Lingkungan Hidup TINJAUAN PUSTAKA
Wardana 2004: 15 menyebutkan bahwa pencemaran lingkungan dapat terjadi akibat adanya kerusakan daya dukung alam. Daya dukung alam rusak
dikarenakan oleh dua hal yaitu:
1. Kerusakan Karena Faktor Internal Kerusakan faktor internal adalah kerusakan yang berasal dari dalam bumi
itu sendiri. Kerusakan dari faktor internal sulit untuk di cegah karena merupakan proses alami yang terjadi pada bumi. Kerusakan karena faktor
internal pada umumnya diterima sebagai musibah bencana alam. Seperti, meletusnya gunung berapi, gempa bumi, kebakaran hutan, banjir dan lain-
lain.
2. Kerusakan Karena Faktor Eksternal Kerusakan karena faktor eksternal adalah kerusakan yang diakibatkan oleh
ulah manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidupnya yang umumnya diakibatkan oleh karena kegiatan industri,
berupa limbah buangan industri.
Hal di atas menjelaskan bahwasannya kerusakan lingkungan yang terjadi bukan hanya dikarenakan adanya faktor alam saja, tetapi faktor eksternal
seperti kegiatan industri manusia dapat merusak alam dan menyebabkan dampak lingkungan hidup.
Di dalam penelitian ini penulis akan meniliti tiga macam pencemaran lingkungan yang terjadi yaitu pencemaran air, tanah, dan udara. Didukung
oleh Napitupulu 2013: 6 yang menjelaskan tiga macam pencemaran lingkungan tersebut yaitu:
1. Pencemaran Air Pencemaran air adalah kontaminasi tempat penampungan air misalnya
danau, sungai, lautan, akuifer dan air tanah. Polusi air terjadi ketika polutan dibuang langsung atau tidak langsung ke perairan tanpa
penanganan cukup untuk menghilangkan senyawa berbahaya.
Salah satu penyebab pencemaran air adalah limbah industri. Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan yang
dihasilkan tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik berbau busuk, polutan anorganik berbuih, berwarna, atau mungkin
berupa polutan yang mengandung asam belerang berbau busuk, atau berupa suhu air menjadi panas. Pemerintah menetapkan tata aturan untuk
mengendalikan pencemaran air oleh limbah industri. Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak
terjadi pencemaran.
2. Pencemaran Udara Ada beberapa pengertian tentang pencemaran udara, yaitu :
a. Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat
membahayakan kesehatan mahkluk hidup, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti;
b. Pencemaran Udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfer yang dapat mengakibatkan terjadinya
kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.
Pada dasarnya, pencemaran itu adalah adanya bahan-bahan asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan komposisi udara dari keadaan
normalnya.
3. Pencemaran Tanah Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia
masuk dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau
fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, zat kimia, atau limbah. Air
limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat.
Jika suatu zat berbahaya telah mencemari permukaan tanah, zat tersebut dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak
langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Tresna 1991: 66 menyebutkan bahwa pencemaran tanah dapat terjadi karena beberapa hal baik itu secara langsung maupun tidak secara langsung.
Misalnya, karena menggunakan pupuk secara berlebihan, pembuangan limbah yang tidak dapat dicerna oleh tanah, hujan yang mengandung bahan
polutan pencemar dan penggunaan pestisida dan intektisida.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pencemaran yang terjadi baik itu di air, tanah maupun udara, sebagian besar
dikarenakan oleh tangan manusia, demi pembangunan masyarakat kadang mengabaikan lingkungan hidup. Hal inilah yang terjadi di Kampung Kalirejo.
Oleh karena itu merupakan tanggung jawab pemerintah kampung khususnya kepala
kampung dalam penanggulangan
dampak akibat pencemaran lingkungan hidup yang ada.