1. Sebagai salah satu terapi non farmakologis yang dapat digunakan
oleh lansia dalam mengontrol tekanan darah sehingga dapat
meningakatkan kualitas hidupnya. 2.
Dapat digunakan oleh perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan khususnya dalam hal pelatihan senam aerobik low
impact untuk menjaga tekanan darah para lanjut usia 3.
Dapat dijadikan referensi untuk peningkatan dan pengembangan pelaksanaan senam aerobik low impact di kelurahan Tonja
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini peneliti menuliskan mengenai teori-teori yang dapat mendukung argumentasi penulis. Tinjauan teori yang penulis tampilkan pada BAB ini
meliputi hipertensi, latihan senam aerobik low impact serta pengaruh senam aerobik low impact terhadap penurunan tekanan darah pasien hipertensi.
2.1 Hipertensi
2.1.1 Pengertian Hipertensi
Tekanan darah merupakan gaya atau dorongan darah ke dinding arteri saat darah dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi secara umum didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik
lebih dari 90 mmHg Guyton Holl 2006. Menurut Bryan wiliams, 2007 tekanan darah merupakan daya yang dihasilkan oleh darah
terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh darah. Lebih terperinci lagi dijelaskan bahwa tekanan darah BP=Blood Pressure dinyatakan
dengan millimeter mm merkuri Hg. Tekanan darah dapat berfluktuasi dalam batas tertentu tergantung oleh
umur, diet dan tingkat stress yang dialami Tambayong, 2000.
Tekanan darah tinggi atau disebut dengan Hipertensi merupakan kondisi yang terjadi karena menurunnya elastisitas arteri pada proses
menua Wahyunita dan Fitrah, 2010. Pengaturan tekanan darah pada hipertensi
merupakan proses
yang kompleks
menyangkut pengendalian ginjal terhadap natrium dan retensi air, serta
pengendalian sistem saraf terhadap tonus pembuluh darah. Darah yang mengalir ditentukan oleh volume darah yang dipompakan oleh
ventrikel kiri setiap kontraksi dan kecepatan denyut jantung Syarifudin, 2006.
Jadi dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistole 140 dan tekanan darah
diastole 90 mmhg yang dapat berubah-ubah sesuai dengan umur, aktivitas, elastisitas arteri tingkat strees pengendalian ginjal serta
pengendalian sistem saraf terhadap tonus pembuluh darah.
2.1.2 Jenis Hipertensi
Hipertensi merupakan salah satu gangguan pembuluh darah yang menyebabkan suplai darah dan oksigen terhambat ke jaringan tubuh
sehingga mengakibatkan jantung harus memompa darah lebih cepat Sustrani, 2006. Menurut Corwin 2009, beberapa faktor yang
merupakan penyebab umum dari hipertensi, dibagi menjadi 2 golongan, yaitu hipertensi esensial atau primer dan hipertensi sekunder.
a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Hipertensi esensial ini merupakan jenis hipertensi idiopatik karena tidak diketahui dengan jelas penyebabnya. Terdapat banyak faktor
yang mempengaruhi seperti genetik, lingkungan, hiperaktifitas susunan saraf simpatis, sistem renin, angiotensin, peningkatan Na
dan Ca intraseluler Santoso, 2009. Menurut Baradero, Mary 2008, faktor risiko hipertensi esensial meliputi : umur, riwayat
keluarga, obesitas yang dikaitkan dengan peningkatan volume intravaskuler, aterosklerosis, merokok, kadar garam tinggi natrium
membuat retensi air yang dapat menyebabkan volume darah meningkat, mengkonsumsi alkohol dan stress emosi yang
merangsang system saraf simpatis. b.
Hipertensi sekunder atau hipertensi renal Hipertensi sekunder merupakan peningkatan tekanan darah akibat
dari penyakit atau ganguan tertentu seperti gangguan pada ginjal, penyakit parenkim ginjal glomerulus, gagal ginjal, penyakit
renovaskular, ganguan pada kelenjar adrenal, fenokromositoma, koartasi aorta dan trauma kepala Mary, Baradero, 2005. Faktor
pencetus terjadinya hipertensi sekunder antara lain pengunaan kontrasepsi oral neurogenik tumor otak, ensefalitis, gangguan
psikiatrik, peningkatan volume intravascular, tumor kranial,