Koefisien korelasi ganda r antara prediktor X1 dan X2 dengan Y

70 Tabel 20. Hasil Analisis Regresi X1,X2-Y Sumber Koef r r F F 0,05 2;76 p Ket Konstanta Motivasi Praktik Fasilitas Bengkel 58,580 0,184 0,086 0,587 0,345 20,012 3,13 0,000 Positif dan Signifikan

a. Persamaan garis regresi linier ganda

Persamaan garis regresi yang didapat dari hasil perhitungan pada tabel 20 diatas adalah sebagai berikut, Y = 58,580 + 0,184X1 + 0,086X2. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi X1 sebesar 0,184 yang berarti jika nilai motivasi praktik X1 meningkat satu satuan maka nilai prestasi praktik Y meningkat 0,184 satuan dengan asumsi X2 tetap. Sedangkan nilai koefisien regresi X2 sebesar 0,086 yang berarti jika nilai kelayakan fasilitas bengkel X2 meningkat satu satuan maka nilai prestasi praktik Y akan meningkat 0,086 satuan dengan asumsi X1 tetap.

b. Koefisien korelasi ganda r antara prediktor X1 dan X2 dengan Y

Perhitungan hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS menunjukkan bahwa koefisien korelasi X1 dan X2 terhadap Y R , adalah sebesar 0,587. Karena nilai koefisien korelasi R , tersebut positif, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi praktik dan kelayakan fasilitas bengkel secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap prestasi praktik pembubutan. Apabila tingkat motivasi praktik dan kelayakan fasilitas bengkel semakin tinggi maka prestasi praktik siswa akan tinggi pula, sebaliknya apabila tingkat motivasi praktik dan kelayakan fasilitas bengkel rendah maka prestasi praktik juga 71 akan rendah. Jadi dapat dikatakan bahwa pengaruh motivasi praktik dan kelayakan fasilitas bengkel secara bersama-sama terhadap prestasi praktik siswa bersifat searah. Selain itu berdasarkan tabel interpretasi koefisien korelasi, nilai koefisien korelasi tersebut masuk kedalam kategori sedang karena berada pada interval 0,400 sampai 0,599. c. Koefisien determinasi � � antara prediktor X1 dan X2 dengan Y Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi r . Koefisien ini dapat dikatakan sebagai koefisien penentu, karena varians yang terjadi pada variabel terikat dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel bebas. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa nillai koefisien determinasi X1 dan X2 dengan Y R , adalah sebesar 0,345. Hal ini menunjukkan bahwa variabel motivasi praktik dan kelayakan fasilitas bengkel memiliki kontribusi pengaruh terhadap variabel prestasi praktik sebesar 34,5 sedangkan 65,5 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh peneliti. d. Pengujian signifikansi regresi ganda dengan uji F Pengujian signifikansi bertujuan untuk mengetahui keberartian variabel motivasi praktik dan kelayakan fasilitas bengkel terhadap variabel prestasi praktik. Hipotesis yang diuji adalah motivasi praktik dan kelayakan fasilitas bengkel secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap prestasi praktik pembubutan. Berdasarkan uji signifikansi dengan menggunakan Uji F diperoleh data F hitung sebesar 20,012. Jika dibandingakan dengan F tabel pada taraf signifikansi 5 didapat F tabel 72 sebesar 3,13, maka nilai F hitung lebih besar dari F tabel 20,0123,13, sehingga motivasi praktik dan kelayakan fasilitas bengkel secara bersama- sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi praktik pembubutan.

e. Sumbangan relatif SR dan sumbangan efektif SE

Dokumen yang terkait

PENGARUH BAKAT MEKANIK, TINGKAT PEMAHAMAN TEORI PEMESINAN DAN PRESTASI PRAKTIK PEMESINAN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL.

0 1 141

KELAYAKAN FASILITAS BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

2 18 146

PENGARUH PRESEPSI SISWA TENTANG KELAYAKAN BENGKEL DAN PRESTASI TEORI PROSES PEMESINAN TERHADAP PRESTASI PRAKTIK BUBUT SISWA KELAS XII TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.

1 6 85

PENGARUH LINGKUNGAN FISIK BENGKEL DAN BIMBINGAN GURU TERHADAP PRESTASI PRAKTIK PEMESINAN SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

0 1 153

HUBUNGAN PEMAHAMAN TEORI TEKNIK PEMESINAN FRAIS DAN FASILITAS KERJA DENGAN PRESTASI PRAKTIK TEKNIK PEMESINAN FRAIS SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK N 2 PENGASIH KULON PROGO.

4 4 131

HUBUNGAN BIMBINGAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI DUNIA INDUSTRI DAN KELAYAKAN BENGKEL FABRIKASI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL DENGAN TINGKAT KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XII JURUSAN TEKNIK PEMESINAN.

0 1 172

PENGARUH FASILITAS BENGKEL DAN PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN PRAKTIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKTIK PEMESINAN SISWA KELAS XII DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL.

1 5 163

Hubungan Pemahaman Teori Pemesinan dan Fasilitas Kerja Dengan Prestasi Praktik Pemesinan Siswa kelas XI Jurusan Teknik Pemesinan di SMK Negeri 2 Depok Sleman.

0 0 159

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PRAKTIK KEJURUAN SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA.

0 0 134

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEKNIK PEMESINAN FRAIS UNTUK SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

0 0 8