ANALISA KERUSAKAN PADA HYDRAULIC VANE PUMP
Gambar 4.34 Penampang flex plate scoring
Erosi karena aerasi. Score pelubangan terlalu parah untuk diselamatkan Gambar 4.34 kiri. Jangan Gunakan kembali. Warna gelap dan erosi:
menunjukkan suhu sistem yang terlalu tinggi Gambar 4.34 kanan. Ganti cartridge. Jangan Gunakan kembali.
Gambar 4.35 Penampang flex plate burn oil residu
Sisa oli terbakar pada pelat: menunjukkan suhu sistem yang terlalu tinggi Gambar 4.35. Ganti cartridge dan jangan gunakan kembali.
Cam ring
Gambar 4.36 Penampang cam ring
Ketrangan : A Path jalur baling-baling, B lubang pin.
Inspection
Permukaan akhir dan countur path jalur baling-baling pentng bagi umur pakai cartridge. Caterpillar tidak menyarankan perbaikan
permukaan cam ring path jalur baling-baling. Countur path jalur baling- baling harus mengikuti, dengan batas toleransi ketat, path jalur yang
dikembangkan oleh master ring and luban pin cam ring. Ketentuan permukaan akhir juga sangat ketat dan tidak memungkinkan dilakukan
perbaikan permukaan cam ring. Semua pompa baling-baling cam ring akan menunjukan tanda
permukaan mengkilap kaena pengoperasian normal. Ripple riak ringan sedalam mulai dari 0,03mm sampai 0,05 mm 0,001 sampai 0,002 inci
dapat dipoles untuk diGunakan kembali. Permukaan yang mengkilap karena wear keausan normal
Gambar 4.37. Gunakan kembali.
Gambar 4.37 Penampang cam ring wear
Gambar 4.38 Penampang cam ring small mark
Tanda kecil pada path jalur baling-baling Gambar 4.38 kiri. Gunakan kembali.
– setelah menghilangka bekas bakar dengan kertas emery grit 600 dan sedikit oli hydraulic. Path jalur polesan pada path jalur baling-
baling Gambar 176, kanan. Gunakan kembali.
Gambar 4.39 Penampang cam ring seizure, notced and erosion
Kekakuan dipercepat dengan suhu tinggi pada cartridge Gambar 4.39 kiri. Jangan Gunakan kembali. Cam ring yang terpotong dan bekas erosi:
menunjukkan kondisi inlet yang buruk, baik karena pressure tekanan rendah ataupun aerasi Gambar 4.39 kanan. Jangan Gunakan kembali.
Gambar 4.40 Penampang cam ring aerated, frosting and ripple
Bekas panas permukaan cam: menunjukkan aerasi pada inlet Gambar 4.40 kiri. Jangan gunakan kembali. Pembekuan cam ring dan ripple riak:
menunjukkan kontaminasi fluida dalam sistem Gambar 4.40 kanan. Jangan gunakan kembali.
Gambar 4.41 Penampang cam ring discoloration, ripple and large mark
Pemudaran warna cam ring dan ripple riak: menunjukan suhu sistem terlalu tinggi Gambar 4.41 kiri. Jangan gunakan kembali. Tanda besar
pada path jalur baling-baling Gambar 4.41 kanan. Jangan gunakan kembali.
Gambar 4.42 Penampang cam ring crack and scratches
Cam ring retak Gambar 4.42 kiri. Jangan gunakan kembali. Scratches goresan ringan pada path jalur baling-baling Gambar 4.42 kanan.
Jangan gunakan kembali.
Rotor
Gambar 4.43 Bagian-bagian rotor
C Drive spline. D Vane slot.
E Permukan rotor.
Pembersihan Cuci rotor dengan larutan bensin bersih. Biasanya cukup dibilas ringan.
Inspection
Perisa wear keausan vane slot dan rotor ke jarak aman ring pada saat assembly. Jarak aman baling-baling ke slot harus kurang dari 0,03 mm
0,001 inci.
Gambar 4.44 Penampang rotor vane slot clearance
Inspection jarak aman vane slot dengan gauge feeler Gambar 4.44.
Gambar 4.45 Inspection jarak aman ring ke rotor dengan Dial indicator group
1. Atur indikator pada angka 0 pada rotor Gambar 4.45 kiri. 2. Gerakkan indikator ke ring dan baca jarak amannya Gambar 4.45
kanan. Jarak aman rotor mengacu pada spesifikasi pembuatnya.
Gambar 4.46 Penampang rotor scratches and rotor smear
Scratches goresan tipis pada permukaan rotor. Tidak dapat dirasakan dengan kuku jari atau ujung pensil Gambar 4.46 kiri. Gunakan kembali.
rotor dapat diselamatkan dengan menggunakan lapping jika jarak aman ring ke rotor telah didapat. Polesan rotor: menunjukan kelebihan tekanan
atau pressure tekanan inlet rendah Gambar 4.46 kanan. Gunakan kembali. setelah penyelamatan.
Gambar 4.47 Penampang rotor scratches
Scratches goresan pada permukaan rotor yang dapat dirasakan dengan kuku jari atau ujung pensil Gambar 4.47. Jangan gunakan kembali.
Vane dan vane insert
Gambar 4.48 Bagian-bagian vane
F Pucuk baling-baling. G Ujung baling-baling.
H Vane insert.
Pembersihan
Cuci baling-baling dan vane insert sisipan baling baling dengan larutan bensin bersih. Cukup dibasuh ringan.
Inspection
Gunakan vernier calliper utnuk mengukur ketingan baling-baling. Patuhi prosedur pembuatnya untuk ketinggian minimum setelah penggerindaan.
Sudut pucuk harus 20 5
dan lebar rata pucuk harus 0,28 sampai 0,43 mm 0,011 sampai 0,01 inci.
Gambar 4.49 Vane aeration
Gambar 4.49 merupakan perbandingan pucuk baling-baling baru kanan dengan satu yang terkena aerasi kiri. Baling-baling tengah menunjukan
aus karena kontaminasi juga disertakan.
Gambar 4.50 Vane wear
Pucuk baling-baling dengan wear keausan yang dapat diterima Gambar 4.50 kiri. Baling-baling dengan kausan dari kontaminasi Gambar 4.50
kanan. Gunakan kembali - jika jarak aman baling-baling ke slot dalam batas aman dan scratches goresan tidak dapat dirasakan dengan kuku
jari atau ujung pensil.
Gambar 4.51 Vane scratches
Ujung baling-baling mengalami scratches goresan tipis yang tidak dapat dirasakan dengan kuku jari atau ujung pensil Gambar 4.51 kiri. Gunakan
kembali. Gambar 189, sebelah kanan menunjukkan tampilan untuk baling- baling baru kiri dibandingkan dengan tampilan yang mebeki dari baling-
baling yang terkena kontaminasi flida. Catat pucuk yang aus pada baling- baling di kanan.
Gambar 4.52 Vane scratches
Vane yang tergores: menunjukkan kelebihan pressure tekanan Gambar 4.52 kiri. Jangan gunakan kembali. Gambar 4.52 sebelah kanan
menunjukan tampilan vane baru kiri dibandignkan dengan tampilan baling-baling beku yang tekena kontaminasi fluida kanan.
Gambar 4.53 Vane scratches and wear
Ujung baling-baling tergores yang dapat dirasakan dengan kuku jari atau ujung pensil Gambar 4.53 kiri. Jangan gunakan kembali.
Pucuk baling-baling dengan wear keausan parah Gambar 4.53 kanan. Jangan gunakan kembali.
Shaft
Gambar 4.54 Shaft wear
Wear keausan drive spline yang disebabkan oleh kurangnya oli transmisi melalui saluran drive pompa Gambar 4.54 kiri. Jangan gunakan kembali.
Contoh korosi yang disebabkan oleh kurangnya olian pada ujung spline drive dari pompa shaft Gambar 4.54 kanan. Jangan gunakan kembali.
Gambar 4.55 Shaft grooves in seal area
Ceruk pada wilayah seal dapat dirasakan dengan kuku jari atau ujung pensil Gambar 4.55. Catat jarak shoulder J. gunakan kembali
– setelah wilayah seal yang diselamatkan sesuai prosedur yang benar lihat
“Prosedur penyelamatan wilaya shaft seal”.
1. Komponen yang paling kritikal dilakukan Technikal Analisis adalah shaft yang bersentuhan dengan bearing.
2. Cacat yang terjadi pada komponen adalah a. Scratch
b. Crack c. Discoloration
d. Break e. Broken
f. Bent g. Wear
h. Pitting i. Erosion
j. Aeration k. Smear
l. Burn oil residu m. Carbon deposit
n. Notced o. Fretting