PENGARUH PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DENGAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK MIKROSKOP

(1)

(Skripsi)

Oleh Dian Eka Lestari

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(2)

i

PENGARUH PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DENGAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR

PADA MATERI POKOK MIKROSKOP Oleh

DIAN EKA LESTARI

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMP Perintis 1 Bandar Lampung, diketahui rata-rata nilai siswa pada materi pokok mikroskop belum mencapai KKM yang telah ditentukan. Pembelajaran yang menggunakan metode ceramah diduga menjadi faktor penyebab rendahnya hasil belajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode demonstrasi dengan media realia terhadap hasil belajar pada materi pokok mikroskop, dan mengetahui hasil belajar siswa pada materi pokok mikroskop melalui penggunaan metode demonstrasi dengan media realia lebih tinggi daripada menggunakan metode diskusi.

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-sisiwi kelas VIIBsebagai kelas

eksperimen dan siswa-siswi kelas VIICsebagai kelas kontrol. Penetapan sampel dilakukan dengan teknikcluster random sampling. Desain yang digunakan adalahposttest-only control design. Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari data kognitif siswa


(3)

ii

berupa penguasaan konsep yang diambil dengan memberikan pretes dan postes. Data kualitatif diperoleh dari data psikomotor siswa yang diambil menggunakan tes unjuk kerja dan dianalisis secara deskriptif. Analisis data kuantitatif

menggunakan uji t pada taraf kepercayaan 95% dengan menggunakan program SPSS 17, sedangkan data kualitatif diuji secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode demonstrasi dengan media realia berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa materi pokok mikroskop. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dengan rata-rataN-gain51,86, sehingga dapat dinyatakan penguasaan konsep siswa pada materi pokok mikroskop yang menggunakan metode demonstrasi dengan media realia lebih tinggi jika dibandingkan dengan metode diskusi. Diketahui pula rata-rata persentase psikomotorik siswa pada kelas eksperimen lebih besar yaitu 61,59% dari pada kelas kontrol yang menggunakan metode diskusi yaitu sebesar 36,14%.

Kata kunci : Metode demonstrasi, media realia, metode diskusi, penguasaan konsep siswa, psikomotorik siswa, mikroskop.


(4)

Oleh

DIAN EKA LESTARI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam seluruh proses pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu penanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.

Secara sempit proses belajar merupakan interaksi antara guru dan murid yang disebut kegiatan pembelajaran. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran tergantung dari bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Hasil belajar siswa yang rendah merupakan indikasi bahwa selama ini kegiatan pembelajaran yang terjadi di sekolah belum berjalan optimal, sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkannya. Oleh karena itu, dituntut adanya profesionalisme dari pihak guru untuk

mengoptimalkan proses pembelajaran yang terjadi di kelas (Roestiyah, 1994:1).


(6)

Biologi sebagai bagian dari ilmu IPA merupakan objek pelajaran yang

menarik dan lebih banyak memerlukan pemahaman. Pemahaman siswa dapat dioptimalkan apabila pembelajaran di kelas lebih menekankan pada pemberian pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains secara langsung sehingga bersifat konkrit. Pembelajaran biologi memerlukan kegiatan

penyelidikan sebagai kajian dari kerja ilmiah yang melibatkan keterampilan proses yang dilandasi sikap ilmiah. Selain itu, pembelajaran biologi

mengembangkan rasa ingin tahu melalui penemuan berdasarkan pengalaman langsung yang dilakukan melalui kerja imiah untuk memamfaatkan fakta, membangun konsep, prinsip, teori, dan hukum. Melalui kerja ilmiah, siswa dilatih untuk berfikir kreatif, kritis, analisis, dan divergen (Mulyasa, 2008:7). Sehingga hasil belajar biologi di tingkat dasar menjadi landasan IPA pada pendidikan di tingkat selanjutnya. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Dalam upaya meningkatkan hasil belajar, seorang guru harus memperhatikan persepsi siswa-siswanya. Menurut Slameto (2003:102), persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium. Persepsi pengetahuan yang diberikan oleh guru ini dapat menjadi konsepsi awal siswa untuk dapat memahami konsep-konsep yang lain di tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini sangat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran siswa di masa depan.


(7)

Proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung sebagai proses pemberian pengalaman belajar pada siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar biologi pada siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru IPA kelas VII SMP Perintis 1 Bandar Lampung, diperoleh rata-rata nilai siswa pada materi pokok mikroskop tahun pelajaran 2009/2010, yaitu sebesar 61. Siswa yang

memperoleh nilai > 64 hanya sekitar 40% dari 40 siswa. Nilai tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di SMP Perintis I Bandar Lampung, yaitu 100% siswa telah mencapai nilai > 64. Dari data tersebut, terlihat bahwa beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi pokok mikroskop.

Standar kompetensi materi pokok mikroskop adalah memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan. Sesuai dengan standar kompetensi tersebut, siswa dituntut untuk memiliki pemahaman yang baik mengenai penggunaan

mikroskop dan alat-alat pendukung pengamatan lainnya. Diharapkan dengan tingginya pemahamana siswa ini, maka keterampilan siswa dalam melakukan pengamatan juga akan tinggi, sehingga prestasi belajar siswa pada materi pokok mikroskop akan meningkat. Namun berdasarkan observasi yang telah dilakukan, pembelajaran yang dilakukan guru sebagian besar hanya pada aspek kognitif saja. Peneliti menduga hal inilah yang menjadi faktor penyebab rendahnya hasil belajar biologi siswa pada materi pokok mikroskop. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran masih metode ceramah. Metode ini mengakibatkan pembelajaran hanya berpusat pada guru, sehingga


(8)

pembelajaran yang terjadi pun berjalan pasif, dan tidak memberikan hasil yang optimal.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti memutuskan untuk menerapkan metode demonstrasi yang dikombinasikan dengan media realia di dalam pembelajaran. Metode demonstrasi adalah cara penyajian pembelajaran dengan memperagakan atau menunjukkan kepada siswa proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya atau tiruan yang disertai penjelasan lisan. Diharapkan metode demonstrasi dapat menjadi salah satu solusi untuk membantu siswa yang pasif dalam belajar biologi, karena metode ini dapat membuat pelajaran menjadi lebih konkrit dan jelas serta dapat meningkatkan rasa keingintahuan siswa dan merangsang siswa untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, sehingga siswa dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Rosari (2008:51) pada materi respirasi, bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Penerapan metode demonstrasi dalam penelitian ini dikombinasikan dengan media realia, hal ini dilakukan agar metode yang digunakan dapat memberikan hasil yang optimal. Hamalik (1986, dalam Arsyad, 2007:15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan pembelajaran, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.


(9)

Penggunaan media realia dapat mengoptimalkan kerja panca indera, karena guru berupaya untuk menampilkan rangsangan yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi itu dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan. Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu.

Pengalaman langsung ini diduga sangat baik untuk pembelajaran di tingkat awal sekolah menengah pertama dimana siswa memiliki kemampuan abstraksi yang masih rendah dibandingkan siswa-siswa di sekolah menengah atas. Dengan penggunaan media realia diduga akan dapat menanggulangi kesalahan dalam pemahaman siswa. Selain itu, media realia juga diharapkan dapat menarik minat siswa untuk lebih memperhatikan pelajaran. Atmojo (1998:22) telah melakukan penelitian tentang efektivitas dari media realia dan

kesimpulan yang didapatkannya, pertama bahwa hasil belajar siswa menjadi lebih tinggi pada konsep pemencaran organisme yang dalam pembelajarannya menggunakan media realia, yang kedua penggunaan media realia

mengakibatkan bertambahnya jumlah siswa yang mendapatkan nilai tertinggi dan meningkatkan angka nilai terendah siswa.

Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian tentang

pembelajaran menggunakan metode demonstrasi yang dikombinasikan dengan media realia di SMP Perintis 1 Bandar Lampung.


(10)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh penggunaan metode demonstrasi dengan media realia terhadap hasil belajar pada materi pokok mikroskop?

2. Apakah hasil belajar siswa pada materi pokok mikroskop melalui

penggunaan metode demonstrasi dengan media realia lebih tinggi daripada menggunakan metode diskusi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui pengaruh penggunaan metode demonstrasi dengan media

realia terhadap hasil belajar pada materi pokok mikroskop.

2. Mengetahui hasil belajar siswa pada materi pokok mikroskop melalui penggunaan metode demonstrasi dengan media realia lebih tinggi daripada menggunakan metode diskusi.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermamfaat:

1. Bagi siswa, mendapat pengalaman belajar yang berbeda sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang sedang dipelajari serta menumbuhkan minat belajar siswa tentang materi pokok mikroskop.


(11)

demonstrasi dengan kombinasi media pembelajaran realia sebagai

alternatif pembelajaran agar proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien untuk mengoptimalkan hasil belajar biologi pada materi pokok mikroskop.

3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan sumbangan pemikiran yang nantinya bisa memberikan kontribusi positif terhadap proses kegiatan pembelajaran di sekolah sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat.

4. Bagi peneliti, dapat memberikan wawasan, pengalaman, dan bahan masukan bagi peneliti sebagai calon guru untuk memilih metode dan media pembelajaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan hasil belajar biologi pada materi pokok mikroskop.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini mencapai sasaran sebagaimana yang telah dirumuskan, maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada:

1. Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas VII semester genap SMP Perintis 1 Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011.

2. Hasil belajar pada materi pokok mikroskop, yang dibatasi hanya pada ranah kognitif dan psikomotor. Ranah kognitif diukur melalui pretes dan postes, sedangkan ranah psikomotornya diukur melalui tes unjuk kerja. 3. Metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan


(12)

tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya atau tiruannya, yang sering disertai penjelasan lisan.

4. Media realia yaitu benda atau obyek nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber belajar untuk menyampaikan materi pokok mikroskop, media realia yang digunakan pada materi pokok mikroskop antara lain macam-macam alat bantu pengamatan, seperti lup, termometer, mikroskop, peralatan bedah, pH-meter, barometer, teropong, dll; dan bahan

pengamatan, seperti preparat awetan, macam-macam tumbuhan, dan air rendaman jerami.

F. Kerangka Pemikiran

Pembelajaran biologi merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. Karakteristik dari pembelajaran biologi adalah siswa mencari tahu dan memahami alam secara sistematis. Ilmu biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, dan prinsip-prinsip saja. Ilmu biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar.

Dalam proses pembelajaran biologi khususnya pada materi pokok mikroskop, guru sering kali mengalami kendala dalam mengajar. Kendala yang sering dialami oleh guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas pada umumnya disebabkan kurang termotivasinya siswa dalam belajar. Rendahnya motivasi siswa ini mengakibatkan konsentrasi dan perhatian siswa terhadap pelajaran di kelas juga rendah, sehingga hasil belajar siswa pada materi pokok


(13)

mikroskop kurang, begitu juga pencapaian prestasi siswa yang dinilai melalui tes cenderung tidak mencapai target yang ditentukan. Oleh karena itu,

dibutuhkan metode mengajar yang dapat membuat siswa merasa tertarik dalam mempelajari pelajaran biologi materi pokok mikroskop, sehingga hasil belajar siswa dapat lebih baik lagi.

Jika dilihat dari karakteristik pembelajaran biologi pada materi pokok

mikroskop di atas, maka diduga metode yang dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa adalah metode demonstrasi yang dalam pelaksanaannya akan dikombinasikan dengan media realia. Penggunaan media realia diharapkan dapat memaksimalkan fungsi dari metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau menunjukkan kepada siswa proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya atau tiruan yang sering disertai penjelasan lisan. Sedangkan media realia adalah benda atau objek nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber belajar untuk menyampaikan materi, seperti contohnya mikroskop, kertas lakmus, macam-macam preparat awetan, dll. Penjelasan materi pokok mikroskop yang dilakukan dengan metode demonstrasi dan media realia diharapkan akan membuat siswa semakin tertarik dalam mengikuti

pembelajaran, dan pemahaman konsep oleh siswa akan semakin dalam serta akan terpatri kuat di ingatan siswa. Selain itu, kesalahan konsep oleh siswa dapat dicegah karena berkurangnya pembelajaran secara verbalisme, hal ini dikarenakan materi pokok mikroskop dijelaskan secara konkrit dan dapat diamati, sehingga kesan yang diterima siswa lebih mendalam.


(14)

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat, dimana variabel bebas adalah pembelajaran menggunakan kombinasi metode demonstrasi dengan media realia, dan pembelajaran menggunakan metode diskusi. Sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar biologi pada materi pokok mikroskop. Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram di bawah ini:

Keterangan : X1 : Kombinasi metode demonstrasi dengan media realia X2 : metode diskusi

Y : hasil belajar biologi siswa pada materi pokok mikroskop (ranah kognitif dan psikomotor). Gambar 1. hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

G. Anggapan Dasar dan Hipotesis

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Seluruh siswa dalam kelas yang digunakan dalam penelitian memiliki kemampuan belajar, menerima materi pelajaran, dan mengalami lama waktu belajar yang sama dengan faktor-faktor lain diabaikan.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H0: Tidak ada pengaruh penggunaan metode demonstrasi dengan media realia

terhadap hasil belajar pada materi pokok mikroskop. X1

X2


(15)

H1: Ada pengaruh penggunaan metode demonstrasi dengan media realia

terhadap hasil belajar pada materi pokok mikroskop.

H0: Hasil belajar siswa pada materi pokok mikroskop melalui penggunaan

metode demonstrasi dengan media realia lebih tinggi daripada menggunakan metode diskusi.

H1: Hasil belajar siswa pada materi pokok mikroskop melalui penggunaan

metode demonstrasi dengan media realia lebih tinggi daripada menggunakan metode diskusi.


(16)

A. Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Interaksi yang bernilai edukatif ini dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan intruksional tertentu yang telah dirumuskan sebelum pembelajaran berlangsung. Guru dengan sadar dan penuh pertimbangan merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran, agar penyampaian materi kepada siswa dapat optimal (Djamarah dan Zain, 2006:1).

Dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Guru dan siswalah yang menggerakkan. Interaksi yang bertujuan itu disebabkan gurulah yang memaknai dengan menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan siswa dalam belajar. Guru memberikan layanan yang terbaik untuk siswa dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan. Guru berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang arif dan bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara guru dan siswa. Demi pencapaian tujuan pembelajaran.


(17)

Harapan yang tidak pernah sirna dan selalu guru tuntut adalah bagaimana bahan pelajaran yang guru sampaikan dapat dikuasai oleh siswa secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan ini dikarenakan siswa bukan hanya sebagai individu dengan segala

keunikannya, tetapi juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada 3 aspek yang membedakan siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, yaitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis. Setiap siswa memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lainnya. Perbedaan individual siswa tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi pembelajaran harus memperhatikan perbedaan siswa pada aspek individual ini (dalam Djamarah dan Zain, 2006:53).

Proses pembelajaran bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi suatu kegiatan yang lebih kompleks, yang memungkinkan subjek belajar merekonstruksi sendiri pengetahuannya. Pengetahuan siswa akan suatu hal merupakan proses yang terjadi terus menerus dan akan semakin sempurna dalam waktu yang lama. Bahkan dalam perkembangan

mengonstruksi pengetahuan siswa, dapat bermula dari konsep yang sangat kasar dan sederhana serta tidak lengkap dan pelan-pelan dalam proses pembelajaran akan menjadi semakin lengkap, tepat, dan benar. Oleh karena itu, guru berperan sebagai mediator dan fasilitator untuk membantu

mengoptimalkan belajar siswa. Dengan cara-cara yang telah difikirkan dengan matang, terencana dengan baik, terkonsep, dan dijalankan dengan sebaik-baiknya.


(18)

Pada kondisi dimana siswa memiliki konsep atau mampu memberikan contoh hanya secara hapalan maka diperlukan suatu pendekatan dan teknik

pembelajaran dalam mengelola lingkungan pembelajaran agar terjadi interaksi aktif dalam proses pembelajaran. Siswa dapat mengorganisasikan dan

mengadaptasikan pengalamannya, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemahamana konsep siswa menjadi lebih baik. Untuk mewujudkan itu semua diperlukan metode pembelajaran yang tepat. Oleh karena itu, guru perlu mengenal, memahami, dan mempelajari metode-metode pembelajaran yang dapat diterapkan di kelasnya.

Menurut Slameto (2003:65) metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Selanjutnya mengajar sendiri adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang lain kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai, dan mengembangkannya. Dan menurut Rohani dan Ahmadi (1995:111) metode adalah suatu cara kerja yang sistematis dan

umum. Metode berfungsi sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan, makin baik suatu metode maka akan semakin efektif pula dalam pencapaian keberhasilannya. Tetapi, tidak ada suatu metode pun yang dapat dikatakan paling baik bagi semua macam usaha pencapaian tujuan. Baik atau tidaknya suatu metode dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Metode memiliki andil yang cukup besar dalam kegiatan pembelajaran. Kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa akan ditentukan dengan kerelevansian penggunaan metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan


(19)

standar keberhasilan yang terpatri di dalam suatu tujuan. Metode yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran bermacam-macam. Penggunaannya tergantung dari rumusan tujuan. Dengan menggunakan metode diharapkan dapat melahirkan kegairahan siswa dalam belajar. Karena bukanlah guru yang memaksa siswa untuk mencapai tujuan tetapi siswa yang dengan sadar

mencapai tujuan (Djamarah dan Zain, 2006:3). Salah satu metode

pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh guru adalah metode demonstrasi.

B. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode yang paling sederhana dibandingkan dengan metode-metode mengajar lainnya. Metode demonstrasi adalah metode klasikal yang telah ada sejak zaman dulu. Menurut Sriyono (1991:116)

metode demonstrasi adalah suatu kegiatan memperlihatkan suatu gerak atau proses kerja sesuatu. Pelaksanaannya bisa jadi guru atau orang lain yang sengaja diminta memperlihatkan proses kerja sesuatu. Sukarno (1977:53) memiliki pendapat yang serupa dengan Sriyono, yaitu metode demonstrasi adalah kegiatan pembelajaran dimana guru memperlihatkan suatu proses atau kejadian kepada murid atau memperlihatkan cara kerja sesuatu alat kepada sekelompok murid-murid. Sagala (2005:210) mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh siswa secara nyata atau tiruannya, sehingga melalui metode ini siswa berkesempatan mengembangkan


(20)

kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlihat dalam proses, serta dalam pengambilan kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan.

Berdasarkan ketiga pendapat tersebut diketahui bahwa demonstrasi dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur, membuat, menggunakan, dan membandingkan suatu cara dengan cara yang lain untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu, sehingga penulis menarik kesimpulan bahwa metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau menunjukan suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya atau tiruannya yang sering disertai penjelasan lisan.

Metode demonstrasi hampir sejenis dengan eksperimen. Tetapi disini siswa tidak ikut melakukan percobaan hanya melihat saja apa yang dilakukan oleh guru yang dapat dibantu oleh satu atau lebih siswa. Melalui kegiatan ini siswa dapat berpartisipasi dalam mengamati dengan teliti, secara seksama dan penuh perhatian selama pelajaran berlangsung sehingga proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga akan membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Dengan demonstrasi siswa dapat mengamati bagian-bagian dari suatu benda atau alat seperti bagian tubuh manusia atau bagian dari mikroskop. Siswa juga dapat menyaksikan suatu alat atau mesin bekerja seperti gunting atau autoklaft, sehingga siswa akan mengetahui kebenaran dari suatu teori di dalam praktek (Roestiyah, 2008:83).

Melalui kegiatan demonstrasi, guru dapat meningkatkan pemahaman siswa melalui penglihatan dan pendengaran. Siswa diminta untuk memperhatikan


(21)

dan mendengarkan baik-baik semua keterangan guru sehingga ia menjadi lebih paham tentang mengerjakan sesuatu. Metode demonstrasi dapat digunakan untuk memenuhi dua fungsi. Pertama, dapat digunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan infomasi kepada siswa. Bagi siswa melihat bagaimana sesuatu berlangsung lebih menarik, merangsang perhatian, dan menantang daripada hanya mendengar penjelasan. Kedua, metode

demonstrasi dapat membantu meningkatkan daya pikir siswa, terutama daya pikir siswa dalam peningkatan kemampuan mengenal, mengingat, berpikir konvergen, dan berpikir evaluatif. Pengembangan daya pikir yang dimulai sejak dini akan sangat membantu siswa dalam memperoleh pengalaman belajar di bidang IPA dan IPS. Metode demonstrasi memberikan kesempatan pada siswa untuk memperkirakan apa yang akan terjadi, bagaimana hal itu dapat terjadi, dan mengapa hal itu terjadi. Untuk menjawab apa yang akan terjadi, siswa berusaha memperhatikan ilustrasi yang ada dan memperhatikan apa yang dilakukan guru secara terpadu (Moeslichatoen, 2004:114).

Sanjaya (2009:153-154) mengemukakan tentang langkah-langkah penggunaan metode demonstrasi, yaitu:

Tahapan pertama adalah pembukaan, adapun langkah-langkah dalam pembukaan, yaitu:

1. Guru memerintahkan siswa untuk mengatur formasi tempat duduk, sebaiknya tempat duduk diatur agar berpusat pada guru. Formasi tempat duduk dapat dibuat menjadi setengah lingkaran, pengaturan tempat duduk dimaksudkan agar poses demonstrasi dapat diamati dengan baik oleh seluruh siswa.


(22)

2. Guru memberitahukan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.

3. Guru memberitahukan bahwa siswa boleh mencatat hal-hal yang penting atau guru memberikan tugas lain.

Tahapan kedua adalah inti, langkah-langkah dalam kegiatan inti adalah: 1. Melaksanakan kegiatan demonstrasi yang sebelumnya telah direncanakan

sebaik-baiknya.

2. Guru memberikan pertanyaan yang dapat merangsang keaktifan siswa. 3. Guru harus mampu menghadirkan suasana yang nyaman dan kondusif agar

siswa dapat berkonsentrasi penuh pada pelajaran yang sedang berlangsung. 4. Guru harus dapat menyajikan demonstrasi yang dapat teramati dengan

jelas oleh siswa.

5. Siswa diberikan kesempatan untuk berfikir, untuk mencerna pengetahuan yang telah diperoleh, dapat dilakukan dengan menganalisis pengetahuan yang didapat.

Tahapan yang terakhir adalah penutup, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pemberian tugas tentang materi yang telah dipelajari.

2. Melakukan evaluasi, untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa setelah dilakukannya demonstrasi, evaluasi juga berfungsi untuk mengetahui tingkat keberhasilan demonstrasi yang dilakukan, dalam upaya untuk perbaikan pelaksanaan demonstrasi selanjutnya.

Dari penjelasan langkah-langkah pelaksanaan demonstrasi di atas dapat diketahui metode ini bisa menjadi salah satu wahana untuk memberikan pengalaman belajar agar siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan lebih


(23)

baik. Melalui kegiatan demonstrasi siswa dibimbing untuk menggunakan mata dan telinganya secara terpadu, sehingga hasil pengamatan kedua indra atau lebih itu dapat menambah penguasaan materi pelajaran yang diberikan. Pengamatan kedua indra itu akan saling melengkapi pemahaman siswa tentang segala hal yang ditunjukkan, dikerjakan, dan dijelaskan dalam kegiatan

demonstrasi tersebut karena siswa dilatih untuk menangkap unsur-unsur penting di dalam proses pengamatan maka kemungkinan melakukan kesalahan sangatlah kecil, bila dia harus menirukan apa yang telah didemonstrasikan oleh guru, dibandingkan jika ia melakukan hal yang sama hanya berdasarkan penjelasan oleh guru (Moeslichatoen, 2004:116).

Roestiyah (2008:84) berpendapat agar teknik demonstrasi dapat berjalan dengan efektif, maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional agar dapat memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar.

2. Mempertimbangkan baik-baik apakah pilihan teknik demonstrasi dapat menjamin tercapainya tujuan yang telah dirumuskan.

3. Mempertimbangkan apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demonstrasi dapat berhasil.

4. Meneliti alat dan bahan yang akan digunakan,yaitu mengenai jumlah, kondisi, dan tempatnya. Mengenali baik-baik alat-alat yang digunakan, mencobanya terlebih dahulu agar demonstrasi berhasil.

5. Menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan;.

6. Menyediakan waktu yang cukup, sehingga dapat memberi keterangan bila perlu dan siswa bisa bertanya.


(24)

7. Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk mengamati dengan baik dan bertanya.

8. Melakukan evaluasi apakah demonstrasi yang akan dilakukan berhasil, bila perlu demonstrasi dapat diulang.

Selain pendapat dari Roestiyah, Moestichatoen (2004:116) juga menambahkan agar demonstrasi dapat berpengaruh optimal, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Pertama, apa yang ditunjukkan atau dilakukan guru harus dapat diamati secara jelas oleh siswa yang diajar. Bila mana dirasakan kurang maka pengulangan tidak dilakukan secara tergesa-gesa, melainkan dilakukan dengan penuh kesabaran dan ketenangan agar tidak berdampak negatif pada siswa. Kedua, dalam memberikan penjelasan suara guru harus dapat didengar dengan jelas. Modulasi suara hendaknya tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Modulasi suara yang terlalu tinggi menyebabkan siswa menjadi lekas lelah, sedangkan modulasi suara yang terlalu rendah menjadikan siswa lekas bosan. Keadaan semacam ini menyebabkan konsentrasi perhatian anak kepada kegiatan demonstrasi guru berkurang atau bahkan menjadi buyar.

Penggunaan teknik demonstrasi sangat menunjang proses interaksi di dalam kelas. Ada beberapa kelebihan dari metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar menurut Sagala (2005:211), antara lain:

1. Perhatian siswa dapat diarahkan pada hal-hal yang dianggap penting sehingga hal-hal yang dianggap penting dapat diamati secara teliti. Perhatian siswa lebih mudah dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal yang tidak relevan.


(25)

2. Dapat membimbing siswa ke arah berpikir yang sama dalam satu pikiran yang sama.

3. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan siswa akan dapat dijawab lebih teliti pada waktu demonstrasi.

Selain tiga kelebihan yang telah dikemukakan oleh Sagala di atas, Roestiyah (2008:84) juga menambahkan, dengan menerapkan demonstrasi di kelas maka kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh konkrit. Sehingga kesan yang diterima siswa lebih mendalam dan tinggal lebih lama pada jiwanya. Akibat selanjutnya memberikan motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar. Jadi dengan demonstrasi itu siswa dapat berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung serta dapat mengembangkan kecakapannya.

Selain memiliki kelebihan tentunya metode demonstrasi memiliki kelemahan pula, yaitu:

1. Metode ini memerlukan keterampilan secara khusus, karena tanpa didukung dengan hal itu pelaksanaan demonstrasi tidak akan berjalan efektif dan efesien.

2. Fasilitas seperti alat, tempat, dan biaya yang memadai terkadang tidak tersedia dengan baik.

Kelemahan lain dari metode demonstrasi dikemukakan oleh Roestiyah (2008:85), yaitu bila alat yang dipergunakan terlalu kecil, atau penempatan yang kurang tepat menyebabkan demonstrasi itu tidak dapat dilihat dengan jelas oleh seluruh siswa. Dalam hal ini dituntut juga guru harus mampu


(26)

menjelaskan proses berlangsungnya demonstrasi dengan bahasa dan suara yang dapat ditangkap oleh siswa. Bila waktu tidak tersedia dengan cukup, maka demonstrasi akan berlangsung terputus-putus, atau dijalankan dengan tergesa-gesa sehingga hasilnya kurang memuaskan. Dalam demonstrasi bila siswa tidak diikutsertakan maka proses demonstrasi akan kurang dipahami oleh siswa sehingga kurang berhasil adanya demonstrasi itu.

Menurut Sagala (2005:212) cara yang dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan dalam menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran adalah

a. Guru berusaha mengarahkan demonstrasi sedemikian rupa agar siswa memperoleh pengertian dan gambaran yang benar, pembentukan sikap, dan kecakapan praktis.

b. Mengusahakan supaya seluruh siswa dapat mengikuti demonstrasi sehingga memperoleh pengertian dan pemahaman yang sama.

c. Memberikan pengertian yang sejelas-jelasnya tentang landasan teori dari apa yang hendak didemonstrasikan.

Berbagai kelemahan yang dimiliki oleh metode demonstrasi seharusnya dapat memacu guru dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan disamping mendorong guru untuk lebih dapat merencanakan dan mempersiapkan diri dalam suatu proses pembelajaran.

C. Media Realia

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

’tengah’, ’perantara’, atau ’pengantar’. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun


(27)

kembali informasi visual atau verbal. AECT (Association of Education and Communication Technology dalam Arsad, 2007:3) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampai-kan pesan atau informasi.

Fleming (dalam Arsyad, 2007:3) mengemukakan bahwa media adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan

mendamaikannya. Dengan istilah mediator, media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar, yaitu siswa dan isi pelajaran. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Arsyad (2007:4) bahwa media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran. Dari ketiga pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa media adalah segala bentuk alat yang dapat menyampaikan pesan atau informasi.

Manfaat media menurut Kemp dan Dayton (dalam Arsyad, 2007:21), yaitu sebagai berikut :

1) Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama. 2) Perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. 3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif.

4) Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat. 5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.

6) Pengajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan. 7) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses

belajar dapat ditingkatkan.

8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif. Beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan.


(28)

Dalam penelitian ini, penulis memilih media realia karena dengan media realia tentu saja dapat membantu kelancaran dalam proses pembelajaran, dengan menggunakan media realia, guru tidak terlalu banyak menerangkan sesuatu dengan kata-kata sehingga mengefisienkan waktu dan tenaga. Selain itu, dengan pemakaian media realia akan menimbulkan daya tarik bagi siswa selain itu juga membuat konsentrasi siswa terhadap pembelajaran lebih tinggi.

Atmohoetomo (dalam Ahmadi dan Rohani, 1995:17) mengategorikan realia ke dalam mediavisual non-projected, sedangkan Arsyad mengategorikan media realia sebagai media tradisional. Menurut Pribadi dan Katrin (1998:142) media realia adalah alat penyampaian informasi yang berupa benda atau objek yang sebenarnya atau asli dan tidak mengalami perubahan yang berarti. Sedangkan Keren (2008:1) menyatakan media realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber belajar. Media realia pemanfaatannya tidak harus dihadirkan secara nyata dalam ruang kelas, melainkan dengan cara mengajak siswa melihat langsung (observasi) benda nyata ke lokasi.

Susmayanti (2008: 3) mengemukakan bahwa media realia adalah bahan nyata yang dipakai sebagai bahan ajar. Bisa berupa observasi terhadap lingkungan, benda nyata yang tidak dimodifikasi, tidak ada pengubahan, kecuali

dipindahkan dari kondisi aslinya. Dari ketiga pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa media realia adalah media yang menggunakan benda atau objek yang nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber belajar.


(29)

D. Hasil Belajar

Keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran. Sehubungan dengan hasil belajar Dimyati dan Mudjiono (1994:3) berpendapat bahwa:

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Hasil belajar siswa mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan

psikomotor. Hasil belajar tersebut tidak hanya berupa angka, tetapi dapat juga berupa deskripsi mengenai perbuatan atau tingkah laku siswa.

Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Apapun mata pelajarannya selalu

mengandung ranah ini, namun penekanannya yang berbeda. Mata pelajaran praktik lebih menitikberatkan pada ranah psikomotor, sedangkan mata pelajaran teori lebih menitikberatkan pada ranah kognitif, namun keduanya selalu mengandung ranah afektif (Anonim1, 2003:6).

Karena dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi pengukuran pada dua ranah yaitu kognitif dan psikomotor, maka disini peneliti hanya membahas dua ranah tersebut saja. Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan berfikir siswa. Ranah kognitif meliputi kemampuan menghapal, kemampuan

memahami, kemampuan menerapkan, kemampuan menganalisis, kemampuan mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi (Anonim1, 2003:11).

Lebih jelasnya Bloom menguraikan ranah ini dalam Arikunto (2008:117-120) sebagai berikut:


(30)

1. Mengenal (recognition)

Dalam pengenalan siswa diminta untuk memilih satu dari dua atau lebih jawaban.

Mengungkap atau mengingat kembali (recall)

Dalam mengingat kembali siswa diminta untuk mengingat kembali satu atau lebih fakta-fakta yang sederhana.

2. Pemahaman (comprehension)

Dengan pemahaman siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep 3. Penerapan atau aplikasi (application)

Untuk penerapan atau aplikasi ini siswa dituntut memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abstraksi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, atau cara) secara cepat untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan menerapkan secara benar.

4. Analisis (analysis)

Dalam tugas analisis ini siswa diminta untuk menganalis suatu hubungan atau situasi yang kompleks atas konsep-konsep dasar.

5. Sintesis (synthesis)

Pertanyaan-pertanyaan untuk soal sintesis disusun sedemikian rupa sehingga meminta siswa untuk menggabungkan atau menyusun kembali (reorganize) hal-hal yang spesifik agar dapat mengembangkan suatu struktur baru. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa soal sintesis ini siswa diminta untuk melakukan generalisasi.


(31)

6. Evaluasi (evaluation)

Soal evaluasi bermaksud untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai sesuatu kasus yang diajukan oleh penyusun soal.

Ranah psikomotor berhubungan dengan keterampilan siswa. Hal ini diperjelas oleh Bloom dalam Anonim2(2003:5) berpendapat bahwa ranah psikomotor ini

berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik.

Buttler dalam Anonim2(2003:9) menjelaskan bahwa hasil belajar psikomotor

dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaituspesific responding, motor chaining,

danrule using. Pada tingkatspesific respondingsiswa baru mampu merespon hal-hal yang bersifat fisik, yang dapat didengar dan dapat dilihat, atau diraba, atau dapat juga siswa baru mampu melakukan keterampilan yang bersifat tunggal. Padamotor chainingsiswa sudah mampu menggabungkan lebih dari dua keterampialan dasar menjadi satu keterampilan gabungan, sedangkan pada tingkatrule usingsiswa sudah dapat menggunakan hukum-hukum dan atau pengalaman-pengalaman untuk melakukan keterampilan kompleks.

Harrow dalam Arikunto (2008: 123-125) mengemukakan garis besar taksonomi dalam ranah psikomotor adalah sebagai berikut:

1. Gerakan refleks (reflex movement)

Merupakan respon gerak yang tidak disadari yang dimiliki sejak lahir, terbagi menjadi 3 yaitusegmental reflexes,intersegmental reflexes,


(32)

2. Dasar gerakan-gerakan (basic fundamental movement)

Merupakan gerakan-gerakan yang menuntun pada keterampilan yang bersifat kompleks. Dasar gerakan-gerakan dibagi menjadi 3 yaitu

locomotor movement, nonlocomotro movement,dan manipulative movement.

3. Perceptual abilities

Merupakan kombinasi dari kemampuan kognitif dan gerakan. Perceptial abilitiesdibagi menjadi 3 yaitubody awareness, body image,dan body relationship to surrounding objects in space.

4. Phsycal abilities

Adalah kemampuan yang diperlukan untuk mengembangkan gerakan-gerakan keterampilan tingkat tinggi. Kemampuan ini terbagi menjadi ketahanan (edurance), kekuatan (strength),flexibility, dan kecerdasan otak (agility).

5. Skilled movement

merupakan gerakan-gerakan yang memerlukan belajar. Skilled movement

terbagi menjadi 3 macam yaitusimple adaptive skills,coumpound adaptive skills, dancomplex adaptive skills.

6. Nondiscoursive communication

Merupakan gerakan-gerakan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Nondiscoursive communicationdibagi menjadi 2 macam saja yaitu


(33)

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei 2011 yang bertempat di SMP Perintis 1 Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap tahun pelajaran 2010/2011 SMP Perintis 1 Bandar lampung. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIIBsebagai kelas eksperimen dan siswa-siswi kelas VIICsebagai kelas kontrol yang diambil dengan teknik

cluster random sampling.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desainposttest-only control design. Penelitian ini menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan kondisi yang homogen. Kelompok eksperimen diberi pembelajaran dengan metode demonstrasi dan media realia, sedangkan


(34)

kelompok kontrol diberi pembelajaran tanpa metode demonstrasi dan media realia. Hasil tes unjuk kerja pada kedua kelompok subyek dibandingkan. Struktur desainnya adalah sebagai berikut:

Keterangan : I = kelompok eksperimen II = Kelompok kontrol

X = Perlakuan eksperimen (dengan kombinasi metode demonstrasi dengan media realia)

C = Kontrol (tanpa kombinasi metode demonstrasi dan media realia)

O = Observasi, O1= tes unjuk kerja pada kelompok

eksperimen, O2= tes unjuk kerja pada kelompok

kontrol (Dimodifikasi dari Sugiyono, 2008:112) Gambar 2. Desainposttest-only control design

Selain menggunakan instrumen berupa tes unjuk kerja sebagai instrumen utama, peneliti juga menggunakan instrumen lain yaitu pretes dan postes, yang kemudian akan dibandingkan hasilnya.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan

penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut :

1. Tahap Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah sebagai berikut :

I

X

O1


(35)

• membuat surat izin penelitian pendahuluan ke FKIP untuk obsevasi ke sekolah

• Mengadakan observasi dengan guru di sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk memperoleh keterangan tentang keadaan kelas yang akan diteliti.

• Menetapkan sampel penelitian untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

• Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

• Membuat lembar instrumen yaitu tes unjuk kerja (ranah psikomotor) untuk setiap pertemuan. Tes unjuk kerja berisi rubrik langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dan soal pretes dan postes (ranah kognitif) berupa soal pilihan jamak dengan empat pilihan jawaban untuk setiap pertemuan. Tiap soal pretes dan postes dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

2. Tahap Pelaksanaan

Mengadakan kegiatan pembelajaran untuk kelompok eksperimen menggunakan metode demonstrasi dengan media realia, serta metode diskusi kelompok tanpa media untuk kelompok kontrol. Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:

Kelompok Eksperimen (menggunakan metode demonstrasi dengan media realia)


(36)

• Guru memberikan pretes mengenai: mikroskop dan alat

pendukung lainnya (pertemuan I); mikroskop dan pengamatan objek (pertemuan II); dan mikroskop, sayatan, dan preparat basah (pertemuan III).

• Guru menyampaikan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan tujuan pembelajaran yang diharapkan tentang mikroskop.

• Meminta siswa membentuk kelompok dengan teman duduk sebelahnya masing-masing (1 kelompok terdiri dari 2 orang), pembentukkan kelompok mengabaikan tingkat kemampuan belajar siswa (kemampuan belajar siswa satu kelas dianggap homogen). Siswa membentuk kelompok agar dapat saling bekerja sama dan berdiskusi dalam mengerjakan LKS dari guru.

• Guru menyiapkan alat dan bahan (media realia) untuk demonstrasi.

• Guru memberikan motivasi kepada siswa. Pertemuan I :

Bagaimana cara mengamati dan mengukur

komponen-komponen biotik dan abiotik di sekitar kita, seperti mengamati organisme-organisme mikroskopis yang ada di dalam air kolam, dan mengukur derajat keasaman air kolam?


(37)

Pertemuan II:

Organisme yang kita amati tidak saja yang berada di

lingkungan sekitar kita tetapi juga organisme yang berada di tempat yang jauh atau organisme yang langka, sehingga sangat perlu dilakukan pengawetan terhadap organisme tersebut. Pertemuan III:

Organisme-organisme mikroskopis banyak yang dapat

memberikan keuntungan bagi manusia, seperti beberapa jenis jamur dan bakteri. Untuk memperoleh mamfaat dari

organisme-organisme ini maka diperlukan pengamatan lebih lanjut. Oleh karena itu diperlukan alat-alat yang dapat dimamfaatkan untuk mengamati organisme mikroskopis ini seperti mikroskop.

• Guru memberikan apersepsi untuk menggali pengetahuan awal siswa.

Pertemuan I :

Makhluk hidup tersusun dari sel yang berukuran sangat kecil. Sel-sel ini tidak dapat kita amati dengan mata telanjang. Tetapi kita dapat mengamatinya dengan bantuan alat-alat bantu

pengamatan. Pertemuan II:

Pernahkah kalian melihat gambar bakteri atau organisme bersel satu yang lain di buku pelajaran IPA. Gambar sel tersebut didapat dari hasil foto objek pengamatan yang diamati dengan


(38)

mikroskop. Dari hasil foto tersebut kita dapat mempelajari organisme bersel satu lebih lanjut.

Pertemuan III:

Objek-objek yang akan diamati di bawah mikroskop harus dibuat menjadi preparat terlebih dahulu. Objek ini tidak bisa langsung diamati, karena harus dibuat menjadi preparat yang tipis . Untuk dapat membuat preparat yang baik kita harus mempelajari cara melakukan sayatan terlebih dahulu..

Kegiatan inti

• Guru menyampaikan materi tentang mikroskop dengan cara melakukan demonstrasi dibantu media realia.

Pertemuan I:

materi tentang alat bantu pengamatan di lapangan dan di laboratorium, dan materi tentang mikroskop.

Pertemuan II:

materi tentang mikroskop dan pengamatan objek. Pertemuan III:

materi tentang mikroskop, sayatan, dan preparat basah.

• Membagikan LKS kepada masing-masing siswa. Siswa menyelesaikan tugas mereka bersama kelompoknya, terjadi kerja sama antara anggota kelompok untuk menjawab pertanyaan. Jika terdapat siswa yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran ataupun menjawab pertanyaan


(39)

yang diberikan guru, siswa dapat menanyakan pada teman satu kelompok atau menanyakan langsung pada guru.

• Guru memantau aktivitas diskusi siswa, dengan mendatangi dan mengamati setiap kelompok secara berurutan.

• Meminta siswa untuk mengumpulkan LKS mereka.

• Memilih secara acak siswa (4 orang) secara berurutan untuk maju ke depan kelas dan mengulang kembali demonstrasi yang dilakukan oleh guru.

• Meminta siswa lainnya untuk menganalisis kebenaran dan kelengkapan jawaban siswa yang maju, dengan

membandingkan dengan demonstrasi yang telah dilakukan guru sebelumnya, analisis siswa ditulis di selembar kertas

(sedangkan guru mengisi lembar tes unjuk kerja untuk siswa yang maju).

• Meminta siswa untuk mengumpulkan lembar hasil analisis yang telah ditulisnya.

• Memberi informasi atau penegasan atas demonstrasi atau jawaban yang benar.

• Mempersilahkan apabila ada siswa yang ingin bertanya seputar materi tentang mikroskop.

• Bersama siswa menarik kesimpulan dari materi tentang mikroskop.


(40)

Penutup

• Guru memberikan postes mengenai: mikroskop dan alat pendukung lainnya (pertemuan I); mikroskop dan

pengamatan objek (pertemuan II); dan mikroskop, sayatan, dan preparat basah (pertemuan III).

• Meminta siswa membaca materi untuk pertemuan selanjutnya, kecuali pada pertemuan ketiga.

Kelompok Kontrol ( menggunakan metode diskusi kelompok tanpa media)

Pendahuluan

• Guru memberikan pretes mengenai: mikroskop dan alat

pendukung lainnya (pertemuan I); mikroskop dan pengamatan objek (pertemuan II); dan mikroskop, sayatan, dan preparat basah (pertemuan III).

• Guru menyampaikan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan tujuan pembelajaran yang diharapkan tentang mikroskop.

• Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok. Siswa dibagi ke dalam kelompok agar dapat saling bekerja sama dan berdiskusi dalam mengerjakan LKS dari guru. Pembagian kelompok dilakukan oleh guru berdasarkan urutan tingkat kemampuan. 1 kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa, dimana dalam 1 kelompok terdiri dari 1-2 siswa pintar, 1-2 siswa sedang, dan 1-2 siswa kurang pintar.


(41)

• Guru memberikan motivasi kepada siswa. Pertemuan I :

Bagaimana cara mengamati dan mengukur

komponen-komponen biotik dan abiotik di sekitar kita, seperti mengamati organisme-organisme mikroskopis yang ada di dalam air kolam, dan mengukur derajat keasaman air kolam? Pertemuan II:

Organisme yang kita amati tidak saja yang berada di

lingkungan sekitar kita tetapi juga organisme yang berada di tempat yang jauh atau organisme yang langka, sehingga sangat perlu dilakukan pengawetan terhadap organisme tersebut. Pertemuan III:

Organisme-organisme mikroskopis banyak yang dapat

memberikan keuntungan bagi manusia, seperti beberapa jenis jamur dan bakteri. Untuk memperoleh mamfaat dari

organisme-organisme ini maka diperlukan pengamatan lebih lanjut. Oleh karena itu diperlukan alat-alat yang dapat dimamfaatkan untuk mengamati organisme mikroskopis ini seperti mikroskop.

• Guru memberikan apersepsi untuk menggali pengetahuan awal siswa.

Pertemuan I :

Makhluk hidup tersusun dari sel yang berukuran sangat kecil. Sel-sel ini tidak dapat kita amati dengan mata telanjang. Tetapi


(42)

kita dapat mengamatinya dengan bantuan alat-alat bantu pengamatan.

Pertemuan II:

Pernahkah kalian melihat gambar bakteri atau organisme bersel satu yang lain di buku pelajaran IPA. Gambar sel tersebut didapat dari hasil foto objek pengamatan yang diamati dengan mikroskop. Dari hasil foto tersebut kita dapat mempelajari organisme bersel satu lebih lanjut.

Pertemuan III:

Objek-objek yang akan diamati di bawah mikroskop harus dibuat menjadi preparat terlebih dahulu. Objek ini tidak bisa langsung diamati, karena harus dibuat menjadi preparat yang tipis. Untuk dapat membuat preparat yang baik kita harus mempelajari cara melakukan sayatan terlebih dahulu.

Kegiatan inti

• Guru menyampaikan materi awal tentang mikroskop

• Membagi LKS kepada setiap kelompok yang berisi ringkasan materi dan pertanyaan-pertanyaan. Siswa menyelesaikan tugas mereka bersama kelompoknya, terjadi kerja sama antara anggota kelompok untuk menjawab pertanyaan. Jika terdapat siswa yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran ataupun menjawab pertanyaan yang diberikan guru, siswa dapat menanyakan pada teman satu kelompok atau


(43)

• Guru memantau aktivitas diskusi siswa, dengan mendatangi dan mengamati setiap kelompok secara berurutan.

• Meminta siswa untuk mengumpulkan LKS mereka.

• Memilih secara acak siswa (4 orang) secara berurutan untuk maju ke depan kelas dan melakukan demonstrasi yang diperintahkan guru.

• Meminta siswa lainnya untuk menganalisis kebenaran dan kelengkapan jawaban siswa yang maju dengan menulisnya di selembar kertas (sedangkan guru mengisi lembar tes unjuk kerja untuk siswa yang maju).

• Meminta siswa untuk mengumpulkan lembar hasil analisisnya.

• Memberi informasi atau penegasan atas demonstrasi atau jawaban yang benar.

• Mempersilahkan apabila ada siswa yang ingin bertanya seputar materi tentang mikroskop.

• Bersama siswa menarik kesimpulan dari materi tentang mikroskop.

Penutup

• Guru memberikan postes mengenai: mikroskop dan alat

pendukung lainnya (pertemuan I); mikroskop dan pengamatan objek (pertemuan II); dan mikroskop, sayatan, dan preparat basah (pertemuan III).

• Meminta siswa membaca materi untuk pertemuan selanjutnya, kecuali pada pertemuan terakhir (pertemuan ketiga).


(44)

E. Teknik Pengambilan Data

Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. 1. Data kuantitatif diperoleh dari data kognitif siswa.

Data kognitif siswa berupa penguasaan konsep siswa yang diambil dengan memberikan pretes dan postes pada setiap pertemuan. Nilai pretes diambil sebelum pembelajaran, sedangkan nilai postes diambil setelah

pembelajaran baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Soal diberikan dalam bentuk pilihan jamak, yang terdiri dari 10 soal pada setiap pertemuan dengan empat pillihan jawaban (a, b, c, dan d). Kemudian dihitung selisih antara nilai rata-rata postes dan nilai rata-rata pretes dibagi dengan selisih antara nilai rata-rata maksimal dan nilai rata-rata pretes lalu hasilnya dikalikan dengan seratus. Persamaan tersebut disebut dengan N-gain,setelah itu dianalisis secara statistik. Untuk mendapatkanN-gain

pada setiap pertemuan menggunakan formula hake (Loranz, 2008:2) sebagai berikut:

100

x Y Z

Y X gain N

− − = −

Keterangan: X = nilai rata-rata postes Y= nilai rata-rata pretes Z = nilai rata-rata maksimal

2. Data kualitatif diperoleh dari data psikomotor siswa.

data ini berupa psikomotorik siswa yang diambil dengan menggunakan tes unjuk kerja pada setiap pertemuan baik pada kelompok eksperimen


(45)

Tabel 1. Tabel Psikomotorik Siswa

No. Nama Siswa Psikomotorik Siswa pada Pertemuan ∑

1 2 3

1 2 3

Rata-rata

Modifikasi dari Sudijono (2007:79)

Keterangan:

Tabel 2. Tabel Tes Unjuk Kerja Pertemuan 1

No Sub Materi Rubrik Skor

1. Alat Bantu pengamatan di lapangan

• Jika siswa benar dalam menyebutkan nama alat bantu pengamatan.

• Jika siswa benar dalam mengklasifikasi-kan alat, apakah termasuk alat bantu pengamatan di lapangan atau di laboratorium.

• Jika siswa benar dalam menyebutkan jenis alat bantu pengamatan.

• Jika siswa benar dalam menyebutkan bahan pembuat alat bantu pengamatan.

• Jika siswa benar dalam menjelaskan fungsi dari alat bantu pengamatan.

• Jika siswa benar dalam menjelaskan cara menggunakan alat bantu pengamatan.

1 1 1 1 1 1 Total 6

2. Alat Bantu pengamatan di

laboratorium

• Jika siswa benar dalam menyebutkan nama alat bantu pengamatan.

• Jika siswa benar dalam mengklasifikasi-kan alat, apakah termasuk alat bantu pengamatan di lapangan atau di laboratorium.

• Jika siswa benar dalam menyebutkan jenis alat bantu pengamatan.

• Jika siswa benar dalam menyebutkan bahan pembuat alat bantu pengamatan.

• Jika siswa benar dalam menjelaskan fungsi dari alat bantu pengamatan.

• Jika siswa benar dalam menjelaskan cara

1 1 1 1 1 1


(46)

menggunakan alat bantu.

Total 6

3. Bagian-bagian mikroskop

• Jika siswa benar dalam mengklasifikasi-kan 2 bagian mikroskop termasuk bagian optik.

• Jika siswa benar dalam mengklasifikasi-kan 3-4 bagian mikroskop termasuk ke dalam bagian optik.

• Jika siswa benar dalam mengklasifikasi-kan 3 bagian mikroskop termasuk bagian mekanik.

• Jika siswa benar dalam mengklasifikasi-kan 4-5 bagian mikroskop termasuk ke dalam bagian mekanik.

• Jika siswa benar dalam mengklasifikasi-kan 6-7 bagian mikroskop termasuk ke dalam bagian mekanik.

• Jika siswa benar dalam mengklasifikasi-kan 8-9 bagian mikroskop termasuk bagian mekanik.

• Jika siswa benar dalam menunjukkan kemudian menyebutkan 3-4 nama bagian mikroskop.

• Jika siswa benar dalam menunjukkan kemudian menyebutkan 5-7 nama bagian mikroskop.

• Jika siswa benar dalam menunjukkan kemudian menyebutkan 8-10 nama bagian mikroskop.

• Jika siswa benar dalam menunjukkan kemudian menyebutkan 11-13 nama bagian mikroskop. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Total 10 4. Fungsi mikroskop

• Jika siswa benar dalam menyebutkan nama kemudian menjelaskan fungsi 3-4 bagian mikroskop.

• Jika siswa benar dalam menyebutkan nama kemudian menjelaskan fungsi 5-6 bagian mikroskop.

• Jika siswa benar dalam menyebutkan nama kemudian menjelaskan fungsi 7-8 bagian mikroskop.

• Jika siswa benar dalam menyebutkan

1

1

1


(47)

nama kemudian menjelaskan fungsi 9-10 bagian mikroskop.

• Jika siswa benar dalam menyebutkan nama kemudian menjelaskan fungsi 11-13 bagian mikroskop.

1

Total 5

5 Tata cara penggunaan Ph-meter (multitester HANA H1 8424)

• Jika siswa mengaktifkan pH-meter dengan menekan tombol ON/OFF.

• Jika siswa menekan tombol RANGE dan memilih option pH.

• Jika siswa menekan tombol

CAL/SELECT untuk mengalibrasi pH-meter.

• Jika siswa memasukkan pH-meter ke dalam larutan yang akan diukur tingkat keasamannya, dengan merendamsensing electrode/glass bulb2-3 menit sampai LCD menunjukkan angka pH yang stabil.

• Jika siswa menjelaskan dengan benar cara mencari pH tanah, dengan cara melarutkan terlebih dahulu tanah yang akan diukur dengan aquades di dalam gelas kimia atau wadah lain.

• Jika siswa melaksanakan langkah-langkah menggunakan pH-meter dengan tertib. 1 1 1 1 1 1 Total 6 Tata cara penggunaan higrometer

• Jika siswa mengalibrasikan higrometer dengan membalutnya menggunakan kain yang agak basah.

• Jika siswa menjelaskan cara mengukur kelembaban tanah dengan mengubur higrometer di dalam tanah.

• Jika siswa menggantung higrometer untuk mengukur kelembaban udara.

• Jika siswa melaksanakan langkah-langkah menggunakan higrometer dengan tertib.

1

1

1 1

Total 4

Jumlah Total Skor 37


(48)

Tabel 3. Tes Unjuk Kerja Siswa Pertemuan 2

No. Sub Materi Rubrik Skor

1. Tata cara penggunaan mikroskop

• Jika siswa menaikkan tubus mikroskop.

• Jika siswa memilih lensa obyektif dengan perbesaran paling lemah.

• Jika siswa mengatur reflektor dengan benar untuk memasukkan cahaya ke mikroskop.

• Jika siswa menempatkan objek yang akan diamati tepat di bawah lensa objektif.

• Jika siswa menjepit gelas benda dengan menggunakan penjepit objek lalu amati objeknya.

• Jika siswa menurunkan tubus sampai diperoleh bayangan benda yang paling jelas, dengan menggunakan pengarah kasar.

• Jika siswa untuk menemukan sasaran yang dicari, menggeser-geser gelas bendanya.

• Jika siswa memutar-mutar pengarah halus untuk mendapatkan bayangan yang fokus benar.

• Jika siswa memutar revolver hingga terdengar bunyi klik untuk melihat preparat dengan perbesaran kuat.

• Jika siswa melaksanakan

langkah-langkah menggunakan mikroskop dengan tertib. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Total 10

2. Tata cara membawa mikroskop (keselamatan kerja)

• Jika siswa memegang lengan mikroskop dengan kuat menggunakan satu tangan.

• Jika siswa menahan kaki mikroskop menggunakan satu tangan lainnya.

1 1

Total 2

3. Tata cara menyimpan mikroskop (keselamatan kerja)

• Jika siswa membersihkan lensa dengan lens paper.

• Jika siswa memosisikan kedudukan meja preparat dalam posisis datar.

• Jika siswa melepas preparat dari meja preparat.

1 1 1


(49)

• Jika siswa membersihkan bagian-bagian mikroskop dari sisa-sisa objek yang diamati.

• Memeriksa keutuhan dan kelengkapan setiap bagian-bagian mikroskop.

1

1

Total 5

Jumlah Total Skor 17

Tabel 4. Tes Unjuk Kerja Siswa Pertemuan 3

No. Sub Materi Rubrik Skor

1. Tata cara melakukan sayatan pada bahan

• Jika siswa benar dalam menentukan arah irisan sesuai dengan jenis sayatan yang dipilih.

• Jika siswa menyayat dengan arah sayatan dari belakang ke depan.

• Jika siswa mengiris setipis mungkin bahan.

1

1 1

Total 3

3. Tata cara membuat preparat basah (dari air rendaman jerami)

• Jika siswa membersihkan terlebih dahulu gelas benda dan gelas penutup yang akan digunakan dengan menggunakan alkohol.

• Jika siswa benar meneteskan air rendaman jerami ± sebanyak 1 tetes dengan menggunakan pipet tetes di tengah kaca benda yang telah dibersihkan dengan alkohol.

• Jika siswa benar dalam menutup tetesan pada gelas benda dengan menggunakan gelas penutup.

• Jika siswa benar dalam meneteskan ujung kaca penutup dengan setetes pewarna dengan menggunakan pipet tetes, dan menempelkan kertas isap di ujung kaca penutup yang lain.

• Jika siswa melaksanakan langkah-langkah membuat preparat basah dengan tertib. 1 1 1 1 1 Total 5


(50)

F. Teknik Analisis Data 1. Uji Validitas Soal

Uji validitas soal dilakukan dengan menggunakan formula Pearson

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

= 2 2 2 2 1 X N -XY Y Y N X Y X N r

Keterangan: r1 = koefisien korelasi antara varians Xdan Y, dua varians yang dikorelasikan (x = X-X dan y = Y- Y).

2

X = kuadrat dari X

2

Y = kuadrat dari Y N = jumlah siswa

XY = jumlah perkalian X dengan Y

Tetapi pada pelaksanaannya dengan menggunakan programsofware

SPSS 17.

Kriteria pengujian : Jika rhitung> rtabel,maka butir soal valid. (Sudijono,

2007: 181).

2. Uji Reliabilitas Soal

Uji reliabilitas soal dilakukan dengan menggunakan formula Kuder Richadson     −       − = ) )( ( ) ( 1 1 2 11 St n Mt n Mt n n r

Keterangan : r11 = koefisien reliabilitas tes n = banyaknya butir item 1 = bilangan konstan St2 = varians total

Mt = Mean total.

Tetapi pada pelaksanaannya dengan menggunakan programsofware


(51)

Kriteria pengujian : Jika rhitung> rtabel,maka butir soal reliabel (Sudijono,

2007: 253).

3. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dihitung menggunakan ujiLillieforsdengan

menggunakan programsoftwareSPSS versi 17, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Merumuskan Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

b. Menentukan nilai rata-rata

N Xi X =

Keterangan : N = Jumlah siswa Xi = Nilai siswa

X = Nilai rata-rata c. Menentukan nilai simpangan baku (S)

) 1 ( ) ( 2 2 2 − − =

n n Xi Xi n S

Keterangan : S = Simpangan baku n = Banyaknya data d. Membuat tabel seperti berikut:

Xi Zi F(Zi) S(Zi) F(Zi)S(Zi)

Xi = data disusun dari yang terkecil hingga yang terbesar

S X Xi Zi= −

Dari F(Zi)–S(Zi) diperoleh harga Lo yaitu dengan mengambil harga yang terbesar.


(52)

e. Kriteria Pengujian

Terima Ho Jika Lhitung< Ltabel, tolak Ho untuk harga yang lainnya

(Sudjana, 2002: 466).

4. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas data dihitung menggunakan ujiBartlettdengan menggunakan programsoftwareMINITAB. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda

1. Memasukkan angka-angka statistik untuk pengujian homogenitas pada tabel.

2. Menghitung varian gabungan dari semua sampel dengan rumus:

S2=

(

)

(

)

      − −

1 1 2 i i i n S n

3. Menghitung Log S

4. Menghitung nilai B, dengan rumus: B = (log S2)

( )

ni−1

5. menghitung nilaiχ2hitung

χ2

hitung = (ln 10)

[

B

( )

dk logS2

]

b. Kriteria Uji

- Jikaχ2hitung <χ2tabelatau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima

- Jikaχ2hitung>χ2tabelatau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak


(53)

5. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan 2 rata-rata dan uji perbedaan 2 rata-rata dengan menggunakan programsoftware

SPSS 17.

a. Uji kesamaan dua rata-rata 1. Hipotesis

H0= Rata-rata skor kedua sampel sama

H1= Rata-rata skor kedua sampel tidak sama

2. Kriteria Uji

- Jika–ttabel< thitung< ttabel, maka Ho diterima

- Jika thitung< -ttabelatau thitung> ttabelmaka Ho ditolak

(Pratisto, 2004: 4) b. Uji perbedaan dua rata-rata

1. Hipotesis

H0= rata-rata skor pada kelas eksperimen sama dengan kelas

kontrol.

H1= rata-rata skor pada kelas eksperimen lebih tinggi dari

kelas kontrol. 2. Kriteria Uji

- Jika–ttabel< thitung< ttabel, maka Ho diterima

- Jika thitung< -ttabelatau thitung> ttabel, maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004: 4).

6. Mengolah Data Lembar Tes Unjuk Kerja

a. Menghitung persentase skor psikomotorik siswa bertujuan untuk melihat besarnya persentase skor psikomotorik siswa pada lembar tes unjuk kerja. Cara menghitungnya yaitu jumlah skor setiap aspek psikomotorik yang diperoleh siswa dibagi dengan jumlah


(54)

skor maksimal setiap aspek psikomotorik siswa dan hasilnya dikalikan dengan seratus persen. Persamaan tersebut disebut sebagai persentase aspek psikomotorik yang diperoleh siswa, lalu dianalisis secara deskriptif. Untuk mendapatkan persentase aspek psikomotorik siswa pada setiap pertemuan menggunakan rumus sebagai berikut:

% 100

x N

f P=

Ket : P = Persentase aspek psikomotorik yang diperoleh siswa f = Jumlah skor setiap aspek psikomotorik diperoleh siswa N = Jumlah skor maksimal setiap aspek psikomotorik siswa (dimodifikasi dari Sudijono, 2007:40).

b. Menafsirkan persentase skor siswa untuk mengetahui kemampuan siswa secara keseluruhan dengan menggunakan tafsiran Arikunto (2008:245), seperti pada tabel 5.

Tabel 5. Kategori lembar observasi siswa Persentase Kriteria

80,1% - 100% 60,1% - 80% 40,1% - 60% 20,1% - 40% 0,0% - 20%

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah


(55)

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan metode demonstrasi dengan media realia berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan siswa menggunakan mikroskop pada materi pokok mikroskop.

2. Penguasaan konsep oleh siswa pada materi pokok mikroskop melalui penggunaan metode demonstrasi dengan media realia lebih tinggi daripada menggunakan metode diskusi.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat melihat adanya kelemahan pada penelitian ini yaitu; waktu, alat dan bahan, observer tes unjuk kerja yang terbatas, sehingga tidak semua siswa dapat dinilai kemampuan psikomotorik-nya dengan menggunakan tes unjuk kerja karena hapsikomotorik-nya sebagian siswa saja yang melakukan demonstrasi. Lembar analisis yang ditulis siswa tidak dapat dijadikan acuan untuk menilai psikomotorik siswa, maka peneliti


(56)

menyarankan sampel penelitian agar dibagi menjadi kelompok-kelompok. Dimana pada masing-masing kelompok memiliki observer, disediakan pula alat dan bahan yang mencukupi agar setiap siswa dapat melakukan


(57)

xviii

Halaman Gambar

1. Hubungan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat ... 10

2. Desain Penelitian ... 30

3. Grafik Perbandingan Persentase Psikomotorik Siswa Pertemuan 1 ... 59

4. Grafik Perbandingan Persentase Psikomotorik Siswa Pertemuan 2 ... 61

5. Grafik Perbandingan Persentase Psikomotorik Siswa Pertemuan 3 ... 62

6. Siswa Kelas Eksperimen Mengerjakan Soal Evaluasi ... 191

7. Guru Melakukan Demonstrasi pada Kelas Eksperimen ... 191

8. Siswa Kelas Eksperimen Melakukan Demonstrasi dan Siswa Lainnya Menganalisis Demonstrasi Siswa yang Maju (Pertemuan 1) ... 192

9. Siswa Kelas Eksperimen Melakukan Demonstrasi (Pertemuan 2) ... 192

10. Kelas Kontrol Mengerjakan Soal Evaluasi ... 193

11. Guru sedang Menjelaskan Materi pada Kelas Kontrol ... 193

12. Siswa Kelas Kontrol sedang Mengerjakan LKS secara Berkelompok 194 13. Siswa Kelas Kontrol sedang Melakukan Demonstrasi ... 194


(58)

xiii

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

F. Kerangka Pikir ... 8

G. Anggapan Dasar dan Hipotesis ... 10

II. KERANGKA TEORITIS A. Pembelajaran ... 12

B. Metode Demonstrasi ... 15

C. Media Realia ... 22

D. Hasil Belajar ... 25

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

B. Populasi dan Sampel ... 29

C. Desain penelitian ... 29

D. Prosedur penelitian ... 30

E. Teknik Pengambilan Data ... 40

F. Teknik Analisis data 1. Uji Validitas Soal ... 46

2. Uji Reliabilitas Soal ... 46

3. Uji Normalitas Data ... 47

4. Uji Homogenitas Data ... 48

5. Pengujian Hipotesis ... 49

6. Uji Te Unjuk Kerja ... 49

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 51


(59)

xiv

DAFTAR PUSTAKA ... 67

LAMPIRAN 1. Perangkat Pembelajaran ... 71

2. Pembagian Kelompok Siswa ... 111

3. Uji validitas dan Reliabilitas Soal ... 112

4. Data hasil Penelitian ... 117

5. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ... 130

6. Foto-Foto Kegiatan pembelajaran ... 143


(60)

xvii

Halaman Tabel

1. Psikomotorik Siswa ... 41

2. Tes Unjuk Kerja Pertemuan 1 ... 41

3. Tes Unjuk Kerja Pertemuan 2 ... 44

4. Tes Unjuk Kerja Pertemuan 3 ... 45

5. Kategori Lembar Observasi Siswa ... 50

6. Hasil uji normalitas dan homogenitasN-gainpretes-postes siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 52

7. Hasil uji t nilaiN-gainpretes-postes siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 52

8. Hasil observasi terhadap aspek psikomotorik siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 54

9. Pembagian kelompok Siswa Kelas Kontrol ... 111

10.Case Processing Summary1 ... 112

11.Validility Statistics... 112

12.itemTotal Statistics ... 112

13.Case processing Summary2 ... 114

14.Reliability Statistics ... 114


(61)

xvii

18. Daftar Nilai Siswa Kelas Kontrol ... 119

19. Daftar Rata-Rata Nilai Siswa Kelas Kontrol ... 120

20. Lembar Observasi Tes Unjuk Kerja Kelas Eksperimen Pertemuan 1 121 21. Persentase Psikomotorik Siswa Pertemuan 1 ... 123

22. Lembar Observasi Tes Unjuk Kerja Kelas Eksperimen Pertemuan 2 123 23. Persentase Psikomotorik Siswa Pertemuan 2 ... 124

24. Lembar Observasi Tes Unjuk Kerja Kelas Eksperimen Pertemuan 3 124 25. Persentase Keterampilan Siswa Pertemuan 3 ... 125

26. Lembar Observasi Tes Unjuk Kerja Kelas Kontrol Pertemuan 1 ... 126

27. Persentase Psikomotorik Siswa Pertemuan 1 ... 127

28. Lembar Observasi Tes Unjuk Kerja Kelas Kontrol Pertemuan 2 ... 127

29. Persentase Psikomotorik Siswa Pertemuan 2 ... 128

30. Lembar Observasi Tes Unjuk Kerja Kelas Kontrol Pertemuan 3 ... 128

31. Persentase Psikomotorik Siswa Pertemuan 3 ... 129

32. Uji Normalitas terhadap Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 130

33. Uji Homogenitas terhadap Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 131

34. Uji t terhadap Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 132

35. Uji Satu Pihak terhadap Pretes kelas Eksperimen dan Kontrol ... 133

36. Uji Normalitas terhadap Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 134

37. Uji Homogenitas terhadap Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 135


(62)

xvii

41. Uji Homogenitas terhadap N-gain Kelas Eksperimen dan Kontrol .... 139 42. Uji t terhadap N-gain Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 140 43. Uji Satu Pihak terhadapN-gainkelas Eksperimen dan Kontrol ... 141


(63)

Anonim1. 2003.Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian.

Depdiknas. Jakarta.

Anonim2. 2003.Pedoman Khusus pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Psikomotor. Depdiknas. Jakarta.

Arikunto, S. 2008.Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran.Bumi Aksara. Jakarta. Arsyad. A. 2007.Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Atmojo, B. T. 1998.Penggunaan Media Benda Asli pada Pembelajaran Konsep Pemencaran Organisme Dalam Upaya Meningkatkan Hasil belajar Biologi Siswa Kelas IIA Caturwulan 3 SMU N 1 Pulau Panggung

Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 1997/1998.Universitas lampung. Bandar Lampung.

Dimyati dan mudjiono. 1994.Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, S dan Zain. 2006.Strategi Belajar Mengajar.Rineka Cipta. Jakarta. Keren, S. 2008.Pembekalan Pengawas Sekolah Berprestasi.

Http://Soemadiunmulmp1.blogspot.com/.html. (09 Agustus 2009): 13.40 WIB.

Loranz, D. 2008.Gain Score.Google.http://www.tmcc.edu/up/acstu/assessment/ downloads/document/reports/archieves/discipline/0708/SLOAP NYS Discipline Rep 0708.pdf. (13 Mei 2011): 15.20 WIB.

Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak.Rineka Cipta. Jakarta.

Mulyasa. 2008.Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Remaja rosdakarya. Bandung.

Muslich, M. 2008.KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Bumi Aksara. Jakarta.


(64)

Pratisto, A. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan Dengan SPSS 12. PT Gramedia. Jakarta.

Pribadi, Agus, B., dan Katrin, Y. 1998.Media Tekhnologi.Universitas Terbuka. Jakarta.

Riyanto, Y. 2009.Paradigma baru Pembelajaran. Prenada Media Group. Jakarta. Roestiyah. N. 1994.Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem.Rineka Cipta.

Jakarta.

Roestiyah, N. 2008.Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Rohani, A dan Ahmadi, A. 1995.Pengelolaan Pengajaran.Rineka Cipta. Jakarta. Rosari, R. 2008.Peningkatan Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Respirasi

dengan Menggunkan Metode Tanya Jawab, Demonstrasi, dan Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester II SMA AL-Islam 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. Sagala, S. 2005.Konsep-Konsep dan Makna Pembelajran.Alfabeta. Bandung. Sanjaya, W. 2009.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

pendidikan. Kencana. Jakarta.

Slameto. 2003.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Rineka Cipta. Jakarta.

Sriyono. 1991.Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Rineka Cipta. Jakarta. Sudijono, A. 2007.Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Sudjana. 2002.Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Sugiyono. 2008.Metode Penelitian pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D. Alfabeta. Bandung.

Suhada, B., dan Suhara. 2005.Biologi untuk SMP Kelas VII. Duta Grafika. Bogor. Sukarno. 1977.Dasar-Dasar Pendidikan Sains. Bhratara. Jakarta.

Susmayanti. 2008.Catatan Seorang Guru.http://Susmayanti.blogspot.com/.html. (23 juli 2009): 13.50 WIB.


(65)

Wiyati, Sri. 2011.Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran IPA tentang Metamorfosis dengan Metode Demonstrasi Berbantuan Realia di Kelas VIaSD Negeri 029 Tarakan Tahun pelajaran 2011/2012.

http: //repositori.borneo.ac.id./xmlui/handle/123456789/552. (3 Desember 2012): 19.20 WIB.

Yusa. Cetakan II, 2004.Sains Biologi untuk SMP Kelas 1 Semester 1 Jilid 1A. Grafindo Media Pratama. Bandung.


(66)

iv

MATERI POKOK MIKROSKOP Nama Mahasiswa :Dian Eka Lestari

Nomor Pokok Mahasiswa : 0513024023

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing

Pramudiyanti, S. Si., M. Si. Rini Rita T. Marpaung, S. Pd., M. Pd. NIP 19730310 199802 2 001 NIP 19770715 200801 2 020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si.


(67)

v

1. Tim Penguji

Ketua : Pramudiyanti, S. Si., M. Si. ...

Sekretaris : Rini Rita T. Marpaung, S. Pd., M. Pd. ...

Penguji

Bukan Pembimbing: Dr. Tri Jalmo, M. Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M. Si.

NIP 19600315 198503 1 003


(68)

ix

Belajarlah dari kesalahan orang lain. Anda tak dapat

hidup cukup lama untuk melakukan semua

kesalahan itu sendiri

(

Martin Vanbee

).

Semua orang tidak perlu menjadi malu karena pernah

berbuat kesalahan, selama ia menjadi lebih

bijaksana daripada sebelumnya

(

Alexander Pope

).

Vision without execution is a day dream, and

execution without vision is a nightmare

(

Ashruri, S. T.

).

Don t lose hope. You never know what

tomorrow will bring


(69)

vi Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Dian Eka Lestari

NPM : 0513024023

Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu peguruan tinggi dan sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya/pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan ditulis dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Desember 2013 Yang menyatakan,

Dian Eka Lestari NPM : 0513024023


(70)

viii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil alamin, dengan mengucap syukur kepada Alloh SWT,

ku persembahkan karya ilmiahku ini untuk:

Ibu dan Bapakku tercinta yang telah membesarkan, mendidik, dan

mengusahakan yang terbaik untukku. Terimakasih atas kasih sayang yang

tak terhingga. Maafkan segala kesalahan Ananda yang telah membuat

kalian kecewa. Mudah-mudahan suatu hari nanti Ananda dapat

membahagiakan dan membuat kalian bangga.

Kakakku serta adik-adikku tersayang terimakasih atas semangat, kasih

sayang, dan doa yang kalian berikan untuk mengukir senyum dalam

hidupku.

Keluarga besarku yang banyak memberikan kasih sayang, bimbingan, dan

bantuan selama ini.

Imam masa depanku kelak, yang akan membimbingku meraih surga Allah

dan menemaniku dalam menjalani suka duka kehidupan.

Para pendidik dan dosen yang terhormat...

Almamaterku tercinta...


(1)

vi

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Dian Eka Lestari

NPM : 0513024023

Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu peguruan tinggi dan sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya/pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan ditulis dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Desember 2013 Yang menyatakan,

Dian Eka Lestari NPM : 0513024023


(2)

viii

Dengan menyebut nama Alloh yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil alamin, dengan mengucap syukur kepada Alloh SWT,

ku persembahkan karya ilmiahku ini untuk:

Ibu dan Bapakku tercinta yang telah membesarkan, mendidik, dan

mengusahakan yang terbaik untukku. Terimakasih atas kasih sayang yang

tak terhingga. Maafkan segala kesalahan Ananda yang telah membuat

kalian kecewa. Mudah-mudahan suatu hari nanti Ananda dapat

membahagiakan dan membuat kalian bangga.

Kakakku serta adik-adikku tersayang terimakasih atas semangat, kasih

sayang, dan doa yang kalian berikan untuk mengukir senyum dalam

hidupku.

Keluarga besarku yang banyak memberikan kasih sayang, bimbingan, dan

bantuan selama ini.

Imam masa depanku kelak, yang akan membimbingku meraih surga Allah

dan menemaniku dalam menjalani suka duka kehidupan.

Para pendidik dan dosen yang terhormat...


(3)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 09 Nopember 1987, anak kedua dari empat bersaudara, dari pasangan bahagia Bapak Drs. Agus Muharam Isa. M. Si. dan Ibu Dra. Enny Derti.

Penulis mengawali pendidikan formal di TK Pertiwi Metro tahun 1992. Tahun 1993 diterima di SD Xaverius Metro yang diselesaikan pada tahun 1999. Tahun 1999 diterima di SMP Negeri 1 Metro yang diselesaikan pada tahun 2002. Tahun 2002 diterima di SMA Negeri 3 Metro yang diselesaikan tahun 2005.

Pada tahun 2005 penulis diterima di Universitas Lampung Fakutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi melalui jalur SPMB. Dalam bidang akademik, penulis pernah menjadi Asisten Dosen pada Praktikum Mikrobiologi, dan pada tahun 2008, penulis melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 8 Bandar Lampung.


(4)

x

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, dengan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul”Pengaruh Penerapan

Metode Demonstrasi dengan Media Realia terhadap Hasil Belajar pada Materi Pokok Mikroskop”.

Dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. H. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Unila. 2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila.

3. Pramudiyanti, S. Si., M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan Pembimbing I, terimakasih atas segala saran, bimbingan, dan kesediannya untuk membantu saya menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembimbing Akademik terimakasih atas bantuan dan kesabarannya untuk memberi bimbingan selama masa studi saya. 5. Rini Rita T. Marpaung, S. Pd., M. Pd., selaku Pembimbing II, terimakasih atas

semangat, bantuan, dan kesediaannya memberikan bimbingan, kritik, dan saran.

6. Dr. Tri Jalmo, M. Si., selaku Dosen Penguji terimakasih atas masukan-masukan dan bantuan yang diberikan hingga terselesaikannya skripsi ini. 7. Bapak dan ibu dosen pengajar, terimakasih atas ilmu yang telah diberikan.


(5)

xi

8. Terutama untuk bundaku terkasih di surga, Dra. Enny Derti, terimakasih yang tak terhingga atas segalanya, kasih sayangmu menerangi hidupku, cintamu tak lekang oleh waktu.

9. Teristimewa untuk papaku tercinta, Drs. Agus Muharam Isa, M. Si.,

terimakasih atas semua kasih sayang, nasihat, serta lantunan do’a yang telah tercurah selama ini.

10. Jedah dan Uak Elly yang selalu memberikan doa tulus kepadaku dan bantuan tanpa pamrih, terimakasih yang sebesar-besarnya.

11. Mama Iryanti, S. E., terimakasih untuk semua nasehat selama ini yang membuatku terus bangkit dari putus asa dan menjadi cambuk untuk menjadi seorang yang sukses.

12. Kakakku Safriza Syani, S. E. dan adik-adikku tercinta Fitria Ariyani, A. Md. Keb., dan Akbar Khairilfala’ Aghramterimakasih atas semua dukungan, semangat,dan do’ayang telah diberikan.

13. Keluarga besarku terimakasih atas semua bantuan, do’a, dan bimbingan selama ini.

14. Dra. Fitri Soleha, selaku Kepala SMP Perintis 1 Bandar Lampung, dan Sri Purwani, S. Pd., selaku guru mitra, serta semua pihak di SMP Perintis 1 Bandar Lampung, terimakasih atas kerjasama dan kesediaannya.

15. Mereka yang aku sayangi Irwan Rudiansyah, S. Pd. dan Ike Istarina, S. Pd., terimakasih untuk cinta yang besar, kasih sayang yang tulus, bantuan yang tak terhingga, dukungan, dan persaudaraan yang telah kita jalani selama ini. 16. Sahabat baikku Istiqomah S. Pd. dan Lisa Damayanti, S. Si., terimakasih atas


(6)

xii

17. Sahabat-sahabatku Nani, S. Pd., Desmalina Sagita, S. Pd., Novi Oktarini, S. Pd., dan Ekawati Wisdiastuti, S.Pd., terimakasih untuk bantuan, semangat, dan persahabatan selama ini, perjuangan dan hari-hari yang kita lalui bersama tidak akan pernah terlupakan.

18. Mereka yang telah banyak membantu, Bu Pram, Bu Rini, Pak Tri, Pak Toha, Pak Nurman, Pak Daman, Bu Juju, Bapak PR 1, para staf PR 1, staf TU Jurusan PMIPA, terimakasih banyak atas waktu yang telah diluangkan, kesediaan memberikan bantuan, doa, dan nasehat yang membangun.

19. Adik-adik tingkat dan teman seangkatan 2005 P. Biologi, terimakasih untuk doa dan bantuan yang telah diberikan.

20. Semua pihak yang telah membantu terima kasih atas perhatiannya.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

Bandar Lampung, Desember 2012 Penulis


Dokumen yang terkait

“Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi terhadap Hasil Belajar Siswa” (Sebuah Penelitian Quasi Eksperimen di MTs Islamiyah Ciputat).

1 17 196

Peningkatan hasil belajar wudhu siswa kelas VI MI Nurul Falah melalui penerapan metode demonstrasi. Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014

0 8 98

PENGGUNAAN MEDIA REALIA DENGAN METODE DISKUSI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK KLASIFIKASI TUMBUHAN

3 9 67

PENGGUNAAN MEDIA REALIA DENGAN METODE DISKUSI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK KLASIFIKASI TUMBUHAN

1 8 67

PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DENGAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENGGUNAAN MIKROSKOP (Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMP N 19 Bandar Lampung T.P 2012/2013)

2 8 58

PERBEDAAN PENGARUH METODE DEMONSTRASI YANG DILENGKAPI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK DENGAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR PENATAAN SANGGUL PADA SISWA SMK NEGERI 10 MEDAN.

0 3 24

PENERAPAN METODE PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK MATERI FOTOSINTESIS DENGAN PENERAPAN METODE PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK MATERI FOTOSINTESIS DENGAN MEDIA RIIL PADA SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 2 G

0 0 14

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA Penerapan Metode Demonstrasi Dengan Menggunakan Media Video Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri Sambiroto 02 Tayu Pati Tahun P

0 2 16

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MATERI SISTEM PERNAFASAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V.

0 1 39

Pengaruh Penerapan Media Augmented Reality Berbasis Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Pada Materi Darah Doc1

0 0 1