27
F. Suhu dan Kelembaban
Suhu dan kelembaban berbeda satu dengan yang lain, tergantung pada tipe vegetasi. Terdapat sedikit variasi musim baik pada musim kemarau maupun
musim penghujan pada daerah hutan primer, namun pada kawasan terbuka seperti alang-alang dan hutan sekunder terjadi variasi yang cukup tinggi. Demikian juga
untuk variasi suhu hariannya, pada siang hari suhu relatif lebih tinggi dibanding- kan di malam hari. Suhu yang tinggi ini menyebabkan vegetasi alang-alang cepat
berkurang kandungan airnya sehingga mudah sekali terbakar Balai Taman Nasional Way Kambas, 2006.
G. Flora
Kawasan Taman Nasional Way Kambas memiliki spektrum ekosistem yang besar, di dalamnya terdapat formasi-formasi hutan yang terdiri dari 5 tipe ekosistem
utama yaitu hutan hujan dataran rendah, ekosistem rawa, hutan payaumangrove, pantai dan ekosistem riparian. Selain itu, dapat pula dijumpai suatu daerah
dengan dominasi vegetasi alang-alang dan semak belukar Balai Taman Nasional Way Kambas, 2006.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Komposisi spesies di zona pemanfaatan terbatas bervariasi dan terdiri dari 44
spesies. 2. Tingkat penguasaan spesies yang tergolong tinggi di zona pemanfaatan
terbatas dimiliki oleh 5 spesies yaitu jabon Anthocephalus cadamba, manggris Koompassia excelsa, meranti tembaga Shorea leprosula,
merawan Hopea mengarawan, dan plangas Aprosa aquila. 3. Stratifikasi tajuk di zona pemanfaatan terbatas terdiri dari 5 stratum yaitu
stratum A, stratum B, stratum C, stratum D, dan stratum E. 4. Berdasarkan posisi tajuknya, yang termasuk ke dalam pohon dominan adalah
meranti tembaga Shorea leprosula, pohon kodominan adalah jabon Anthocephalus cadamba, pohon tengahan adalah sempu air Dillenia exelsa,
dan pohon tertekan adalah laban Vitex pubescens.
B. Saran
Pihak TNWK sebaiknya meningkatkan pengawasan terhadap pemanfaatan yang
berlangsung di zona pemanfaatan terbatas supaya tidak merusak tegakan yang ada di zona tersebut.