10
Berdasarkan kelima alasan-alasan pengajuan permohonan peninjauan kembali maka, fokus penulisan dalam karya tulis ini membahas mengenai Pasal
91 huruf c UU Pengadilan Pajak.
2.2. Keadilan Substantif
Publik sejauh ini merasakan dan menilai bahwa lembaga pengadilan kurang adil karena terlalu syarat dengan prosedur, formalistis, kaku, dan lamban dalam
memberikan putusan terhadap suatu sengketa. Faktor tersebut tidak lepas dari cara pandang hakim terhadap hukum yang kaku dan normatif-prosedural dalam
melakukan konkretisasi hukum. Hakim harus mampu menjadi living interpretator untuk menangkap semangat keadilan dalam masyarakat dan tidak terbelenggu
oleh kekakuan normatif-prosedural yang ada dalam suatu peraturan perundang- undangan, karena hakim bukan lagi sekedar la bouche de la loi corong undang-
undang. Permasalahan sebagaimana tergambar pada uraian tersebut agaknya memang tidak dapat dilepaskan dari dikotomi antara keadilan substantif dan
keadilan prosedural. Keadilan substantif di dalam Black’s Law Dictionary 7th Edition dimaknai
sebagai: “Justice Fairly Administered According to Rules of Substantive Law, Regardless of Any Procedural Errors Not Affecting The Litigant’s substantive
Rights”.
18
Keadilan yang diberikan sesuai dengan aturan-aturan hukum substantif dengan tanpa melihat kesalahan-kesalahan prosedural yang tidak berpengaruh
pada hak-hak substantif Penggugat. Hal Ini berarti bahwa apa yang secara formal-prosedural benar bisa saja disalahkan secara materiil dan substansinya
melanggar keadilan. Sebaliknya, apa yang secara formal salah bisa saja dibenarkan jika secara materiil dan substansinya sudah cukup adil hakim dapat
menoleransi pelanggaran prosedural asalkan tidak melanggar substansi keadilan. Dengan kata lain, keadilan substantif bukan berarti hakim harus selalu
mengabaikan bunyi undang-undang. Melainkan, dengan keadilan substantif berarti hakim bisa mengabaikan undang-undang yang tidak memberi rasa
18
Bryan A. Garner ed.. 1999. Black s Law Dictionary, 7
th
Edition, Amerika: West Group, hal: 869.
11
keadilan, tetapi tetap berpedoman pada formal-prosedural undang-undang yang sudah memberi rasa keadilan sekaligus menjamin kepastian hukum.
Keadilan substantif terfokus atau berorientasi kepada nilai-nilai fundamental yang terkandung didalam hukum. Sehingga hal-hal yang menitikberatkan kepada
aspek prosedural akan di nomorduakan. Secara teoritik, kedalilan substantif dibagi ke dalam empat bentuk keadilan, yakni kedailan distributif, kedalian retributif,
keadilan komutatif, dan keadilan korektif. Keadilan distributif menyangkut pengaturan dasar segala sesuatu, buruk baik dalam mengatur masyarakat.
Berdsarkan keadilan ini, segala sesuatu dirancang untuk menciptakan hubungan yang adil antara dua pihak dengan mendapat kesempatan yang sama untuk
memperoleh keadilan. Menurut Bambang Sutiyoso bahwa para pencari keadilan justiciabellen
tentu sangat mendambakan perkara-perkara yang diajukan ke pengadilan dapat diputus oleh hakim-hakim yang professional dan memiliki integritas moral yang
tinggi, sehingga dapat melahirkan putusan-putusan yang tidak saja mengandung aspek kepastian hukum keadilan prosedural, tetapi juga berdimensikan legal
justice, moral justice dan social justice. Karena keadilan itulah yang menjadi tujuan utama yang hendak dicapai dari proses penyelesaian sengketa di
pengadilan.
19
2.3. Reformatio in Peius