
dokumen keimigrasian. Hal ini seringkali menimbulkan ketegangan hubungan politik antar negara. Harus dibangun kerjasama kawasan yang lebih erat untuk
mengatasi hal ini.
c. Brunei
Brunei terletak di bagian utara Kalimantan. Mayoritas penduduknya
Melayu dan menganut agama Islam. Rakyatnya sejahtera karena jumlahnya sedikit sementara nilai ekspor minyaknya tinggi.
Brunei beriklim tropis basah. Pantainya berawa-rawa, dibatasi perbukitan di pedalaman. Hutannya yang lebat di pedalaman menjadi habitat yang baik
bagi satwa liar seperti singa, harimau, kera, reptil dan berbagai jenis burung. Hutan ini terjaga baik, karena pendapatan negara dari ekspor minyak dan gas
alam membuat rakyatnya sejahtera. Permasalahan yang dihadapi oleh Brunei adalah ketergantungan pada
ekspor minyak. Dengan harga minyak dunia yang tinggi, merupakan keuntungan bagi Brunei. Tapi bagaimanapun, minyak adalah SDA tak
terbarukan, yang suatu saat bisa habis.
d. Filipina
Filippina berpenduduk mayoritas Melayu dan beragama Katholik. Bahasa
resminya Filipino atau Tagalog dan Inggris. Wilayahnya mirip Indonesia, berupa kepulauan dan memiliki banyak gunung berapi aktif. Kebanyakan
wilayah kepulauan yang berpegunungan ditutup hutan hujan tropis.
148 Pada tahun 1960-an, Filippina merupakan kekuatan ekonomi nomor 2 Asia
setelah Jepang. Namun semasa Ferdinand Marcos berkuasa, perekonominnya memburuk. Tahun 1986 kekuasaan Marcos berakhir. Tahun 1990-an Filippina
kembali bangkit melalui program liberalisasi ekonomi. Permasalahan yang dihadapi Filippina mirip Indonesia. Angka kemiskinan
dan pengangguran tinggi. Penduduknya yang bekerja di luar negeri 11. Hal ini menunjukkan lapangan kerja dalam negeri kurang. Di samping menghadapi
beberapa gerakan sparatis bersenjata, Filippina juga menghadapi masalah terorisme.
e. Thailand Thailand