Tabel 5. Penyebab Terjadinya Banjir. No.
Penyebab Banjir Sebab Alami
Tindakan Manusia 1.
Curah hujan Perubahan kondisi DPS
2. Pengaruh fisiografi
Kawasan kumuh dan sampah 3.
Erosi dan sedimentasi Perubahan tata guna lahan
4. Kapasitas sungai
Drainase lahan 5.
Kapasitas drainase yang tidak memadai
Kerusakan bangunan pengendali banjir 6.
Pengaruh air pasang Perencana sistem pengendalian banjir
tidak tepat Sumber: Kodoatie dan Sugiyanto 2002: 78.
F.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam suatu penelitian,
karena suatu penelitian tidak akan berjalan tanpa adanya data. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang
diperlukan Nazir, 2005:174. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah cara pengumpulan informasi yang didapatkan dari dokumen, yakni peninggalan tertulis, arsip-arsip, akta ijazah, rapor, peraturan
perundang-undangan, buku harian, surat surat pribadi, catatan biografi, dan lain lain yang memiliki keterkaitan dengan masalah yang diteliti. Dokumen adalah catatan
peristiwa yang sudah berlalu dalam Prastowo, 2011:226. Menurut Arikunto 2010:274, metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data-data sekunder berupa
kondisi umum daerah penelitian, keadaan dan penggunaan lahan yang ada, peta daerah penelitian serta data data pendukung lainnya yang didapat dari instansi
terkait mengenai permasalahan banjir.
2. Teknik Observasi
Teknik observasi digunakan untuk mendukung teknik dokumentasi yang telah dilakukan dengan melakukan pengambilan foto pada lokasi terjadinya banjir di
Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung.
G. Teknik Analisis Data
Sugiyono 2010:244 berpendapat bahwa:
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.
Penelitian ini menggunakan teknik deskriptif analitik yang bertujuan untuk menjabarkan atau mendeskripsikan lokasi banjir di Kecamatan Tanjung Karang
Pusat Kota Bandar Lampung yang ditinjau berdasarkan tingkat kemiringan lereng, penggunaan lahan, jenis tanah serta penyebab banjir.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengumpulan data di lapangan mengenai kejadian
banjir di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Lokasi terjadinya banjir di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar
Lampung selama tahun 2011-2013 yaitu di Kelurahan Durian Payung, Kelurahan Pasir Gintung, Kelurahan Kaliawi, Kelurahan Kelapa Tiga dan
Kelurahan Gotong Royong. 2.
Kemiringan lereng pada lokasi terjadinya banjir di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung selama tahun 2011-2013 adalah daerah yang
terletak pada kategori kemiringan lereng 0-8 wilayah datar. 3.
Penggunaan lahan pada lokasi terjadinya banjir di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung selama tahun 2011-2013 adalah wilayah yang
didominasi oleh kawasan pemukiman serta perdagangan dan jasa. 4.
Jenis tanah pada lokasi terjadinya banjir di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung selama tahun 2011-2013 adalah tanah jenis latosol.
5. Penyebab utama terjadinya banjir di Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota
Bandar Lampung selama tahun 2011-2013 yaitu perubahan tata guna lahan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan d mengenai kejadian banjir di
Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung, saran yang dapat dikemukakan antara lain:
1. Pemerintah Kota Bandar Lampung hendaknya memperhatikan penataan kota
yang sesuai dengan karakteristik suatu wilayah. Selanjutnya dapat melakukan upaya upaya seperti tidak sembarangan memberi ijin untuk membangun
bangunan, khususnya di wilayah yang sudah sangat jarang ditemui lahan kosong agar titik banjir tidak meluas menyebar ke daerah-daerah lain yang
belum pernah mengalami banjir. 2.
Masyarakat seharusnya mengikuti peraturan yang berlaku serta menjaga lingkungan masing-masing dalam keadaan baik sehingga banjir tidak akan
terjadi pada saat hujan turun. 3.
Pembangunan bangunan seharusnya memperhatikan aspek-aspek lingkungan dengan menyediakan sedikit lahan terbuka sebagai tempat resapan air atau
dengan membuat lubang-lubang biopori untuk wilayah sempit untuk membantu mempercepat proses penyerapan air kedalam tanah sehingga air
hujan yang turun tidak akan menimbulkan genangan banjir.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Kota Bandar Lampung. Online. http:id.wikipedia.org. Diakses Selasa, 2 April 2013. Pukul 15.20 WIB.
----------. 2013. Banjir, Pemkot Bantu Beras dan Sembako. Dimuat dalam Lampung Post, 27 Januari 2013.
----------. 2013. Kota Bandar Lampung Dalam Angka 2013. Bandar Lampung: BPS Kota Bandar Lampung.
----------. 2013. Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandar Lampung Tahun 2011
– 2030. Bandar Lampung: BAPPEDA Kota Bandar Lampung.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Asdak, Chay. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Bintarto R dan Hadisumarno, Surastopo. 1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES.
Brad21. 2011. Perkampungan di Kaliawi Bandar Lampung-Jan. 2011. Online. http:www.panoramio.comphoto47721251. Diakses Senin, 8 Juni 2015.
Pukul 08.20 WIB. Harjono, Yulvianus. 2013. Kerugian Banjir di Bandar Lampung Capai Rp 60
Miliar. Dimuat dalam Kompas, 29 Januari 2013. Kodoatie, Robert J. dan Sjarief, Roestam. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air
Terpadu. Yogyakarta: Andi Offset. ----------. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta: Andi Offset.
Kodoatie, Robert J. dan Sugiyanto. 2002. BANJIR Beberapa Penyebab dan Metode
Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.