Pengawasan Proses Produksi LANDASAN TEORI

commit to user 17

C. Pengawasan Proses Produksi

Dengan adanya jenis produksi, diperlukan juga tipe pengawasan produksi. Untuk setiap tipe proses produksi, dipilih jenis pengawasan proses produksi yang paling cocok, sehingga dapat menghasilkan pengawasan proses produksi yang cukup efektif dengan biaya yang paling rendah. Adapun berbagai macam daripada pengawasan proses produksi itu antara lain adalah Agus Ahyari, 1983: 1. Order Control Pengawasan Order Pengawasan ini bertujuan agar produk yang diproduksikan oleh perusahaan akan sesuai dengan order yang masuk. Setiap proses produksi yang dilaksanakan oleh perusahaan, akan selalu dicocokkan dengan order dari produk tersebut, untuk kemudian diadakan perbaikanpembetulan seandainya terjadi kekurangan atau ketidaksesuaian dari produk tersebut dengan ordernya. Setiap order akan mempunyai spesifikasi tertentu. Belum tentu dari setiap order yang masuk ke dalam perusahaan ini mempunyai kesamaan spesifikasi, bahkan pada umumnya akan berbeda-beda. Oleh karena itu akan terjadi kemungkinan bahwa suatu order akan diproses dengan spesifikasi dari order yang lain. Hal ini dapat terjadi oleh karena para karyawan perusahaan pada umumnya akan cenderung commit to user 18 menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan apa yang telah dikerjakan pada saat sebelumnya. Sehingga dengan demikian apabila order yang dikerjakan sekarang berbeda dengan order yang sudah dikerjakan sebelumnya, kemungkinan terjadinya penyimpangan penyelesaian produk dari ordernya akan menjadi semakin besar. Didalam order control ini, maka setiap order akan diikuti dengan pedoman-pedoman untuk menyelesaikan order tersebut. Hal ini disebabkan oleh karena setiap order tersebut akan memerlukan bahan yang berbeda-beda baik dalam jumlah maupun jenisnya, proses penyelesaian produk yang berbeda, dan lain sebagainya. 2. Flow Control Pengawasan Arus Merupakan tipe pengawasan yang dititik beratkan kepada arus dari proses produksi tersebut. Cara pengawasan ini akan menghasilkan tingkat penyelesaian produk yang relatif stabil dari waktu ke waktu untuk semua bagiandepartemen. Hal ini akan dapat dilaksanakan apabila tingkat produksi perusahaan untuk masing-masing bagiandepartemen tersebut relatif stabil pula. Tipe pengawasan ini akan lebih cocok digunakan dalam proses produksi terus-menerus. Permasalahan yang perlu diperhatikan dalam pengawasan arus ini adalah persiapan-persiapan yang harus diselesaikan sebelum produksi dimulai, yang akan menunjang kelancaran proses produksi. Persiapan-persiapan ini antara lain tersedianya bahan mentah yang cukup, tersedianya tenaga kerja untuk masing-masing bidang, suku commit to user 19 cadang. Persiapan-persiapan ini sangat menentukan kelangsungan proses produksi dari perusahaan, oleh karena itu perlu diperhatikan juga sebelum proses produksi dimulai. 3. Load Control Pengawasan Beban Pengawasan produksi adalah pada beban yang harus dilaksanakan oleh masing-masing bagiandepartemen dalam perusahaan, terutama untuk bagian-bagian kunci. Bagian-bagian kunci ini merupakan bagian yang melaksanakan proses produksi dari semua atau sebagian besar produk perusahaan. Bagian ini merupakan bagian yang mempunyai kegiatan paling padat serta pada umumnya titik kritis dari proses produksi berada dalam bagian ini pula. Masalah lain yang perlu diperhatikan adalah pemisahan komponenbahan untuk masing-masing produk. Bahan-bahan ini perlu dipisahkan kedalam kelompok bahan-bahan yang sama, sehingga akan mudah dicari sewaktu diperlukan serta memudahkan perhitungan atas komponenbahan tersebut ke dalam produk akhir. 4. Block Control Pengawasan Block Pesanan-pesanan yang masuk dikelompokkan kepada produk- produk yang mempunyai penyelesaian proses produksi sama atau hampir sama. Pesanan-pesanan ini didaftar dalam sebuah block , untuk memudahkan pengenalan terhadap produk-produk yang sedang diproses, maka setiap proses produksi harus disertai nomor block berikut nomor pesanannya. Dengan adanya nomor ini produk yang sedang diproses commit to user 20 akan dapat diketahui dengan mudah, sehingga segera dapat dicocokkan dengan identifikasi pada kartu pesanan. Tujuannya adalah adanya stabilitas tingkat produksi dari masing- masing bagian. Oleh karena dalam proses produksi semacam ini belum tentu semua produk diproduksikan di dalam semua bagian perusahaan, maka dengan disusunnya block pesanan ini akan lebih terlihat bagiandepartemen yang mana saja yang akan dilalui oleh masing- masing block. 5. Special Project Control Pengawasan Proyek Khusus Pengawasan produksi pada proyek-proyek khusus ini sebenarnya merupakan salah satu bentuk khusus daripada order control . Pada umumnya pengawasan semacam ini dipergunakan dalam proyek-proyek yang cukup besar, seperti misalnya pembangunan jembatan-jembatan besar, pembuatan menara, peluncuran roket, pembangunan reaktor atom, dan lain sebagainya. Dalam pelaksanaan proses produksi semacam ini pengawasan produksi harus dilaksanakan secermat mungkin. Proyek semacam ini kegiatannya sangat komplek, maka tidak jarang terjadi bahwa suatu sub bagian sudah selesai dikerjakan, sementara sub bagian yang lain baru disusun perencanaannya secara detail. Namun dengan sistem koordinasi yang tepat, hal tersebut tidak akan menunda penyelesaian proyek secara keseluruhan. Tetapi apabila koordinasi dalam penyelesaian proyek tersebut sangat kurang atau commit to user 21 bahkan tidak ada sama sekali, maka penyelesaian proyek ini akan tertunda oleh karenanya. 6. Control by Exception Pengawasan Pada Penyimpangan Pengawasan proses produksi dengan mempergunakan metode ini lebih menitikberatkan pengawasan kepada terjadinya pengecualian dalam proses produksi. Dasar utama penggunaan metode ini adalah bahwa proses produksi akan berjalan sama dari hari ke hari, sehingga tidak lagi memerlukan petunjuk dan pengawasan yang ketat setiap harinya. Pengawasan hanya ditunjukkan kepada adanya kekecualian yang terjadi dalam proses produksi perusahaan. Pemilihan metode ini dikarenakan murahnya pengawasan proses produksi dengan mempergunakan metode ini. Dibandingkan dengan jenis pengawasan proses produksi yang lain, maka pengawasan pada perkecualian ini mempunyai total biaya yang paling murah. Dengan demikian pengawasan semacam ini tidak dapat diteliti. Penyimpangan- penyimpangan ataupun kemacetan proses produksi baru dapat diketahui apabila hal-hal tersebut sudah terjadi. Sehingga pengawasan semacam ini sama sekali tidak cocok untuk usaha-usaha pencegahan.

D. Tahapan Produksi