2.2.3 Semantik
Semantik berasal dari bahasa Yunani sema yang berarti tanda atau lambang. Tanda dan lambang yang dimaksud adalah tanda linguistik. Semantik
digunakan dalam bidang linguistik untuk mempelajari makna atau arti bahasa. Oleh karena itu, kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna dan arti
dalam bahasa Chaer 2009:2. Ferdinand de Saussure mengintroduksikan istilah yang berhubungan
dengan lambang dan dilambangkan dengan istilah signifiant dan signifie Aminuddin 2011:26. Signifiant adalah lambang bahasa sedangkan signifie
adalah makna bahasa. Makna adalah unsur yang menyertai aspek bunyi, sebelum ada dalam konsep komunikasi. Makna dan lambang adalah aspek semantik dan
tata bahasa yang unsur-unsurnya tidak dapat dipisahkan. Hubungan lambang dengan bahasa dapat dikatakan bahwa bahasa
merupakan alat komunikasi yang terdiri atas tanda dan lambang. lambang- lambang memiliki bentuk dan makna Djajasudarman 1999:23. Contoh, pohon
adalah signifiant atau cintra bunyi yang dalam penelitian ini disebut sebagai bentuk bahasa. Sedangkan pohon yang mengandung pengertian atau kesan makna
dalam pikiran atau signifie. Dalam penelitian ini bentuk dan makna bahasa Indonesia diperbandingkan
dengan bahasa Malaysia. Bentuk dan makna bahasa yang diperbandingkan adalah sebagai berikut 1 kosakata yang bentuk dan maknaya sama, 2 kosakata yang
bentuknya mirip dan maknanya sama, 3 kosakata yang bentuknya sama tetapi maknanya berbeda atau dalam semantik disebut homonim, dan 4 kosakata yang
bentuknya berbeda tetapi maknanya sama.
2.2.4 Kerangka Berpikir
Bahasa Indonesia dan BMA adalah dua bahasa yang dibandingkan serta dicari persamaan dan perbedaannya. Penelitian ini adalah penelitian analisis
kontrastif, BI dan BMA menjadi input. Bahasa Indonesia dan BMA dibandingkan dari segi kosakatanya, yaitu kosakata yang bentuk sama dan maknanya sama
antara BI dan BMA, kosakata yang bentuknya mirip antara BI dan BMA, kosakata yang bentuknya sama tetapi maknanya berbeda antara BI dan BMA, dan kosakata
yang bentuknya berbeda tetapi maknanya sama.
Gambar 2. Bagan Karangka berpikir INPUT
Bahasa Indonesia Bahasa Malaysia
DIBANDINGKAN
Kosakata Bahasa Indonesia dan
kosakata Bahasa Malaysia
Analisis kontrastif
OUTPUT
o Kosakata yang bentuk dan maknanya sama antara BI dan BMA.
o Kosakata yang bentuknya mirip dan maknanya sama antara BI dan
BMA. o
Kosakata yang bentuknya sama tetapi maknanya berbeda antara BI dan BMA.
o Kosakata yang bentuknya berbeda tetapi maknanya sama antara BI dan
BMA.
41
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan linguistik kontrastif. Implikasi dari penelitian ini menfokuskan pada kosakata, yaitu
kosakata BI dan BMA yang menggunakan media animasi UPIN dan IPIN. Secara metodologis penelitian ini menggunakan pendekatan sinkronis
kualitatif, maksudnya penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan fakta yang ada dan paparan apa adanya Sudaryanto 1992:62. Pendekatan ini dimaksudkan untuk
mendapatkan temuan-temuan secara sinkronis secara utuh dan mendalam. Temuan-temuan yang bersifat sinkronis tersebut kemudian dideskripsikan.
3.2 Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini adalah tuturan yang terdapat dalam percakapan animasi UPIN dan IPIN mengandung kosakata BI dan BMA yang diduga
mewakili perbedaan bentuk dan makna antara BI dan BMA. Sumber data penelitian ini adalah animasi UPIN dan IPIN yang
ditayangkan di MNCTV setiap hari pukul 12.00-13.30 wib. Episode yang digunakan sebagai sumber data adalah episode yang ditanyangkan pada Januari
sampai Maret 2015.