Definisi Operasional Ethical Clearance

3.7.3 Alur Penelitian

Gambar 4. Bagan alur penelitian 3.8 Pengolahan dan Analisis Data 3.8.1 Pengolahan Data Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan diubah kedalam bentuk tabel-tabel, kemudian data diolah menggunakan program Software Statistik pada komputer. Pembuatan Proposal, Perizinan, Koordinasi

1. Tahap Persiapan

Pengisian informed consent

2. Tahap pelaksanaan

Pengukuran IMT Pengukuran kadar hsCRP Pencatatan Analisis data 3. Tahap Pengolahan Data Eksklusi Inklusi Subjek Penelitian Kemudian, proses pengolahan data menggunakan program komputer ini terdiri beberapa langkah : a. Koding, untuk mengkonversikan menerjemahkan data yang dikumpulkan selama penelitian kedalam simbol yang cocok untuk keperluan analisis. b. Data entry, memasukkan data kedalam komputer. c. Verifikasi, memasukkan data pemeriksaan secara visual terhadap data yang telah dimasukkan kedalam komputer. d. Output komputer, hasil yang telah dianalisis oleh komputer kemudian dicetak.

3.8.2 Analisis Data

Analisis statistika untuk mengolah data yang diperoleh akan menggunakan program Software Statistik pada komputer dimana akan dilakukan 2 macam analisa data, yaitu analisa univariat dan analisa bivariat. • Analisa Univariat Analisa ini digunakan untuk menentukan distribusi frekuensi variabel bebas dan variabel terkait, yaitu untuk mengetahui rerata kadar hsCRP darah pada sampel. • Analisa Bivariat analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan uji statistik :

1. Uji normalitas data

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran distribusi suatu data apakah normal atau tidak. Uji normalitas data berupa uji Kolmogorov-Smirnov digunakan apabila besar sampel 50 sedangkan uji Shapiro-Wilk digunakan apabila besar sampel ≤ 50 . • Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk p dan diasumsikan normal. Jika nilainya di atas 0,5 maka distribusi data dinyatakan memenuhi asumsi normalitas, dan jika nilainya di bawah 0,5 maka diinterpretasikan sebagai tidak normal Dahlan, 2008.

2. Uji Komparatif Perbandingan Kadar hsCRP pada mahasiswa obesitas dan non obesitas

Uji T Tidak Berpasangan Uji T tidak berpasangan merupakan uji parametrik distribusi data normal yang digunakan untuk membandingkan dua mean populasi yang berasal dari populasi yang sama. Dalam hal ini uji tersebut digunakan untuk mengetahui Perbandingan kadar hsCRP pada mahasiswa obesitas dan non obesitas. Namun, bila distribusi data tidak normal dapat digunakan uji U Mann – Whitney sebagai alternatif Dahlan, 2008. Adapun syarat untuk uji T tidak berpasangan adalah : a. Data harus berdistribusi normal wajib b. Varians data boleh sama, boleh juga tidak sama.

3. Uji Korelasi

Uji Pearson merupakan uji parametrik distribusi data normal yang digunakan untuk mencari hubungan dua variabel atau lebih, namun bila distribusi data tidak normal dapat digunakan uji statistik non parametrik Uji spearman Dahlan, 2008. Adapun syarat untuk uji Pearson adalah : a. Data harus berdistribusi normal wajib b. Varians data boleh sama, boleh juga tidak sama. Pengujian analisis dilakukan menggunakan program Software Statistik pada komputer dengan tingkat kesalahan 5. Apabila didapatkan nilai p 0,5, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dari koefisien korelasi yang didapatkan, dapat digunakan untuk mengukur tingkat korelasi antara kedua variabel. Penafsiran terhadap tingkat korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada tabel di bawah ini Dahlan, 2008. Tabel 4. Kekuatan Koefisien Korelasi Interval Koefisien Kekuatan Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 Rendah Sedang Kuat Sangat kuat Sumber : Dahlan, 2008

3.9 Ethical Clearance

Proposal penelitian ini sudah disetujui oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dengan nomor ethical clearance : 2752UN268DT2013.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 112 mahasiswa Universitas Lampung Tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa : 1. Rerata kadar hsCRP pada mahasiswa obesitas sebesar 2,20 mgl, sedangkan mahasiswa non obesitas memiliki rerata kadar hsCRP sebesar 0,71 mgl. 2. Terdapat perbedaan bermakna antara kadar hsCRP mahasiswa obesitas dan non obesitas Universitas Lampung tahun 2013. 3. Terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan kadar hsCRP dengan besarnya kekuatan hubungan yang termasuk dalam kategori kuat.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai prediktor inflamasi yang lain selain hsCRP seperti Apo A, Apo B, Adiponektin terkait dengan obesitas. 2. Pada mahasiswa yang mengalami obesitas diharapkan dapat mengurangi berat badan agar terhindar dari meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular dikemudian hari. 3. Bagi peneliti selanjutnya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan obesitas dengan menggunakan cara penilaian dan skala parameter interpretasi yang berbeda seperti menurut lingkar perut dan persentase lemak tubuh terhadap kadar hsCRP. 4. Bagi peneliti selanjutnya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan obesitas dengan kadar hsCRP menggunakan usia sampel yang lebih tua. 5. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap sampel obesitas yang mengalami peningkatan kadar hsCRP. DAFTAR PUSTAKA Bhatt DL. 2002. Need to Test the Arterial Inflammation Hypothesis Circulation. 106 : 136-40 CDC. 2009. Overweight and Obesity. Centre for Obesity Research an Education. 2007. Body Mas Index : BMI Calculator. Choi KM, Kim SM, Kim YE, et al. 2007. Prevalence and cardiovascular disease risk of the metabolic syndrome using National Cholesterol Education Program and International Diabetes Federation definitions in the Korean population. Metabolism ; 56: 552-8. Dahlan, M Sopiyudin. 2008. Statistik Untuk Kedokteran Kesehatan. Salemba Medika. Jakarta. Djanggan Sargowo, Sri Andarini. 2011. Pengaruh Komposisi Asupan Makanan terhadap Komponen Sindrom Metabolik pada Remaja. Jurnal Kardiologi Indonesia vol.32 . Malang. Grummer – Strawn LM, et al. 2002. American Journal of Clinical Nutrition, Dalam : Centers of Disease Control and Prevention. Assessing your weight, About BMI for Adult. Hansson GK. 2005. Inflammation, atherosclerosis, and coronary artery disease. N English J Med 352:1685-95. Harun dkk. 2012. Obesitas dan hsCRP pada Remaja Mahasiswa Baru di Universitas Hasanuddin. [Jurnal]. Makassar :Fakultas Kesehatan Masyarakat. He Y, Jiang B, Wang J, et al. 2006.Prevalence of the metabolic syndrome and its relation to cardiovascular disease in an elderly Chinese population. J Am Coll Cardiol 2006; 47: 1588-94 Hidajat Boerhan, dkk. 2010. Obesitas. UNIMUS. Semarang. Imam S. 2005. Obesitas Konsekuensi Pencegahan dan Pengobatan. Universitas Sumatera Utara. Medan. I Nyoman W. 2011. High Sensitivity C-Reactive Protein. Aspek Laboratoris dan Klinis. Tinjauan Pustaka Imunologi. Isnaini. 2012. Hubungan Pengetahuan Obesitas dengan Rasio Lingkar Pinggang, Panggul pada ibu Rumah Tangga di Desa Pepe Krajan, Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan. [Skripsi]. UNIMUS. Semarang. Johannes Bernad RDP. 2012. Hubungan Kadar High Sensitivity C-Reactive Protein dengan Derajat Stenosis Arteri Koroner pada Pasien Angina Pektoris Stabil. [Tesis]. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan.