11
penampilan, kostum, tata rias, lingkungan, tingkah laku, cara bicara, gerak tubuh, ekspresi, suara, kamera, cahaya, editing, musik, dialog yang menandai
adanya kekerasan terhadap anak dalam film ini.
2.3.Semiotika Komunikasi.
Tanda merupakan basis dari seluruh proses komunikasi. Dengan perantaraan tanda
– tanda, banyak hal yang bisa kita komunikasikan Sobur, 2009 : 15 . Semiotika biasanya didefinisikan sebagai pengkajian tanda
– danda, yang pada dasarnya merupakan studi atas kode
– kode, yaitu sistem apapun yang memungkinkan kita memandang idenentitias tertentu sebagai tanda atau sebagai
sesuatu yang bermakna Budiman, 2011 : 3 . Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda. Tanda-tanda tersebut
menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif. Keberadaannya mampu menggantikan sesuatu yang lain, dapat dipikirkan, atau dibayangkan.
Semiotika berasal dari kata Yunani semeion, yang berarti tanda. Ada kecenderungan bahwa manusia selalu mencari arti atau berusaha memahami segala sesuatu yang ada
di sekelilingnya dan dianggapnya sebagai tanda. Pemaknaan terhadap dunia tanda pada tingkat yang paling rendah adalah pemaknaan secara lugas, yakni
menginterpretasikan berdasarkan asal makna tanda tersebut Sobur, 2009 : 15 .
2.3.1. Semiotika Model John Fiske
“Semiotik Dalam Film” Menurut John Fiske, dalam bukunya Cultural And Communication Studies, disebutkan bahwa terdapat dua perspektif dalam
mempelajari ilmu komunikasi. Perspektif yang pertama melihat komunikasi sebagai transmisi pesan, sedangkan perspektif yang kedua melihat komunikasi
sebagai produksi dan pertukaran makna. Untuk itulah pendekatan yang berasal dari perspektif tentang teks dan budaya ini dinamakan pendekatan
semiotik Fiske, 2006:9. Bila kita mempelajari tanda tidak bisa memisahkan tanda yang satu dengan tanda-tanda yang lain yang membentuk sebuah
sistem, dan kemudian disebut sistem tanda. Lebih sederhananya semiotik mempelajari bagaimana sistem tanda membentuk sebuah makna. Menurut
John Fiske dan John Hartley, konsentrasi semiotik adalah pada hubungan yang timbul antara sebuah tanda dan makna yang dikandungnya. Juga
12
bagaimana tanda-tanda tersebut dikomunikasikan dalam kode –kode
Budiman, 2011 : 61 Menurut James Monaco dalam Budiman, 2011 :63 , mengatakan bahwa film tidak mempunyai gramatika, untuk itu ia menawarkan
kritik bahwa teknik yang digunakan dalam film dan gramatika pada sifat kebahasaannya adalah tidak sama. Tidak cukup menggunakan kajian
linguistik untuk menganalisa sebuah film, karena film terdiri dari kode – kode
yang beraneka ragam. Penerapan Semiotik pada film, berarti perlu memperhatikan aspek medium film yang berfungsi sebagai tanda, dalam hal
ini pengambilan kamera Shot dan kerja kamera camera work, Efek kamera, efek suara, intonasi, kata , kalimat, intonasi, gerak tubuh dan lainnya.
Dengan cara ini, peneliti mengamati tanda- tanda yang mengandung makna sebagai bentuk kekerasan terhadap anak dalam film
“ Elif “ yang hendak diteliti.
2.3.2. Semiotika Dalam Film
Film merupakan transformasi dari gambaran-gambaran kehidupan manusia. Kehidupan manusia penuh dengan simbol yang mempunyai makna
dan arti berbeda, dan lewat simbol tersebut film memberikan makna yang lain lewat bahasa visualnya. Film juga merupakan sarana ekspresi indrawi yang
khas, yang dikomunikasikan dengan kemahiran mengekspresikan image yang ditampilkan dalam film yang kemudian menghasilkan makna tertentu yang
sesuai konteksnya. Tidaklah mengherankan bahwa film merupakan bidang kajian penerapan semiotika, film dibangun dengan tanda
– tanda tersebut termasuk berbagai sistem tanda yang bekerjasama dalam rangka mencapai
efek yang diharapkan. Film menjadi media yang menarik untuk dijadikan bahan kajian yang mempelajari berbagai hal di dalamnya. Film memberikan
makna – makna sehingga film dapat dijadikan media untuk
mengkonstruksikan pandangan seseorang terhadap suatu kejadian di masyarakat.
Film memiliki dua unsur utama di dalamnya yaitu gambar dan dialog. Film disini dapat disebut sebagai citra image berbentuk visual bergerak dan
suara dalam dialog di dalamnya. Citra menurut Barthes merupakan amanat ikonik iconic massage yang dapat dilihat berupa adegan Scenee yang
13
terekam. Kode – kode dalam film terbentuk dari kondisi sosial budaya dimana
film itu dibuat, serta sebaliknya kode tersebut dapat berpengaruh pada masyarakatnya ketika seseorang melihat film, ia memahami gerakan, aksen,
dialog, dan lainya, kemudian disesuaikan dengan karakter untuk memperoleh posisi dalam struktur kelas atau dengan mengkonstruksikan apa yang dilihat
dalam film dengan lingkungannya Sobur 2009 : 127 .
2.4. Kekerasan Terhadap Anak