108
mempelajari proses membatik karena dari 32 peserta didik yang menyatakan sangat layaksangat menarik sejumlah 12 orang 37.5 dan layakmenarik
sejumlah 17 orang 53.13. Dengan ini peserta didik menyatakan media video ini menarik dan membuat mereka lebih semangat untuk menyelesaikan tugas
praktek membatiknya.
3. Tanggapan siswa terhadap video pembelajaran pembuatan batik tulis
sebagai media pembelajaran.
Hasil dari tanggapan yang diberikan oleh siswa terhadap video pembelajaran berupa komentar umum, bahwa video pembelajaran ini dapat
memperjelas dan mempermudah dalam penyampaian materi pelajaran, dari langkah-langkah pengerjaan batik yang panjang menjadi singkat dan bisa di
putar secara berulang-ulang jika ada proses yang masih belum dimengerti, mudah digunakan, tidak membosankan, menambah dimensi baru dalam proses
belajar mengajar dikelas, dan memberikan pengetahuan dan pemahaman baru tentang proses pembuatan batik tulis. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Cheppy Riyana 2007:6 tentang tujuan penggunaan video pembelajaran yaitu memperjelas dan mempermudah penyampaian pesan agar
tidak terlalu verbalistis, mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera peserta didik maupun instruktur, dapat digunakan secara tepat dan bervariasi.
Teori ini terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran membatik sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, siswa
109
aktif dan guru dapat menjelaskan proses membatik yang runtut menjadi singkat dan mudah dimengerti dengan adanya video pembelajaran ini.
Video pembelajaran inipun bisa menjadi torbosan baru untuk pengembangan pendidikan sesuai perkembangan di era globalisasi yang berada
di SMK Negeri 1 Sewon. Adapun menurut tanggapan siswa tentang beberapa kelebihan dan kekurangan video pembelajaran pembuatan batik tulis ini
diantaranya ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai kebutuhan, video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan
lugas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung, dan video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran. Selain memiliki
kelebihan, media pembelajaran ini juga memiliki keterbatasan diantaranya media pembelajaran ini tidak bisa ditayangkan selain menggunakan komputer,
leptop, VCD player dengan monitor televisi, pengoprasian video pembelajaran ini minimal menggunakan komputer yang memiliki program seperti program
media player clasic, winamp, windos media player, nero show time dan jet audio. Hal ini sesuai dengan teori dari Daryanto 2012:90 tentang keuntungan
dan kelebihan dalam menggunakan video pembelajaran diantaranya ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai kebutuhan, video
merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan lugas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung, dan video menambah suatu dimensi
baru terhadap pembelajaran.
110
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Pengembangan video pembelajaran pembuatan batik tulis pada mata pelajaran muatan lokal membatik dilakukan dengan melewati beberapa
tahap yaitu: 1 Analisis kebutuhan yang akan dikembangkan dengan wawancara dan observasi dengan guru, mengidentifikasi kebutuhan. 2
Mengembangkan produk yang melalui beberapa tahap yaitu: tahap pra produksi, tahap produksi dan tahap pasca produksi. Tahap pra produksi
meliputi penentuan ide, analisis saran, penyusunan Garis Besar Isi Media Video GBIMV, penyusunan Jabaran Media Video JMV, dan
penyusunan naskah. Tahap produksi meliputi penentuan tim produksi, casting, hunting, crue meeting, dan pengambilan gambar. Kemudian tahap
pasca produksi meliputi editing dan mixing. 3 validasi dan revisi, 4 ujicoba dan revisi, terakhir 5 Produk yang merupakan hasil akhir dari
video pembelajaran pembuatan batik tulis yang telah layak dan valid digunakan sebagai media pembelajaran.
2. Tingkat kelayakan video pembelajaran pembuatan batik tulis berdasarkan aspek materi pada kategori layak, berdasarkan aspek media pembelajaran