Free Cash Flow to Equity model FCFE

2.1.4.1 Free Cash Flow to Equity model FCFE

Tidak semua arus kas yang dihasilkan perusahaan di akhir tahun dibayarkan untuk dividen. Salah satu alasan utamanya adalah perusahaan ingin mengiventasikan kembali sebagian dari arus kas tersebut untuk kepentingan perluasan usaha. FCFE adalah sisa dari arus kas yang tertinggal setelah memenuhi pembayaran bunga dan pokok pokok pinjaman, digunakan untuk pengeluaran modal baik untuk menjaga asset yang ada sekarang maupun untuk membeli asset baru guna pertumbuhan di masa yang akan datang. Besarnya FCFE dapat dihitung sebagai berikut Damodaran, 2002, :352 FCFE = Net Income + Depresiasi – Pengeluaran modal - modal kerja non kas + Hutang baru - pembayaran pokok pinjaman Itu merupakan arus kas yang tersedia untuk dibayarkan sebagai dividen. Perhitungan tersebut dapat disederhanakan jika kita mengasumsikan pengeluaran modal bersih dan perubahan modal kerja dibiayai menggunakan komposisi yang tetap antara hutang dan modal saham. Jika adalah proporsi dari pengeluaran modal bersih dan perubahan modal kerja yang diperoleh dari pembiayaan hutang, efek dari arus kas untuk ekuitas bisa disajikan sebagai berikut Damodaran, 2002, :352: FCFE = Net income + 1- h Pengeluaran modal-depresiasi - 1-h modal kerja Heriyati Chrisna : Pengaruh Return On Equity, Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin Dan Dividen Payout Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2009 Jika investor menggunakan asumsi pertumbuhan yang stabil terhadap suatu perusahaan, besarnya nilai intrisik dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut berikut Damodaran, 2002, :359: FCFE1 Po = ---------------- ke - gn Keterangan ; Po = Nilai saham saat ini FCFE1 = FCFE per lembar saham akhir tahun yang diharapkan ke = cost of equity dari perusahaan gn = tingkat pertumbuhan FCFE perusahaan Tingkat pertumbuhan yang diambil harus wajar, relatif terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi dan industri dimana perusahaan berada. Besarnya tingkat pertumbuhan itu sebaiknya tidak melebihi tingkat pertumbuhan ekonomi atau paling tinggi sekitar satu atau dua persen di atas pertumbuhan ekonomi.Model ini akan lebih cocok untuk perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan sama atau lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan nominal dari perekonomian di suatu negara. Oleh karena itu model ini dapat digunakan untuk perusahaan yang stabil dengan memiliki rasio pembayaran dividen yang tidak selalu tinggi atau dalam jumlah yang jauh di bawah FCFE. Penting untuk diperhatikan, jika perusahaan stabil dan membayar dividen sebesar FCFE, maka besarnya nilai intrinsik perusahaan adalah sama dengan Heriyati Chrisna : Pengaruh Return On Equity, Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin Dan Dividen Payout Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2009 nilai yang diperoleh dengan menggunakan Dividend Discount Model DDM. Ada juga kondisi dimana suatu perusahaan pada awalnya dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan rata-rata perusahaan sejenis dan kemudian pada tahap berikutnya dikuti dengan pertumbuhan yang stabil. Hal ini bisa terjadi pada perusahaan yang mulai berkembang pesat setelah itu produknya memasuki tahapan maturity serta adanya pesaing lain yang memproduksi barang yang sama sehingga pertumbuhan perusahaan mulai melambat. Di dalam kondisi ini dapat digunakan model FCFE dua tahap untuk menghitung besarnya nilai intrisik, digunakan rumus sebagai berikut Damodaran, 2002, : 363: Value nilai Intrisik = PV of FCFE + PV of terminal pricE = FCFEt1+Ke, hgt + Pn1+ke, hgn Keterangan : FCFEt = Free cash Flow to Equity dalam tahun t Pn = Harga pada akhir dari periode pertumbuhan yang ekstraordinari ke = Cost of equity pada tingkat pertumbuhan yang tinggi hg dan pertumbuhan yang stabil st Sementara itu harga akhir tahun Pn dihitung dengan cara FCFEn+1 Pn = -------------- ke – gn Heriyati Chrisna : Pengaruh Return On Equity, Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin Dan Dividen Payout Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia, 2009 keterangan : gn = tingkat pertumbuhan setelah akhit periode pertumbuhan yang tinggi ke = required rate of return yang diharapkan investor pada saat pertumbuhan stabil. Pada model tersebut karena tingginya pertumbuhan simpanan yang diterima dan kredit yang diberikan yang akan memberikan dampak tingginya pertumbuhan pendapatan perusahaan pada awal-awalnya dan sejalan dengan semakin meningkatnya persaingan, maka pertumbuhan ini akan stabil pada suatu level tertentu.

2.1.4.2 Relative Valuation

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Return On Equity, Return On Assets Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Retail Di Bursa Efek Indonesia

1 79 97

Analisis pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham: studi empiris pada perusahaan tambang yang terdaftar di bursa efek Indonesia Tahun 2011-2013

3 51 102

Pengaruh retrun on asset,current ratio,debt to equity ratio,dividen,laba bersih dan divide pay out ratio terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di jakarta islamic index periode 2009-2014

0 7 0

Pengaruh return on asset,current ratio,debt to equity ratio,dividen,laba bersih dan dividend payout ratio terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta islamic index periode 2009-2014

1 26 123

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Dividend Payout Ratio, dan Return On Equity terhadap Price Earning Ratio pada Saham Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 (Studi Saham-Saham Perusahaan Sektor Perbankan di Bursa Efek Indonesia

0 9 69

PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), NET INTEREST MARGIN (NIM), DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP HARGA SAHAM Pengaruh Return On Asset (Roa), Net Interest Margin (Nim), Dan Capital Adequacy Ratio (Car) Terhadap Harga Saham Perbankan Syariah Di Indone

0 5 13

PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), NET INTEREST MARGIN (NIM), DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2012-2015 Pengaruh Return On Asset (Roa), Net Interest Margin (Nim), Dan Capita

0 4 15

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Return On Asset (Roa), Net Interest Margin (Nim), Dan Capital Adequacy Ratio (Car) Terhadap Harga Saham Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2012-2015.

0 3 4

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Net Interest Margin, dan Loan To Deposit Ratio terhadap return saham pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010.

0 0 2

Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Non Performing Loan, Operational Cost Ratio, Net Interest Margin dan Return On Assets Perusahaan Perbankan

0 0 13