Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

bingung karena kurang memiliki percaya diri, serta tidak peka terhadap lingkungannya. Di samping itu generasi demikian akan memiliki sifat-sifat yang tidak sabar, ingin cepat berhasil walaupun melalui jalan pintas, kurang menghargai proses, mudah marah sehingga banyak menimbulkan kerusuhan dan tawuran. Pendekatan di dalam pembelajaran yang sangat mementingkan aspek- aspek akademik cenderung memberikan tekanan pada perkembangan intelegensi hanya terbatas pada aspek kognitif, sehingga manusia telah dipersempit menjadi sekedar memiliki kecerdasan kognitif atau yang sering disebut IQ. Howard Gardner memperkenalkan penelitiannya yang berkaitan dengan multiple intelligences kecerdasan majemuk. Gardner menyatakan bahwa People are born with certain amount of intelligences bahwa seorang anak yang lahir memiliki berbagai macam kecerdasan. 2 Gardner menghilangkan anggapan yang ada selama ini tentang kecerdasan manusia. Gardner menolak asumsi, bahwa kognisi manusia merupakan satu kesatuan dan individu hanya mempunyai kecerdasan tunggal. Meskipun sebagian besar individu menunjukkan penguasaan seluruh spektrum kecerdasan, tetapi setiap individu memiliki tingkat penguasaan yang berbeda. Individu memiliki beberapa kecerdasan, dan kecerdasan itu bergabung manjadi satu kesatuan dan membentuk kemampuan pribadi yang cukup tinggi. 3 Perbedaan kecerdasan yang dimiliki setiap individu melahirkan aktivitas yang berbeda-beda dalam kehidupan manusia. Dalam proses pendidikan, ada standar utama yang dapat dijadikan tolak ukur dalam penilaian keberhasilan seorang siswa. Namun, seorang guru pun harus memahami keberagaman tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh siswa. Dalam pendidikan, guru menginginkan siswanya berhasil. Seorang guru ketika memilih karir menjadi pendidik dan sebagai pendidik akan merasa puas jika dapat membuat perubahan dalam kehidupan generasi muda. Oleh karena itu, sudah seharusnya para guru tidak hanya menggunakan satu metode dalam pengajaran, guru dapat menggunakan berbagai macam variasi metode dan model pembelajaran yang berlainan disesuaikan dengan intelegensi peserta didik, sebab 2 Howard Gardner, Changing Minds Massachusetts, USA, Harvard Business School Press, 2006, hlm 29 3 Thomas R. HLMoer. Buku Kerja Multiple Intelligences. Bandung: Kaifa. 2007. hlm 5. para peserta didik mempunyai intelegensi yang berbeda dan siswa akan lebih mudah belajar bila materi disajikan dengan cara yang sesuai dengan intelegensi mereka yang menonjol. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu bidang studi yang wajib dipelajari siswa di sekolah mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat Perguruan Tinggi. Berdasarkan pengamatan penulis di beberapa sekolah SMP di Kecamatan Ciputat metode pengajaran PAI pada umumnya menggunakan metode ceramah dan praktik untuk materi ibadah salat dan membaca al-Quran. 4 Materi PAI secara garis besar meliputi bidang akidah, syari‟ah, akhlak, dan sejarah. Keterbatasan metode pengajaran PAI yang dilaksanakan guru melahirkan siswa tidak memiliki kecerdasan majemuk. Artinya, siswa lebih memahami materi PAI secara teoritis dan sedikit yang bersifat praktis. Penilaian kemampuan siswa lebih menekankan pada aspek kognitif tidak pada aspek psikomotor. Akibatnya, tujuan pengajaran Agama Islam secara umum tidak tercapai dimana belum dapat merubah karakter siswa. Selain itu, pengukuran penilaian kemampuan siswa hanya menitikberatkan pada beberapa indicator dan kecerdasan. Padahal, menurut teori Gardner bahwa siswa memiliki kecerdasan majemuk multiple intellegences sehingga seorang guru dapat menggunakan berbagai metode dalam menyampaikan pelajaran kepada anak-didik. Berdasarkan pemikiran tersebut, PAI sebagai salah satu bidang studi yang wajib dipelajari siswa semestinya juga dapat melahirkan berbagai kecerdasan anak didik. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa penting untuk mengkaji tentang Konsep Multiple Intellegence dan Aplikasinya dalam Pembelajaran PAI SMP. Pada penelitian ini materi PAI berdasarkan Pada Kurikulum 2013.

B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 4 Pengamatan dilakukan pada beberapa sekolah pada tahun 2012 1 Pembelajaran materi Akidah di SMP belum menerapkan pembelajaran berdasarkan kecerdasan majemuk? 2 Pembelajaran materi Fikih di SMP belum menerapkan pembelajaran berdasarkan kecerdasan majemuk? 3 Pembelajaran materi Akhlak di SMP belum menerapkan pembelajaran berdasarkan kecerdasan majemuk? 4 Pembelajaran materi Qur‟an Hadis di SMP belum menerapkan pembelajaran berdasarkan kecerdasan majemuk? 5 Pembelajaran materi Sejarah di SMP belum menerapkan pembelajaran berdasarkan kecerdasan majemuk? 2.Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, Penelitian ini dibatasi pada : Konsep Multiple Intellegence dan Aplikasinya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP berdasarkan Kurikulum 2013 . Dalam penelitian ini akan dibatasi pada Konsep multiple intelligence berdasarkan konsep Howard Gardner. 2.Perumusan M asalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut : Bagaimana aplikasi konsep Multiple Intelligences dalam pembelajaran PAI di SMP pada kurikulum 2013?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aplikasi konsep multiple intelligences dalam pembelajaran PAI di SMP pada Kurikulum 2013.

D. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk memperkaya khazanah pemikiran dalam pendidikan agama Islam. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perumusan sistem pendidikan Islam yang inovatif dan aplikatif