menghadapi dunia kerja yang akan datang sehingga mampu untuk hidup secara mandiri.
D. Kerangka Pikir
Anak tunagrahita kategori ringan adalah individu yang memiliki tingkat kecerdasan di bawah rerata, mengalami kesulitan dalam penyesuaian
diri, serta tidak mampu berpikir abstrak. Anak tunagrahita kategori ringan, meskipun memiliki tingkat kecerdasan di bawah rerata dan sulit untuk
berpikir abstrak, namun pada umumnya mereka masih dapat bersosialisasi dengan baik, dapat melakukan bina diri secara mandiri, dan keadaan fisiknya
tidak berbeda jauh dengan anak normal sehingga dirasa mampu jika diberikan pembelajaran keterampilan agar dapat menjadi bekal untuk hidup secara
mandiri. Salah satu keterampilan yang dapat diberikan pada anak tunagrahita
kategori ringan adalah keterampilan mencuci sepeda motor. Keterampilan mencuci sepeda motor bagi anak tunagrahita kategori ringan termasuk
keterampilan yang fungsional sehingga jika anak tunagrahita kategori ringan telah menyelesaikan pendidikan di tingkat sekolah menengah atas dapat
digunakan sebagai modal untuk mencari pekerjaan. Pembelajaran keterampilan mencuci sepeda motor diberikan kepada anak tunagrahita
kategori ringan karena dirasa mudah untuk dipelajari dan dilaksanakan. Adanya pembelajaran keterampilan mencuci sepeda motor diharapkan dapat
membantu anak tunagrahita kategori ringan untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja di masyarakat.
Pembelajaran keterampilan mencuci sepeda motor terdapat pada kurikulum pembelajaran sekolah luar biasa yang seharusnya dilaksanakan
25
oleh sekolah untuk membantu siswa mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki sehingga dapat menjadi bekal di kemudian hari, akan tetapi belum
semua sekolah menyelenggarakan pembelajaran keterampilan mencuci sepeda motor. SLB G Daya Ananda telah melaksanakan pembelajaran
keterampilan mencuci sepeda motor mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran adalah proses mempersiapkan kegiatan- kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu E. Mulyasa, 2007: 216. Guru melakukan perencanaan pembelajaran sebagai upaya untuk memntukan berbagai kegiatan yang akan dilakukan di
ruang kelas sehingga dapat mencapai tujuan. Pelaksanaan pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah–langkah tertentu
agar pelaksanaan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan Nana Sudjana, 2010 : 136 .
Tahap yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran adalah membuka pembelajaran, menyampaikan materi
pembelajaran, dan menutup pembelajaran. Evaluasi pembelajaran merupakan
suatu proses untuk menentukan jasa, nilai, manfaat atau hasil kegiatan pembelajaran melalui penilaian dan atau pengukuran Dimyati dan Mudjiono,
2006: 221. Melalui evaluasi pembelajaran pihak sekolah dan orang tua dapat mengetahui segala informasi dan data yang dapat dikumpulkan tentang siswa
sehingga dapat diketahui hasil belajarnya. Hal tersebut menjadi problem masalah yang melatar belakangi
penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran keterampilan mencuci sepeda motor
yang telah dilaksanakan oleh SLB G Daya Ananda sehingga dapat menjadi
26
referensi sekolah lain untuk melaksanakan pembelajaran keterampilan mencuci sepeda motor.
E. Pertanyaan Penelitian