5.
 
 
 
2 2
2 2
, ,
, 2
u x y u x y
u x y x
t t
 
 
 
 
Untuk  contoh  1,  2,  3  termasuk  persamaan  diferensial  biasa  sedangkan  contoh  4 dan 5 merupakan persamaan diferensial parsial.
2.2 Solusi Persamaan Diferensial
Definisi 2.1
Diberikan persamaan diferensial
 
, dx
f t x dt
2.1
Dimana  f  adalah  fungsi  dalam  dua  variabel  yang  diberikan.  Sebarang  fungsi terturunkan
 
x t
yang  memenuhi  persamaan  ini  untuk  semua  t  dalam  suatu interval disebut solusi.Waluya, 2006
2.3 Persamaan Diferensial Linear dan Tak Linear
Klasifikasi    persamaan  diferensial    dilihat    dari    bentuk    fungsi    atau pangkatnya  juga  dibedakan  menjadi dua yaitu persamaan diferensial linear dan
persamaan diferensial non linear
Definisi 2.2
Diberikan persamaan diferensial biasa
 
 
, , ,...,
n
F t y y y
 
,  F  dikatakan  linear  dalam  variabel
 
, ,...,
n
y y y
.  Definisi serupa  juga  berlaku  untuk  persamaan  diferensial  parsial.  Jadi  secara  umum
persamaan diferensial biasa order n diberikan dengan
 
 
 
 
   
1 1
...
n n
n
a t y a t y
a t y g t
  
Persamaan  yang    tidak  dalam  bentuk  tersebut  merupakan  persamaan  tak linear. Waluya, 2006.
2.4 Persamaan Diferensial Linear Homogen dan Tak Homogen
Definisi 2.3
Persamaan diferensial linear PDL
   
x a t x
g t 
 
2.2 Dengan
 
a t
dan
 
g t
adalah  fungsi dari waktu  t. Pada saat
 
a t a
dengan  a adalah  konstanta,  maka
 
a t
disebut  koefisen  dari    PDL.  Jika
 
g t 
maka persamaan  2.4  disebut  PDL  Homogen  dan  jika
 
g t 
,  disebut  PDL  tak homogen. Farlow,1994
2.5 Order Persamaan Diferensial
Definisi 2.4
Order  dari  persamaan  diferensial  adalah  derajat  atau    pangkat  tertinggi  dari turunan  yang  muncul  dalam  persamaan.  Secara  umum  persamaan  diferensial
berorder n dapat dituliskan sebagai
 
 
 
, ,...,
n
F t u t u
t 
  
Persamaan  di atas  menyatakan   relasi  antara variabel  bebas   dan  nilai-nilai  dari fungsi
 
 
 
,...,
n
u t u
t . Waluya, 2006:4.
Untuk  lebih  kita  tulis untuk
 
u t
, untuk
 
u t
dan  seterusnya.  Jadi persamaan dapat ditulis sebagai
 
, ,...,
n
F t y y
  
 
Contoh: 1.
   
4 2
2 3
1 y
y y
   
persamaan diferensial order empat 2.
   
3 2
6 3
5 y
y y
 
persamaan diferensial order tiga 3.
 
2
2 4
y y
 
persamaan diferensial order dua
2.5.1 Persamaan Diferensial Biasa Order Satu
Diberikan bentuk persamaan diferensial biasa
 
, dx
f t x dt
Dimana  f  adalah  fungsi  dalam  dua  variabel,  sembarang  fungsi  terturunkan
 
x t
yang  memenuhi  persamaan  itu  untuk  semua  t  disebut  solusi  persamaan diferensial biasa order satu.
Contoh: Tentukan solusi umum dari persamaan diferensial berikut ini:
1.
3
3 6
5 x
t t
  
 2.
4 2
1 4
5 x
t t
t  
 
Penyelesaian:
1. Jelas
3
3 6
5 x
t t
  
 
3
3 6
5 x
t t
dt  
 
4 2
3 6
5 4
2 x
t t
t c
  
 
4 2
3 3
5 4
x t
t t
c  
  
Jadi solusi umum untuk
3
3 6
5 x
t t
  
 adalah
4 2
3 3
5 4
x t
t t
c 
  
2. Jelas
4 2
1 4
5 x
t t
t  
 
4 2
1 4
5 x
t t
t dt 
  
 
 
 
5 3
2
1 1
2 5
15 x
t t
t c
  
 
Jadi solusi untuk
4 2
1 4
5 x
t t
t  
 
adalah
5 3
2
1 1
2 5
15 x
t t
t c
 
 
2.5.1.1 Persamaan differensial eksak
Definisi 2.5
Persamaan diferensial order satu berbentuk
   
, ,
M x t dt N x t dx
 
, 2.3
Persamaan 2.3 disebut persamaan eksak apabila
 
, f x t
C 
sehingga
   
 
, ,
, df x t
M x t dt N x t dx
 
2.4
Dari definisi dan hubungan 2.3  terlihat bahwa
 
, df x t
.
Dengan  mengintegralkan  ini  diperoleh  solusi  umum  persamaan  diferensial  PD yaitu
 
, f x t
C 
. Selanjutnya dari definisi total, terlihat bahwa
 
, df
M x t dt
dan
 
, df
N x t dx
2.5
Jika M dan N memiliki turunan parsial yang kontinu dibidang  tx  maka
2
dM f
dx x t
 
  dan
2
dN f
dx t x
 
  2.6
Jika  f  memiliki turunan parsial kedua yang kontinu maka
M N
x t
 
 
2.7
Syarat  2.7  persamaan  diferensial  2.3    dikatakan  eksak.  Juga  syarat  cukup  , sehingga hubungan 2.3 dapat dipergunakan untuk menentukan
 
, f x t
C 
yang merupakan solusi umum untuk PD 2.3.Supriyono, 2012: 14
Contoh:
Tinjau PD 2
t dx
xdt x
 
 
 
 
Penyelesaian:
Disini
1, 1
M N
x t
 
 
 
sehingga
M N
x t
 
 
Maka PD 2
t dx
xdt x
 
 
 
 
 merupakan PD eksak.
Untuk  menentukan  solusi  umum  akan  dicari
 
, f x t
C 
sehingga  hubungan
 
, df
M x t dt
 dan
 
, df
N x t dx
 berlaku.
Solusi untuk 2
t dx
xdt x
 
 
 
 
 adalah
 
, df
M x t x
dt 
sehingga
Jelas
   
, f x t
xdt g x
 
   
, f x t
xt g x
 
Disisi lain
 
, df
M x t x
dt 
sehingga
Jelas
 
2 ,
df N x t
t dx
x 
 
 
df x
g x dx
  
Diperoleh
 
2 g
x x
Jelas
 
2 g x dt
dt x
 
 
2ln g x
x C
 
Jadi solusi umum
 
, 2ln
f x t xt
x C
 
.
2.5.1.2 Faktor Integrasi
Definisi 2.6
Misalkan PD :
   
, ,
M x t dt N x t dx
 
tidak eksak.
Fungsi
 
, x t
 sehingga
       
, ,
, ,
x t M x t dt x t N x t dx
 
 
PD  eksak,
 
, x t
 disebut faktor integrasi.
Perhatikan langkah untuk menentukan faktor integrasi pada
   
, ,
M x t dt N x t dx
 
yang tidak eksak menjadi eksak yaitu
       
, ,
, ,
x t M x t dt x t N x t dx
 
 
.
Karena
       
, ,
, ,
x t M x t dt x t N x t dx
 
 
PD eksak diperoleh
 
 
M N
x t
 
 
 
 atau
M N
M N
x x
t t
 
 
 
 
 
 
 
M N
N M
t x
x t
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
1 M
N N
M t
x x
t 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
diperoleh fakta, 1
M N
N M
t x
x t
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
sekarang kita tinjau beberapa kasus.
a Misalkan
 
t
 
, maka
x
 
Jika x
 
 
, maka 1
M N
N M
t x
x t
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
1 M
N N
t x
t 
 
 
 
 
 
 
 
 
1 M
N N
t x
t 
 
 
 
 
 
1 M
N x
t t
N
 
 
 
 
 
Bila M
N x
t N
 
 
 suatu fungsi dari t, sehingga
 
M N
x t
g t N
 
 
  , maka
 
1 g t
t 
 
 
atau
 
g t dt 
 
Sehingga
 
g t dt 
 
 
 
ln g t dt
 
 
g t dt
e 
  
Diperoleh faktor integrasi
 
g t dt
e 
 
Contoh: Perhatikan PD:
 
2
xdt xt
t dx 
   tidak eksak.
Dari PD di atas kita dapatkan
 
, M x t
x 
1 M
x 
 
dan
 
 
2
, N x t
xt t
 
2 1
N xt
t 
 
 
sehingga
 
2
1 2
1 M
N xt
x t
N xt
t 
 
 
  
2
2 2xt
xt t
 
 
2 2
1 xt
t xt 
 
 
 
2 1
1 xt
t xt 
 
 2
t 
 
g t 
Jadi faktor integrasi pada PD di atas adalah
 
2
2 2ln
ln dt
g t dt t
t t
e e
e e
 
 
 
 
Sehingga
2 2
1 x
x
 
.
b Misalkan
 
x
 
, maka
t
 
sehingga 1
M N
N M
t x
x t
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
1 M
N M
x x
t 
 
 
 
 
 
 
 
 
M M
N x
x t
 
 
 
 
 
 
M N
x t
x M
 
 
 
 
 
 
M N
x t x
M 
 
 
 
 
 
 
Jika fungsi
 
M N
x t
g x M
 
 
  
suatu fungsi dari x, maka
Jelas
 
g x x 
 
 
 
 
ln g x x
 
 
g x x
e 
  
Jadi
 
g x x
e 
 
adalah faktor integrasi untuk kasus
 
x
 
. Contoh:
Dipunyai PD
 
2 2
2 3
xtdt x
t dx
 
 . Tentukan faktor integrasinya
Penyelesaian: Jelas
 
, 2
M x t xt
2 M
t x
 
 
 
 
2 2
, 3
N x t x
t 
6 N
t t
 
  
Sehingga 2
6 2
M N
t t
x t
M xt
 
 
  
 
8 2
M N
t x
t M
xt 
 
 
 
 
 
4 M
N x
t g x
M x
 
 
 
   
Jadi faktor integrasi untuk PD di atas adalah
4
4 ln
4
1
dx x
x
e e
x 
 
 
c Misalkan
 
, x t
 
Dengan substitusi
y xt
diperoleh .
y x
x t
y t
y t
y 
 
 
  
 
 
 
 
  
 
dan
. y
t t
x y
x y
x y
 
 
 
  
 
 
 
  
 
Sehingga 1
M N
N M
t x
x t
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
diperoleh
1 M
N xN
tM y
y x
t
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
1 M
N xN
tM y
x t
 
 
 
 
 
 
1 M
N x
t y
xN tM
 
 
 
 
 
 
Disimpulkan  jika
 
, ,
M N
x t
h y y
xt xN
tM 
 
  
 
maka  faktor  integrasi  adalah
 
ln h y dy
e
. Contoh:
Dipunyai PD
 
3 4
3 xdt
t t x dx
   .
Tentukan faktor integrasinya Penyelesaian:
Jelas
 
, M x t
x 
1 M
x 
 
 
 
3 4
, 3
N x t t
t x  
2 4
1 9 N
t x t
 
  
Sehingga
 
2 4
1 1 9
M N
t x x
t 
 
   
2 4
9t x 
3 5
3 xN
tM xt
t x xt
  
3 5
3t x 
Jadi
2 4
3 5
9 3
M N
t x x
t xN
tM t x
 
 
  
3 xt
 
 
3 g y
y 
 
Jadi faktor integrasi PD di atas adalah
 
3
3 3ln
ln 3
3
1
dy g y dy
y y
y
e e
e e
y y
 
 
 
 
 
Jadi
 
3 3
1 1
y xt
 
Berikut  ini  contoh  penerapan  faktor  integrasi  untuk  mencari  solusi  umum  PD order satu.
Contoh: Tentukan solusi dari persamaan diferensial biasa linear order satu dari
dx x
t dt
 
Penyelesaian: Dari
dx x
t dt
   diperoleh
 
1 g t
 
dan
 
q t t
Diperoleh faktor integralnya
   
1 p t dt
dt t
e e
e
 
 
 
Selanjutnya kedua ruas kita kalikan dengan
t
e
diperoleh
t t
dx e
x e t
dt
 
 
 
 
 
t t
t
dx e
e x e t
dt
 
 
 
 
 
t t
d e x e t
dt
 
 
 
 
t t
e x e tdt
 
 
t t
t
e x e t
e dt
 
  
t t
t
e x e t
e c
 
  
 
1
t
c x
t e
    
1
1 x
t c
    
Jadi dari
dx x
t dt
 
diperoleh solusi
1
1 x
t c
   
dengan
1
c
suatu kontanta.
2.5.2 Persamaan Diferensial Biasa Order Dua
2.5.2.1 Persamaan  Diferensial  Linear  Order  Dua  Homogen  dengan  Koefisien
Konstanta
Perhatikan  PD  linear  order  dua  homogen  dengan  koefisien  konstanta  yang berbentuk
x bx
cx 
 
 
2.8 Dimana  b dan c merupakan konstanta.
Dengan demikian persamaan diferensial order dua homogen bisa ditulis Ambil
t
x e
 , dan
 agar
t
x e
 solusi PD 2.8.
Dari
t
x e
 diperoleh
t
x e
 
 dan
2 t
x e
 
Disubstitusikan ke PD 2.8 menjadi
2 t
t t
e b e
ce
 
 
 
 
2 t
e b
c
 
 
 
Karena
t
e
x 
dan   maka
2
b c
 
  
2.9 Persamaan  2.9  disebut  persamaan  karakteristik  dari  2.8  ,  dan  akar-akar  2.9
disebut akar-akar karakteristik 2.8 Ada 3 kemungkinan akar- akar dari
2
b c
 
  
a Akar real berbeda
Bila
1
  dan
2
  adalah dua akar real yang berbeda, maka
1
t
e
dan
2
t
e
adalah solusi  yang  bebas  linear.  Jadi,  solusi  umum  PD  2.8  adalah
 
1 2
t t
x t Ae
Be
 
 
. Syarat akar real berbeda adalah
D 
dengan kata lain
2
4 b
c 
 .
Contoh: Tentukan solusi umum dari PD
5 6
x x
x 
 
 
Penyelesaian: Dari dari PD
5 6
x x
x 
 
 
diperoleh persamaan karakteristik
2
5 6
 
  
 
1 2
3 2
 
 
 
1
3 
   atau
2
2
Jadi solusi umum PD di atas adalah
 
3 2
t t
X t Ae
Be 
b Dua akar sama
Misalkan  kedua  akar  dari  persamaan  karakteristik  2.9  bernilai  sama  yakni
1 2
k
 
 
maka
 
1 kt
X t e
adalah  salah  satu  solusi  PD  2.8  .  Bila
   
2 1
X w t X t
adalah solusi lainnya, maka
 
 
 
2
1
p t dt kt
w t e
dt e
 
karena
1 2
k
 
 
adalah  akar-akar  pesamaan
 
2
a b
c t
 
 
maka
1 2
2k p
 
 
 
. Diperoleh
Jelas
 
 
 
2
1
p t dt kt
w t e
dt e
 
 
 
2 2
1
kdt kt
w t e
dt e
 
 
 
2 2
kt kt
e w t
dt e
 
 
1. w t
dt t
 
Jadi
 
w t t
sehingga didapatkan
 
2 1
kt
X tX t
te 
.
Jadi solusi umum untuk 2.8 adalah
kt kt
X Ae
Bte 
 .
Syarat akar-akar real sama adalah
D 
dengan kata lain
2
4 b
c 
 .
Contoh: Tentukan solusi umum PD
4 4
x x
x 
 
 
Penyelesaian: Dari PD
4 4
x x
x 
 
 
diperoleh persamaan karakteristik
2
4 4
 
  
 
1 2
2 2
 
 
 
1 2
2 2
 
  
Jadi solusi umum PD
4 4
x x
x 
 
 
adalah
2 2
t t
X Ae
Bte 
c Akar kompleks
Misalkan  salah  satu  akar  2.9  adalah
1
i   
  maka  akar  yang  lainnya
adalah
2
i
  
 
. Karena , maka
 
1
1 i t
t
X e
e
  
 
dan
 
2
2 i t
t
X e
e
  
 
Jadi solusi umum untuk PD 2.9 adalah
 
 
1 2
i t i t
X C e
C e
   
 
 
.
 
 
1 2
1 2
cos sin
cos sin
t ti
t ti
t t
X C e e
C e e X
C e t
i t
C e t
i t
   
 
 
 
 
 
 
 
1 1
2 2
cos sin
cos sin
t t
t t
X C e
t C e i
t C e
t C e i
t
 
 
 
 
 
 
1 2
1 2
cos cos
sin sin
t t
t t
X C e
t C e
t C e i
t C e i
t
 
 
 
 
 
 
 
 
1 2
1 2
cos sin
t t
X C
C e t
C i C i e
t
 
 
 
 
Ambil
1 2
A C
C 
dan
1 2
B C i
C i 
 sehingga didapatkan
cos sin
t t
X Ae
t Be
t
 
 
 
.
Syarat akar-akar kompleks berbeda adalah
D 
dengan kata lain
2
4 b
c 
 .
Contoh: Tentukan solusi umum PD
2 2
x x
x 
 
 
Penyelesaian: Didapatkan  persamaan  karakteristik  dari  PD  di  atas  yaitu
2
2 2
 
   dengan
akar-akarnya
1
1 i     dan
2
1 i
 
sehingga
1
dan 1
  .
Jadi solusi umum PD di atas adalah cos
sin
t t
X Ae
t Be
t 
 .
2.5.2.2 Persamaan Diferensial Chauchy
PD linear order dua homogen yang  berbentuk
2
t x mtx
nx 
 
 
2.10 Dimana m dan n di konstanta-konstanta disebut PD Chauchy atau PD Euler order
dua.misalkan ,
x t t
  dan kita akan mencari
  agar  x t
 solusi PD 2.10.
Dari  x t
   diperoleh
1
x t
 
dan
 
2
1 x
t
 
 
,  kemudian  disubstitusikan ke 2.10, diperoleh
Jelas
 
 
   
2 2
1
1 t
t mt
t n t
 
  
 
 
 
 
1 t
m t nt
 
  
 
 
 
2
m n t
 
 
  
 
 
2
1 m
n t
 
 
  
Karena
t 
diperoleh
 
2
1 m
n
 
   
2.11
Disebut persamaan pembantu PD 2.10. Ada 3 kemungkinan akar-akar persamaan
2
t x mtx
nx 
 
 
a Akar Real Berbeda
Bila
1
  dan
2
  adalah dua akar real yang berbeda, maka
1
2
x t
dan
2
2
x t
adalah solusi yang bebas linear. Jadi solusi umum PD adalah
1 2
x At
Bt
 
 
Contoh: Tentukan solusi PD
2
4 4
t x tx
x 
 
 
Penyelesaian: Dari
2
4 4
t x tx
x 
 
 
diperoleh
4 m
dan
4 n
 
,  sehingga  diperoleh persamaan pembantu
2
3 4
 
  
 
4 1
 
 
 
1
4
  
atau
2
1  
Jadi, solusi PD
2
4 4
t x tx
x 
 
 
adalah
4 4
A x
At Bt
Bt t
 
 
b Dua akar sama
Misalkan kedua akar dari persamaan karakteristik 2.10 bernilai sama yakni
1 2
  
 
Jelas
1
x t
adalah  salah  satu  solusi  PD  2.10,  solusi  lainnya
   
2 1
x w t X t
dapat ditentukan dengan mencari
 
w t
, yaitu
 
 
2
2
1
mt dt
t
w t e
t
 
 
2
1
m dt
t
e t
 
ln 2
1
m t
e t
ln 2
1
m
t
e t
2
1
m
t t
2 m
t dt
 
Karena
1 2
 
maka
 
1 2
2 1
1 m
m
  
 
     
.
Jadi,
 
2 1
1 m
m m
        
dan
 
1
ln w t
t dt t
 
.
Sehingga
2
ln . ln
x t t
t t
 
 
.
Jadi solusi PD di atas adalah
ln x
At Bt
t
 
 
atau
 
ln ,
x t
A B t
t
 
 .
Khusus untuk
t t
t   
, maka solusi umum adalah
 
ln ,
x t
A B t
t
 
 .
Contoh: Tentukan solusi umum PD
2
0, t x
tx x
t   
  
Penyelesaian: Dari  PD  di  atas  diperoleh
1 m
 
dan
1 n
sehingga  diperoleh  persamaan pembantu
2
2 1
 
  
 
2
1 
 
1
1 
 
atau
2
1  
Jadi solusi umum PD di atas adalah
 
ln ,
x t A B
t t
 
 .
a Akar kompleks
Misalkan  salah  satu  akar  2.9  adalah
1
i   
  maka  akar  yang  lainnya
adalah
2
i
  
 
. Karena , maka
1
1 t
i
x t
t
  
 
dan
2
2 i
x t
t
  
 
Jadi solusi umum untuk PD 2.9 adalah
1 2
i i
x C t
C t
   
 
 
.
Disisi lain
 
 
ln ln
cos ln
sin ln
i
i t
i t
t e
e t
i t
 
 
 
 
dan
 
 
cos ln
sin ln
i
t t
i t
 
 
.
Diperoleh
1 2
i i
x C t
C t
   
 
 
 
 
 
 
 
 
1 2
cos ln
sin ln
cos ln
sin ln
C t t
i t
C t t
i t
 
 
 
 
 
 
 
 
 
1 1
2 2
cos ln
sin ln
cos ln
sin ln
t C
t C i
t C
t C i
t
 
 
 
 
 
 
  
   
1 2
1 2
cos ln
sin ln
t C
C t
C i C i
t
 
 
 
 
 
Ambil
 
1 2
A C
C 
dan
 
1 2
B C i
C i 
.
Jadi
 
 
cos ln
sin ln
x t
A t
B t
 
 
 
  .
Contoh: Tentukan solusi umum PD
2
2 0,
t x tx
x t
  
  
Penyelesaian; Dari PD di atas diperoleh persamaan pembantu
2
2 2
 
  
 
 
 
 
1 1
1 1
i i
i i
 
 
  
  
     
Sehingga 1
i i
  
 
Jadi solusi umum PD di atas adalah
   
cos ln sin ln
x t A
t B
t 
 
 
2.5.2.3 Persamaan Diferensial Linear Order Dua Tak Homogen dan
Metode Koefisien Tak Tentu
Tinjau persamaan diferensial linear order dua tak homogen
   
   
a t x b t x
c t g t
 
 
2.12
Dimana
 
g t 
.  Solusi  umum  untuk  persamaan  diferensial  order  dua  tak homogen dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi sebagai berikut,
     
 
1 2
1 2
t t
h
t x t
x t c e
c e x t
 
 
 
, dimana
 
1 2
1 2
t t
h
x t c e
c e
 
 
adalah solusi  yang  berbasis  pada  persamaan  diferensial  order  dua  homogen  sedangkan
 
x t
merupakan  penyelesaian  khusus  dari  persamaan  diferensial  order  dua  tak homogen.  waluya,  2006.  Untuk  mencari
 
x t
kita  harus  menebaknya  sesuai dengan permasalahan. Berikut ini aturan tebakan yang bisa dipakai untuk mencari
solusi khusus
 
x t
:
1. Jika
 
t
g t e
, maka fungsi tebakannya
 
t p
x t
Ae
. 2.
Jika
   
sin g t
t
atau
   
cos g t
t
maka fungsi tebakan
   
 
cos sin
p
x t
A t
B t
 
 
3. Jika
 
2 2
1
...
n n
g t a t
a t a t
a 
  
maka
 
2 2
1
...
n p
n
x t
A t A t
A t A
  
 
4. Jika
 
2 t
g t t e
maka
 
 
2 2
1 t
p
x t
A t A t
A e
 
 5.
Jika
   
cos
t
g t e
t
atau
   
sin
t
g t e
t
maka fungsi tebakan
   
 
 
cos sin
t p
x t
e A
t B
t
 
 
6. Jika
   
 
1 2
g t g t
g t 
,
 
1
x t
tebakan untuk
 
1
g t
dan
 
2
x t
tebakan untuk
 
2
g t
, maka
   
 
1 2
p
x t
x t x t
 
Waluya, 2006: 58
Contoh: Tentukan solusi persamaan diferensial order dua linear homogen dan tak homogen
berikut ini:
1.
2 2
2
3 2
4 d x
dx x
t dt
dt 
  
2.
2 2
2 3
5
t
d x dx
x e
dt dt
 
3.
 
2 2
6 3
t
d x dx
x t
e dt
dt 
  
4.
2 2
4 2sin 3
d y y
x dx
 
Penyelesaian :
1. PD homogen dari
2 2
2
3 2
4 d x
dx x
t dt
dt 
    adalah
2 2
3 2
d x dx
x dt
dt 
 
sehingga diperoleh persamaan karakteristik
2
3 2
 
  
 
1 2
 
 
 
.
Diperoleh akar-akar karakteristik
1
1     dan
2
2
 
Jadi  solusi  homogennya
 
2 t
t h
x t Ae
Be
 
 
.  Solusi
p
x
diandaikan
2 1
2 p
x A
A t A t
 
dan dengan menurunkan
p
x
diperoleh
1 2
2
p
x A
A t 
 
dan
2
2
p
x A
 
.  Kemudian  disubstitusikan  pada  PD
2 2
2
3 2
4 d x
dx x
t dt
dt 
  
diperoleh
 
 
2 2
2 1
2 1
2
2 3
2 2
4 A
A A t
A A t
A t t
 
 
  
2 2
2 1
2 1
2
2 3
6 2
2 2
4 A
A A t
A A t
A t t
 
 
 
 
  
2 2
1 2
2 1
2
2 3
2 6
2 2
4 A
A A
A A t
A t t
 
 
 
 
Didapatkan
1 2
2 3
2 4
A A
A 
 
,
2 1
6 2
A A
  dan
2
2 1
A  .
2 2
1 2
1 2
A A
  
2 1
1 1
1
6 2
3 2 2
3 3
2 A
A A
A A
 
  
  
 
1 2
2 3
2 4
9 2
1 4
2 9
2 4 1
2 15
2 2
15 4
A A
A A
A A
A 
 
   
   
 
 
Jadi
2
15 3
1 4
2 2
p
x t
t 
 
.
Jadi solusi umum PD
2 2
2
3 2
4 d x
dx x
t dt
dt 
    adalah
 
2 2
15 3
1 4
2 2
t t
h p
t x
x Ae
Be t
t
 
 
 
 
2. Dari persamaan diferensial homogen
2 2
2 3
d x dx
x dt
dt 
   dapat diperoleh:
Persamaan karakteristik
 
2
2 3
3 1
 
 
   
  
Diperoleh akar-akarnya
1
3     dan
2
1   .
Jadi solusi homogen untuk
2 2
2 3
d x dx
x dt
dt 
   adalah
 
3t t
h
x t Ae
Be
 
.
Selanjutnya  tinggal  kita  cari  solusi  khusus  dari
2 3
2
2 3
5
t
d x dx
x e
dt dt
 
 .
Misalkan
 
3t p
x t
Ae 
sehingga  diperoleh  turunan  pertama  dan  kedua  yang masing-masing adalah
3
3
t p
x Ae
 
dan
3
9
t p
x Ae
 
.
Kemudian kita substitusikan ke soal menjadi
3
2 3
5
t p
p p
x x
x e
 
 
   
3 3
3 3
9 2 3
3 5
t t
t t
Ae Ae
Ae e
 
 
3 3
3 3
9 6
3 5
t t
t t
Ae Ae
Ae e
 
 
3 3
12 5
t t
Ae e
 
12 5
A 
5 12
A  
Sehingga diperoleh solusi khusus
3
5 12
t p
x e
Jadi solusi umum untuk
2 2
2 3
5
t
d x dx
x e
dt dt
 
 adalah
     
3 3
5 12
t t
t h
t x t
x t Ae
Be e
 
 
.
3. PD homogen dari
 
2 2
6 3
t
d x dx
x t
e dt
dt 
  
adalah
2 2
6 d x
dx x
dt dt
 
Diperoleh  persamaan  karakteristik
 
2
6 2
3
 
 
    
 
, Diperoleh  akar-akarnya
1
2     dan
2
3    .  Jadi  solusi  homogen  untuk
2 2
6 d x
dx x
dt dt
 
   adalah
 
2 3
t t
h
x t Ae
Be
 
.  Untuk  solusi  khusus  dari
 
2 2
6 3
t
d x dx
x t
e dt
dt 
  
, kita andaikan
 
1 t
p
x A
A t e 
.
Dengan menurunkan
p
x
diperoleh
 
 
1 1
1 1
t t
t p
x A
A t e A e
A A
A t e 
 
 
 
dan
 
 
1 1
1 1
1
2
t t
t p
x A
A A t e
A e A
A A t e
 
 
 
 
Kemudian substitusikan
p
x ,
p
x   dan
p
x   pada PD
 
2 2
6 3
t
d x dx
x t
e dt
dt 
  
Didapatkan
 
 
 
 
 
1 1
1 1
1
2 6
3
t t
t t
A A
A t e A
A A t e
A A t e
t e
 
 
 
  
 
 
1 1
4 3
4 3
t t
A A
A t e t
e  
 
 
Diperoleh
1
4 3
3 A
A 
 
dan
1 1
1 4
1 4
A A
  
 
, sehingga
1 4
3 3
4 A
  
 
   
3 15
4 3
4 4
A  
  
15 16
A 
 
Jadi 15
1 16
4
t p
x t e
 
  
 
 
Jadi solusi umum PD
 
2 2
6 3
t
d x dx
x t
e dt
dt 
  
adalah
   
 
2 3
15 1
16 4
t t
t h
p
t x t
x t
Ae Be
t e 
 
 
 
  
 
 
.
4. Pertama  kita  cari  dulu  bentuk  homogen  dari
2 2
4 2sin 3
d x x
t dt
 
yaitu
2 2
4 d x
x dt
  .  Dari
2 2
4 d x
x dt
    diperoleh  persamaan  karakteristik
2
4    . Dari perasamaan karakteristik
2
4     diperoleh
2
4    .
Sehingga diperoleh akar-akar karakteristik
   
1,2
4 4
1 4
1 2i
     
  
Dengan demikian diperoleh solusi homogen yaitu
2 2
it it
h
x Ae
Be
 
.
Disisi lain
 
2
cos 2 sin 2
it
Ae A
t i
t 
sedangkan
 
2
cos 2 sin 2
it
Be B
t i
t
 
Sehingga
 
 
cos 2 sin 2
cos 2 sin 2
h
x A
t i
t B
t i
t 
 
 cos 2
sin 2 cos 2
sin 2
h
x A
t Ai
t B
t Bi
t 
 
 
cos 2 cos 2
sin 2 sin 2
h
x A
t B
t Ai
t Bi
t 
 
 
 
 
cos 2 sin 2
h
x A B
t Ai
Bi t
 
 
Misalkan
1
c A
B  
dan
2
c Ai
Bi 
 sehingga  diperoleh  solusi  homogen
 
1 2
cos 2 sin 2
h
x t c
t c
t 
.  Selanjutnya  untuk  mencari  solusi  khususnya  kita tebak  solusi  khususnya  dengan
 
cos3 sin 3
p
x t
A t
B t
 
,  sehingga didapatkan turunan  kedua
 
9 cos3 9 sin 3
p
x t
A t
B t
  
Selanjutnya kita substitusikan  menjadi 4
2sin 3
p p
x x
t 
 
  
9 cos3 9 sin 3
4 cos3
sin 3 2sin 3
A t
B t
A t
B t
t  
 
 
9 cos3 4 cos3
9 sin 3 4 sin 3
2sin 3 A
t A
t B
t B
t t
  
 
5 cos3 5 sin 3
2sin 3 A
t B
t t
  
Diperoleh
5 A
A 
  
dan
2 5
2 5
B B
    
Jadi solusi khusus untuk
2 2
4 2sin 3
d x x
t dt
 
adalah
 
2 sin 3
5 X t
t  
.
Jadi solusi umum untuk
2 2
4 2sin 3
d x x
t dt
 
adalah
     
1 2
2 cos 2
sin 2 sin 3
5
h
t x t
x t c
t c
t t
 
 
.
2.5.2.4 Metode Variasi Parameter
Sebelumnya kita melihat bahwa solusi khusus PD linear order dua tak homogen dengan koefisien konstanta dapat ditentukan apabila
 
g t
memiliki
bentuk khusus yaitu
   
g t p t
atau
   
t
g t p t e
atau bentuk lain yaitu
   
 
 
cos sin
t
g t e
p t t
q t t
 
 
dimana
 
p t
polinomial berderajat n dan
maksimum dari derajat
 
p t
dan
 
q t
adalah n.
Sekarang sebagaimana menentukan solusi khusus dan solusi umum PD
   
 
x a t x
b t x g t
 
 
2.12
Dimana
 
a t
,
 
b t
fungsi-fungsi dari t dan bentuk
 
g t
sebarang.
Bila solusi komplementer dapat ditentukan, maka solusi khusus PD 2.12 Dapat  dicari  dengan  menggunakan  metode  variasi  parameter.  Caranya  seperti
berikut: Misalkan solusi umum PD2.12 adalah
1 2
k
x Ax
Bx 
2.13
Sekarang kita akan menentukan fungsi-fungsi
 
A t
, dan
 
B t
sehingga
   
1 2
k
x A t x
B t x 
2.14
Solusi khusus PD 2.12 dari 2.14 diperoleh
       
       
1 1
2 2
x A t x t
A t x t B t x t
B t x t 
 
 
 
 
       
       
1 2
1 2
A t x t B t x t
A t x t B t x t
 
 
 
 
Kita memiliki fungsi-fungsi
 
A t
, dan
 
B t
sehingga
       
1 2
A t x t B t x t
 
 
2.15
Maka
       
1 2
x A t x t
B t x t 
 
 
2.16
Dari 2.16 diperoleh
       
       
1 1
2 2
x A t x t
A t x t B t x t
B t x t 
 
 
 
 
 
2.17
Dengan substitusi 2.14, 2.16, dan 2.17 dalam 2.12 diperoleh
         
 
         
 
1 1
1 2
2 2
A t x t
a t x t b t x
B t x t
a t x t b t x
 
 
 
 
       
 
1 2
A t x t B t x t
g t 
 
 
 
2.18 Karena
1
x  dan
2
x  solusi PD 2.12 adalah nol, sehingga 2.18 menjadi
       
 
1 2
A t x t B t x t
g t 
 
 
2.19
Dengan menggabungkan 2.15 dan 2.19 diperoleh dua persamaan dalam
   
A t B t 
       
       
 
1 2
1 2
A t x t B t x t
A t x t B t x t
g t 
 
 
 
 
 
 
Kedua persamaan ini memberikan solusi
     
 
2 1
2
, x t g t
A t W x x
 
dan
     
 
1 1
2
, x t g t
B t W x x
 
2.20
Dimana
 
1 2
1 2
1 2
, x
x W x x
x x
 
dengan
 
1 2
, W x x
karena
1
x  dan
2
x  bebas linear.
Dari 2.20 diperoleh
     
 
2 1
2
, x t g t
A t W x x
 
dt
dan
     
 
1 1
2
, x t g t
B t dt
W x x 
2.21
Jadi
     
 
     
 
2 1
1 2
1 2
1 2
, ,
x t g t x t g t
x x t
dt x t
dt W x x
W x x 
  
 
2.22
adalah solusi khusus PD 2.12. Contoh:
Tentukan suatu solusi khusus PD
csc x
x t
  
Penyelesaian: Solusi komplementer untuk PD di atas yaitu
sin cos
x A
t B
t 
.
Jadi
1
sin x
t 
,
2
cos x
t 
dan
 
2 2
1 2
sin cos
, sin
cos 1
cos sin
t t
W x x t
t t
t 
  
  
Dari rumus 2.21 diperoleh
     
 
2 1
2
cos .csc cos
ln sin ,
1 sin
x t g t t
t t
A t dt
dt t
W x x t
 
  
 
 
dan
     
 
1 1
2
sin .csc ,
1 x t g t
t t
B t dt
dt dt
t W x x
 
   
 
Jadi
sin cos
sin ln sin cos
x A
t B
t t
t t
t 
 
adalah  solusi  khusus  dari  PD
csc x
x t
  
. 2.5.3
Persamaan Diferensial Order Tinggi 2.5.3.1
Persamaan Diferensial Linear Order Tinggi
Persamaan  diferensial  order  satu  dan  dua  telah  dibahas  dalam  pembahasan sebelumnya , sekarang saatnya membahas PD order tinggi.
PD  n  dengan
3 n
biasa  disebut  PD  order  tinggi  adalah  PD.  PD  n    yang berbentuk
 
 
 
, , ,...,
n
f t x x x
g t 
2.23
disebut PD order n.
Bila  f  linear  dalam
 
, ,...,
n
x x x
,  maka  PD  2.23  disebut  PD  linear  order  n  dan apabila
 
g t 
disebut PD linear order n homogen.
Jadi secara umum bentuk PD linear order n adalah
 
 
 
 
   
1 1
...
n n
n
a t x a t x
a t x g t
  
 2.24
Contoh: Tentukan apakah PD order tinggi dibawah ini, linear atau tidak Beri alasan
1.
 
 
 
3 3
2 2
1 3
tx t
tx x
 
 
2.
   
3 2
2 3
sin 1
tx x
t t x
t 
  
Penyelesaian:
1.
 
 
 
3 3
2 2
1 3
tx t
tx x
 
    merupakan  PD  order  3  tetapi  tak  linear  karena
munculnya
2
x  pada PD tersebut. 2.
   
3 2
2 3
sin 1
tx x
t t x
t 
     merupakan  order  3  linear  dengan
 
a t t
,
 
1
sin a t
t 
,
 
2
a t 
dan
 
2 3
a t t
. Contoh:
Tentukan apakah PD dibawah ini homogen atau tidak Beri alasan 1.
   
4 3
2
sin ,
x tx
x t
t t 
 
2.
 
 
 
3 3
2
1 t x
t x
xt  
 
Penyelesaian:
1.
   
4 3
2
sin ,
x tx
x t
t t 
 
adalah  PD  linear  order  4  tak  homogen  karena
 
g t 
2.
 
 
 
3 3
2
1 t x
t x
xt  
   adalah PD order 3 homogen karena
 
g t 
PD  2.24  disebut  PD  linear  order  n  dengan  koefisien  konstanta  apabila
 
, 0,1,...,
i
a t i n
adalah  konstanta.  PD  2.24  disebut  PD  linear  order  n homogen dengan koefisien konstanta apabila
 
, 0,1,...,
i
a t i n
adalah konstanta dan
 
g t 
,  dan  disebut  PD  linear  order  n  tal  homogen  dengan  koefisien konstanta  apabila semua
 
, 0,1,...,
i
a t i n
adalah konstanta dan
 
g t 
.
Contoh: 1.
   
5 2
3 4
x x
x 
    adalah  PD  linear  homogen  order  5  dengan  koefisien
konstanta. 2.
   
4 3
2
3 8
1, 1
x x
x x
x 
 
  
adalah PD linear tak homogen order 4 dengan koefisien konstanta, karena
2
1 x
  3.
   
3 2
2 2
6 4,
2 t x
x x
x x
 
 
 
adalah  bukan  PD  linear  dengan  konstanta karena
2
t  bukan merupakan konstanta. Tinjau PD linear order n homogen
 
 
 
 
 
1 1
...
n n
n
a t x a t x
a t x
  
 2.25
Didefinisikan operator L sebagai berikut:
   
 
1 1
1
...
n n
n n
n
d d
L a t
a t a t
dx dx
 
 
  2.26
Operator  L  adalah  operator  diferensial,  oleh  sebab  itu  PD  2.25  dapat  ditulis sebagai
 
L x 
.
Definisi 2.7
Fungsi
 
x x t
disebut  solusi  PD  2.25  pada  selang  I  apabila
 
L x 
pada selang I. Bila
 
1
x x t
dan
 
2
x x t
merupakan solusi PD 2.25 pada selang I maka dapat diperlihatkan
 
1 2
0, ,
L x
x R
 
 
  
.Supriyono,2012:72
Solusi  umum  untuk  PD  2.25  adalah  solusi  yang  memuat  konstanta- konstanta  sehingga  setiap  solusi  dapat  diperoleh  dari  solusi  umum  dengan
mengambil konstanta-konstanta yang sesuai . Jika
1 2
, ,...,
n
x x x
adalah n solusi PD 2.25  yang  bebas  linear  pada  selang  I,  maka
1 1 2
2
...
n n
x C x
C x C x
 
 
adalah solusi  umum  PD  2.25    pada  selang  I,  sehingga  untuk  mentukan  solusi  umum
PD 2.25 cukup dicari n buah solusi yang bebas linear. Contoh:
Tentukan solusi umum PD
 
3
2 2
x x
x 
    
Penyelesaian:
 
3
2 2
x x
x 
    
memiliki tiga solusi  masing-masing
1 t
x e
,
2 t
x e
,
2 3
t
x e
yang  bebas  linear karena
 
1 2
3
, ,
6 0,
t
W x x x e
t  
 
sehingga diperoleh solusi
2 t
t t
x Ae
Be Ce
 
 .  Jadi  solusi  untuk  PD
 
3
2 2
x x
x 
    
adalah
2 t
t t
x Ae
Be Ce
 
 .
Menentukan solusi PD linear dengan koefisien konstanta
Tinjau PD linear order n
  
1 1
...
n n
n
x a x
a x
  
2.27
Dimana
1
,...,
n
a a
merupakan konstanta.
Akan ditentukan   sehingga
t
x e
 solusi PD 2.27. Dengan substitusi
t
x e
 dalam  PD  2.27  diperoleh
 
1 1
...
n n
t n
a a e
 
  
   karena
t
e
   maka
 
1 1
...
n n
n
a a
 
  
 2.28
Persamaan 2.28 disebut persamaan karakteristik PD 2.27. Contoh:
Tentukan solusi umum PD
   
5 2
3 4
x x
x 
 
Penyelesaian: PD
   
5 2
3 4
x x
x 
  mempunyai persamaan karakteristik
 
 
 
5 2
2 2
3 4
1 1
4 
 
 
  
 
  .  Akar-akar  karakteristiknya
1,2
1
,
3
1    ,
4
2i
,
5
2i    .
Bentuk umum solusi PD 2.27 tergantung dari macam-macam akar karakteristik dan dapat diperinci sebagai berikut.
a Akar-akar real yang berlainan
1 2
, ,...,
k
    memberikan fungsi-fungsi
3 1
2 4
1 2
3 4
, ,
,
t t
t t
x e
x e
x e
x e
 
 
 
 
sebagai solusi-solusi diantara solusi basis.
b Akar  real   
yang  kelipatan  k  memberikan  solusi
1 t
x e
,
2 t
x te
,...,
1 k
t k
x t
e
yang bebas linear sebagai anggota-anggota solusi basis. c
Akar kompleks i
    
yang berkelipatan k memberikan solusi-solusi
11
cos
t
x e
t
,
12
sin
t
x e
t
,
21
cos
t
x te
t
,...,
1 1
cos
k t
k
x t
e t
dan
1 2
sin
k t
k
x t
e t
. Contoh:
1. PD
   
4 3
3 3
x x
x x
 
  
mempunyai persamaan
karakteristik
 
4 3
2 3
2
3 3
1 
 
   
 
  
 
  .  Akar-akar  karakteristiknya adalah
,
1
berkelipatan 3. Akar 
memberikan solusi
1
1
t
x e
 
dan akar
1
berkelipatan 3
memberikan solusi
2 2
3 4
, ,
t t
t
x e x
te x t e
 
.  Jadi  solusi  umum  PD  tersebut  adalah
2 1
2 3
4 t
t t
x C
C e C te
C t e 
 
.
2. PD
 
3
4 x
x 
 
memiliki persamaan
karakteristik
 
3 2
4 4
   
 
  dengan  akar-akar  karakteristik
1
  ,
2
2i
dan
2
2i    .  Akar
1
    memberikan  solusi
1
1
t
x e
 
dan  akar-akar
2
2i
dan
2
2i   
masing-masing memberikan
solusi
2 3
cos 2 , sin 2
x t x
t 
. Jadi
solusi umum
PD tersebut
adalah
1 2
3
cos 2 sin 2
x C
C t
C t
 
2.5.3. 2 Persamaan Diferensial Linear Tak Homogen Order Tinggi
Tinjau persamaan diferensial linear order n tak homogen
 
 
 
 
   
1 1
...
n n
n
a t x a t x
a t x g t
  
 2.29
Dan persamaan diferensial linear order n homogen
 
 
 
 
 
1 1
...
n n
n
a t x a t x
a t x
  
 2.30
Kaitan antara solusi umum persamaan diferensial tak homogen 2.29 dengan  solusi  umum  PD  homogen  2.30  pada  order  n  serupa  dengan  PD  order
dua. Contoh:
Tentukan solusi umum PD di bawah
   
4 3
2
x x
t 
Penyelesaian: PD
   
4 3
2
x x
t 
  memiliki persamaan karakteristik homogen
 
4 3
2
1
 
 
 
 
.  Akar-akar  persamaan  adalah
1
dan 
berkelipatan 3. Jadi solusi homogennya
2 1
2 3
4 t
h
x C e
C C t
C t 
 
. Karena 
berkelipatan 3 dan
 
2
g t t
polinom berderajat 2 maka solusi khusus diandaikan
3 4
5 1
2 p
x A t
A t A t
 
, sehingga turunannya diperoleh
2 3
4 1
2
3 4
5
p
x A t
A t A t
 
 
,
2 3
1 2
6 12
20
p
x A t
A t A t
 
 
,
 
3 2
1 2
6 24
60
p
x A
A t A t
 
 ,
 
4 1
2
24 120
p
x A
A t 
Disubstikan turunannya dengan PD tersebut diperoleh Jelas
   
 
4 3
2 2
1 2
1 2
24 120
6 24
60
p p
x x
A A t
A A t
A t t
 
 
 
  
2 2
1 2
1 2
24 6
120 24
60 A
A A
A t A t
t 
 
 
Didapatkan
2 2
1 60
1 60
A A
  
 
,
2 1
1 1
1 120
24 2
24 12
A A
A A
   
  
,dan
1
1 24
6 2
6 3
A A
A A
    
  
Diperoleh solusi
khusus
3 4
5
3 12
60
p
t t
t x
   
dan solusi
umum
3 4
5 2
1 2
3 4
3 12
60
t
t t
t x
C e C
C t C t
 
 
  
.
Jadi solusi umum PD di atas adalah
3 4
5 2
1 2
3 4
3 12
60
t
t t
t x
C e C
C t C t
 
 
  
.
2.6 Sistem Persamaan Diferensial
Definisi 2.8
Misalkan suatu sistem diferensial biasa dinyatakan dalam bentuk sebagai
 
; ,
n
x Ax
b x x x
R 
 
 
2.31
Dengan A adalah  matriks koefisien konstan berukuran  n n   dan b adalah vektor
konstan,    sistem  persamaan  2.31  disebut  sistem  persamaan  diferensial  biasa linear  order  satu  dengan  kondisi  awal
 
x x
.  Jika
b 
maka  sistem dikatakan  homogen  sedangkan  jika
b 
maka  sistem  dikatakan  tak  homogen. Tu, 1994
Definisi 2.9
Diberikan sistem persamaan diferensial
 
, x
f t x 
2.32
Dengan
   
 
1 2
n
x t x t
x x t
 
 
 
 
 
 
 
dan
  
 
 
1 1
2 1
1
, ,..., , ,...,
, , ,...,
n n
n n
f t x x
f t x
x f t x
f t x
x 
 
 
 
 
 
 
adalah  fungsi  tak  linear
dalam
1
,...,
n
x x
. Sistem persamaan  2.6 disebut sistem persamaaan diferensial tak
linear. Braun, 1983 Definisi 2.10
Diberikan sistem persamaan diferensial SPD
 
dx x
f x dt
  
n
x R
 2.33
Sistem 2.33 disebut Sistem Persamaan Diferensial Mandiri SPDM Dengan  f  fungsi  kontinu  bernilai  real  dari  x  dan  mempunyai  turunan  parsial
kontinu.  SPD  tersebut  disebut  SPD  Mandiri  automous  jika  tidak  memuat waktut secara eksplisit di dalamnya Tu, 1994
2.7 Model Epidemi SIR Klasik