Teori Multiple Intellegence Konsep Multiple Intelligence

Mata rantai itulah yang kemudian memperkuat persepsi dan citra di kalangan masyarakat luas bahwa orang yang ber-IQ tinggi akan mempunyai masa depan yang lebih cemerlang dan menjanjikan. Sampai-sampai hal itu merasuk kuat ke dalam ingatan kolektif masyarakat: Ber-IQ tinggi menjamin kesuksesan hidup; sebaliknya, ber-IQ sedang-sedang saja, apalagi rendah, begitu suram masa depanya. 2 Kecerdasan Emosional EQ Istilah kecerdasan emosional baru dikenal secara luas pertengahan 90-an dengan diterbitkannya buku Daniel Goleman, Emotional Intelligence. Sebenarnya Goleman telah melakukan riset kecerdasan emosional ini lebih dari 10 tahun. Ia menunggu waktu sekian lama untuk mengumpulkan bukti ilmiah yang kuat. Sehingga saat Goleman mempublikasikan penelitiannya, Emotional Intelligence mendapat sambutan positif baik dari akademisi maupun praktisi. 14 Keterampilan kecerdasan emosional bekerja secara sinergi dengan keterampilan kognitif, orang-orang yang berprestasi tinggi memiliki keduanya. Makin kompleks pekerjaan, makin penting kecerdasan emosional. Emosi yang lepas kendali dapat membuat orang yang pandai menjadi bodoh. Tanpa kecerdasan emosional, orang tidak akan mampu menggunakan kemampuan kognitif mereka sesuai dengan potensi yang maksimum. Yang diperlukan untuk sukses dimulai dengan keterampilan intelektual, tetapi orang juga memerlukan kecerdasan emosional untuk memanfaatkan potensi bakat mereka secara penuh. Penyebab tercapainya potensi maksimum adalah karena ketidaksetabilan emosi. 15 Kecerdasan emosional bukan merupakan lawan kecerdasan intelektual yang biasa dikenal dengan IQ, tetapi keduanya berinteraksi secara dinamis. Pada kenyataannya perlu diakui bahwa kecerdasan emosional memiliki peran yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan di sekolah, tempat kerja, dan dalam 14 Agus Nggermanto, Quantum Quotient, Bandung: Nuansa, 2005, hlm98 15 HLMamzahlm B.Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,2006, hlm69 berkomunikasi di lingkungan masyarakat. Goleman 1995 mengungkapkan 5 lima wilayah kecerdasan emosional yang dapat menjadi pedoman bagi individu untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu : a. Mengenali emosi diri Kesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Pada tahap ini diperlukan adanya pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul wawasan psikologi dan pemahaman tentang diri. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat diri berada dalam kekuasaan perasaan. Sehingga tidak peka akan perasaan yang sesungguhnya yang berakibat buruk bagi pengambilan keputusan. b. Mengelola emosi Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat, hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung pada kesadaran diri. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu. Sebaliknya orang yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-hal negatif yang merugikan dirinya sendiri. c. Memotivasi diri Kemampuan seseorang memotivasi diri dapat ditelusuri melalui hal-hal sebagai berikut : 1 cara mengendalikan dorongan hati; 2 derajat kecemasan yang berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang; 3 kekuatan berfikir positif; 4 optimisme; dan 5 keadaan flow mengikuti aliran, yaitu keadaan ketika perhatian seseorang sepenuhnya tercurah ke dalam apa yang sedang terjadi, pekerjaannya hanya terfokus pada satu objek. Dengan kemampuan memotivasi diri yang dimilikinya maka seseorang akan cenderung memiliki pandangan yang positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya. d. Mengenali emosi orang lain Empati atau mengenal emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain. Sebaliknya orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosinya sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain. e. Membina hubungan dengan orang lain Dalam bahasa agama , EQ adalah kepiawaian menjalin hablun min al- naas. Pusat dari EQ adalah qalbu. Hati mengaktifkan nilai-nilai yang paling dalam, mengubah sesuatu yang dipikirkan menjadi sesuatu yang dijalani. Hati dapat mengetahui hal-hal yang tidak dapat diketahui oleh otak. Hati adalah sumber keberanian dan semangat, integritas dan komitmen. Hati merupakan sumber energi dan perasaan terdalam yang memberi dorongan untuk belajar, menciptakan kerjasama, memimpin dan melayani. Keharusan memelihara hati agar tidak kotor dan rusak, sangat dianjurkan oleh lslam. Hati yang bersih dan tidak tercemar-lah yang dapat memancarkan EQ dengan baik. Di antara hal yang merusak hati dan memperlemah daya kerjanya adalah dosa. EQ berkaitan erat dengan kehidupan keagamaan. Apabila petunjuk agama dijadikan panduan kehidupan, maka akan berdampak positif terhadap kecerdasan emosional. Begitu pula sebaliknya. Jika petunjuk agama tidak dijadikan panduan kehidupan, maka akan berdampak negatif terhadap kecerdasan emosional. 4 Kecerdasan Spritual SQ Menurut Ary Ginanjar Agustian di dalam ESQ, kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya, dan memiliki pola pemikiran tauhidi, serta berprinsip hanya karena Allah. 16 16 Ary Ginanjar Agustian, Rahlmasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ,, Jakarta: Arga Wijaya Persada, 2001, hlm.57 SQ berbeda dengan IQ dan EQ. IQ adalah jenis kecerdasan yang digunakan untuk memecahkan masalah logika dan strategis. Sementara EQ adalah jenis kecerdasan yang memberi kita rasa empati, cinta, motivasi dan kemampuan untuk menanggapi kesedihan atau kegembiraan secara tepat. Perlu ditegaskan bahwa secara harfiah SQ menumbuhkan otak manusiawi kita. SQ adalah kecerdasan yang mampu menyalakan kita. Dengan SQ, kita akan menjadi manusia seperti adanya sekarang dan memberikan kita potensi untuk menyala lagi – untuk tumbuh dan berubah serta menjalani lebih lanjut evolusi potensi manusiawi. Dengan SQ pula, kita bisa menjadi kreatif, luwes, berwawasan luas, atau spontan secara kreatif, untuk berhadapan dengan masalah eksistensial – yaitu saat secara pribadi kita merasa terpuruk, terjebak oleh kebiasaan, kekhawatiran, dan masalah masa lalu akibat penyakit dan kesedihan. SQ-lah yang menjadikan kita sadar bahwa kita mempunyai masalah eksistensial. SQ akan membuat kita mampu mengatasinya; memberi kita suatu rasa yang mendalam menyangkut perjuangan hidup; pedoman kita di saat kita berada di ujung. SQ adalah hati nurani kita, yang mampu membuat kita menjadi lebih cerdas secara spiritual dalam beragama. SQ membantu kita menjalani hidup pada tingkatan makna yang lebih dalam; menghadapi masalah baik dan jahat, hidup dan mati, serta asal-usul sejati dari penderitaan dan keputusasaan manusia. 17 Dari sudut psikologi memberi tahu kita bahwa ruang spiritual pun memiliki arti kecerdasan. Logika sederhananya: di antara manusia ada yang tidak cerdas secara spiritual, dengan ekspresi keberagamaannya yang monolitik, eksklusif, dan intoleran, yang sering kali berakibat pada kobaran konflik atas nama agama. Begitu juga sebaliknya, di antara manusia bisa juga ada orang yang cerdas secara spiritual sejauh orang itu mengalir dengan penuh kesadaran, dengan sikap jujur dan terbuka, inklusif, dan bahkan pluralis dalam beragama di tengah pluralitas agama. 17 Ibid 5. Kecerdasan majemukganda Multiple Intelligences Menurut Howard Gardner bahwa kecerdasan itu meliputi beberapa macam, yaitu: 18 1 kecerdasan linguistic-verbal linguistic intelligence 2 kecerdasan logika-matematik logical mathematical intelligence 3 kecerdasan visual-spasial spatial intelligence , 4 kecerdasan ritmik-musik musical intelligence, 5 kecerdasan kinestetis Bodily-Kinesthetic intelligence, 6 kecerdasan sosial interpersonal intelligence , 7 kecerdasan Diri Pribadi intrapersonal intelligence 8 kecerdasan naturalis. a. Kecerdasan Linguistic-Verbal 19 Kecerdasan ini berupa kemampuan untuk menyusun pikirannya dengan jelas juga mampu mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata seperti berbicara, menulis, dan membaca. Orang dengan kecerdasan verbal ini sangat cakap dalam berbahasa, menceriterakan kisah, berdebat, berdiskusi, melakukan penafsiran, menyampaikan laporan dan berbagai aktivitas lain yang terkait dengan berbicara dan menulis. Kecerdasan ini sangat diperlukan pada profesi pengacara, penulis, penyiar radiotelevisi, editor, guru. Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut. 1. Mampu membaca, mengerti apa yang dibaca. 2. Mampu mendengar dengan baik dan memberikan respons dalam suatu komunikasi verbal. 3. Mampu menirukan suara, mempelajari bahasa asing, mampu membaca karya orang lain. 4. Mampu menulis dan berbicara secara efektif. 5. Tertarik pada karya jurnalism, berdebat, pandai menyampaikan cerita atau melakukan perbaikan pada karya tulis. 6. Mampu belajar melalui pendengaran, bahan bacaan, tulisan dan melalui diskusi, ataupun debat. 18 Howard Gardner, Multiple Intelleigence, Intelleigence Reframed for the 21 st New York, USA: Basic Books, 1999, h.43-48; Paul Suparno, Teori Intelligensi Ganda Dan Aplikasinya Di Sekolahlm, Jakarta : Kanisius, 2004, hlm 15. 19 Ibid , hlm 43-48 7. Peka terhadap arti kata, urutan, ritme dan intonasi kata yang diucapkan. 8. Memiliki perbendaharaan kata yang luas, suka puisi, dan permainan kata. Profesi: pustakawan, editor, penerjemah, jurnalis, tenaga bantuan hukum, pengacara, sekretaris, guru bahasa, orator, pembawa acara di radio TV, dan sebagainya. b. Kecerdasan Logika-Matematik Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan angka-angka dan bilangan, berpikir logis dan ilmiah, adanya konsistensi dalam pemikiran. Seseorang yang cerdas secara logika-matematika seringkali tertarik dengan pola dan bilanganangka-angka. Mereka belajar dengan cepat operasi bilangan dan cepat memahami konsep waktu, menjelaskan konsep secara logis, atau menyimpulkan informasi secara matematik. Kecerdasan ini amat penting karena akan membantu mengembangkan keterampilan berpikir dan logika seseorang. Dia menjadi mudah berpikir logis karena dilatih disiplin mental yang keras dan belajar menemukan alur piker yang benar atau tidak benar. Di samping itu juga kecerdasan ini dapat membantu menemukan cara kerja, pola, dan hubungan, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, mengklasifikasikan dan mengelompokkan, meningkatkan pengertian terhadap bilangan dan yang lebih penting lagi meningkatkan daya ingat. Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut. 1. Mengenal dan mengerti konsep jumlah, waktu dan prinsip sebab-akibat. 2. Mampu mengamati objek dan mengerti fungsi dari objek tersebut. 3. Pandai dalam pemecahan masalah yang menuntut pemikiran logis. 4. Menikmati pekerjaan yang berhubungan dengan kalkulus, pemograman komputer, metode riset. 5. Berpikir secara matematis dengan mengumpulkan bukti-bukti, membuat hipotesis, merumuskan dan membangun argumentasi kuat. 6. Tertarik dengan karir di bidang teknologi, mesin, teknik, akuntansi, dan hukum. 7. Menggunakan simbol-simbol abstrak untuk menjelaskan konsep dan objek yang konkret. Profesi: auditor, akuntan, ilmuwan, ahli statistik, analisis programer komputer, ahli ekonomi, teknisi, guru IPA Fisika, dan sebagainya. c. Kecerdasan Spasial-Visual Kecerdasan ini ditunjukkan oleh kemampuan seseorang untuk melihat secara rinci gambaran visual yang terdapat di sekitarnya. Seorang seniman dapat memiliki kemampuan persepsi yang besar. Bila mereka melihat sebuah lukisan, mereka dapat melihat adanya perbedaan yang tampak di antara goresan-goresan kuas, meskipu orang lain tidak mampu melihatnya. Dengan mengamati sebuah foto, seorang fotografer dapat membuat analisis mengenai kelemahan atau kekuatan dari foto tersebut seperti arah datangnya cahaya, latar belakang, dan sebagainya, bahkan mereka dapat memberi jalan keluar bagaimana seandainya foto itu ditingkatkan kualitasnya. Kecerdasan ini sangat dituntut pada profesi-profesi seperti fotografer, seniman, navigator, arsitek. Pada orang-orang ini dituntut untuk melihat secara tepat gambaran visual dan kemudian member arti terhadap gambaran tersebut. 1. Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut. 2. Senang mencoret-coret, menggambar, melukis dan membuat patung. 3. Senang belajar dengan grafik, peta, diagram, atau alat bantu visual lainnya. 4. Kaya akan khayalan, imaginasi dan kreatif. 5. Menyukai poster, gambar, film dan presentasi visual lainnya. 6. Pandai main puzzle, mazes dan tugas-lugas lain yang berkaitan dengan manipulasi. 7. Belajar dengan mengamati, melihat, mengenali wajah, objek, bentuk, dan warna. 8. Menggunakan bantuan gambar untuk membantu proses mengingat. Profesi: insinyur, surveyor, arsitek, perencana kota, seniman grafis, desainer interior, fotografer, guru kesenian, pilot, pematung, dan sebagainya. d. Kecerdasan Ritmik-Musik Kecerdasan ritmik-musikal adalah kemampuan seseorang untuk menyimpan nada di dalam benaknya, untuk mengingat irama, dan secara emosional terpengaruh oleh musik. Kecerdasan musikal merupakan suatu alat yang potensial karena harmoni dapat merasuk ke dalam jiwa seseorang melalui tempat-tempat yang tersembunyi di dalam jiwa Plato. Musik dapat membantu seseorang mengingat suatu gerakan tertentu, perhatikan seseorang atau sekelompok orang yang sedang menari atau berolahraga senam ritmik mesti selalu disertai dengan alunan musik. Banyak pakar berpendapat bahwa kecerdasan musik merupakan kecerdasan pertama yang harus dikembangkan dilihat dari sudut pandang biologi saraf kekuatan musik, suara dan irama dapat menggeser pikiran, member ilham, meningkatkan ketakwaan, meningkatkan kebanggaan nasional dan mengungkapkan kasih sayang untuk orang lain. Kecerdasan musikal dapat memberi nilai positip bagi siswa karena: a meningkatkan daya kemampuan mengingat; c meningkatkan prestasikecerdasan; c meningkatkan kreativitas dan imajinasi. Suatu studi yang dikutip oleh May Lim 2008 menunjukkan bahwa sekelompok siswa yang kepadanya diperdengarkan musik selama delapan bulan mengalami peningkanan dalam IQ spatial sebesar 46 sementara kelompok kontrol yang tidak diperdengarkan musik hanya meningkat 6.Mungkin sering kita melihat ada siswa atau orang yang lebih suka belajar bila ada musik yang diperdengarkan Gaya belajar auditory. Pada orang ini informasi akan lebih mudah tersimpan di dalam memorinya , karena mereka mampu mengoasiasikan irama musik dengan informasi pengetahuan yang mereka baca meskipun kadang-kadang mereka tidak menyadarinya. Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut. 1. Menyukai banyak jenis alat musik dan selalu tertarik untuk memainkan alat musik. 2. Mudah mengingat lirik lagu dan peka terhadap suara-suara. 3. Mengerti nuansa dan emosi yang terkandung dalam sebuah lagu. 4. Senang mengumpulkan lagu, baik CD, kaset, atau lirik lagu. 5. Mampu menciptakan komposisi musik. 6. Senang improvisasi dan bermain dengan suara. 7. Menyukai dan mampu bernyanyi. 8. Tertarik untuk terjun dan menekuni musik, baik sebagai penyanyi atau pemusik. 9. Mampu menganalisis mengkritik suatu musik. Profesi: DJ, musikus, pembuat instrumen, tukang stem piano, ahli terapi musik, penulis lagu, insinyur studio musik, dirigen orkestra, penyanyi, guru musik, penulis lirik lagu, dan sebagainya. e. Kecerdasan Kinestetik Kecerdasan ini ditunjukkan oleh kemampuan seseorang untuk membangun hubungan yang penting antara pikiran dengan tubuh, yang memungkin tubuh untuk memanipulasi objek atau menciptakan gerakan. Secara biologi ketika lahir semua bayi dalam keadaan tidak berdaya, kemudian berangsur-angsur berkembang dengan menunjukkan berbagai pola gerakan, tengkurap, “berangkang”, berdiri, berjalan, dan kemudian berlari, bahkan pada usia remaja berkembang kemampuan berenang dan akrobatik. Kecerdasan ini amat penting karena bermanfaat untuk a meningkatkan kemampuan psikomotorik, b meningkatkan kemampuan sosial dan sportivitas, c membangun rasa percaya diri dan harga diri dan sudah barang tentu d meningkatkan kesehatan. Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut. 1. Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara trampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran, perasaan, dan mampu bekerja dengan baik dalam menangani objek. 2. Memiliki kontrol pada gerakan keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak. 3. Menyukai pengalaman belajar yang nyata seperti field trip, role play, permainan yang menggunakan fisik. 4. Senang menari, olahraga dan mengerti hidup sehat. 5. Suka menyentuh, memegang atau bermain dengan apa yang sedang dipelajari. 6. Suka belajar dengan terlibat secara langsung, ingatannya kuat terhadap apa yang dialami atau dilihat. Profesi: ahli terapi fisik, ahli bedah, penari, aktor, model, ahli mekanikmontir, tukang bangunan, pengrajin, penjahit, penata tari, atlet profesional, dan sebagainya. f. Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan ini berkait dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Pada saat berinteraksi dengan orang lain, seseorang harus dapat memperkirakan perasaan, temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan teman interaksinya, kemudian memberikan respon yang layak. Orang dengan kecerdasan Interpersonal memiliki kemampuan sedemikian sehingga terlihat amat mudah bergaul, banyak teman dan disenangi oleh orang lain. Di dalam pergaulan mereka menunjukkan kehangatan, rasa persahabatan yang tulus, empati. Selain baik dalam membina hubungan dengan orang lain, orang dengan kecerdasan ini juga berusaha baik dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan perselihanan dengan orang lain. Kecerdasan ini amat penting, karena pada dasarnya kita tidak dapat hidup sendiri No man is an Island. Orang yang memiliki jaringan sahabat yang luas tentu akan lebih mudah menjalani hidup ini. Seorang yang memiliki kecerdasan “bermasyarakat” akan a mudah menyesuaikan diri, b menjadi orang dewasa yang sadar secara sosial, b berhasil dalam pekerjaan. Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut : 1. Memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pandai menjalin hubungan sosial. 2. Mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku, dan harapan orang lain. 3. Memiliki kemampuan untuk memahami orang lain dan berkomunikasi dengan efektif, baik secara verbal maupun non- verbal. 4. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kelompok yang berbeda, mampu menerima umpan balik yang disampaikan orang lain, dan mampu bekerja sama dengan orang lain. 5. Mampu berempati dan mau mengerti orang lain. 6. Mau melihat sudut pandang orang lain. 7. Menciptakan dan mempertahankan sinergi. Profesi: administrator, manager, kepala sekolah, pekerja bagian personalia humas, penengah, ahli sosiologi, ahli antropologi, ahli psikologi, tenaga penjualan, direktur sosial, CEO, dan sebagainya. g. Kecerdasan Intrapersonal. Oliver Wendell Holmes berpendapat: Apa yang didepan dan apa yang ada di belakang kita adalah hal yang kecil dibandingkan dengan apa yang ada di dalam diri kita. Inilah kira-kira pandangan yang dianut oleh orang yang memiliki kecerdasan intrapersonal ini. Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan yang menyangkut kemampuan seseorang untuk memahami diri sendiri dan bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Orang-orang dengan kecerdasan ini selalu berpikir dan membuat penilaian tentang diri mereka sendiri, tentang gagasan, dan impiannya. Mereka juga mampu mengendalikan emosis mereka untuk membimbing dan memperkaya dan memperluas wawasan kehidupan mereka sendiri. Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut. 1. Mengenal emosi diri sendiri dan orang lain, serta mampu menyalurkan pikiran dan perasaan. 2. Termotivasi dalam mengejar tujuan hidup. 3. Mampu bekerja mandiri, mengembangkan kemampuan belajar yang berkelanjutan dan mau meningkatkan diri. 4. Mengembangkan konsep diri dengan baik. 5. Tertarik sebagai konselor, pelatih, filsuf, psikolog atau di jalur spiritual. Tertarik pada arti hidup, tujuan hidup dan relevansinya dengan keadaaan saat ini. 6. Mampu menyelami mengerti kerumitan dan kondisi manusia. Profesi: ahli psikologi, ulama, ahli terapi, konselor, ahli teknologi, perencana program, pengusaha, dan sebagainya. h. Kecerdasan Naturalis. Kemampuan untuk mengenali dan mengelompokkan serta menggambarkan berbagai macam keistimewaan yang ada di lingkungannya. Beberapa pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan naturalis ini adalah ahli biologi atau ahli konservasi lingkungan. Kecerdasan naturalis ini berkaitan dengan wilayah otak bagian kiri, yakni bagian yang peka terhadap pengenalan bentuk atau pola kemampuan membedakan dan mengklasifikasikan sesuatu. Jika anak dengan mudah dapat menandai pola benda-benda alam, dan mengingat benda-benda alam yang ada di sekitarnya, maka anak dapat dikatakan memiliki kecerdasan naturalis tinggi. Lebih jelasnya kecerdasan ini memiliki ciri-ciri kemampuan sebagai berikut. 1. Suka mengamati, mengenali, berinteraksi, dan peduli dengan objek alam, tanaman atau hewan. 2. Antusias akan lingkungan alam dan lingkungan manusia. 3. Mampu mengenali pola di antara spesies. 4. Senang berkarir di bidang biologi, ekologi, kimia, atau botani. 5. Senang memelihara tanaman, hewan. 6. Suka menggunakan teleskop, komputer, binocular, mikroskop untuk mempelajari suatu organisme. 7. Senang mempelajari siklus kehidupan flora dan fauna. 8. Senang melakukan aktivitas outdoor, seperti: mendaki gunung, scuba diving menyelam. Profesi: dokter hewan, ahli botani, ahli biologi, pendaki gunung, pengurus organisasi lingkungan hidup, kolektor fauna flora, penjaga museum zoologi botani dan kebun binatang, dan sebagainya.

B. Pembelajaran PAI

1. Pengertian Pembelajaran PAI Pembelajaran adalah proses interaksi antar Peserta Didik, antara Peserta Didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pendidikan agama Islam adalah organisasi masyarakat yang memberi pengaruh aktivitasnya bagi keluarga dan lembaga sekolah, dalam upaya mengembangkan potensi anak didik, baik dari aspek jasmani, akal, maupun akhlak. Dengan demikian, memungkinkan anak didik dapat hidup sesuai dengan perkembangan lingkungan di mana dia berada. 20 Omar Muhammad Al-Toumy al-Syaebany mengartikan pendidikan agama Islam sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses kependidikan. Usaha melakukan perubahan ini harus dilandasi oleh nilai-nilai islami, yakni Quran dan Sunnah Nabi. 21 Di dalam GBPP pendidikan agama Islam di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. 22 Dari beberapa pendapat para ahli tentang pendidikan agama Islam di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar, sistematis dan pragmatis berupa bimbingan, latihan dan asuhan yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak didik yang sesuai dengan ajaran Islam untuk mencapai kebahagian di dunia dan akhirat. Jadi dapat diambil suatu pengertian bahwa pembelajaran pendidikan agama Islam adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu di mana terdapat unsur manusiawi, material, fasilitas, prosedur dan perlengkapan yang saling 20 Ibid., 93 21 Samaun Bakry, Menggagas Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Bani Qurasy, 2005, hlm 10 22 Ibid., hlm76 mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam juga bertujuan untuk memperoleh perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dangan lingkungannya agar tercipta suasana dan kondisi belajar yang kondusif bagi siswa sehingga siswa bergairah dan aktif belajar dalam rangka memperoleh hasil yang maksimal yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak didik yang sesuai dengan ajaran Islam. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: 1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik; 2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; 3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; 4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran; 6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi organizing elements kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;