Blending Hidrogenasi Interesterifikasi Modifikasi Minyak Dan Lemak Dalam Pembuatan Cocoa Butter Equivalent

lemak yang baru sehingga menghasilkan sifat-sifat yang berbeda dengan sifat sebelumnya Silalahi, 1999. Beberapa cara modifikasi minyak dan lemak menurut Wills et al 1998 dan silalahi 1999 adalah melalui blending, fraksinasi, hidrogenasi, interesterifikasi dan kombinasi dari metode-metode tersebut.

2.4.1. Blending

Blending merupakan metode dalam memodifikasi minyak dan lemak yang mudah dan ekonomis, karena dapat dilakukan dengan mencampur secara fisik dua jenis minyak atau lebih. Dengan cara blending, tujuan peningkatan titik cair dapat tercapai dengan menambahkan minyak yang mempunyai titik cair tinggi ke dalam campuran minyak. Namun demikian, metode blending memiliki kelemahan. Karena perbedaan ukuran molekul, dua jenis minyak ada kemungkinan tidak kompatibel satu sama lainnya Mousatta Akoh, 1998.

2.4.2. Hidrogenasi

Hidrogenasi merupakan proses adisi hidrogen pada ikatan rangkap dengan menggunakan katalis logam biasanya nikel, Ni. Hidrogenasi mampu mereduksi ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal, sehingga dapat meningkatkan titik cair minyak dan lemak. Hidrogenasi dapat dilakukan secara parsial maupun total, tetapi umumnya hidrogenasi dilakukan secara parsial. Selama hidrogenasi parsial, sebagian ikatan rangkap dari asam lemak akan menjadi jenuh, tetapi Universitas Sumatera Utara ikatan rangkap yang secara alami berbentuk cis berisomerasi menjadi bentuk trans. Beberapa waktu lalu, pembentukan isomer asam lemak trans selama hidrogenasi dianggap menguntungkan karena asam lemak trans mempunyai titik cair dan stabilitas yang lebih tinggi daripada bentuk isomer cis, tetapi beberapa studi epidemiologi dan klinis terhadap aspek kesehatan asam lemak trans menunjukkan indikasi bahwa mengkonsumsi asam lemak trans berkaitan langsung dengan peningkatan resiko terkena penyakit jantung koroner. Isomer trans dilaporkan dapat mempertinggi kolesterol serum dalam LDL Silalahi, 1999.

2.4.3. Interesterifikasi

Gandhi 1997 dan Silalahi 1999 menyatakan bahwa interesterifikasi merupakan reaksi suatu ester dengan ester lainnya atau ester interchange. Interesterifikasi meliputi penataan ulang atau randominasi residu asil dalam triasilgliserol dan selanjutya menghasilkan lemak atau minyak dengan sifat-sifat yang baru. Metode ini merupakan salah satu alternatif proses yang dapat digunakan untuk menghindari terbentuknya isomer trans, bahkan menghasilkan lemak zero trans bebas isomer trans Petrauskate et al, 1998 . Interesterifikasi dapat terjadi dengan adanya katalis kimia interesterifikasi kimia atau dengan adanya biokatalis enzim interesterifikasi enzimatik. Interesterifikasi kimia menghasilkan suatu randominasi gugus asli dalam trigliserida. Perbedaan dalam reaktifitas asam lemak tertentu dan variasi Universitas Sumatera Utara dalam laju esterifikasi telah digunakan untuk menjelaskan randominasi yang terjadi Willis et al, 1998. Interesterifikasi dapat terjadi tanpa menggunakan katalis, tetapi membutuhkan temperatur yang sangat tingi, pencapaian keseimbangan equilibrium sangat lambat, trigliserida akan mengalami dekomposisi dan polimerisasi serta banyak menghasilkan asam lemak bebas Silalahi, 1999. Interesterifikasi enzimatik, lipase juga sering dipergunakan untuk memodifikasi lemakminyak. Umumnya enzim lipase yang digunakan dalam memodifikasi lemakminyak adalah enzim lipase mikrobial yang harganya relatif mahal. Lipase merupakan enzim yang dapat mengkatalisis reaksi interesterifikasi. Enzim yang terutama dihasilkan dari bakteri, khamir dan fungi ini mengkatalisis hidrolisat triasilgliserol, diasilgliserol dan monoasilgliserol dengan adanya sejumlah air. Pada tahap awal interesterifikasi meliputi hidrolisis triasilgliserol dengan mengkonsumsi air, menghasilkan diasilgliserol, monoasilgliserol dan asam lemak bebas. Akumulasi produk hidrolisis berlangsung terus hinga mencapai suatu kesetimbangan equilibrium Wills et al, 1998. Menurut Silalahi 1999, intersterifikasi dengan katalis lipase mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan katalis kimia, karena enzim dapat terurai di alam sehingga tidak merusak lingkungan, enzim berfungsi pada kondisi reaksi yang ringan sehingga terhindar dari pembentukan produk samping, reaksinya efisien dan mudah dikontrol dan sifat spesifitas dari lipase terhadap substratnya. Universitas Sumatera Utara

2.4.4. Fraksinasi