Sambungan Las Memilih Besarnya Arus Rumus yang digunakan dalam perhitungan las

commit to user 12 a Sumber daya, berupa arus bolak-balik A.C atau arus searah D.C. b Kabel timbel las dan pemegang elektroda. c Kabel balik las bukan timbel hubungan ke ground dan penjepit. d Hubungan ke ground. Fungsi lapisan elektroda dapat diringkaskan sebagai berikut : Wiryosumarto, 2000 1. Menyediakan suatu perisai yang melindungi gas sekeliling busur api dan logam cair. 2. Membuat busur api stabil dan mudah dikontrol. 3. Mengisi kembali setiap kekurangan yang disebabkan oksidasi elemen-elemen tertentu dari genangan las selama pengelasan dan menjamin las mempunyai sifat- sifat mekanis yang memuaskan. 4. Menyediakan suatu terak pelindung yang juga menurunkan kecepatan pendinginan logam las dan dengan demikian menurunkan kerapuhan akibat pendinginan. 5. Membantu mengontrolbersama-sama dengan arus las ukuran dan frekuensi tetesan logam cair. 6. Memungkinkan dipergunakannya posisi yang berbeda. Dalam las listrik panas yang akan digunakan untuk mencairkan logam diperoleh dari busur listrik yang timbul antara benda kerja yang dilas dan kawat logam yang disebut elektroda. Elektroda ini terpasang pada pegangan atau holder las dan didekatkan pada benda kerja hingga busur listrik terjadi. Karena busur listrik itu, maka timbul panas dengan temperatur maksimal 3450 o C yang dapat mencairkan logam. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelasan adalah :

II.4.1. Sambungan Las

Ada beberapa jenis sambungan las, yaitu : a. Butt joint Yaitu dimana kedua benda kerja yang dilas berada pada bidang yang sama. commit to user 13 Gambar 2.11. Sambungan las tipe butt joint Wiryosumarto, 2000 b. La p joint Yaitu dimana kedua benda kerja yang dilas berada pada bidang yang pararel. Gambar 2.12. Sambungan las tipe lap joint Wiryosumarto, 2000 c. Edge joint Yaitu dimana kedua benda kerja yang dilas berada pada bidang paralel, tetapi sambungan las dilakukan pada ujungnya. Gambar 2.13. Sambungan las tipe edge joint Wiryosumarto, 2000 d. T- joint Yaitu dimana kedua benda kerja yang dilas tegak lurus satu sama lain. Gambar 2.14. Sambungan las tipe T-joint Wiryosumarto, 2000 e. Cor ner joint Yaitu kedua benda kerja yang dilas tegak lurus satu sama lain. commit to user 14 Gambar 2.15. Sambungan las tipe corner joint Wiryosumarto, 2000

II.4.2. Memilih Besarnya Arus

Besarnya arus listrik untuk pengelasan tergantung pada diameter elektroda dan jenis elektroda. Tipe atau jenis elektroda tersebut misalnya: E6013, huruf E tersebut singkatan dari elektroda. Angka 60 menyatakan kekuatan tarik terendah setekah dilaskan adalah 60.000 Psi atau 42,2 kgmm 2 kekuatan geser 38,7 kgmm 2 . Angka 1 menyatakan posisi pengelasan. Angka 3 adalah menyatakan jenis listrik AC atau DC polaritas ganda, diameter elektroda 2,6 mm, arus 230 - 270A, tegangan 27 - 29V. Besar arus listrik harus sesuai dengan elektroda, bila arus listrik terlalu kecil, maka: Kenyon, 1985 a. Pengelasan sukar dilaksanakan. b. Busur listrik tidak stabil. c. Panas yang terjadi tidak cukup untuk melelehkan elektroda dan benda kerja d. Hasil pengelasan atau rigi-rigi las tidak dan fenetrasi kurang dalam Apabila arus terlalu besar maka: a. Elektroda mencair terlalu cepat. b. Hasil pengelasan atau rigi-rigi las menjadi lebih besar permukaannya dan penetrasi terlalu dalam.

II.3.3. Rumus yang digunakan dalam perhitungan las

1. Menghitung tegangan geser ijin j . Khurmi dan Gupta, 2002 j = 12 æ urmi u m commit to user 15 2. Menentukan luas penampang las. Khurmi dan Gupta, 2002 = 0.707 . s . [12 π a + b ] 3. Tegangan geser las. Khurmi dan Gupta, 2002 j = 4. Momen lentur las. Khurmi dan Gupta, 2002 = . 5. Section modulus . Khurmi dan Gupta, 2002 = [12 a + b ] 4 6. Tegangan lentur. Khurmi dan Gupta, 2002 = 7. Tegangan geser maksimal. Khurmi dan Gupta 2002 j p = 1 2 + 4 j Dimana; A = luas pengelasan mm 2 j = tegangan geser Nmm 2 Z = section modulus mm 3 P = beban N = tegangan lentur Nmm 2 s = lebar rigi las mm t = tebal rigi las mm a = tinggi penampang besi pipa elips mm b = lebar penampang besi pipa elips mm e = jarak las dengan beban mm. commit to user 16

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

III.1. Desain Rangka Desain rangka sepeda listrik berasal dari penggabungan dua jenis rangka sepeda yaitu rangka sepeda jalanan dengan rangka sepeda gunung. Ukuran fr ame yang dipakai adalah dari ukuran fr ame sepeda jalanan, tetapi bentuknya mengadopsi dari fr ame sepeda gunung. Hal ini dikarenakan sepeda listrik yang dibuat tidak mungkin digunakan dijalur yang ekstrim, seperti di daerah pegunungan yang memiliki jalur yang ekstrim, maka ukuran fr ame menggunakan ukuran sepeda jalanan. Fr ame sepeda gunung jenis down hill merupakan bentuk yang diadopsi dan untuk ukuran fr ame sepeda jalanan jenis feder al adalah yang dipakai untuk menentukan ukuran dari sepeda listrik ini. Akan tetapi hanya ukuran pada rangka bagian depan saja, rangka bagian belakang swing ar m ditambahkan sedikit dimensi panjangnya yang bertujuan sebagai tempat baterai nantinya. Seperti bentuk fr ame sepeda gunung, suspensi merupakan ciri dari sepeda itu. Oleh sebab itu ditambahkan suspensi untuk menambah kenyamanan pengendara disaat mengendarainya. Sehingga menjadi rangka sepeda dengan desain seperti pada gambar 3.2. Gambar 3.1. Rangka sepeda listrik