Dan karenanya penulis memilih judul “DISPENSASI KAWIN BAGI PERNIKAHAN DI BAWAH UMUR MENURUT UNDANG-UNDANG
NO. 1 TAHUN 1974 STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA KABUPATEN KUDUS”.
1.2 Identifikasi Masalah
Perkawinan dibawah umur merupakan fenomena yang terjadi di masyarakat. Manusia perlu melaksanakan perkawinan untuk dapat melegalkan
hubungan antara calon suami atau isteri. Mengingat pentingnya perkawinan bagi kehidupan manusia, maka sudah sewajarnya peraturan mengenai
perkawinan diatur sedemikian rupa, sehingga dapat meminimalkan timbulnya permasalahan di bidang perkawinan. Salah satu hal penting untuk
mewujudkan tertib di bidang perkawinan tersebut adalah adanya kepastian hukum di bidang perkawinan, khususnya terhadap dispensasi kawin pada
calon suamicalon isteri yang usianya belum memenuhi syarat menurut undang-undang. Jika sudah mendapatkan kepastian hukum atas
perkawinannya maka pasangan calon suami-isteri yang belum cukup umur menurut undang-undang mendapatkan pengakuan yang sah atas
perkawinannya. Dispensasi kawin bagi perkawinan dibawah umur sangat penting. Hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi masalah tentang pengakuan sah perkawinan tersebut. Pengaturan ini berkaitan dengan pengakuan hukum bagi anak-anak
dari calon suamicalon isteri yang melakukan perkawinan dibawah umur.
Namun, setelah pasangan suami isteri yang telah melaksanakan perkawinan dibawah umur,maka ada beberapa masalah yang timbul dalam keluarga.
Diantaranya keluarga rawan cerai karena kurang matangnya mental lahir batin dari kedua pasangan, anak-anak yang dihasilkan dari perkawinan tersebut
kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tua, banyak masalah yang sering terjadi sehingga keluarga kurang harmonis.
Pasal 7 ayat 1 Undang-ndang Perkawinan menetapkan pria harus sudah mencapai umur 19 sembilan belas tahun dan wanita harus sudah mencapai
umur 16 enam belas tahun, baru diizinkan untuk melangsungkan perkawinan. Oleh karena itu proses dispensasi kawin ini harus diatur sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
1.3 Rumusan Masalah
Pada penelitian ini memerlukan pembatasan agar tidak melebihi pembahasan yang tidak di perlukan dalam penulisan skripsi ini. Pembatasan
dalam skripsi ini akan dibatasi pada permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Alasan faktor apa yang menjadi pendorong untuk mengajukan
dispensasi nikah di Pengadilan Agama Kabupaten Kudus? 2.
Apa yang menjadi pertimbangan hakim untuk memutuskan permohonan dispensasi nikah di Pengadilan Agama Kabupaten Kudus?
1.4 Tujuan Penelitian