Pengaruh return on asset,current ratio,debt to equity ratio,dividen,laba bersih dan dividend payout ratio terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta islamic index periode 2009-2014

(1)

TERHADAP HARGA SAHAM SYARIAH PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 2009-2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

ALVIN FEBIANTO NIM: 1111046100055

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v

Alvin Febianto. NIM: 1111046100055. Pengaruh Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Dividen, Laba Bersih dan Dividend Payout Ratio terhadap Harga Saham Syariah pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2009-2014. Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh return on asset, current

ratio, debt to equity ratio, dividen, laba bersih dan dividen payout ratio terhadap

harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2009-2014. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive

sampling dan didapatkan 7 perusahaan yang sesuai kriteria. Data penelitian ini

diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel dengan fixed effect model. Hasil penelitian menghasilkan nilai adjusted R-Square sebesar 68,95%. Secara parsial menunjukkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) dan Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh signifikan positif terhadap Harga Saham dengan koefisien regresi masing- masing sebesar 0,572050 dan 0,452079 . Tetapi, Return on Asset (ROA),

Current Ratio (CR), Dividen, Laba Bersih dan secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap Harga Saham dengan koefisien regresi masing-masing sebesar 0,377164, 0,125777, 0,198871, 0,205671. Variabel yang paling berpengaruh adalah

Debt to Equity Ratio (DER).

Kata kunci : Harga Saham, Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Dividen, Laba Bersih, Dividend Payout Ratio dan Jakarta Islamic Index


(6)

vi

Alhamdulillahirrabbil’alamin. Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT

atas segala rahmat, nikmat, serta pertolongan-Nya, khususnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa dipanjatkan kepada Rasulullah, Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat kelulusan Strata 1 (S-1) Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak pihak yang terulur memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat dan terima kasih atas segala kepedulian mereka yang telah memberikan bantuan, baik moril, kritik, saran, masukan, dorongan semangat, doa maupun pemikiran dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, perkenankan penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak A.M. Hasan Ali, MA, dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.


(7)

vii

semangat, solusi, serta meluangkan waktunya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Bapak M. Nur Rianto Al Arif, S.E., M.Si. dan Ibu Nurhasanah, M.Ag, selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan waktu, saran, ilmu dan solusi kepada penulis sehingga skripsi dapat dinyatakan baik.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah dengan sabar memberikan bekal ilmu yang tak terhingga nilainya. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat, sehingga menjadi amal kebaikan bagi kita semua. Aamiin.

6. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, serta Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan fasilitas untuk melakukan studi kepustakaan.

7. Kedua orang tua, yaitu Bapak Momy Rustianto dan Ibu Lussi Lestari, yang selalu memberikan doa dan semangat yang tiada hentinya. Memberikan nasihat untuk selalu melalui proses kehidupan ini dengan baik, semoga karya tulis ini dapat memberikan sedikit kebanggaan. Tidak lupa juga, adik penulis yaitu Alvira Anzhani Putri yang selalu memberikan dorongan agar penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.


(8)

viii

Erna Setiawati, yang telah mendukung baik secara moril dan memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

9. Terima kasih kepada sahabat-sahabat seperjuangan, keluarga besar Perbankan Syariah 2011 khusunya PS B 2011 yang senantiasa telah membantu, memberikan motivasi dan mendoakan yang terbaik kepada penulis. Terima kasih atas semua kenangan yang tidak terlupakan, semoga silaturahim kita dapat tetap terjalin sampai kapanpun.

10.Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan bimbingan Bapak Aries, keluarga KKN Medali 2014, yang selalu menghibur dan memberikan semangat serta masukan kepada penulis.

11.Semua Pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal yang baik dan membalasnya lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan. Aamiin.

Jakarta, September 2015


(9)

ix

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah... 7

C. Pembatasan Penelitian ... 8

D. Perumusan Masalah ... 9

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Landasan Teori ... 13

B. Kerangka Konsep ... 39

C. Kerangka Teori... 44

D. Hipotesis Penelitian ... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 48

A. Ruang Lingkup Penelitian ... 48

B. Metode Penentuan Sampel ... 48

C. Metode Pengumpulan Data ... 50

D. Metode Analisis Data ... 50

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian... 61


(10)

x

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 70

BAB V PENUTUP ... 88

A. Kesimpulan ... 88

B. Implikasi ... 90

C. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94


(11)

xi

Tabel 1.1 Fenomena Return on Assets ... 5

Tabel 1.2 Fenomena Debt to Equity Ratio ... 6

Tabel 3.1 Data Sampel Penelitian ... 49

Tabel 4.1 Hasil Uji Multikolinearitas ... 71

Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas Setelah di-LOG ... 72

Tabel 4.3 Hasil Uji Jarque-Bera ... 73

Tabel 4.4 Hasil Uji Glejser ... 74

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 75

Tabel 4.6 Hasil Uji Chow ... 77

Tabel 4.7 Hasil Uji Hausman ... 78


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Harga saham konvensional dan harga saham syariah di sebuah bursa nilainya tidak pernah konstan, namun selalu bergerak membentuk trend yang tidak konsisten. Harga saham pertama didapatkan dari penawaran umum perdana atau biasa dikenal dengan nama IPO (Initial Public Offering). Menurut UU No.8 tahun 1995 IPO merupakan sebuah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang pasar modal dan peraturan pelaksanaannya.

Emiten adalah perusahaan publik yang sudah terdaftar di bursa efek. Emiten membutuhkan investor dalam mencari tambahan modal bagi perusahaannya dalam rangka untuk mengembangkan perusahaannya.

Bagi setiap investor yang menanamkan modalnya pasti mengharapkan return atau pengembalian dalam bentuk keuntungan. Investor perlu mempergunakan berbagai pertimbangan untuk menilai jenis perusahaan yang layak untuk diinvestasikan dan dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi investor. Sehingga investor dapat membuat langkah-langkah strategis dengan analisis investasi pada perusahaan-perusahaan dimana investor tersebut melakukan penanaman modal.


(13)

Penilaian emiten suatu perusahaan didapat dari informasi yang tersedia di pasar modal sehingga masyarakat dapat dengan mudah memperoleh informasi tentang penilaian emiten suatu perusahaan. Salah satu aspek yang dinilai oleh masyarakat dalam investasi adalah kinerja keuangan perusahaan yang diukur dari laporan keuangan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan akan selalu mempublikasikan laporan keuangannya agar para calon investor dapat mengetahui bagaimana kinerja perusahaan, dan prospek perusahaan tersebut ke depan. Pembelian saham di pasar modal perlu meninjau harga saham yang ditawarkan oleh perusahaan. Investor dapat menilai tingkat kesesuain harga saham yang ditawarkan dengan nilai perusahaan tersebut. Salah satu alat analisis dalam menilai harga saham adalah melalui analisis fundamental perusahaan melalui analisis rasio keuangannya di antaranya rasio profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari usahanya.1 Return on Asset (ROA) merupakan rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas. rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu. Dengan mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan. ROA adalah rasio yang digunakan untuk

1

Danang Sunyoto, Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis(Teori dan Kasus), (Yogyakarta: CAPS, 2013), h. 113.


(14)

mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva.2 Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas aset (asset) dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut semakin diminati oleh investor, karena tingkat pengembalian atau dividen akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak pada harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal yang akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.

Rasio likuiditas adalah rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek.3Current Ratio merupakan salah satu macam rasio likuiditas. Pengertian dari Current Ratio adalah rasio yang dihasilkan dari perbandingan antara aktiva lancar (current

asset) dengan utang lancar (current liabilities) atau utang jangka pendek.

Ternyata tingginya current ratio menunjukkan keyakinan investor terhadap kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen yang dijanjikan. Pembayaran dividen merupakan arus kas keluar, sehingga semakin kuat posisi aktiva yang dimiliki perusahaan maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen kepada para pemegang saham dan perubahan harga saham atau fluktuasi harga saham ini akan mendatangkan

2

Maharani Ika Lestari dan Toto Sugiharto. “Kinerja Bank Devisa dan Bank Non Devisa dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya”,Jurnal PESAT, Vol. 2, (2007) h.195-201.

3


(15)

keuntungan atau kerugian atas selisih penjualan saham (capital gain/loss). 4

Peningkatan CR akan menyebabkan peningkatan dividen dan harga saham. Peningkatan harga pasar saham menyebabkan timbulnya selisih penjualan dengan pembelian saham (capital gain). Dengan demikian perubahan CR akan mempengaruhi pengembalian (return) yang diperoleh investor dalam bentuk keuntungan atau kerugian selisih penjualan saham (capital gain/loss) dan dividen. Semakin tinggi tingkat pengembalian (return) yang akan diperoleh investor, semakin banyak pula permintaan akan saham perusahaan tersebut. Jika semakin banyak permintaan akan sebuah saham pasti akan menaikkan harga dari saham tersebut. Maka jelas CR mempengaruhi harga saham sebuah perusahaan.

Rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban perusahaan yang meliputi utang jangka pendek dan utang jangka panjang, baik perusahaan masih berjalan maupun dalam keadaan dilikuidasi (dibubarkan).5 Debt to Equity Ratio (DER) merupakan salah satu macam rasio solvabilitas. Rasio ini menunjukkan besarnya biaya total aktiva yang pembiayaannya berasal dari total utang. Semakin besar angka DER maka semakin tinggi resiko yang dimiliki perusahaan dalam menutupi seluruh utangnya. Investor akan berpikir panjang untuk menanamkan modal pada perusahaan dengan angka DER tinggi, karena dividen yang akan dibagikan kepada investor

4

Sawidji Widoatmojo, Pasar Modal Indonesia,(Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), h. 13.

5

Danang Sunyoto, Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis(Teori dan Kasus), (Yogyakarta: CAPS, 2013), h. 85.


(16)

jumlahnya akan dikurangi terlebih dahulu dengan utang perusahaan. Jika utangnya besar maka dividen yang dibagikan kepada investor minim atau bahkan tidak dibagikan. Utang yang besar akan berdampak pada berkurangnya kepercayaan investor dalam berinvestasi sehingga permintaan akan saham menurun dan harga saham pun akan ikut turun.

Fenomena yang terjadi di dalam pasar modal ternyata berbeda dengan teori rasio keuangan yang ada.

Tabel 1.1

Fenomena Return on Assets Nama

Perusahaan Tahun ROA

Harga Saham AALI 2009 21.93 22,750

2010 22.94 26,200

2011 24.48 21,700

2012 20.29 19,100

2013 12.72 25,100

2014 14.12 24,250

Sumber: data sekunder yang diolah

Tabel 1.1 menjelaskan perubahan nilai return on asset dan harga saham pada perusahaan publik Astra Agro Lestari. Angka return on asset pada tahun 2011 dan 2014 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 1.54% dan 1.4%, sedangkan harga sahamnya menurun masing-masing sebesar Rp. 4.500 dan Rp. 850. Pada tahun 2013 angka return on assets menurun sebesar 7.57%, sedangkan harga sahamnya meningkat sebesar Rp. 6.000. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan ketika ROA mengalami kenaikan maka harga saham juga


(17)

akan meningkat karena investor melihat kemampuan manajerial dalam mengolah aktiva nya menjadi laba sehingga investor akan tertarik menanamkan modalnya pada perusahaan dengan angka ROA yang tinggi sehingga meningkatkan permintaan saham dan menaikkan harga saham.

Tabel 1.2

Fenomena Debt to Equity Ratio Nama

Perusahaan Tahun DER

Harga Saham INTP 2009 24.08 13,700

2010 27.17 15,950

2011 25.36 17,050

2012 27.16 22,650

2013 25.80 20,000

2014 26.54 25,000

Sumber: data sekunder yang diolah

Tabel 1.2 menjelaskan perubahan nilai debt to equity ratio dan harga saham pada perusahaan publik Indocement Tunggal Prakarsa. Angka debt to equity ratio perusahaan INTP tahun 2010, 2012 dan 2014 meningkat sebesar 3.09%, 1.8% dan 0.74%, sedangkan harga sahamnya ikut meningkat masing-masing sebesar Rp. 2.250, Rp. 5.600 dan Rp. 5000. Pada tahun 2013 angka debt to equity ratio menurun sebesar 1.36%, sedangkan harga sahamnya ikut menurun sebesar Rp. 2.650. Hal ini menunjukkan ketidaksesuaian antara teori dengan prakteknya di perusahaan publik. Dimana secara teori debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap harga saham karena jika rasio hutang perusahaan yang meningkat akan menyebabkan berkurangnya dividen yang akan dibagikan kepada investor


(18)

sehingga investor akan menarik sahamnya atau tidak tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut yang mengakibatkan harga saham perusahaan tersebut turun.

Karena latar belakang masalah di atas diperlukan penelitian yang berhubungan dengan pengambilan keputusan investasi oleh investor dengan mempertimbangkan beberapa aspek terkait kinerja keuangan perusahaan yang tercermin di dalam laporan keuangan perusahaan. Maka penulis akan meneliti

Pengaruh Return on Asset (ROA), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Dividen, Laba Bersih dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Harga Saham Syariah pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2009-2014”.

B. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifkasi masalah sebagai berikut :

1. Ketidaksesuaian antara teori dengan praktek pada return on asset, current

ratio, debt to equity ratio, dividen, laba bersih, dan dividend payout ratio

terhadap harga saham syariah.

2. Adanya saham saham syariah perusahaan publik yang masih memiliki harga saham di atas harga wajarnya (undervalued) ataupun harga saham dibawah harga wajarnya (overvalued)


(19)

3. Harga saham syariah tidak luput dari permainan broker demi memainkan harga saham dari sebuah emiten.

Berdasarkan identifikasi masalah, maka peneliti membuat pembatasan masalah yaitu peneliti akan menganalisis ketidaksesuaian antara teori dengan praktek pada return on asset, current ratio, debt to equity ratio, dividen, laba bersih, dan dividend payout ratio terhadap harga saham syariah.

C. Pembatasan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, peneliti melakukan pembatasan penelitian, antara lain :

1. Ruang lingkup penelitian ini meliputi harga saham syariah dengan variabel independen yang terdiri dari beberapa rasio berbeda, pertama rasio kinerja keuangan perusahaan yang terdiri dari pengembalian atas aktiva pengembalian (return on asset), rasio lancar (current ratio),rasio total hutang

terhadap modal sendiri (debt to equity ratio) dan rasio pembayaran dividen

(dividend payout ratio) dan akun laporan yaitu dividen dan laba bersih. Hal

ini penting untuk diteliti karena perlu dirumuskan sebuah model untuk mengestimasi nilai (value) saham sehingga dapat ditemukan indikasi saham dengan harga di atas harga wajar (overvalued stock) dan saham dengan harga di bawah harga wajar (undervalued stock).


(20)

2. Objek Penelitian merupakan Perusahaan publikyang memiliki saham syariah, dan konsisten terdaftar di Jakarta Islamic Index dari tahun 2009 hingga 2014. Objek dipilih berdasarkan kinerja keuangannya yang secara kontinuitas menggunakan prinsip syariah dan tidak melakukan pemecahan saham (stock

split) selama periode 2009 hingga 2014.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bermaksud untuk menganalisis seberapa besarkah pengaruh rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dividen, laba bersih dan rasio pembayaran dividen terhadap harga saham syariah. Peneliti akan menguji dengan menggunakan metode regresi data panel (data panel regression). Adapun permasalahan-permasalahan pokok yang diangkat dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Dividen, Laba Bersih, dan Dividend Payout Ratio secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah ?

2. Apakah Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Dividen, Laba Bersih, dan Dividend Payout Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah ?


(21)

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Dividen, Laba Bersih, dan Dividend Payout Ratio secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah.

2. Untuk menganalisis Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Dividen, Laba Bersih, dan Dividend Payout Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah.

Penelitian ini juga diharapkan akan membawa manfaat bagi berbagai pihak antara lain sebagai berikut:

1. Bagi penulis, untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan penganalisaan laporan keuangan perusahaan terutama faktor keuangan internal perusahaan seperti

Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Dividen, Laba Bersih,

dan Dividend Payout Ratio dalam mempengaruhi harga saham pada

perusahaan yang terdaftar di JII pada Bursa Efek Indonesia.

2. Bagi perusahaan, untuk masukkan bagi perusahaan bagaimana seperti Return

on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Dividen, Laba Bersih, dan


(22)

F. Sistematika Penulisan

Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih jelas, terarah dan mudah dipahami, maka penulis membagi skripsi ini menjadi lima bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi penjelasan yang erat sekali hubungannya dengan masalah yang akan dibahas dalam bab-bab. Penjelasan-penjelasan tersebut meliputi: latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab II menjelaskan berbagai macam teori yang mendukung proses analisis penelitian, seperti pengertian saham dan harga saham, pengertian return on asset,

pengertian current ratio, pengertian debt to equity ratio, dividen, laba bersih, dan

dividen payout ratio.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III menyajikan jenis dan pendekatan penelitian, data penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, teknik pengolahan data, serta metode analisis.


(23)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV memaparkan hasil analisis variabel independen (return on asset,

current ratio, debt to equity ratio, dividen, laba bersih, dividend payout ratio)

dalam mempengaruhi harga saham sebagai variabel dependen penelitian dan interpretasi uji asumsi klasik, fungsi regresi data panel, uji F, uji t, dan koefisien determinasi.

BAB V PENUTUP

Bab V berisi kesimpulan dan rekomendasi sebagai hasil dari penelitian yang dilakukan sehingga diharapkan dapat berguna untuk kegiatan lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(24)

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Landasan Teori 1. Saham

Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang saham lainnya. Saham merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Saham merupakan salah satu dari beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk berinvestasi.6

Investasi dengan membeli saham suatu perusahaan, berarti investor telah menginvestasikan dana dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan kembali (return) saham tersebut. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut dan porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan

6

Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portfolio dan Analisis Sekurita Edisi 4, (Yogyakarta: UPP YKPN, 2005), h. 29.


(25)

dalam perusahaan tersebut.7 Sifat dasar investasi saham adalah memberikan peran bagi investor dalam memperoleh laba perusahaan. Setiap pemegang saham merupakan sebagian pemilik perusahaan, sehingga mereka berhak atas sebagian dari laba perusahaan. Namun hak tersebut terbatas karena pemegang saham berhak atas bagian penghasilan perusahaan hanya setelah seluruh kewajiban perusahaan dipenuhi.

2. Jenis-Jenis Saham

Dalam transaksi jual dan beli di Bursa Efek, saham merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan jenis-jenis saham, yaitu:

a. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim: 1) Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa merupakan saham yang memiliki hak klaim berdasarkan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan. Bila terjadi likuidasi, pemegang saham biasa yang mendapatkan prioritas paling akhir dalam pembagian dividen dari penjualan asset perusahaan. Ciri-ciri dari saham biasa adalah sebagai berikut:

a) Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba. b) Memiliki hak suara (one share one vote).

7

Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 5.


(26)

c) Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan paling akhir apabila bangkrut setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.

2) Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen merupakan saham dengan bagian hasil yang tetap dan apabila perusahaan mengalami kerugian maka pemegang saham preferen akan mendapat prioritas utama dalam pembagian hasil atas penjualan asset. Saham preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Adapun ciri-ciri dari saham preferen adalah:

a) Memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen. b) Tidak memiliki hak suara.

c) Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus.

d) Memiliki hak pembayaran sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi.8

b. Ditinjau dari cara peralihan:

1) Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)

Pada saham atas unjuk tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara hukum, siapapun yang memegang saham ini, maka akan diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.

8

DahlanSiamat, Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan Edisi 5, (Jakarta: LP-FEUI, 2005), h.385.


(27)

2) Saham Atas Nama (Registered Stocks)

Saham atas nama merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

c. Ditinjau dari kinerja perdagangan:

1) Saham Perusahaan Unggulan (Blue Chip Stocks)

Saham biasa dari suatu perusahaan publik (emiten) yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin (leader) di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.

2) Saham Dividen Berkembang (Income Stocks)

Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Perusahaan publik atau emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi.

3) Saham Pendapatan Berkembang (Growth Stocks)

Saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin (leader) di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.


(28)

4) Saham Spekulasi (Speculative Stock)

Saham suatu perusahaan publik yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.

5) Saham Siklus Terbalik (Counter Cyclical Stocks)

Saham sebuah perusahaan publik yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.9

3. Pasar Modal Syariah

a. Tinjauan Pasar Modal Syariah

Pasar modal syariah adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan efek syariah perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya, dimana semua produk dan mekanisme operasionalnya berjalan tidak bertentangan dengan hukum muamalat Islamiyah.10

9

Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 6.

10


(29)

Secara umum kegiatan pasar modal syariah tidak memiliki perbedaan dengan pasar modal konvensional, namun terdapat beberapa karakteristik khusus pasar modal syariah, yaitu produk dan mekanisme transaksi yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Dalam pasar modal berprinsip syariah, penyertaan modal perusahaan dapat dilakukan selama perusahaan tersebut tidak melanggar prinsip-prinsip Islam dalam kegiatan operasionalnya. Seperti bergerak dalam bidang perjudian, riba, produksi barang haram, dan lain-lain.

Di Indonesia, prinsip-prinsip penyertaan modal secara syariah tidak diwujudkan dalam bentuk saham syariah maupun non syariah, melainkan berupa pembentukan indeks saham yang memenuhi prinsip-prinsip Islam. Dalam hal ini, di Bursa Efek Indonesia tedapat Jakarta Islamic Index yang merupakan kumpulan 30 saham yang memenuhi kriteria Islam.11

b. Jakarta Islamic Index (JII)

Jakarta Islamic Index (JII) pertama kali diluncurkan oleh BEI (pada saat

itu masih bernama Bursa Efek Jakarta) bekerjasama dengan PT.Danareksa

Investment Management. Saham syariah yang menjadi konstituen JII terdiri

dari 30 saham yang merupakan saham-saham syariah paling likuid dan memiliki kapitalisasi pasar yang besar. BEI melakukan review JII setiap 6

11

Mohamad Heykal, Tuntunan dan Aplikasi Investasi Syariah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2012), h.38.


(30)

bulan, yang disesuaikan dengan periode penerbitan DES oleh OJK. Setelah dilakukan penyeleksian saham syariah oleh OJK yang dituangkan ke dalam DES, BEI melakukan proses seleksi lanjutan yang didasarkan kepada kinerja perdagangannya.

Adapun proses seleksi JII berdasarkan kinerja perdagangan saham syariah yang dilakukan oleh BEI adalah sebagai berikut:

1) Saham-saham yang dipilih adalah saham-saham syariah yang termasuk ke dalam DES yang diterbitkan oleh OJK.

2) Dari saham-saham syariah tersebut kemudian dipilih 60 saham berdasarkan urutan kapitalisasi terbesar selama 1 tahun terakhir.

3) Dari 60 saham yang mempunyai kapitalisasi terbesar tersebut, kemudian dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuiditas yaitu urutan nilai transaksi terbesar di pasar reguler selama 1 tahun terakhir.12

Filter syariah bukan satu-satunya syarat yang menjamin emiten masuk ke

Jakarta Islamic Index, terdapat dua syarat tambahan yang harus dipenuhi

yaitu, saham emiten harus memiliki nilai kapitalisasi yang cukup besar di bursa, ini dapat dilihat dari jumlah saham yang dikeluarkan, dan harga perlembar saham mempunyai harga yang bagus, serta saham yang diterbitkan harus sering ditransaksikan (likuid).13

12 Bursa Efek Indonesia, “Indeks Saham Syariah”, artikel diakses pada 1 Juli 2015 dari

http://www.idx.co.id/id-id/beranda/produkdanlayanan/pasarsyariah/indekssahamsyariah.aspx.

13


(31)

c. Prinsip Syariah dalam Pasar Modal

Saat dibukanya penawaran umum pada pasar perdana, terdapat berbagai hal yang harus diperhatikan baik oleh investor maupun oleh emiten, yaitu: 1) Instrumen atau efek yang diperjualbelikan harus sejalan dengan prinsip

syariah, yang terbebas dari unsur riba (bunga) dan gharar (ketidakpastian).

2) Emiten yang mengeluarkan efek syariah, baik berupa saham ataupun sukuk, harus mentaati semua aturan syariah, maka produk barang dan jasa harus sejalan dengan etika ajaran Islam.

3) Semua efek harus berbasis pada harta (aset) atau transaksi yang riil (‘ain), bukan mengharapkan keuntungan dari kontrak hutang piutang.

4) Semua transaksi tidak mengandung ketidakjelasan yang berlebihan

(gharar) atau spekulasi murni. Atau semua transaksi tidak mengandung

unsur judi atau pertukaran yang didasari oleh spekulasi tinggi (qimar). 5) Mematuhi semua aturan Islam yang berhubungan dengan hutang piutang,

seperti tidak dibenarkan jual-beli utang dengan cara diskon, emiten tidak boleh menerbitkan efek untuk membayar kembali hutang (bai’ad-dain bi

ad-dain), maka dana harta hasil penjualan efek diterima perusahaan

emiten untuk diinvestasikan pada usaha riil, tidak boleh ada kompensasi yang berdasarkan pada pembaharuan (restructuring/ rescheduling) dari


(32)

utang, dan tidak dibenarkan melakukan jual beli masa mendatang

(forward) untuk transaksi valuta asing.

Prinsip-prinsip dalam tataran operasional pasar modal syariah harus memenuhi kriteria berikut:

1) Efek yang diperjualbelikan harus merupakan representasi dari barang dan jasa yang halal.

2) Informasi harus terbuka tidak boleh menyesatkan, dan tidak ada manipulasi fakta.

3) Tidak boleh mempertukarkan efek sejenis dengan nilai nominal yang berbeda.

4) Larangan terhadap rekayasa penawaran untuk mendapatkan keuntungan diatas laba normal, dengan cara mengurangi supply agar harga jual naik. 5) Larangan untuk merekayasa permintaan untuk mendapatkan keuntungan

diatas laba normal dengan cara menciptakan false demand.

6) Boleh melakukan dua transaksi dalam satu akad, dengan syarat; objek, pelaku, dan periodenya sama.14

d. Kriteria Pemilihan Saham Syariah

Secara konsep saham syariah merupakan efek yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Namun demikian, tidak semua saham yang

14

Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 63-64.


(33)

diterbitkan oleh Emiten dan Perusahaan Publik dapat disebut sebagai saham syariah. Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitkan oleh:

1) Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah.

2) Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah, namun memenuhi kriteria sebagai berikut:

a) kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah sebagaimana diatur dalam peraturan IX.A.13, yaitu tidak melakukan kegiatan usaha: (1)perjudian dan permainan yang tergolong judi;

(2)perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa; (3)perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;

(4)bank berbasis bunga;

(5)perusahaan pembiayaan berbasis bunga;

(6)jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional;

(7)memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi),


(34)

barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/atau, barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat;

(8)melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah);

(9)rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak lebih dari 45%, dan

(10)rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%.15

4. Harga Saham

Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan. Selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik saham (berapapun porsinya/jumlahnya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas (saham) tersebut. Selembar saham mempunyai nilai atau harga. Harga saham dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Harga Nominal

Harga nominal merupakan harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang

15 Otoritas Jasa Keuangan, “Pasar Modal Syariah”, artikel diakses pada 1 Juli 2015 dari


(35)

dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting karena dividen yang dibayarkan atas saham biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

b. Harga Perdana

Harga perdana merupakan harga pada waktu saham tersebut dicatat di bursa efek dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana yang disebut dengan IPO (Initial Public Offering). Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan perusahaan publik yang terdaftar di bursa (emiten). Pada kasus tertentu, apabila saham yang dijual memilki permintaan yang lebih banyak dari saham yang tersedia (oversubscribed) maka harga sahamnya tidak seperti angka yang tertera di sertifikat saham (nominal).

c. Harga pasar

Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa efek. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi. Harga inilah yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan merupakan harga yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga antara investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar yang tercatat pada waktu


(36)

penutupan (closing price) aktivitas di Bursa Efek Indonesia yang akan digunakan sebagai harga saham pembukaan keesokan harinya saat pembukaan bursa.16

5. Analisis Saham

Analisis saham umumnya dapat dilakukan dengan mengamati dua pendekatan dasar yaitu:

a. Analisis Teknikal

Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harga saham tersebut di waktu yang lalu.17 Menurut Sutrisno (2005), Analisis teknikal adalah pendekatan investasi dengan cara mempelajari data historis dari harga saham serta menghubungkannya dengan volume transaksi (trading volume) yang terjadi dan kondisi ekonomi pada saat itu. Analisis ini hanya mempertimbangkan pergerakan harga saja tanpa memperhatikan kinerja perusahaan yang mengeluarkan saham. Pergerakan harga tersebut dihubungkan dengan kejadian-kejadian pada saat itu seperti adanya pengaruh ekonomi, pengaruh

16

Sawidji Widoatmojo, Pasar Modal Indonesia,(Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), h. 13.

17

Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portfolio dan Analisis Sekuritas,(Yogyakarta: UPP YKPN, 2005), h. 349


(37)

politik, pengaruh pernyataan (statement) perdagangan, pengaruh psikologis maupun pengaruh isu-isu lainnya.18

Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harga saham di periode yang lalu dan upaya untuk menentukan kapan investor harus membeli, menjual atau mempertahankan sahamnya dengan menggunakan indikator-indikator teknis atau menggunakan analisis grafik. Indikator teknis yang digunakan adalah trend yang mengikuti pasar (moving average), volume perdagangan, dan rasio ketertarikan dalam jangka pendek (short-interest ratio). Sedangkan analisis grafik diharapkan dapat mengidentifikasi pola seperti head and

shoulders, dan sebagainya. Analisis ini menggunakan data pasar dari saham,

seperti harga dan volume transaksi penjualan saham untuk menentukan nilai saham.

b. Analisis Fundamental

Analisis fundamental merupakan faktor yang erat kaitannya dengan kondisi perusahaan yaitu kondisi manajemen organisasi sumber daya manusia dan kondisi keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan. Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor

18

Sutrisno, Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), h. 330.


(38)

fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menetapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh

taksiran harga saham”.19

Analisis ini sering disebut sebagai peramalan harga saham (share price

forecasting) dan sering digunakan dalam berbagai pelatihan analisis

sekuritas. Langkah yang paling penting dalam analisis ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor fundamental yang diperkirakan akan mempengaruhi harga saham. Faktor yang dianalisis merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi perusahaan, yang meliputi kondisi manajemen, organisasi, sumber daya manusia, dan keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja perusahaan.

Analisis fundamental merupakan analisis yang menggunakan data-data finansial yaitu data-data yang berasal dari laporan keuangan perusahaan, seperti laba, dividen yang dibagikan dan sebagainya. Analisis fundamental merupakan analisis yang berkaitan dengan kondisi internal perusahaan”.20 Analisis fundamental merupakan pendekatan analisis harga saham yang menitik beratkan pada kinerja perusahaan yang mengeluarkan saham dan analisis ekonomi yang akan mempengaruhi masa depan perusahaan”.21

19

Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portfolio dan Analisis Sekuritas,(Yogyakarta: UPP YKPN, 2005), h. 315.

20

Jogiyanto Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi Ed. 5, (Yogyakarta: BPFE, 2007), h. 315.

21

Sutrisno, Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi, (Yogyakarta: Ekonisi, 2005), h. 153.


(39)

Analisis fundamental menitik beratkan pada rasio keuangan dan kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Sebagian pakar berpendapat teknik analisis fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang. Beberapa faktor utama atau fundamental yang mempengaruhi harga saham yaitu penjualan, pertumbuhan penjualan, operasional perusahaan, laba, dividen, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), perubahan manajemen, dan pernyataan - pernyataan yang dibuat oleh manajemen perusahaan.

6. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Pada analisis saham yang terdiri analisis teknikal dan analisis fundamental dapat dikelompokan menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham antara lain :

a. Rasio Profitabilitas atau Rasio Keuntungan

Pengertian dari profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari usahanya. Disini permasalahannya adalah keefektifan manajemen dalam menggunakan baik total aktiva maupun aktiva bersih. Keefektifan dinilai dengan mengaitkan laba bersih terhadap aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. Hubungan seperti itu merupakan


(40)

salah satu analisis yang memberikan gambaran lebih, walaupun hakikat dan waktu penetapan nilai yang tercantum dalam neraca akan cenderung menyimpangkan hasilnya.22

Return on Asset (ROA)

ROA merupakan bentuk yang paling umum dari analisis rasio profitabilitas karena menghubungkan laba bersih dengan total aktiva. Rasio ini menggambarkan efektifitas manajerial suatu perusahaan dalam menggunakan aktiva nya untuk menghasilkan laba. Sehingga nilai Return on

Asset yang tinggi akan menggambarkan keadaan perusahaan yang mampu

memperoleh keuntungan (profitable).

ROA = Laba sebelum pajak : Total Aktiva x 100%

b. Rasio Likuiditas atau Rasio Kelancaran

Pengertian rasio likuiditas adalah rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek.23 Rasio likuiditas mempunyai tujuan untuk melakukan uji kecukupan dana, kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka panjang (solvency), kemampuan perusahaan membayar kewajiban-kewajiban yang segera harus dipenuhi. Menurut Weston dan Brigham yang dikutip oleh Danang Sunyoto (2013) bahwa rasio likuiditas

22

Danang Sunyoto, Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis(Teori dan Kasus), (Yogyakarta: CAPS, 2013), h. 113.

23


(41)

bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.24

Current Ratio (CR)

Current Ratio merupakan salah satu macam rasio likuiditas. Pengertian

dari Current Ratio adalah rasio yang dihasilkan dari perbandingan antara aktiva lancar (current asset) dengan utang lancar (current liabilities) atau utang jangka pendek. CR yang baik dan memuaskan perusahaan sebesar 200% artinya bahwa setiap utang lancar Rp. 1 akan dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp. 2. Jika CR suatu perusahaan kurang dari 100 %, dapat dipastikan bahwa setiap utang lancar perusahaan tersebut tidak dapat dijamin penuh atau dibawah 100% sehingga perusahaan itu disebut dalam keadaan ilikuid. Rumusnya sebagai berikut :

CR = Aktiva lancar : Hutang lancar x 100

c. Rasio Solvabilitas atau Rasio Kewajiban

Pengertian dari solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban perusahaan yang meliputi utang jangka pendek dan utang jangka panjang, baik perusahaan masih berjalan maupun dalam keadaan dilikuidasi (dibubarkan). Rasio ini terbukti penting karena mengukur utang jangka pendek dan jangka panjang, karena jika kondisi keuangan yang baik dalam jangka pendek tidak menjamin adanya kondisi

24


(42)

keuangan yang baik juga dalam jangka panjang. Hal-hal yang menguntungkan dalam jangka pendek dengan mudah dapat digoyahkan dengan pos-pos jangka panjang.25

Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio merupakan salah satu macam rasio solvabilitas.

Rasio ini menunjukkan besarnya biaya total aktiva yang pembiayaannya berasal dari total utang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Sebaliknya semakin rendah rasio ini berarti semakin kecil jumlah pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan.

DER = Total Hutang : Total Modal x100%

d. Dividen

Dividen merupakan pembagian sisa hasil laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Kebijakan dividen adalah kebijakan yang menyangkut masalah pembagian laba yang menjadi hak pemegang saham. Pemegang saham mempunyai hak untuk menjual saham setiap saat untuk suatu kepentingan, sehingga perputaran jual-beli saham sangat cepat berubah-ubah, karena komposisi pemegang saham berubah-ubah maka pembayaran dividen menjadi sulit

25


(43)

untuk menentukan siapa yang berhak atas dividen tersebut, sehingga diperlukan prosedur untuk mengatur pembayaran dividen.26

e. Laba Bersih

Laba (rugi) adalah total pendapatan dikurangi beban, tidak termasuk komponen-komponen akun pendapatan komprehensif lain. Dalam Kieso,dkk (2010) menjelaskan bahwa terdapat empat unsur di dalam laba (rugi), yaitu; 1) Revenues are inflows or other enhancements of assets of an entity or

settlements of its liabilities (or a combination of both) from delivering or producing goods, rendering services, or carrying out other activities that

constitute the entitiy's ongoing major or central operations (Pendapatan

adalah arus masuk atau peningkatan-peningkatan lainnya dalam aset suatu entitas atau penyelesaian kewajibannya (atau kombinasi keduanya) yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyelenggaraan jasa, atau pelaksanaan aktivitas-aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan operasi utama entitas tersebut yang berlangsung terus-menerus).

2) Expenses are outflows or other using up of assets or incurrencies of liabilities (or a combination of both) from delivering or producing of goods, rendering services, or carrying out other activities that constitute

the entity's ongoing major or central operations (Biaya adalah arus keluar

atau dikonsumsinya aset atau timbulnya kewajiban (atau kombinasi

26

Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal Indonesia,(Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 9.


(44)

keduanya) yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyelenggaraan jasa, atau pelaksanaan aktivitas-aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan operasi utama entitas tersebut yang berlangsung terus-menerus).

3) Gains are increse in equity (net assets) from peripheral or incidental transactions of an entity and from all other transactions or other events and circumstances affecting the entity except those that result from

revenues or investements by owners (Untung adalah peningkatan ekuitas

(aset bersih) dari transaksi-transaksi yang bukan kegiatan utama atau insidental dari suatu entitas dan dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian lainnya serta keadaan-keadaan yang mempengaruhi entitas selain yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi dari pemilik).

4) Losses are decreases in equity (net assets) from peripheral or incidental transactions of an entity and from all other transactions or other events and circumstnces affecting the entity except those that result from

expenses or distributions to owners (Rugi adalah penurunan ekuitas (aset

bersih) dari transaksi-transaksi yang bukan kegiatan utama atau insidental dari suatu entitas dan dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian lainnya serta keadaan-keadaan yang mempengaruhi entitas selain yang diakibatkan oleh biaya atau distribusi kepada pemilik). 27

27

Donald E. Kieso, dkk, Akuntansi Intermediate accounting Ed. 12 Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 314-315.


(45)

Laba bersih merupakan jumlah yang dilaporkan perusahaan, digunakan sebagai sinyal positif jika laba tersebut dapat mencerminkan informasi perusahaan yang tidak dapat diamati. Ketika perusahaan melaporkan laba kepada publik, maka hal tersebut merupakan berita karena pasar menganggap perusahaan memberikan informasi yang lengkap mengenai perusahaan. Dengan komponen laba yang dilaporkan perusahaan, maka investor akan mengetahui kinerja perusahaan dan pada akhirnya akan mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut di pasar modal.28

f. Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio)

DPR merupakan perbandingan antara kas dividen dengan laba setelah pajak. Semakin besar dividen yang diberikan maka semakin besar DPR tersebut.29 Beberapa perusahaan memilih untuk mempertahankan persentase pembayaran (payout) atas laba yang konstan. Terdapat kebijakan teori dividen, seperti teori perbedaaan pajak (Tax Diffrential Theory) yang menyebutkan bahwa investor lebih suka untuk menerima selisih penjualan dengan pembelian saham (capital gain) yang tinggi daripada menerima dividen yang tinggi. Dengan kata lain investor menghendaki perusahaan

28

Meythi dan Selvy Hartono, Pengaruh Informasi Laba dan Arus Kas terhadap Harga Saham, Akurat Jurnal Ilmiah dan Akuntansi. No. 7(2012),: h. 119-139.

29

Mahmud M Hanafi, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2007),


(46)

untuk menahan laba setelah pajak yang dipergunakan untuk pembiayaan investasi daripada pembayaran dividen dalam bentuk tunai. Untuk itu dapat dijelaskan bahwa investor akan menerima tingkat keuntungan setelah pajak yang lebih tinggi terhadap saham yang memiliki rasio nilai dividen terhadap harga saham (dividend yield) yang tinggi daripada saham dengan dividend

yield yang rendah. Oleh karena itu kelompok ini cenderung menyarankan

bahwa perusahaan sebaiknya menentukan DPR yang rendah atau bahkan tidak membagikan dividen. Berbeda halnya dengan teori kebijakan dividen seperti Hipotesis Informasi Konten (Information Content Hypothesis) yang menyatakan bahwa dalam menentukan apakah perubahan harga saham yang mengikuti perubahan dividen yang disebabkan karena kebijakan dividen satu tanda bagi investor, seorang investor memang lebih menyukai dividen daripada selisih pembelian saham dengan penjualan saham (capital gain) atau karena kombinasi dari kedua alasan tersebut.30

7. Tinjauan Studi Terdahulu

Dalam melakukan penelitian, ada penelitian yang serumpun dan mirip dengan penelitian yang sudah dilakukan. Berikut ini, penulis memaparkan hasil penelusuran penulis tentang studi terdahulu berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.

30


(47)

a. Penelitian Robert Lambey, membahas bagaimana hubungan linier antara Rasio Kas (Cash Ratio), Rasio Penjualan Terhadap Total Aktiva (Total Asset

Turnover), ROA, dan DER mempengaruhi Harga Saham pada Emiten yang

bergerak di bidang perbankan. Penelitian ini menggunakan Metode Analisis Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian memaparkan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham, sedangkan TATO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Harga Saham. CR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Harga Saham. DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Harga Saham.31

b. Penelitian Alan Andy Kusuma, membahas bagaimana hubungan linier antara Rasio Pengembalian atas Modal (Return on Equity), ROA, Rasio Laba Bersih atas Penjualan (Net Profit Margin), dan CR, mempengaruhi Harga Saham pada Emiten yang bergerak di sektor pertambangan dan sektor kimia. Penelitian ini menggunakan Metode Analisis Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham. ROA dan ROE berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Harga Saham. Sedangkan NPM berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Harga Saham.32

31

Robert Lambey, “Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Harga Saham pada Bank di Bursa Efek Indonesia”, Journal Accountability, Vol.3 No.1 (Juni 2014) : h.122-133.

32

Alan Andy Kusuma, “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan

(Sektor Pertambangan dan Sektor Kimia)”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, 2008).


(48)

c. Penelitian Setyaningsih Sri Utami, membahas bagaimana hubungan linier antara, Rasio Deposito atas Peminjaman (Loan to Deposit Ratio), Rasio Modal (Capital Ratio), CR, ROE, ROA, NPM, dividen per lembar saham

(Dividend per Share), dan DER dalam mempengaruhi Harga Saham pada

Emiten yang bergerak di bidang perbankan. Penelitian ini menggunakan Metode Analisis Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa CR, ROE NPM, dan CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham. LDR berpengaruh negatif dan signifikan. Sedangkan DPS berpengaruh positif dan tidak signifikan.33

d. Penelitian Karina Dewi Puspita, membahas bagaimana hubungan linier antara, Pengaruh Rasio Harga Saham terhadap Laba Bersih per Saham

(Price Earning Ratio), DER, dan ROE dalam mempengaruhi Harga Saham

pada Emiten yang ada di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan pengambilan sampel secara acak (Random Sampling) dalam menentukan objek penelitiannya. Penelitian ini menggunakan Metode Analisis Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham. ROE berpengaruh positif dan tidak signifikan. Sedangkan DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan.34

33

Setyaningsih Sri Utami, “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham (Studi Pada PerusahaanPerbankan di Bursa Efek Jakarta)”, Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, Vol.5 No.2 (2005) : h.110-122.

34Karina Dewi Puspita, “Pengaruh

price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Pasar Saham Setelah Penawaran Perdana di BEI”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, 2008).


(49)

e. Penelitian Angrawit Kusumawardani, membahas bagaimana hubungan linier antara, DER, CR, dan Rasio Hutang Keuangan (Financial Leverage) dalam mempengaruhi Harga Saham pada Emiten yang termasuk dalam LQ45. Penelitian ini menggunakan Metode Analisis Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Harga Saham. Sedangkan FL dan CR berpengaruh positive dan tidak signifikan terhadap Harga Saham.35

Dalam penelitian ini, penulis akan menghitung nilai, posisi, dan signifikansi rasio-rasio keuangan, yaitu rasio profitabilitas (Return on Asset), rasio likuiditas (Current Ratio), rasio solvabilitas (Debt to Equity Ratio), Dividen, Laba Bersih, dan Dividend Payout Ratio terhadap Harga Saham Syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2009-2014. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data laporan keuangan emiten tetap yang termasuk sebagai perusahaan terdaftar di Jakarta Islamic Index dari 2009 hingga 2014. Metode yang digunakan adalah regresi data panel (data

panel regression) karena data yang digunakan merupakan gabungan data silang

(cross section) dan serial waktu (time series) sehingga dapat diketahui

pengaruh, posisi, signifikansi variabel independen terhadap variabel dependennya.

35

Angrawit Kusumawardani, “Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR) dan Financial Leverage (FL) terhadap Harga Saham Perusahaan LQ45.”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, 2009).


(50)

B. Kerangka Konsep

1. Return on Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) merupakan rasio keuangan perusahaan yang

berhubungan dengan profitabilitas. rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu. Dengan mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan.36

Menurut Lestari dan Sugiharto, ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas aset (asset) dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut semakin diminati oleh investor, karena tingkat pengembalian atau dividen akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak pada harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal yang akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Angka ROA dapat dikatakan baik apabila > 2%.37

36

Mahmud M Hanafi dan Abdul Halim, Analisa Laporan Keuangan Edisi 4, (Yogyakarta: UPP YKPN, 2009), h. 7.

37Maharani Ika Lestari dan Toto Sugiharto. “

Kinerja Bank Devisa dan Bank Non Devisa dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya”,Jurnal PESAT, Vol. 2, (2007) :h.195-201.


(51)

2. Current Ratio (CR)

Current Ratio (CR) merupakan indikator utama yang digunakan para

investor dalam melihat daya tarik suatu saham. Apabila Current Ratio (CR) mempunyai pertumbuhan bagus maka para pemodal akan tertarik untuk membeli saham sehingga akan menaikkan harga saham. Tingkat pertumbuhan

Current Ratio (CR) tergantung dari kemampuan manajemen perusahaan.

Perusahaan dikatakan mengalami kinerja yang bagus dan berkembang apabila terdapat peningkatan Current Ratio (CR) dari satu perioda ke perioda berikutnya.

Current Ratio adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

jangka pendeknya melalui sejumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi nilai Current Ratio menunjukkan kemampuan aktiva lancar perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Tingginya current

ratio menunjukkan keyakinan investor terhadap kemampuan perusahaan untuk

membayarkan dividen yang dijanjikan Pembayaran dividen merupakan arus kas keluar, sehingga semakin kuat posisi aktiva yang dimiliki perusahaan maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen kepada para pemegang saham dan perubahan harga saham atau fluktuasi harga saham ini akan mendatangkan keuntungan atau kerugian atas selisih penjualan saham (capital gain/loss).38

38

Sawidji Widoatmojo, Cara Sehat Investasi di Pasar Modal, Pengetahuan Dasar, (Jakarta: Jurnalindo Aksara Grafika, 1996), h. 50.


(52)

Peningkatan CR akan menyebabkan peningkatan dividen dan harga saham. Peningkatan harga pasar saham menyebabkan timbulnya selisih penjualan dengan pembelian saham (capital gain). Dengan demikian perubahan CR akan mempengaruhi pengembalian (return) yang diperoleh investor dalam bentuk keuntungan atau kerugian selisih penjualan saham (capital gain/loss) dan dividen. Semakin tinggi tingkat pengembalian (return) yang akan diperoleh investor, semakin banyak pula permintaan akan saham perusahaan tersebut. Maka jelas CR mempengaruhi harga saham sebuah perusahaan.

3. Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio hutang modal menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Rasio ini disebut juga rasio perbandingan hutang dan modal (leverage).

Rasio leverage merupakan rasio untuk mengukur seberapa bagus struktur permodalan perusahaan. Struktur permodalan merupakan pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham.39Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan pengimbangan antar hutang jangka panjang dan modal sendiri. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan, laba) atau

39

Hadi Wahyono, ”Komparasi Kinerja Perusahaan Bank dan Asuransi Studi Empiris di Bursa


(53)

berasal dari mengambil bagian, peserta, atau pemilik (modal saham, modal peserta dan lain-lain).40

Jadi dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio merupakan perbandingan antara total hutang (hutang lancar dan hutang jangka panjang) dan modal yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan menggunakan modal yang ada. Semakin kecil rasio hutang modal maka semakin baik. DER dikatakan baik apabila jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang atau minimal sama.

4. Dividen

Harga saham sebuah emiten tidak terlepas dari pengaruh pembayaran dividen. Saham sebagai surat bukti kepemilikan hak terhadap perusahaan. Harga sebuah saham sangat dipengaruhi oleh perkembangan kinerja perusahaannya. Jika perusahaan emiten mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi dan mampu menyisihkan sebagian keuntungannya itu sebagai dividen dengan jumlah yang tinggi pula maka investor akan tertarik untuk membeli saham dari perusahaan tersebut. Akibatnya, permintaan atas saham tersebut meningkat dan pada akhirnya menyebabkan harga saham naik.

40

Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan Edisi 4, (Yogyakarta: BPFE, 2008), h. 22.


(54)

5. Laba Bersih

Laba (rugi) adalah total pendapatan dikurangi beban. Laba bersih merupakan jumlah yang dilaporkan perusahaan, digunakan sebagai sinyal positif jika laba tersebut dapat mencerminkan informasi perusahaan yang tidak dapat diamati. Ketika perusahaan melaporkan laba kepada publik, maka hal tersebut merupakan berita karena pasar menganggap perusahaan memberikan informasi yang lengkap mengenai perusahaan. Dengan komponen laba yang dilaporkan perusahaan, maka investor akan mengetahui kinerja perusahaan dan pada akhirnya akan mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut dipasar modal.41

6. Dividend Payout Ratio (DPR)

Dividen merupakan hasil yang diperoleh dari saham yang dimiliki, selain keuntungan selisih penjualan saham (capital gain) yang. Dividen tersebut diperoleh dari perusahaan sebagai distribusi yang dihasilkan dari operasi perusahaan. Dividen perlu diputuskan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) sebab selain untuk dibagikan sebagai dividen, laba perusahaan juga dialokasikan dalam laba ditahan (retained earning). Proporsi pembagian laba

41

Mahmud M Hanafi, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2007), h. 88.


(55)

perusahaan menjadi laba ditahan dan dividen tergantung pada RUPS dan kondisi perusahaan.42

Dividend payout ratio seringkali dikaitkan dengan signalling theory.43

Dividend payout ratio yang berkurang dapat mencerminkan laba perusahaan

yang makin berkurang. Akibatnya sinyal buruk akan muncul karena mengindikasikan bahwa perusahaan kekurangan dana. Kondisi ini akan menyebabkan preferensi investor akan suatu saham berkurang karena investor memiliki preferensi yang sangat kuat atas dividen.44

C. Kerangka Teori

Harga saham adalah nilai bukti penyertaan modal pada perseroan terbatas yang telah terdaftar di bursa efek, dimana saham tersebut telah beredar (outstanding

securities). Harga saham dapat juga didefinisikan sebagai harga yang dibentuk

dari interaksi antara para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap keuntungan perusahaan. Harga saham penutupan

(closing price) yaitu harga yang diminta oleh penjual atau harga perdagangan

terakhir untuk suatu periode.

42

Farid Arif dan Nur Indriantoro, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reaksi Pasar Pasar terhadap Pengumuman Dividen Saham”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol.13 No. 4 (2007) : h. 48-69.

43

Jogiyanto Hartono, Teori Portfolio dan Analisis Investasi Ed. 5, (Yogyakarta: BPFE, 2007), h. 233.

44

Brav et al, “Payout policy in the 21st Century”, Journal of Financial Economics. Vol.77 (2003) : h. 483-527.


(56)

Secara umum, keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasarnya yang didasarkan atas hasil analisis fundamental dan teknikalnya.45 Analisis fundamental mencakup rasio kinerja keuangan emiten baik merupakan rasio profitabilitas, likuiditas, solvabilitas dan rasio lainnya yang juga dapat mengukur kinerja keuangan perusahaan.

Menurut Abdul Halim dalam hal penilaian harga saham, terdapat tiga pedoman yang dipergunakan. Pertama, bila harga pasar saham atau (stock’s market value) melampaui nilai instrinsik saham (stock’s book value), maka saham tersebut dinilai

overvalued (harganya terlalu tinggi). Oleh karena itu, saham tersebut sebaiknya

dihindari untuk dibeli atau segera menjual saham tersebut karena kondisi seperti ini pada masa yang akan datang kemungkinan besar akan terjadi koreksi pasar. Kedua, apabila harga pasar saham sama dengan nilai instrinsiknya maka harga saham tersebut dinilai wajar dan berada dalam kondisi keseimbangan. Pada kondisi demikian, sebaiknya pelaku pasar tidak melakukan transaksi pembelian maupun penjualan saham yang bersangkutan. Kondisi saham pada tingkat ini ditanyakan aman, tetapi karena keseimbangan antara harga pasar dengan harga intrinsiknya maka sebaiknya pemegang saham yang ingin menjual saham nya lebih baik menunggu karena pada kondisi ini penjual tidak mendapatkan keuntungan atas penjualan sahamnya. Ketiga, apabila harga pasar saham lebih

45


(57)

kecil dari nilai instrinsiknya maka saham tersebut dikatakan harganya terlalu rendah (undervalued). Bagi para pelaku pasar, saham tidak dijual, karena besar kemungkinan dimasa yang akan datang akan terjadi lonjakan harga saham. Atas alasan tersebut, harga saham sebaiknya mendekati harga wajar sehingga nilai yang tercermin merupakan nilai saham yang benar.

D. Hipotesis Penelitian

1. Pengujian secara simultan (Uji F) dapat dijelaskan sebagai berikut:

Ho : β1, β2, β3, β4, β5,β6 = 0

Variabel independen ROA, CR, DER, Dividen, Laba Bersih dan DPR secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Harga Saham.

Ho : β1, β2, β3, β4, β5,β6 = 0

Variabel independen ROA, CR, DER, Dividen, Laba Bersih dan DPR secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen Harga Saham.

2. Pengujian secara parsial (Uji t) dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Ho : β1 = 0 variabel independen ROA secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Harga Saham.

Ha : β1 ≠ 0 variabel independen ROA secara individual berpengaruhterhadap variabel dependen Harga Saham.

b. Ho : β2 = 0 variabel independen CR secara individual tidak berpengaruhterhadap variabel dependen Harga Saham.


(58)

Ha : β2 ≠ 0 variabel independen CR secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen Harga Saham.

c. Ho : β3 = 0 variabel independen DER secara individual tidak berpengaruhterhadap variabel dependen Harga Saham.

Ha : β3 ≠ 0 variabel independen DER secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen Harga Saham.

d. Ho : β4 = 0 variabel independen Dividen secara individual tidak berpengaruhterhadap variabel dependen Harga Saham.

Ha : β4 ≠ 0 variabel independen Dividen tahun sebelumnya secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen Harga Saham.

e. Ho : β5 = 0 variabel independen Laba Bersih secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Harga Saham.

Ha : β5 ≠ 0 variabel independen Laba Bersih secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen Harga Saham.

f. Ho : β6 = 0 variabel independen DPR secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Harga Saham.

Ha : β6 ≠ 0 variabel independen DPR secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen Harga Saham.


(59)

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen, yaitu

Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Dividen, Laba Bersih dan

Dividend Payout Ratio terhadap variabel dependen, yaitu harga saham. Objek

yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di

Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2009 sampai 2014.

B. Metode Penentuan Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah metode pengambilan sampel dengan tujuan tertentu (purposive sampling method). Metode ini memilih sampel dari elemen populasi berdasarkan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti. Elemen populasi yang dipilih sebagai sampel penelitian ini adalah objek yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index (JII) selama periode 2009 hingga 2014.

2. Perusahaan memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan yaitu laporan keuangan.


(60)

3. Perusahaan tidak melakukan pemecahan saham (stock split) pada periode 2009 hingga 2014.

Dari populasi perusahaan yang sahamnya tercatat di Jakarta Islamic Index selama periode 2009-2014 didapatkan sampel 7 perusahaan yang sesuai dengan kriteria – kriteria di atas. Berikut adalah tabel sampel perusahaan dalam penelitian ini.

Tabel 3.1

Data Sampel Penelitian

No Kriteria

Tidak Memenuhi

Kriteria

Jumlah

1 Perusahaan yang terdaftar di JII dari

tahun 2009-2014 - 44

2 Perusahaan yang menerbitkan laporan

keuangan dari tahun 2009-2014 13 31

3 Perusahaan yang konsisten tergabung

di JII periode 2009-2014 20 11

4 Perusahaan yang tidak melakukan

Stock Split 4 7

Jumlah Perusahaan 7


(61)

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, yaitu data diperoleh dari beberapan literatur yang berkaitan dengan penelitian. Penelusuran data ini diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data dalam penelitian ini didapatkan dari Bursa Efek Indonesia.

D. Metode Analisis Data

Untuk dapat mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode regresi data panel (pooled data).

Terdapat beberapa keunggulan dari penggunaan data panel dibandingkan dengan data time series dan cross section. Pertama, dapat memberikan sejumlah data yang lebih besar, menaikkan derajat kebebasan, mengurangi kolinearitas diantara variabel penjelas, sehingga diperoleh estimasi ekonometrik yang efisien. Kedua, memberikan informasi yang penting bagi peneliti yang tidak dapat diberikan jika menggunakan data time series dan cross section.

Keunggulan penggunaan panel data adalah :

1. Dapat memberikan penelitian jumlah pengamatan yang besar, meningkatkan


(62)

dan mengurangi kolinearitas antara variabel penjelas, di mana dapat menghasilkan estimasi ekonometri yang efisien.

2. Data panel memberikan informasi lebih banyak yang tidak dapat diberikan hanya oleh data cross section dan time series saja.

3. Data panel akan memberikan penyelesaian yang lebih baik dalam inferensi perubahan dinamis dibandingkan dengan data cross section.

4. Mengingat penggunaan data panel juga meliputi data cross section dalam rentang waktu tertentu, maka data akan rentan dari heterogenitas. Penggunaan teknik dan estimasi data panel akan memperhitungkan secara eksplisit heterogenitas tersebut.

5. Dengan pengkombinasian, data akan memberikan informasi yang lebih, tingkat kolinearitas yang lebih kecil antar variabel dan lebih efisien.

6. Penggunaaan data panel, mampu meminimasi bias yang dihasilkan jika kita mengagregasikan data individu ke dalam agregasi yang luas. 46

Dalam penelitian ini digunakan regresi data panel untuk melihat pengaruh antara variabel independen yang terdiri dari ROA, CR, DER, Dividen, Laba Bersih dan DPR terhadap Harga Saham. Untuk membantu penelitian, penulis menggunakan software Microsoft Excel 2010 dan Eviews 8.1 untuk pengolahan data penelitian.

46


(63)

Model regresi data panel penelitian ini adalah:

Keterangan:

LOGHS : Logaritma Natural Harga Saham

α : Konstanta

β1 –β6 : Koefisien regresi untuk variabel independen LOGROA : Logaritma NaturalReturn on Asset

LOGCR : Logaritma NaturalCurrent Ratio LOGDER : Logaritma NaturalDebt to Equity Ratio LOGDIV : Logaritma Natural Dividen

LOGLB : Logaritma Natural Laba Bersih

LOGDPR : Logaritma NaturalDividend Payout Ratio

1. Metode Estimasi Model Regresi Data Panel

a. Common Effect Model atau Pooled Least Square (PLS)

Pooled least square model merupakan metode estimasi model regresi data

panel yang paling sederhana dengan asumsi intersep dan koefisien regresi

(slope) yang konstan antar waktu dan cross section(common effect). Dalam

pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu. Pada dasarnya common effect model sama seperti OLS dengan

LOGHSit= α+ β1LOGROAit+ β2LOGCRit+ β3LOGDERit +


(1)

Hasil Estimasi Fixed Effect Model

Dependent Variable: LOGY Method: Panel Least Squares Date: 09/12/15 Time: 21:19 Sample: 2009 2014

Periods included: 6 Cross-sections included: 7

Total panel (balanced) observations: 42

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.805878 3.281732 -0.550282 0.5863

LOGX1 0.377164 0.193403 1.950148 0.0609

LOGX2 0.125777 0.307729 0.408725 0.6857

LOGX3 0.572050 0.271255 2.108901 0.0437

LOGX4 0.198871 0.183597 1.083190 0.2876

LOGX5 0.205671 0.175354 1.172892 0.2504

LOGX6 0.452079 0.206591 2.188273 0.0369

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.780350 Mean dependent var 9.867768

Adjusted R-squared 0.689460 S.D. dependent var 0.395667 S.E. of regression 0.220490 Akaike info criterion 0.062743 Sum squared resid 1.409856 Schwarz criterion 0.600593 Log likelihood 11.68240 Hannan-Quinn criter. 0.259886 F-statistic 8.585683 Durbin-Watson stat 1.753347 Prob(F-statistic) 0.000001


(2)

Hasil Estimasi Random Effect Model

Dependent Variable: LOGY

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 09/12/15 Time: 21:33

Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 7

Total panel (balanced) observations: 42

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 7.160197 1.751818 4.087295 0.0002

LOGX1 0.164123 0.102129 1.607021 0.1170

LOGX2 -0.186584 0.108098 -1.726069 0.0932

LOGX3 0.065510 0.116998 0.559922 0.5791

LOGX4 0.435397 0.129727 3.356251 0.0019

LOGX5 -0.168169 0.101543 -1.656134 0.1066

LOGX6 -0.189858 0.130043 -1.459965 0.1532

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 0.000000 0.0000

Idiosyncratic random 0.220490 1.0000

Weighted Statistics

R-squared 0.180993 Mean dependent var 9.867768

Adjusted R-squared 0.040592 S.D. dependent var 0.395667 S.E. of regression 0.387553 Sum squared resid 5.256916 F-statistic 1.289114 Durbin-Watson stat 0.672780 Prob(F-statistic) 0.287667

Unweighted Statistics

R-squared 0.180993 Mean dependent var 9.867768


(3)

Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 13.188667 (6,29) 0.0000

Cross-section Chi-square 55.274390 6 0.0000

Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 79.132003 6 0.0000

Hasil Uji Normalitas

0 1 2 3 4 5 6 7

-0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3

Series: Standardized Residuals Sample 2009 2014

Observations 42

Mean 2.25e-17

Median -0.014109

Maximum 0.344103

Minimum -0.439723

Std. Dev. 0.185437

Skewness -0.168332

Kurtosis 2.468422

Jarque-Bera 0.692856


(4)

Hasil Uji Multikolinearitas

LOG

ROA LOG CR

LOG DER

LOG DIV

LOG LB

LOG DPR LOG

ROA 1 0.0273 0.091 0.06498 0.04856 0.50899

LOG CR 0.0273 1 -0.602 -0.2655 0.06024 -0.3635 LOG

DER 0.091 -0.602 1 0.43027 0.19206 0.52187

LOG DIV 0.06498 -0.2655 0.43027 1 0.48408 0.42402 LOG LB 0.04856 0.06024 0.19206 0.48408 1 0.1594

LOG


(5)

Hasil Uji Autokorelasi Dependent Variable: LOGY

Method: Panel Least Squares Date: 09/12/15 Time: 21:19 Sample: 2009 2014

Periods included: 6 Cross-sections included: 7

Total panel (balanced) observations: 42

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.805878 3.281732 -0.550282 0.5863

LOGX1 0.377164 0.193403 1.950148 0.0609

LOGX2 0.125777 0.307729 0.408725 0.6857

LOGX3 0.572050 0.271255 2.108901 0.0437

LOGX4 0.198871 0.183597 1.083190 0.2876

LOGX5 0.205671 0.175354 1.172892 0.2504

LOGX6 0.452079 0.206591 2.188273 0.0369

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.780350 Mean dependent var 9.867768

Adjusted R-squared 0.689460 S.D. dependent var 0.395667 S.E. of regression 0.220490 Akaike info criterion 0.062743 Sum squared resid 1.409856 Schwarz criterion 0.600593 Log likelihood 11.68240 Hannan-Quinn criter. 0.259886 F-statistic 8.585683 Durbin-Watson stat 1.753347 Prob(F-statistic) 0.000001


(6)

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dependent Variable: RESABS Method: Panel Least Squares Date: 09/13/15 Time: 09:47 Sample: 2009 2014

Periods included: 6 Cross-sections included: 7

Total panel (balanced) observations: 42

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.913404 1.638675 0.557404 0.5815

LOGX1 -0.044719 0.096572 -0.463062 0.6468

LOGX2 0.002452 0.153659 0.015955 0.9874

LOGX3 -0.109226 0.135446 -0.806412 0.4266

LOGX4 -0.049169 0.091676 -0.536329 0.5958

LOGX5 0.030979 0.087560 0.353807 0.7260

LOGX6 0.003695 0.103158 0.035814 0.9717

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.187192 Mean dependent var 0.152548

Adjusted R-squared -0.149142 S.D. dependent var 0.102705 S.E. of regression 0.110098 Akaike info criterion -1.326224 Sum squared resid 0.351524 Schwarz criterion -0.788373 Log likelihood 40.85069 Hannan-Quinn criter. -1.129080 F-statistic 0.556567 Durbin-Watson stat 2.810058 Prob(F-statistic) 0.858063


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dividend Payout Ratio Dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 103 114

Pengaruh Current Ratio, Leverage, Dividend Payout Ratio Dan Return On Equity Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008

0 61 82

Pengaruh retrun on asset,current ratio,debt to equity ratio,dividen,laba bersih dan divide pay out ratio terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di jakarta islamic index periode 2009-2014

0 7 0

Pengaruh return on asset,cebt to equity ratio,asset growth,dan dividend payout ratio tahun sebelumnya terhadap dividen payout ratio pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2009-2014

2 7 129

Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan

0 3 131

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, CURRENT RATIO, RETURN ON ASSET TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 3 20

ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON ASSETTERHADAPDEVIDEND PAYOUT Analisis pengaruh current ratio, debt to equity ratio dan return on asset terhadap devidend payout ratio (dpr) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar BEI

1 2 15

ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON ASSET TERHADAP DEVIDEND PAYOUT Analisis pengaruh current ratio, debt to equity ratio dan return on asset terhadap devidend payout ratio (dpr) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

1 2 14

Pengaruh Return on Asset, Retun on Equity, Net Profit Margin, Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio dan Dividend Payout Ratio pada Harga Saham Perusahaan-perusahaan terbuka yang terdaftar pada Indeks Syariah di BEI 2009-2012.

0 0 14

PENGARUH CURRENT RATIO, RETURN ON ASSET, DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP HARGA SAHAM

0 1 14