29
mata angin, siswa dapat menyanyikan lagu mata angin dengan memberikan gerakan untuk menunjukkan arah mata angin serta siswa juga dapat
menggambarkan arah mata angin. 6. Proses Pembelajaran Berbasis Budaya
Budaya diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya dalam suatu proses yang disebut pewarisan budaya, selain diwariskan proses pembudayaan
juga tercipta dalam bentuk adopsi tradisi budaya oleh orang yang belum mengetahui suatu budaya. Pewarisan tradisi budaya dikenal dengan enkulturasi
enculturation sedangkan adopsi budaya disebut akulturasi acculturation. Proses enkulturasi biasanya terjadi di lingkungan keluarga atau
masyarakat secara informal, misalnya tata krama dan adat istiadat. Sementara itu, proses akulturasi menurut Suprayekti 2008: 4.9, terjadi secara formal
melalui pendidikan. Suprayekti 2008: 4.10, menegaskan kembali, pendidikan merupakan
proses pembudayaan, dan pendidikan juga dipandang sebagai alat untuk perubahan budaya. Pendidikan berperan dalam adopsi budaya, transmisi,
konservasi, serta pelestarian budaya. Oleh karena itu, peneliti akan menerapkan pembelajaran berbasis budaya dalam mata pelajaran seni rupa, dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Proses pembudayaan
Pengenalan siswa
kepada unsur
kebudayaan, dengan
cara memperlihatkan jenis-jenis ornamen ragam hias yang terdapat pada berbagai
30
macam benda, salah satunya yang terdapat pada kain atau pakaian yang biasa dikenal dengan sebutan batik. Selanjutnya siswa dikenalkan pada berbagai
jenis motif batik dari berbagai daerah di Indonesia, dan motif batik yang berkembang di daerah sekitar, yaitu daerah kabupaten Pemalang, seperti
motif batik Parang atau Kawung. Pengenalan ini membuat siswa mengetahui bagaimana motif-motif batik. Proses pengenalan budaya pada pembelajaran
seni rupa akan memicu siswa untuk mewarisi atau mengadopsi budaya dari generasi sebelumnya.
b. Observasi hasil budaya
Siswa mengamati berbagai karya seni motif batik dari berbagai daerah. Transformasi budaya memicu siswa untuk sekedar meniru atau menciptakan
karya seni motif batik yang baru dengan memadukan dan kreativitas siswa itu sendiri. Pengamatan siswa terhadap motif-motif batik yang telah dipilih untuk
menjadi contoh dalam proses pembelajaran ini. Dengan mengamati berbagai bentuk motif maka pelaksanaan pemeblajaran dalam pembuatan karya motif
batik akan berlangsung dengan baik karena siswa telah mendapat gambaran yang mengenai bentuk-bentuk motif batik.
c. Pendalaman pengetahuan budaya
Dengan melihat contoh-contoh hasil karya motif batik dari berbagai daerah di Indonesia, siswa menganalisis perbedaan corak yang ada dan
mengetahui ciri khusus dalam karya batik suatu daerah. Misalnya menurut Sunaryo 2009: 28 motif kawung terjadi dari bentuk-bentuk lingkaran yang
31
saling berpotongan berjajar, motif kawung Pa’bombo uai memiliki makna
nasihat agar giat bekerja serta sebagai symbol ketabahan.
d. Pembuatan karya
Siswa membuat karya seni rupa dalam bentuk gambar batik dengan corak sesuai kreativitas siswa yang dibatasi pada corak motif batik daerah
sekitar, yaitu motif batik Pemalang karena sekolah tempat dilaksanakan penelitian terletak di kabupaten Pemalang. Pada pembuatan karya, teknik
transformasi dapat digunakan karena siswa telah mengamati contoh-contoh motif batik dan telah melihat bentuk serta ciri-ciri yang menonjol pada jenis
motif batik, dengan demikian siswa dapat menggabungkan beberapa contoh jenis motif atau siswa dapat memadukan serta mengembangkan suatu motif
dengan kreasi siswa sendiri sesuai kreativitas siswa.
e. Tindak lanjut