Analisa dengan 5W + 1H .1 What - Apa yang menjadi inti permasalahan?

30 II.6.3 Why - Mengapa masalah tersebut dapat muncul? Ada 2 faktor yang menyebabkan masalah ini dapat muncul. Yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor-faktor penyebab yang datang dari diri tiap remaja itu sendiri. Misalkan masalah ini dapat muncul bisa saja mungkin dari sikap diri anak itu sendiri yang tidak mau mencari tau tentang kesehatan alat reproduksinya hingga hal-hal yang akan merugikan dirinya kelak. Sedangkan faktor dari luar atau eksternal diantaranya yaitu kurangnya media sosialisasi atau pembelajaran dan informasi yang efektif dan komunikatif, kurangnya kecakapan orang tua dalam membimbing anaknya tentang hal yang bisa dianggap pribadi dan sensitif ini, serta masih banyak lagi. II.6.4 When - Sejak kapan masalah tersebut muncul? Biasanya masalah ini mulai terasa muncul pada akhir jenjang SMA. Namun faktor-faktor penyebab munculnya masalah ini justru banyak terjadi pada saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas SMA dan bahkan sejak tingkat SMP akhir. II.6.5 Where - Dimana biasanya masalah tersebut muncul? Karena pihak yang sering atau paling banyak mengalami masalah ini adalah anak remaja yang sedang mengenyam bangku sekolah ataupun pada masa sekolah berakhir. Maka tempat dimana masalah ini sering muncul adalah sekolahan dan lingkungan bergaul. II.6.6 How - Bagaimana cara untuk mengatasi masalah tersebut? Untuk mengatasi masalah ini, hal pertama yang harus dilakukan yaitu merubah pola pikir yang sudah melekat pada anak remaja. Dan memberikan sosialisasi mengenai informasi secara menyeluruh tentang kesehatan alat reproduksi remaja beserta dampak maupun resiko yang akan muncul. Meningkatkan partisipasi remaja, dengan mengembangkan peer educator pendidik sebaya yang diharapkan membantu remaja membahas dan menangani permasalahannya, termasuk kesehatan reproduksi. Langkah ini penting mengingat 31 kehidupan remaja sangat dipengaruhi teman sebaya. Langkah ini juga akan membuat remaja merasa dihargai, didengar, dan dilibatkan sehingga turut bertanggung jawab atas kesehatan reproduksi remaja. Meminimalkan informasi tentang kebebasan seks. Dalam hal ini, media massa dan media hiburan berperan penting. Memperbanyak akses pelayanan kesehatan, yang iringi dengan sarana konseling. Hal ini penting mengingat masalah kesehatan reproduksi remaja tidak hanya terjadi di kota besar, tapi juga di desa-desa. Dalam langkah ini bisa bekerja sama dengan masyarakat melalui tokoh masyarakat, tokoh agama, rumah sakit dan sekolah, terutama pihak dari Dinas Kesehatan dan BKKBN. Menyediakan informasi secara continou tentang kesehatan reproduksi. Hal ini bisa dilakukan melalui media cetak koran, majalah dan media cetak lainnya dan elektronik radio, televisi, atau internet. Dengan membuat metode penyuluhan secara persuasif yang bisa disaksikan oleh target audience, kemudian mengadakan konseling mengenai permasalah cara menunda kehamilan di usia dini, yang kemudian kembali diingatkan melalui beberapa gimmick yang dapat diberikan secara cuma – cuma kepada pada target audience. Dengan kurang tersedianya informasi yang akurat dan benar tentang kesehatan reproduksi memaksa remaja melakukan eksplorasi sendiri, baik melalui media cetak, elektronik, maupun pertemanan yang besar kemungkinan justru salah. Hal ini diperparah dengan masih banyak mitos menyesatkan seperti mitos hubungan seks yang hanya dilakukan sekali tidak akan menyebabkan kehamilan. Mitos lain adalah asumsi kehamilan tidak akan terjadi pada perempuan yang belum mengalami menstruasi, kehamilan tidak akan terjadi bila dilakukan hanya sekali, serta menempel di luar vagina atau celana dalam tidak akan menyebabkan kehamilan. Dengan begitu perlahan-lahan masalah ini akan hilang dan bahkan sebaliknya para remaja akan lebih sadar mengenai kesehatan alat reproduksi dan organ tubuhnya. 33

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan Mengangkat suatu masalah yang ada dalam bentuk iklan layanan masyarakat dapat menambah minat masyarakat dalam mengetahui semua hal tentang subjek yang akan dibahas. Karena masyarakat dapat lebih memahami dan selain itu masyarakat juga akan lebih mudah menangkap inti dari iklan tersebut. Namun hal ini tidak akan tercapai apabila dalam perancangannya iklan ini tidak disajikan secara menarik. Konsep adalah gagasan atau ide mentah yang menjadi dasar atau acuan dalam proses perancangan. Untuk dapat menciptakan desain media yang sesuai dengan kriteria desain, maka perlu adanya konsep dasar perancangan yang dijadikan sebagai landasan untuk membuat suatu desain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Adapun konsep dasar perancangan iklan adalah Realistis. Realis diartikan Real = nyata disini adalah bentuk nyata atau kenyataan dengan menampilkan teknik videografi karena ingin menampilkan ilustrasi pasangan muda dengan nyata agar masyarakat lebih dapat mengerti dengan mudah. Dengan konsep ini diharapkan nantinya mampu menarik perhatian masyarakat. Dari segi teknis menggunakan videografi yang akan disempurnakan dimedia komputer. Strategi perancangan yang akan dibuat dalam kampanye sosial pentingnya menunda kehamilan di usia muda bagi masyarakat ini, yang tertuju untuk pasangan yang sudah menikah muda. Kampanye ini mengajak remaja putri dan bahkan orang tua yang bertanggung jawab di rumah untuk lebih dapat mencegah terjadinya kehamilan di usia muda sebelum usia 20 tahun setelah menikah, tentunya dengan berbagi pengetahuan dan menambah wawasan tentang dampak atau bahaya melahirkan di usia dini bagi kesehatan tubuh maupun alat reproduksinya, sehingga pasangan muda maupun remaja putri lebih dapat menjaga kesehatannya dan lebih bisa terlebih dahulu memikirkan sekolah dan meraih impian di masa depannya. 34 Peran orang tua pun besar dalam hal ini, untuk dapat lebih termotivasi dan lebih peka dalam mendampingi anaknya dan mengarahkan perilaku anaknya kearah yang lebih positif dan mengerti akan berharganya kesehatan dalam jangka waktu yang panjang itu. III.1.1 Target Audience Kampanye Dalam merancang suatu kampanye perlu adanya suatu analisis yang dilakukan agar pesan dari kampanye bisa sampai dan bisa dipahami oleh target sasaran, Berikut adalah penjelasan mengenai karakter dari target audience yang ditinjau dari segi demografis, psikografis dan geografis. 1. Demografis Target Primer Jenis kelamin : Pasangan menikah muda Usia : 15 tahun - 19 tahun Pendidikan : Tingkat SMP keatas Status : Menikah Sosial Ekonomi : Menengah kebawah Demografis Target Sekunder Jenis kelamin : Remaja putri Usia :15 - 19 tahun Status : Pelajar Sosial Ekonomi : Semua Kalangan 2. Geografis Dalam segi geografis target sasaran perancangan meliputi kawasan Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat dan tidak menutup kemungkinan target audience dari luar wilayah Kecamatan Ngamprah. 3. Psikografis Cara berbicara yang sopan dan tidak menyinggung sekitar dan tidak mengesankan untuk menggurui dengan menggunakan bahasa non formal. Kendaraan yang sering digunakan, kendaraan umum.