6
BAB II KAJIAN TEORI
2.1. Film
Film merupakan media unik yang berbeda dengan bentuk-bentuk kesenian lainnya seperti seni lukis, seni pahat, seni musik, seni patung, seni tari dan cabang
seni lainnya. Ini disebabkan oleh film merupakan perpaduan antara berbagai seni yang pernah ada. Film sebagai salah satu media yang berkarakteristik massa, yang
merupakan kombinasi antara gambar-gambar bergerak dan perkataan serta suara. Film juga diartikan sebagai rekaman segala macam gambar hidup atau bergerak,
dengan atau tanpa suara, yang dibuat di atas pita seluloid, jalur pita magnetic, piringan audio visual, dan atau benda hasil teknik kimiawi atau elektronik lainnya
yang mungkin ditemukan oleh kemajuan teknologi dalam segala bentuk jenis dan ukuran baik hitam maupun putih atau berwarna yang dapat disajikan dan atau
dipertunjukkan kembali sebagai tontonan di atas layar proyeksi atau layar putih atau layar TV dengan menggunakan sarana-sarana mekanis dari segala macam bentuk
peralatan proyeksi Effendi 2003: 208. UU No 8 tahun 1992 pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media
komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, danatau bahan hasil
penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat
dipertunjukkan danatau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, danatau lainnya Tjasmadi, 2008 ; 7.
Pengertian di atas mengungkapkan bahwa film merupakan sebuah proses penggambaran budaya masyarakat yang disajikan dalam bentuk gambar hidup.
Sebagai sebuah proses, banyak aspek yang tertuang dalam sebuah film. Film juga identik sebagai sebuah hasil karya seni yang melibatkan sejumlah orang, modal serta
manajemen. Dari proses pembuatannya, film merupakan komoditi untuk dikonsumsi masyarakat luas. Dilihat dari sudut pandang manapun, film merupakan acuan tentang
berbagai hal. Film merupakan karya seni ciptaan manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan.
7
2.1.1. Film Sebagai Media Komunikasi
Dari awal pemunculan film sampai sekarang, banyak bermunculan cara
– cara yang makin terampil dalam membuat, meramu segala unsur untuk membentuk sebuah film. Turner dalam Widiyaningrum, 2012 :17
menjelaskan bahwa film sebagai media komunikasi, tidak mencerminkan atau bahkan merekam realitas seperti medium representasi yang lain. Film hanya
mengkonstruksi dan “menghadirkan kembali” gambaran dari realitas melalui kode
– kode, konvensi – konvensi, mitos dan ideologi – ideologi dari kebudayaannya sebagai cara praktik signifikasi yang khusus.
Dalam pembuatan film, diperlukan proses pemikiran dan proses teknis. Proses pemikiran berupa pencarian ide, gagasan atau cerita yang akan
dikerjakan. Sedangkan proses teknis berupa ketrampilan artistik untuk mewujudkan segala ide, gagasan atau cerita menjadi film yang siap ditonton.
Oleh karena itu suatu film terutama film cerita dapat dikatakan sebagai wahana penyebaran nilai
– nilai Effendy, 2003 : 16 . Sebagai media komunikasi, film memberikan pengaruh yang besar
bagi penonton. Pengaruh yang diberikan tidak hanya pada saat menonton film namun dapat mempengaruhi penontonnya meskipun film telah selesai
ditonton. Penonton biasanya menirukan adegan atau gaya yang ditampilkan oleh para aktor dari film yang ditonton. Dengan demikian kita dapat
merasakan bahwa film mempunyai kekuatan serta pengaruh yang sangat besar, sumbernya terletak pada perasaan emosi penontonnya Effendy, 2003:
208.
2.2. Representasi