Latar Belakang Masalah MAJAS DALAM PUISI PADA KOLOM SASTRA HARIAN LAMPUNG POST EDISI SEPTEMBER 2011 DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

⑦⑧⑨ ⑧ ⑩ ⑧❶ ❷⑧ ❸ ⑧❸ ❹❶⑧ , ❺ ⑧ ❻ ⑧❸ ⑧ ❷⑧ ❼ ❽ ⑨❾❿➀ ❶❽➁❼ ⑧ ⑩ ⑧ ❼ ❺ ➀ ❶ ❺ ➀ ⑨⑧ ⑨➀❼ ❽⑧ ❼ ⑩ ⑧❶ ❷⑧ ❾ ➂➃ ❾⑧ ❻ ➄ ➅ ⑧➂⑧➃ ⑩ ⑧❶ ❷⑧ ❸ ⑧❸ ❹❶ ⑧ ❿ ➀❼ ❽ ❽ ➁❼ ⑧⑧ ❼ ❺ ⑧ ❻ ⑧❸ ⑧ ⑨ ❾ ❻ ⑧⑨ ⑧❿⑩ ⑧ ❼ ❿⑧⑨ ⑧ ➁ ❸ ⑧ ❻ ⑧ ❸ ➀ ❿➀❼➁ ❻❼ ❷⑧ ➁❼ ❹ ➁⑩ ❿➀❼ ❽➁❼ ❽ ⑩ ⑧❿⑧ ❼ ❾❸ ❾ ❺ ⑧❹❾ ❼ ➆ ⑨⑧❷⑧ ❾➃⑧➇❾ ❼ ⑧❸ ❾ ❿ ➀ ➃❺ ⑧➈⑧ ⑧❹⑧ ➁ ❿➀ ❶ ❺ ⑧ ❼ ⑨ ❾ ❼ ❽ ⑧ ❼❼ ❷ ⑧ , ❸ ➀ ⑨⑧ ❼ ❽ ⑩ ⑧ ❼ ⑩ ⑧❶ ❷⑧ ❾➂➃ ❾⑧ ❻ ➂ ➀❺ ❾ ❻ ⑨❾❹❾❹❾ ⑩ ❺➀ ❶ ⑧❹ ⑩ ⑧ ❼ ❿⑧⑨ ⑧ ❿➀❼ ❽ ❽ ➁ ❼ ⑧⑧ ❼ ❺ ⑧ ❻ ⑧❸ ⑧ ❷⑧ ❼ ❽ ➃➀ ❶⑧ ❼ ❽❸ ⑧ ❼ ❽ ❿➀ ➃❾ ⑩ ❾❶⑧ ❼ ❿ ➀ ➃❺ ⑧➈⑧ . ➉ ⑧ ❻ ⑧❸ ⑧ ⑨⑧➂⑧➃ ⑩ ⑧❶❷⑧ ❸ ⑧❸ ❹❶ ⑧ ❸ ⑧ ❼ ❽ ⑧❹ ❿➀❼ ❹❾ ❼ ❽ ❿➀ ❶⑧ ❼ ⑧ ❼ ❼ ❷⑧ ⑩ ⑧❶ ➀❼ ⑧ ❺ ⑧ ❻ ⑧❸ ⑧ ➃ ➀ ❶ ➁ ❿⑧ ⑩ ⑧ ❼ ➃ ➀ ⑨ ❾⑧ ❷⑧ ❼ ❽ ❿⑧➂❾ ❼ ❽ ➁ ❹⑧➃⑧ ➁❼ ❹ ➁⑩ ➃➀➊➁ ➇ ➁ ⑨ ⑩ ⑧ ❼ ⑩ ⑧❶ ❷⑧ ❸ ⑧❸ ❹❶⑧ . ➋ ➂ ➀❻ ⑩ ⑧❶ ➀❼ ⑧ ❾❹ ➁ ➆ ⑨ ⑧❿⑧❹ ⑨ ❾ ⑩ ⑧❹⑧ ⑩ ⑧ ❼ ❺ ⑧ ❻ ➊ ⑧ ❸ ⑧❸ ❹❶⑧ ⑧ ⑨ ⑧➂⑧ ❻ ❺ ➀❼ ❹ ➁ ⑩ ⑨ ⑧ ❼ ❻ ⑧❸ ❾➂ ❿➀⑩➀ ❶ ➇⑧⑧ ❼ ❸ ➀❼ ❾ ⑩ ❶ ➀ ⑧❹❾ ➌ ❷⑧ ❼ ❽ ➍❺ ➇➀⑩❼ ❷⑧ ⑧⑨ ⑧➂⑧ ❻ ➃⑧ ❼ ➁ ❸ ❾⑧ ⑨ ⑧ ❼ ⑩ ➀❻ ❾⑨➁ ❿ ⑧ ❼❼ ❷⑧ ⑨➀❼ ❽⑧ ❼ ➃ ➀ ❼ ❽ ❽ ➁ ❼ ⑧ ⑩ ⑧ ❼ ❺ ⑧ ❻ ⑧❸ ⑧ ❸ ➀❺ ⑧❽ ⑧❾ ➃➀ ⑨❾ ➁ ➃ ❼ ❷⑧ . ➎⑧❶ ❷⑧ ❸ ⑧❸ ❹❶⑧ ⑨ ⑧❿ ⑧❹ ⑨❾ ❺ ⑧❽❾ ➃ ➀❼ ➇⑧⑨❾ ❺ ➀❺➀ ❶ ⑧❿⑧ ➇ ➀❼ ❾❸ ➆ ❷⑧ ⑩❼ ❾ ❿➁ ❾❸ ❾ , ❿ ❶➍❸ ⑧ , ⑨⑧ ❼ ⑨ ❶⑧➃ ⑧ . ⑦ ➁ ❾❸ ❾ ➃ ➀ ❶➁ ❿ ⑧ ⑩ ⑧ ❼ ❸ ⑧➂⑧ ❻ ❸ ⑧❹ ➁ ➇ ➀❼ ❾❸ ⑩ ⑧❶❷⑧ ❸ ⑧❸ ❹❶⑧ ❷⑧ ❼ ❽ ➃ ➀❼ ❽❽➁❼ ⑧ ⑩ ⑧ ❼ ➈❾ ❶ ❾ ⑩❻ ⑧❸ ❺ ⑧ ❻ ⑧❸ ⑧ ❷⑧ ❼ ❽ ➃ ➀❼ ➍ ❼ ➇➍➂ . ➏➀ ❸ ⑩ ❾❿➁❼ ❿ ⑧⑨⑧ ⑨⑧❸ ⑧❶ ❼ ❷⑧ ❸ ➀ ➃➁ ⑧ ➇ ➀❼ ❾❸ ⑩ ⑧❶❷⑧ ❸ ⑧❸ ❹❶ ⑧ ❹ ➀ ❶ ➁ ❹⑧➃⑧ ❿ ❶➍ ❸ ⑧ ⑨ ⑧➂⑧➃ ❿➀❼ ❽❽ ➁ ❼ ⑧ ⑧ ❼ ❺ ⑧ ❻ ⑧❸ ⑧ ➇ ➁ ❽ ⑧ ❻ ⑧❶➁ ❸ ➃➀ ➃❿➀ ❶ ❻ ⑧❹❾⑩ ⑧ ❼ ❺➀ ❶❺ ⑧❽ ⑧❾ ⑧❸ ❿ ➀⑩ ➀ ❸ ❹ ➀ ❹❾❸ ➆ ❹ ➀ ❹⑧❿ ❾ ❹ ➀ ❶➂❾ ❻ ⑧❹ ➇ ➀ ➂⑧❸ ❿➀ ❶ ❺ ➀ ⑨⑧⑧ ❼ ⑧❼ ❹⑧❶⑧ ❿❶➍ ❸ ⑧ ⑨⑧ ❼ ❿➁ ❾❸ ❾ ⑨ ⑧➂⑧➃ ❻ ⑧➂ ❿➀❼ ❽ ❽ ➁ ❼ ⑧⑧ ❼ ❺ ⑧ ❻ ⑧❸ ⑧ . ⑦❶➍ ❸ ⑧ ❹ ➀ ❶ ➁ ❹⑧➃⑧ ❸ ➀⑩ ⑧➂❾ ❺ ➀ ❶❸ ❾ ➌ ⑧❹ ➃➀❼➀ ❶⑧ ❼ ❽ ⑩ ⑧ ❼ ➆ ➃➀❼ ➈ ➀ ❶ ❾ ❹⑧ ⑩ ⑧ ❼ ➁ ❶ ⑧❾⑧ ❼ ❸ ➀ ➇ ➀ ➂⑧❸ ➃➁❼ ❽ ⑩ ❾ ❼ ➆ ❸ ➀❻ ❾ ❼ ❽❽ ⑧ ➃➀ ➃ ❺ ➁ ❹ ➁ ❻⑩ ⑧ ❼ ❶➁ ⑧ ❼ ❽ ❷⑧ ❼ ❽ ➈ ➁ ⑩➁ ❿ ➂ ➁ ⑧❸ ➄ ➋ ➂ ➀❻ ❸ ➀❺ ⑧ ❺ ❾❹ ➁ , ⑨⑧➂⑧➃ ❿➀❼ ❽ ❽ ➁ ❼ ⑧⑧ ❼ ❺ ⑧ ❻ ⑧❸ ⑧ ❼ ❷⑧ ❿ ❶➍ ❸ ⑧ ➂ ➀❺ ❾ ❻ ➃ ➀❼ ❽ ➀ ❹ ➀❼ ❽ ⑧ ❻⑩ ⑧ ❼ ❿❾➂❾ ❻ ⑧ ❼ ⑩ ⑧❹⑧ - ⑩ ⑧❹⑧ ❷⑧ ❼ ❽ ❹ ➀ ❿ ⑧❹ ⑨ ⑧ ❼ ➃ ➁ ⑨ ⑧ ❻ ➁❼ ❹ ➁⑩ ⑨❾➃➀❼ ❽➀ ❶❹❾ . ➐➀ ⑨⑧ ❼ ❽ ⑩ ⑧ ❼ ❿➁ ❾❸ ❾ , ❹ ➀ ❶ ➁ ❹⑧➃⑧ ❸ ➀⑩ ⑧➂❾ ❺➀ ❶ ❸ ❾ ➌ ⑧❹ ➑➒➓ ➔ ➔→➑➣ →↔↕ → ➓ ➙ ➛ → ➓ ➑➒ ➜➝ ↕➞➟ ↕→ ➓ ➟ ➒➠ ➞ ➓ ➔➔ → ↔➝ → ➓ ➔→ ➓ ➓ ➡→ ↔ ➒ ➜→➢➞ ➤ ➜ ➒➣ ➞ ➠ ↕ ➒ ➥➞➜ →➢→➝ ➟ ➒ ➑ ➦ ➞➢ . ➧ ➜ ➒➠ ➟ ➒➣ → ➣ ➞➢➝ , ➛ →➜→➑ ➦ ➒➓ ➔➔➝➓ → → ➓ ➣ → ➠ →➟ →➓ ➡→ ➦ ➝ ➞➟ ➞ ➜ ➒➣ ➞ ➠ ➑ ➒➓ ➔ ➒ ➢ ➒➓ ➔→ ➠ ↕ → ➓ ↕ ➝→ ➓ ➢➞➢→➟ ↕→➢→ ↕➞→➟ →➢→➝ ➑→➨→➟ ➩ ➫ → ➛ ➞ , ➢➞ ➛ →↕ ➦ ➒ ↔ ➜➝ ➠ ➒ ↔→ ➓ ➜→➔➞ ➨➞↕→ ➦ → ➛ → ➝➑ ➝➑➓ ➡→ ➜ ➒➣ ➞ ➠ ➟ ➝ ➜➞➢ ➝➓ ➢➝↕ ➑➒ ➑→ ➠ →➑➞ ➦ ➝➞➟ ➞ ➛ ➞ ➣ → ➓ ➛ ➞ ➓ ➔↕ → ➓ ➦ ↔ ➭ ➟ → . ➯ ➝ ➞➟ ➞ ➑ ➒ ↔➝ ➦ →↕ → ➓ ➟ ➒➣ ➝→ ➠ ↕ →↔ ➡→ ➡→ ➓ ➔ ➜ → ➠ ➞↔ ➛ →↔➞ ➦ ➒ ➑➞↕ ➞↔→ ➓ ➛ → ➓ ➦ ➒➓ ➔→➜→➑ → ➓ ➦ ➒➓ ➡→➞↔ . ➯ ➝ ➞➟ ➞ ➝➑ ➝➑➓ ➡→ ➣ ➒ ↔➞➟ ➞ ➦ ➒ ➟ → ➓ →➢→➝ →➨→↔ → ➓ ➑ ➭ ↔ →➜ ➢ ➒ ↔ ➢ ➒➓ ➢➝ ➡→➓ ➔ ➠ ➒➓➛ →↕ ➛ ➞➟ →➑ ➦ →➞↕→ ➓ ↕➒ ➦ → ➛ → ➦ ➒ ➑ ➣ →➥→ ➛ →➜→➑ ➣ ➒➓ ➢➝↕ ➣ → ➠ →➟ → ➡→ ➓ ➔ ↕→ ➡→ ➑ →↕ ➓ → . ➧ ➜ ➒➠ ↕→ ↔ ➒➓ → ➞➢➝➙ ➟ ➒ ↔ ➞ ➓ ➔ ↕ →➜➞ ➦ ➒ ➑➣ →➥→ ➛ →➜→➑ ➑➒ ➑→↕➓ →➞ ➟ ➒➣ ➝→ ➠ ➦ ➝ ➞➟ ➞ ➢➞ ➛ → ↕➜→ ➠ ➑➝➛ → ➠ ➩ ➲ → ➓ ➡→↕ ➢→ ➠ → ➦ ➡→ ➓ ➔ ➠ →↔➝ ➟ ➛ ➞➜→➜➝➞ ➝ ➓ ➢➝↕ ➛ → ➦ →➢ ➑➒ ➑→ ➠ →➑➞ ➛ → ➓ ➑ ➒➓ → ➓ ➔ ↕→ ➦ ➑ →↕ ➓ → ➟ ➒ ↔➢→ ➑➒ ➑→ ➠ →➑ ➞ ➞➟ ➞ ➦ ➝➞➟ ➞ ➢ ➒ ↔➟ ➒➣ ➝➢ . ➳ →➜→ ➠ ➟ →➢➝ ➥→↔→ ➡→ ➓ ➔ ➛ → ➦ →➢ ➛ ➞➢ ➒ ➑ ➦ ➝➠ ➝➓ ➢➝ ↕ ➑ ➒➓ → ➓ ➔↕ → ➦ ➑→↕➓ → ➟ ➒ ↔ ➢→ ➑➒ ➑→ ➠ →➑➞ ➟ ➝ →➢➝ ➦ ➝➞➟ ➞ ➡→ ➞➢➝ ➛ ➒➓ ➔ → ➓ ➥→↔→ ➑➒➓ ➔→ ➓ →➜➞➟ ➞➟ ➝ ➓ ➟ ➝↔ ➞ ➓ ➢↔➞ ➓ ➟ ➞↕ ➦ ➝➞➟ ➞ , ➟ →➜→ ➠ ➟ →➢➝ ➓ ➡→ → ➛ →➜→ ➠ ➑ →➨→➟ ➩ ➵→➨→➟ ➑➒ ↔➝ ➦ →↕ → ➓ →➟ ➦ ➒ ↕ ➢ ➒ ↔ ➛ ➒ ↕→➢ ➡→ ➓ ➔ ➛ → ➦ →➢ ➛ ➞➢ ➒ ➑ ➦ ➝➠ ➭ ➜ ➒➠ ➦ ➒ ➑➣ →➥→ ➛ →➜→➑ ➑➒ ➑→↕➓ →➞ ➟ ➝ →➢➝ ➦ ➝➞➟ ➞ ↕ →↔ ➒➓ → ➑ →➨→➟ ➑ ➒ ↔ ➝ ➦ →↕→ ➓ ➟ →➜→ ➠ ➟ →➢ ➝ ➟ →↔→ ➓ → ➦ ➒➓ ➡→➞↔ ➝➓ ➢➝↕ ➑➒➓ ➔ →➢→↕→ ➓ ➟ ➒ ➟ ➝ →➢➝ ➛➒➓ ➔ → ➓ ➥→↔ → ➦ ➒➓ ➔ ➞ →➟ → ➓ ➙ ➡→↕ ➓ ➞ ➟ ➒ ➥→↔ → ➢➞ ➛ →↕ ➜→ ➓ ➔➟ ➝ ➓ ➔ ➑➒➓ ➔➝➓ ➔↕ → ➦ ↕ → ➓ ➑ →↕ ➓ → . ➸ ➒➓ ➔→ ➓ ➑ ➒➓ ➔→ ➓ →➜➞➟ ➞➟ ➑ →➨→➟ - ➑ →➨→➟ ➛ →➜→➑ ➦ ➝ ➞➟ ➞ ➛ → ➓ ➣ ➒ ↔➝ ➟ → ➠ → ➝ ➓ ➢➝↕ ➑➒ ➑→ ➠ →➑ ➞ ➓ ➡→ , ➑→↕ → →↕ → ➓ ➛ ➒➓ ➔→ ➓ ➑ ➝ ➛ → ➠ ➦ ➒ ➑➣ →➥→ ➑ ➒ ➑ →↕ ➓ →➞ ➦ ➝➞➟ ➞ ➢ ➒ ↔➟ ➒➣ ➝➢ . ➸ →➜→➑ ➦ ➒➓ ➒ ➜➞➢➞→ ➓ ➞ ➓ ➞ ➦ ➒➓ ➝➜➞➟ ➑➒➓ ➔ ➔➝➓ →↕ → ➓ ➢ ➒ ➭ ↔➞ ➦ ➒➓ ➔↕ →➨➞→ ➓ ➦ ➝ ➞➟ ➞ ➟ ➒ ➥→↔→ ➟ ➢↔ ➝↕ ➢➝↔→➜ ➞ ➟ ➑➒ - ➟ ➒ ➑ ➞ ➭ ➢➞↕ ➩ ➺→➜ ➞ ➓ ➞ ➑➒➓ ➔➞ ➓ ➔→➢ ➣ → ➠ ➻ → ➦ ➝ ➞➟ ➞ ➞➢➝ ➑ ➒ ↔➝ ➦ →↕ → ➓ ➟ ➢↔➝ ↕➢➝ ↔ ➢→ ➓ ➛ → - ➢ → ➓ ➛ → ➡→ ➓ ➔ ➣➒ ↔ ➑→↕➓ → . ➺→ ↔➞→ ➓ L ➼➽ ➾➚➪➶ ➹➘➴ ➷ ➑ ➒ ↔➝ ➦ →↕→ ➓ ➟ → ➜→ ➠ ➟ → ➢➝ ➣ → ➠ → ➓ ➣ →➥ →→ ➓ ➡ → ➓ ➔ ➢ ➞ ➛ →↕ → ➟ ➞ ➓ ➔ ➜→➔ ➞ ➣ →➔➞ ➑→➟ ➡→↔→ ↕ → ➢ ➛ ➞ ➛ → ➒↔→ ➠ ➬ → ➑ ➦ ➝ ➓ ➔ . ➺ →↔➞ → ➓ L ➼➽ ➾➚➪➶ ➹➘➴ ➷ ➟ ➝ ➛ → ➠ ➑ ➒➓ ➔➔➝ ➓ →↕→ ➓ ➤➝➓ ➔➟ ➞ ➟ ➝↔→➢ ↕→ ➣ →↔ ➥➝↕➝ ➦ ➣ → ➞↕ ↕→ ↔ ➒➓ → ➑➒➑➞➜ ➞↕➞ ↕ ➭ ➜ ➭ ➑ - ↕ ➭ ➜ ➭ ➑ ➡→ ➓ ➔ ➣ ➒↔→➔→ ➑ ➛ → ➓ ➑ ➒➓ → ↔➞↕ . ➮ ➱✃ ➱❐ ❒ ➱❮ ❰Ï Ð ➱ ➱Ñ ➱ ✃ ➱❐ ÒÓ✃ÓÔ ❒ ➱ ❒ ❮ Õ➱ Ð ➱Ï Ö Ô × Ô ❰➱❮ Ø×Ø× Õ➱Ù➱ Ò➱ Õ Ð ➱ ❒ ➱ ❒ ❮ Õ➱ , ❒ ×Ù×Õ❮Ú Û ×ÕÙ× Ï Ñ ➱Ï Ù❰ Ú ❒ Ú . Ü ×ÔÚ✃ Ú❐ ➱ Ï ❐ ➱ Õ Ú ➱ Ï L Ý Þ ßàáâ ãäå æ ÑÚ❐ ➱Õ➱ Ù Ò ➱Ï Ñ ➱Ù➱❮ Ô × Ï ç ➱ ÑÚ Ù×Õ ❮ ÚÔ Ø➱Ï Ö ➱Ï ❒ ר➱ Ö ➱Ú ➱✃❮ × ÕÏ➱ ❮ Úè Ø➱ ❐ ➱ Ï Ù×Ï Ö ➱ ç ➱Õ➱Ï ❒ ➱❒ ❮ Õ➱ é Ï ÑÓ Ï× ❒ Ú ➱ ÑÚ ➮ × ÒÓ✃ ➱ ❐ ê× Ï × Ï Ö ➱ ❐ ë❮ ➱ ❒ ➮ êë Ò ➱Õ× Ï➱ ❒ Ú è ➱ ❮ Ï Ð ➱ Ð ➱Ï Ö Ô ❰Õ➱ ❐ Ñ ➱ Ï Ô ❰ Ñ➱❐ ❰Ï ❮ ❰ Ò ÑÚ ç ➱Ï ÖÒ ➱❰ . ì ➱ ✃ Ú Ï Ú ✃ ➱❐ Ð ➱Ï Ö Ô ×Ï ç ➱ ÑÚÒ ➱Ï ➱✃ ➱❒ ➱ Ï Ù×Ï❰ ✃ Ú❒ Ô ×Ï ÖÖ ❰Ï ➱Ò ➱Ï ❐ ➱Õ Ú ➱Ï L Ý Þ ßà áâ ã äå æ ❒ ר➱ Ö ➱Ú Ó Ø ç × Ò Ù×Ï× ✃ Ú ❮Ú ➱ Ï . Ü ×ÔÚ✃ Ú❐ ➱Ï ×ÑÚ❒ Ú ➮ ×Ù ❮ × Ô Ø×Õ 2011 ❒ ר➱ Ö ➱Ú í ➱ Ò❮ ❰ Ù× Ï ×✃Ú ❮Ú ➱Ï ÑÚ ❐➱ Õ➱Ù Ò ➱Ï ×Ñ Ú ❒ Ú ❮ × Õ ❒ ר❰ ❮ Ñ ➱Ù➱❮ Ô× í ➱ ÒÚ ✃Ú × ÑÚ ❒ Ú - × ÑÚ ❒ Ú ✃ ➱Ú ÏÏ Ð ➱ . ➮ ר × ✃ ❰ ÔÏ Ð ➱ ❮ × ✃ ➱ ❐ ➱ Ñ ➱ Ù×Ï × ✃Ú❮Ú ➱Ï - Ù×Ï × ✃Ú❮Ú ➱Ï Ð ➱Ï Ö Ø ×Õ Ò➱ Ú❮ ➱Ï Ñ×Ï Ö ➱Ï Ù×Ï × ✃Ú❮Ú ➱Ï Ù ×Ï❰ ✃Ú❒ . Ü ×Ï× ✃Ú❮Ú ➱Ï - Ù ×Ï× ✃Ú❮Ú ➱Ï ❮ ×Õ ❒ ר❰ ❮ Ø ×Õ ç ❰ Ñ❰ ✃ 1 îÜ ×Ï ÖÖ ❰ Ï ➱➱Ï ê ➱ ç ➱ ❒ Ñ ➱ ✃ ➱ Ô ï Ó ð × ✃ ãñò Ý ó Ýá ô ➱Õ Ð ➱ ô ÓÕÕ Ú × õ➱ Ð ❰ Ï ö➱ ÔÙ➱Ï Ñ➱Ï éÔ Ù ✃ÚÒ ➱ ❒ Ú Ï Ð ➱ Ñ➱ ✃ ➱ Ô Ü × Ï Ö ➱ ç ➱Õ➱Ï ➮ ➱ ❒ ❮ Õ➱ é Ï Ñ Ó Ï × ❒ Ú ➱ ÑÚ ➮ ê ÷ oleh Eli Yani tahun 2002, 2 Kritik Sosial dalam Kumpulan Puisi A ø à ù áâ ú á û Ý üú ãñ ý à ò à Karya Wiji Thukol dan Implikasinya pada Pembelajaran Sastra Indonesia di SMA oleh Rully Widayanti tahun 2006, dan 3 Gaya Bahasa Novel B àÞ ú Cinta Karya Habiburrahman El-Shirazy dan Relevansinya sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA oleh Yutriza Permatasari tahun 2010. Dari ketiga penelitian tersebut terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian 1 dengan penelitian penulis sama-sama mengkaji mengenai majas, perbedaannya, yakni objek dalam penelitian 1 adalah majas-majas dalam novel, sementara objek dalam penelitian penulis adalah majas-majas dalam puisi. Penelitian 2 dengan penelitian penulis sama-sama mengkaji unsur intrinsik dalam puisi, perbedaannya, yakni objek dalam penelitian 2 adalah unsur intrinsik kritik sosial dalam puisi, sementara objek dalam penelitian penulis adalah unsur intrinsik majas dalam puisi. Selanjutnya, penelitian 3 dengan penelitian penulis sama-sama mengkaji gaya bahasa dalam karya sastra, perbedaannya, yakni objek dalam penelitian 3 adalah gaya bahasa dalam novel, sementara objek dalam penelitian penulis adalah majas- majas bagian dari gaya bahasa dalam puisi. Mengingat pentingnya bahan ajar sastra sebagai komponen dalam pembelajaran bahasa Indonesia, maka dalam penyeleksian bahan ajar sastra haruslah dilakukan dengan sangat hati-hati. Pada dasarnya dalam memilih bahan ajar tersebut sepenuhnya terletak di tangan guru. Untuk itu, guru bahasa Indonesia di SMA harus lebih teliti dalam memilih bacaan sastra yang akan dijadikan bahan ajar. Akan sangat baik jika karya sastra puisi yang hendak dijadikan bahan ajar selain bisa memenuhi tuntutan materi juga bisa membentuk kepribadian siswa yang bermoral. Pada tahun 2010, Kementrian Pendidikan Nasional telah mencanangkan penerapan pendidikan yang bernilai karakter bagi semua jenjang pendidikan. Program tersebut dicanangkan oleh pemerintah sebab selama ini dunia pendidikan dinilai kurang berhasil dalam mengantarkan generasi bangsa menjadi pribadi- pribadi yang bermartabat. Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh guru yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik Elkind dalam Aunillah, 2011:21. Dalam penerapan pendidikan karakter, faktor yang harus dijadikan sebagai tujuan adalah terbentuknya kepribadian peserta didik supaya menjadi manusia yang baik. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam menentukan bahan ajar sastra puisi yang hendak dijadikan bahan ajar bagi peserta didik hendaknya berisikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai yang dapat membentuk karakter peserta didik sehingga menjadi pribadi yang bermoral. Dengan demikian, ketelitian guru dalam memilih puisi yang akan dijadikan bahan ajar sastra sangatlah dibutuhkan. Majas jika dikaitkan dengan pembelajaran sastra di sekolah menengah atas, tidak akan lepas dari ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu apresiasi sastra. Kegiatan apresiasi sastra dapat dilakukan dengan dua tinjauan, yaitu tinjauan intrinsik dan tinjauan ektrinsik. Unsur intrinsik puisi terdiri atas unsur fisik dan unsur batin. Unsur fisiknya, yakni berupa diksi, pengimajian, kata konkret, majas, dan tipografi puisi, sedangkan unsur batinnya terdiri atas tema, nada, perasaan, dan amanat Waluyo, 1987: 28. Dalam tinjauan intrinsik inilah termasuk di dalamnya mengapresiasi majas. Kajian yang penulis lakukan ini sejalan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas SMA. Standar Kompetensi SK mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia terdiri atas dua aspek, yakni aspek kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra. Aspek kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra masing-masing terbagi ke dalam subaspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X semester I terdapat standar kompetensi yang relevan dengan pembelajaran majas dalam sebuah puisi, yakni standar kompetensi mendengarkan, memahami puisi yang disampaikan secara langsung atau tidak langsung. Selanjutnya, kompetensi dasar yang akan dicapai adalah mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman. Dengan materi pembelajaran majas, irama, kata-kata konotasi, dan kata-kata bermakna lambang KTSP: 2009. Dengan penentuan bahan pengajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku, dalam hal ini Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP diharapkan pengajaran sastra akan lebih bermakna.

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

KONFLIK DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

9 150 151

KONFLIK DALAM NOVEL DAUN PUN BERZIKIR KARYA TAUFIQURRAHMAN AL AZIZY DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

14 140 51

MAJAS DALAM PUISI PADA KOLOM SASTRA HARIAN LAMPUNG POST EDISI SEPTEMBER 2011 DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

1 25 66

KONFLIK DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

29 612 37

CITRA PEREMPUAN DALAM ROMAN GADIS PANTAI KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

4 46 54

PENDAHULUAN Kritik Sosial Dalam Novel Surga Retak Karya Syahmedi Dean : Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Relevansinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Indonesia Di SMA.

0 3 8

KRITIK SOSIAL DALAM PUISI-PUISI INDONESIA PADA MASA REFORMASI : Kajian Struktur dan Sosiologi Sastra Terhadap Karya Sastra Sebagai Alternatif Bahan Ajar Sastra di SMA.

3 21 19

NOVEL BUNDA LISA KARYA JOMBANG SANTANI KHAIREN: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA, NILAI PENDIDIKAN KARAKTER, DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN AJAR DI SEKOLAH MENENGAH ATAS.

0 0 9

NOVEL LARUNG KARYA AYU UTAMI: KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA, NILAI PENDIDIKAN, DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS.

4 7 15

NASKAH DRAMA SENJA DENGAN DUA KELELAWAR KARYA KRIDJOMULYO: KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI DRAMA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

0 2 18