Identifikasi Masalah Struktur Kalimat Majemuk Dalam Karangan Deskripsi pada Siswa Kelas XI MAN 10 Jakarta Tahun Pelajaran 2011-2012

Kalimat pendek akan menjadi panjang atau berkembang karena diberi tambahan- tambahan atau keterangan-keterangan pada subjek, pada predikat, atau pada keduanya.” 3 Sebuah kalimat itu bisa dikatakan sebagai sebuah kalimat jika memiliki subjek S dan predikat P di dalamnya, serta di dalam kalimat itu terbentuk sebuah makna . Hal ini sejalan dengan pendapat Finoza, “kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek S dan predikat P dan intonasinya menunjukan bagian ujaran itu sudah le ngkap dengan makna.” 4 Kalimat adaalah kumpulan kata yang terkecil. Kalimat bukanlah semata- mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk. Melainkan, di dalam kalimat tersebut mengandung pikiran yang lengkap. Ini senada dengan pendapat Keraf yang menyatakan bahwa, “kalimat ialah satuan kumpulan kata yang terkecil yang mengandung pikiran yang lengkap.” 5 Selain dari bentuk kalimat, untuk menyatakan bahwa kalimat itu sudah lengkap. Kalimat bisa juga ditandai dengan adanya intonasi di bagian ujaran. Wiyanto mengemukakan bahwa, “kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap.” 6 Kalimat harus memiliki struktur subjek, predikat, objek dan keterangan dan stuktur itu terlihat jelas. Sehingga kalimat tersebut akan memiliki makna atau ide. Selain itu, makna atau gagasan yang menunjukan sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkap maksud penuturannya. Arifin menambahkan, “sebuah kalimat hendaklah berisikan suatu gagasan atau ide. Agar gagasan atau ide kalimat mudah dipahami pembaca, fungsi bagian kalimat yang meliputi subjek, predikat, objek dan keterangan, harus 3 A. Widyamartaya. Seni menggayakan kalimat. Yogyakarta: Kanisius. 1990. hlm 9. 4 Lamuddin Finoza. Komposisi bahasa indonesia. Jakarta: Insan Mulia. 2001. hlm 115. 5 Gorys Keraf. Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah. 1991. hlm 140. 6 Asul Wiyanto. Tata bahasa sekolah. Jakarta: Grasindo. 2005. hlm 44 tampak dengan jelas eksplisit.” 7 Ini sejalan dengan pendapat chaer, “kalimat harus dilengkapi dengan unsur seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan.” 8 1 Unsur atau bagian menjadi pokok pembicaraan, yang lazim disebut dengan istilah subjek S Contoh: Kata “lampu” dalam kalimat: Lampu itu menerangi jalan. Pada kalimat di atas, yang berfungsi sebagai subjek S adalah lampu. Karena lampu menjadi pokok pembicaraan dalam kalimat tersebut. Fungsi subjek biasanya diisi oleh kata benda, seperti kata “lampu” dalam kalimat di atas. 2 Unsur atau bagian yang menjadi komentar tentang subjek, yang lazim disebut dengan istilah predikat P. Contoh: Kata “membaca” dalam kalimat: Ayah membaca koran Pada kalimat di atas, yang berfungsi sebagai predikat P adalah membaca. Karena membaca menjadi komentar tentang subjek dalam kalimat tersebut. Fungsi predikat biasanya diisi oleh kata kerja, seperti kata “membaca” dalam kalimat di atas. Tetapi dapat juga berupa frase kerja, kata sifat atau frase sifat seperti contoh di bawah ini: 1 Ani tidak akan pergi 7 E. Zaenal Arifin dan Farid Hadi. 1001 Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Akademika Pressindo. 2009. hlm 116 8 Abdul Chaer. Tata bahasa praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. 2006. hlm 327-328.